PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • gt psl. 76
  • Makan Bersama seorang Farisi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Makan Bersama seorang Farisi
  • Tokoh Terbesar Sepanjang Masa
  • Bahan Terkait
  • Yesus Makan Bersama Orang Farisi
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
  • ”Belajarlah padaku”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
  • Yesus Mencela Lawan-lawannya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Yesus Mencela para Penentangnya
    Tokoh Terbesar Sepanjang Masa
Lihat Lebih Banyak
Tokoh Terbesar Sepanjang Masa
gt psl. 76

Pasal 76

Makan Bersama seorang Farisi

SETELAH Yesus menjawab para pengritik yang meragukan sumber kekuasaannya untuk menyembuhkan seorang laki-laki yang tidak dapat berbicara, seorang Farisi mengundangnya makan. Sebelum mereka makan, orang-orang Farisi mengadakan upacara mencuci tangan sampai ke siku. Mereka melakukan ini sebelum dan sesudah makan dan bahkan selagi makan. Meskipun tradisi itu tidak melanggar hukum tertulis dari Allah, namun ini melebihi apa yang Allah tuntut dalam hal kebersihan upacara.

Ketika Yesus tidak mengikuti tradisi tersebut, tuan rumahnya heran. Meskipun keheranannya mungkin tidak diungkapkan dengan kata-kata, Yesus mengetahui hal itu serta berkata, ”Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?”

Dengan demikian Yesus menyingkapkan kemunafikan orang Farisi yang secara ritual mencuci tangan mereka tetapi tidak membersihkan hati mereka dari kejahatan. Ia menasihati, ”Berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.” Pemberian mereka harus digerakkan oleh hati yang pengasih, bukan dengan keinginan untuk mengesankan orang lain dengan kebajikan mereka yang semu.

”Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi,” kata Yesus melanjutkan, ”sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” Hukum Allah bagi Israel menuntut pembayaran persepuluhan, atau sepersepuluh bagian, dari hasil ladang. Selasih dan inggu adalah tanaman atau tumbuhan kecil yang digunakan untuk membumbui makanan. Orang Farisi dengan teliti membayar sepersepuluh bahkan dari tumbuh-tumbuhan yang tidak berarti ini, tetapi Yesus mengecam mereka karena mengabaikan tuntutan yang lebih penting untuk memperlihatkan kasih, mempraktikkan kebaikan, dan bersikap sederhana.

Lebih lanjut Yesus mengutuk mereka, dengan berkata, ”Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya.” Kekotoran mereka tidak tampak. Agama orang Farisi bagus di luar tetapi di dalamnya tidak berharga! Ini didasarkan atas kemunafikan.

Setelah mendengar kecaman demikian, seorang imam, salah seorang yang mengetahui betul Taurat Allah, membantah, ”Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.”

Yesus juga meminta pertanggungjawaban para ahli Taurat itu dengan mengatakan, ”Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun. Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka.”

Beban yang Yesus sebutkan adalah tradisi lisan, tetapi imam-imam ini tidak akan mau mengangkat satu peraturan ringan pun untuk memudahkan orang-orang. Yesus mengungkapkan bahwa mereka bahkan menyetujui pembunuhan nabi-nabi, dan ia mengingatkan: ”Dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.”

Dunia umat manusia yang dapat ditebus dimulai dengan lahirnya anak-anak bagi Adam dan Hawa; karena itu, Habel hidup pada waktu ”dunia dijadikan”. Setelah pembunuhan Zakharia yang keji, tentara Siria merebut Yehuda. Akan tetapi, Yesus menubuatkan serangan yang lebih buruk atas angkatannya sendiri karena kejahatannya yang besar. Serangan ini terjadi kira-kira 38 tahun kemudian, pada tahun 70 M.

Melanjutkan kecamannya, Yesus berkata, ”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.” Para ahli Taurat merasa wajib untuk menjelaskan Firman Allah kepada orang-orang, menyingkapkan maknanya. Akan tetapi, mereka gagal melakukan ini dan bahkan menjauhkan dari orang-orang kesempatan untuk memahami.

Orang Farisi dan para ahli Taurat marah kepada Yesus karena membuka kedok mereka. Pada waktu ia meninggalkan rumah, mereka mulai menentangnya dengan ganas dan mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan. Mereka mencoba menjebaknya untuk mengucapkan sesuatu yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menangkapnya. Lukas 11:37-54; Ulangan 14:22; Mikha 6:8; 2 Tawarikh 24:20-25, BIS.

▪ Mengapa Yesus mengecam orang Farisi dan para ahli Taurat?

▪ Beban apa yang letakkan para imam atas orang-orang?

▪ Bilamanakah ”dunia dijadikan”?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan