PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w10 15/1 hlm. 24-28
  • Cara Setan Memerintah Pasti Gagal

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Cara Setan Memerintah Pasti Gagal
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Jalan Menuju Bencana
  • Mengapa Diizinkan?
  • Pemberontakan yang Malah Memuliakan Yehuwa
  • Mengapa Dunia Ini Sakit
  • Cara Yehuwa Memerintah Diteguhkan!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
  • Mengapa Allah Membiarkan Kejahatan Sampai Jaman Kita?
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
  • Para Penguasa di Alam Roh
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Mengapa Ada Banyak Orang yang Menderita?
    Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Alkitab?
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
w10 15/1 hlm. 24-28

Cara Setan Memerintah Pasti Gagal

”Orang fasik sama sekali tidak akan memperoleh kebaikan.”​—PKH. 8:13.

1. Mengapa penghakiman yang bakal dilaksanakan atas orang fasik merupakan berita yang menghibur?

CEPAT atau lambat orang-orang fasik kelak harus diadili. Mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan yang telah mereka lakukan. (Ams. 5:22; Pkh. 8:12, 13) Berita itu sungguh menghibur, khususnya bagi orang-orang yang mengasihi keadilbenaran dan yang telah menderita ketidakadilan serta perlakuan buruk orang fasik. Oknum yang paling fasik yang akan diadili ialah bapak kefasikan, Setan si Iblis.—Yoh. 8:44.

2. Mengapa dibutuhkan waktu untuk menuntaskan sengketa yang timbul di Eden?

2 Di Eden, Setan, yang termakan oleh perasaan bahwa dirinya penting, menyebabkan manusia menolak cara Yehuwa memerintah. Akibatnya, orang tua pertama kita bergabung dengan Setan untuk menantang wewenang Yehuwa yang sah dan menjadi pedosa dalam pandangan-Nya. (Rm. 5:12-14) Tentu, Yehuwa tahu bagaimana hasil akhir dari sikap tidak respek dan pemberontakan mereka. Namun, hasil yang tak terelakkan itu harus dinyatakan dengan jelas kepada semua makhluk cerdas. Jadi, dibutuhkan waktu untuk menuntaskan sengketa itu dan untuk membuktikan secara meyakinkan bahwa para pemberontak tersebut salah besar.

3. Bagaimana sikap kita terhadap pemerintahan manusia?

3 Karena manusia menolak kepemimpinan Yehuwa, mereka harus mendirikan bentuk pemerintahan sendiri. Ketika menulis kepada rekan seiman di Roma, rasul Paulus menyebut pemerintahan manusia itu sebagai ”kalangan berwenang yang lebih tinggi”. Di zaman Paulus, kalangan berwenang yang lebih tinggi terutama adalah pemerintah Roma di bawah Kaisar Nero, yang memerintah tahun 54-68 M. Paulus mengatakan bahwa kalangan berwenang yang lebih tinggi demikian ”ditempatkan oleh Allah dalam kedudukan mereka yang bersifat relatif”. (Baca Roma 13:1, 2.) Apakah hal itu berarti Paulus menyatakan bahwa pemerintahan manusia lebih unggul daripada cara Allah memerintah? Sama sekali tidak. Ia hanya mengatakan bahwa selama Yehuwa mengizinkan pemerintahan manusia ada, orang Kristen harus merespek ”pengaturan Allah” dan menerima penguasa demikian.

Jalan Menuju Bencana

4. Jelaskan mengapa pemerintahan manusia sudah pasti gagal.

4 Namun, pemerintahan manusia yang dipengaruhi Setan pasti gagal. Mengapa? Antara lain karena pemerintahan itu tidak didasarkan atas hikmat ilahi. Hanya Yehuwa yang memiliki hikmat yang sempurna. Jadi, hanya Dia sajalah pembimbing yang dapat diandalkan sehubungan dengan cara menghasilkan pemerintahan yang sukses. (Yer. 8:9; Rm. 16:27) Tidak seperti manusia, yang sering kali belajar lewat kegagalan demi kegagalan, Yehuwa selalu tahu cara terbaik untuk bertindak. Pemerintahan mana pun yang tidak mengikuti bimbingan-Nya sudah pasti tidak berhasil. Karena alasan itu saja—belum termasuk motifnya yang fasik​—pemerintahan tandingan oleh Setan melalui pemerintahan manusia dipastikan gagal sejak awal.

5, 6. Apa yang agaknya mengarahkan Setan untuk menentang Yehuwa?

5 Orang yang berakal sehat biasanya tidak akan memulai suatu upaya yang sudah pasti gagal. Jika ia berkeras untuk melakukannya, ia akan terpaksa mengakui kekeliruannya. Sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa tidak ada gunanya menentang Pencipta Yang Mahakuasa. (Baca Amsal 21:30.) Namun, Setan yang dibutakan oleh kesombongan dan keangkuhan berpaling dari Yehuwa. Dengan demikian, si Iblis tetap nekat menempuh jalan yang jelas-jelas berujung pada bencana.

6 Sikap Setan yang lancang belakangan dicerminkan oleh seorang penguasa Babilon yang membual, ”Ke langit aku akan naik. Jauh di atas bintang-bintang Allah aku akan mengangkat takhtaku, dan aku akan duduk di atas gunung pertemuan, di bagian yang paling jauh di utara. Aku akan naik melebihi tempat-tempat yang tinggi di awan; aku akan membuat diriku mirip Yang Mahatinggi.” (Yes. 14:13-15) Upaya bodoh penguasa itu gagal, dan dinasti Babilon berakhir dengan memalukan. Demikian pula, Setan dan dunianya akan segera jatuh ke dalam kekalahan total.

Mengapa Diizinkan?

7, 8. Sebutkan manfaat yang dihasilkan karena Yehuwa mengizinkan kefasikan untuk sementara waktu.

7 Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa Yehuwa tidak mencegah manusia berpihak kepada Setan dan mengikuti rencana untuk membuat pemerintahan tandingan yang sudah pasti gagal. Sebagai Allah Yang Mahakuasa, Ia pasti bisa mencegahnya. (Kel. 6:3) Akan tetapi, Ia menahan diri. Karena hikmat-Nya, Ia tahu bahwa dengan tidak turun tangan untuk sementara waktu, hasil terbaik akan dicapai dalam jangka panjang. Pada akhirnya, Yehuwa akan diteguhkan sebagai Penguasa yang adil-benar serta pengasih, dan manusia yang setia akan mendapat manfaat dari keputusan Allah.

8 Betapa banyak kesengsaraan yang tidak akan terjadi atas keluarga manusia seandainya manusia menampik upaya Setan dan menolak untuk menuntut kemerdekaan dari pemerintahan Allah! Namun, keputusan Yehuwa untuk mengizinkan manusia memerintah diri sendiri selama suatu masa ada manfaatnya. Hal itu telah meninggalkan kesan yang dalam pada diri orang-orang berhati jujur tentang pentingnya mendengarkan Allah dan percaya kepada-Nya. Selama berabad-abad, manusia telah mencoba-coba berbagai jenis pemerintahan, namun tidak satu pun terbukti ideal. Fakta itu telah memperkuat keyakinan para penyembah Allah bahwa cara Yehuwa memerintah memang yang terbaik. Tentu, karena Yehuwa mengizinkan pemerintahan fasik Setan, umat manusia menderita, termasuk orang-orang yang dengan setia menyembah Allah. Tetapi, dengan diizinkannya kefasikan untuk sementara waktu, para penyembah yang setia ini juga mendapat manfaat.

Pemberontakan yang Malah Memuliakan Yehuwa

9, 10. Jelaskan bagaimana pemerintahan Setan menghasilkan kemuliaan bagi Yehuwa.

9 Dengan membiarkan manusia dipengaruhi Setan dan memerintah diri, tidak berarti bahwa cara Yehuwa memerintah tidak baik. Justru sebaliknya! Sejarah membuktikan bahwa pernyataan Yeremia, yang diucapkan di bawah ilham, tentang ketidakmampuan manusia untuk memerintah diri sendiri ternyata benar. (Baca Yeremia 10:23.) Selain itu, pemberontakan Setan telah memberi Yehuwa kesempatan untuk mempertunjukkan sifat-sifat baik-Nya secara lebih nyata. Mengapa demikian?

10 Selama pemerintahan Setan yang membawa bencana, sifat-sifat Yehuwa yang sempurna malah lebih diperjelas lagi. Dengan cara ini, Ia telah diagungkan di mata orang-orang yang mengasihi-Nya. Ya, walaupun kedengarannya bertentangan, cara Setan memerintah justru memuliakan Allah. Hal itu menonjolkan keunggulan cara Yehuwa menangani tantangan terhadap kedaulatan-Nya. Untuk mengilustrasikan kebenaran itu, mari kita bahas dengan singkat beberapa sifat Yehuwa dan bagaimana pemerintahan Setan yang fasik telah menggerakkan Yehuwa untuk memperlihatkan sifat-sifat ini dengan cara-cara lain.

11. Bagaimana kasih Yehuwa dinyatakan?

11 Kasih. Alkitab memberi tahu kita bahwa ”Allah adalah kasih”. (1 Yoh. 4:8) Penciptaan manusia memang merupakan pernyataan kasih Allah. Selain itu, cara kita dibuat dengan menakjubkan dan membangkitkan rasa takut menjadi bukti kasih Allah. Yehuwa juga dengan pengasih memberi manusia tempat tinggal yang indah dengan segala hal yang diperlukan agar mereka bahagia. (Kej. 1:29-31; 2:8, 9; Mz. 139:14-16) Tetapi, ketika kefasikan mulai ada dalam keluarga manusia, Yehuwa menyatakan kasih-Nya dengan cara baru. Bagaimana? Rasul Yohanes mengutip kata-kata Yesus, ”Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi.” (Yoh. 3:16) Tidak ada cara yang lebih menakjubkan yang bisa Allah perlihatkan terhadap umat manusia selain mengutus Putra satu-satunya yang diperanakkan ke bumi untuk menebus para pedosa. (Yoh. 15:13) Pernyataan kasih yang besar ini juga menjadi pola bagi manusia, memberi mereka kesempatan untuk mencerminkan kasih Allah yang rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang Yesus lakukan.​—Yoh. 17:25, 26.

12. Dengan cara apa kuasa Yehuwa dipertunjukkan?

12 Kuasa. Hanya ’Allah Yang Mahakuasa’ yang memiliki kuasa untuk menciptakan kehidupan. (Pny. 11:17; Mz. 36:9) Sewaktu dilahirkan, manusia seakan-akan memulai kehidupannya seperti selembar kertas kosong. Ketika mati, ia telah mengisi lembaran kosong itu dengan berbagai keputusan, tindakan, dan pengalaman seumur hidup yang membentuk kepribadian yang khas. Informasi ini dapat disimpan dalam ingatan Yehuwa. Pada waktunya, Yehuwa dapat menghidupkan kembali orang itu, lengkap dengan segala keunikannya. (Yoh. 5:28, 29) Jadi, meskipun bukan maksud-tujuan Allah yang semula bagi manusia, kematian telah memberi Yehuwa kesempatan untuk mempertunjukkan bahwa kuasa-Nya sanggup menaklukkan kematian. Sungguh, Yehuwa adalah ’Allah Yang Mahakuasa’.

13. Bagaimana korban Yesus merupakan pertunjukan keadilan Yehuwa yang sempurna?

13 Keadilan. Yehuwa tidak berdusta ataupun bertindak tidak adil. (Ul. 32:4; Tit. 1:2) Ia selalu berpegang pada standar tertinggi kebenaran dan keadilan, meskipun Ia tampaknya dirugikan. (Rm. 8:32) Pasti Yehuwa merasa sangat pedih hati ketika melihat Putra yang Ia kasihi mati di tiang siksaan, seolah-olah Yesus adalah penghujah yang tidak setia! Namun, karena mengasihi manusia yang tidak sempurna, Yehuwa bersedia mengizinkan peristiwa yang menyakitkan ini terjadi demi menjunjung standar keadilan-Nya yang sempurna. (Baca Roma 5:18-21.) Dunia yang penuh ketidakadilan memberi Yehuwa kesempatan untuk mempertunjukkan bahwa Dialah pribadi yang paling adil.

14, 15. Dengan cara apa saja hikmat dan kesabaran Yehuwa yang unggul dinyatakan?

14 Hikmat. Segera setelah Adam dan Hawa berdosa, Yehuwa menyingkapkan cara Ia akan meniadakan semua pengaruh buruk akibat pemberontakan mereka. (Kej. 3:15) Tindakan yang cepat itu, juga tindakan-Nya untuk menyingkapkan secara progresif perincian maksud-tujuan ini kepada para hamba-Nya, sangat menonjolkan hikmat Yehuwa. (Rm. 11:33) Tidak ada yang dapat menghalangi kesanggupan Allah untuk menangani persoalan dengan sukses. Di dunia yang diwarnai amoralitas, peperangan, sikap tidak masuk akal, ketidaktaatan, sikap tidak suka mengampuni, sikap berat sebelah, dan kemunafikan, Yehuwa punya banyak kesempatan untuk menunjukkan kepada makhluk ciptaan-Nya apa hikmat sejati itu. Sang murid Yakobus mengatakan, ”Hikmat yang datang dari atas adalah pertama-tama murni, lalu suka damai, bersikap masuk akal, siap untuk taat, penuh belas kasihan dan buah yang baik, tidak membeda-bedakan orang, tidak munafik.”—Yak. 3:17.

15 Kepanjangsabaran. Kepanjangsabaran Yehuwa mungkin tidak akan menonjol seandainya Ia tidak perlu berurusan dengan ketidaksempurnaan, dosa, dan kelemahan manusia. Kerelaan Yehuwa untuk melakukannya selama ribuan tahun memperlihatkan bahwa Ia memiliki sifat yang menakjubkan ini secara sempurna, dan karena itu kita semestinya sangat bersyukur. Rasul Petrus dengan tepat menyatakan bahwa kita seharusnya ’menganggap kesabaran Tuan kita sebagai keselamatan’.​—2 Ptr. 3:9, 15.

16. Mengapa kerelaan Yehuwa untuk mengampuni adalah alasan untuk sangat bersukacita?

16 Kerelaan untuk Mengampuni. Kita semua adalah pedosa, dan kita semua sering tersandung. (Yak. 3:2; 1 Yoh. 1:8, 9) Betapa bersyukurnya kita bahwa Yehuwa rela mengampuni ”dengan limpah”! (Yes. 55:7) Perhatikan juga fakta ini: Karena terlahir sebagai manusia berdosa dan tidak sempurna, kita berkesempatan untuk merasakan sukacita yang besar ketika Allah mengampuni kesalahan kita. (Mz. 51:5, 9, 17) Dengan merasakan sendiri sifat Yehuwa yang menghangatkan hati itu, kasih kita kepada-Nya akan diperkuat dan kita akan terdorong untuk mengikuti teladan-Nya ketika berurusan dengan orang lain.​—Baca Kolose 3:13.

Mengapa Dunia Ini Sakit

17, 18. Dengan cara apa saja pemerintahan Setan telah gagal?

17 Seluruh sistem dunia Setan​—produk dari cara ia memerintah—sudah berulang kali dan terus-menerus gagal selama berabad-abad. Pada tahun 1991, surat kabar The European menyatakan, ”Apakah dunia ini sakit? Ya, memang, tetapi . . . bukan karena perbuatan Allah​—dunia ini sakit karena ulah penduduknya.” Sungguh tepat! Karena dipengaruhi Setan, orang tua pertama kita memilih pemerintahan manusia ketimbang pemerintahan Yehuwa. Dengan demikian, mereka memulai dijalankannya suatu pemerintahan yang sudah pasti gagal. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami orang-orang di seluruh dunia adalah tanda bahwa pemerintahan manusia terkena penyakit yang mengerikan.

18 Daya tarik pemerintahan Setan adalah sifat mementingkan diri. Namun, sifat mementingkan diri tidak pernah menaklukkan kasih, yang mendasari cara Yehuwa memerintah. Cara Setan memerintah telah gagal menghasilkan kestabilan, kebahagiaan, atau keamanan. Cara Yehuwa memerintah tetap diteguhkan! Apakah kita memiliki bukti di zaman modern tentang hal itu? Ya, seperti yang akan kita lihat di artikel berikut.

Apa yang Telah Kita Pelajari tentang Pemerintahan dengan Membaca . . .

• Roma 13:1, 2?

• Amsal 21:30?

• Yeremia 10:23?

• Kolose 3:13?

[Gambar di hlm. 25]

Pemerintahan Setan tidak pernah bermanfaat bagi manusia

[Keterangan]

U.S. Army photo

WHO photo by P. Almasy

[Gambar di hlm. 26]

Kuasa Yehuwa sanggup menaklukkan kematian

[Gambar di hlm. 27]

Kasih dan keadilan Yehuwa dinyatakan dengan mengorbankan Putra-Nya

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan