PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w91 15/7 hlm. 12-17
  • Senangkan Yehuwa dengan Menunjukkan Kebaikan Hati

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Senangkan Yehuwa dengan Menunjukkan Kebaikan Hati
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apa Kebaikan Hati Itu
  • Hindari Kebaikan Hati yang Keliru
  • Kebaikan Hati Dihubungkan dengan Kasih
  • Imbalan dari Kebaikan Hati
  • Menghargai Kasih Kemurahan Allah
  • Umat Allah Harus Mengasihi Kebaikan Hati
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2004
  • Kebaikan Hati yang Tidak Selayaknya Diperoleh
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Mengejar Kebaikan Hati dalam Dunia yang Tidak Bersahabat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2004
  • Kebaikan Hati—Sifat yang Ditunjukkan dengan Kata-Kata dan Tindakan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2018
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
w91 15/7 hlm. 12-17

Senangkan Yehuwa dengan Menunjukkan Kebaikan Hati

”Apakah yang dituntut Yehuwa daripadamu selain berlaku adil dan mengasihi kebaikan hati dan dengan bersahaja hidup dengan Allahmu?”​—MIKHA 6:8, ”NW”.

1. Mengapa seharusnya tidak mengejutkan kita bahwa Yehuwa mengharapkan umat-Nya untuk menunjukkan kebaikan hati?

YEHUWA mengharapkan umat-Nya untuk menunjukkan kebaikan hati. Hal ini seharusnya tidak mengejutkan kita. Allah sendiri berlaku baik hati kepada semua, bahkan kepada orang-orang jahat yang tidak tahu berterima kasih. Sehubungan dengan hal ini Kristus Yesus berkata kepada murid-muridnya, ”Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”​—Lukas 6:35, 36.

2. Pertanyaan-pertanyaan apa yang patut kita pertimbangkan berkenaan kebaikan hati?

2 Seperti dinyatakan dalam Mikha 6:8, mereka yang berjalan dengan Allah harus sungguh-sungguh ”mengasihi kebaikan hati”. Jelaslah, Yehuwa berkenan bila hamba-hamba-Nya mengasihi kebaikan hati dan menunjukkannya dengan sepenuh hati. Akan tetapi, apakah kebaikan hati? Apakah manfaat-manfaat yang dihasilkannya dengan menunjukkannya? Dan bagaimana sifat ini dapat ditunjukkan?

Apa Kebaikan Hati Itu

3. Apakah definisi kebaikan hati?

3 Kebaikan hati adalah sifat suka menunjukkan minat aktif terhadap orang-orang lain. Itu ditunjukkan dengan perbuatan yang bersifat menolong dan tutur kata yang penuh timbang rasa. Berlaku baik hati berarti melakukan apa yang baik dan bukan apa yang merugikan. Seorang yang baik hati bersikap ramah, lembut, simpatik, dan sopan. Dia memiliki sikap murah hati dan penuh timbang rasa terhadap orang-orang lain. Dan kebaikan hati merupakan bagian tenunan dari pakaian lambang setiap orang kristiani sejati, karena Paulus mendesak, ”Kenakanlah belas kasihan, kemurahan [”kebaikan hati”, NW], kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.”—Kolose 3:12.

4. Bagaimana Yehuwa telah mengambil prakarsa di dalam menunjukkan kebaikan hati kepada umat manusia?

4 Yehuwa yang mengambil prakarsa dalam menunjukkan kebaikan hati. Seperti rasul Paulus katakan, adalah ”ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasihNya kepada manusia” bahwa ”Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus”. (Titus 3:4, 5) Allah membersihkan, atau ’memandikan’, orang-orang kristiani terurap di dalam darah Yesus, menerapkan jasa korban tebusan Yesus demi kepentingan mereka. Mereka juga diperbaharui melalui roh suci-Nya menjadi ”ciptaan baru” sebagai putra-putra Allah yang diperanakkan roh. (2 Korintus 5:17) Tentu saja, kebaikan hati Allah dan kasih-Nya terhadap manusia juga mencakup suatu ”kumpulan besar” internasional, yang telah ”mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba”. (Wahyu 7:9, 14; 1 Yohanes 2:1, 2) Selain itu, kaum terurap dan kumpulan besar, dengan suatu harapan di bumi, semuanya berada di bawah kuk Yesus yang ”menyenangkan”.—Matius 11:30, BIS.

5. Mengapa hendaknya kita mengharapkan mereka yang dibimbing oleh roh Allah menunjukkan kebaikan hati kepada orang-orang lain?

5 Kebaikan hati juga merupakan bagian dari buah roh suci Allah, atau tenaga aktif-Nya. Paulus berkata, ”Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan [”kebaikan hati”, NW], kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22, 23) Jadi apa yang hendaknya kita harapkan dari mereka yang dibimbing oleh roh Allah? Pasti, mereka akan menunjukkan kebaikan hati kepada orang-orang lain.

6. Kebaikan hati seharusnya menggerakkan para penatua dan orang-orang kristiani lainnya untuk bertindak dengan cara bagaimana?

6 Kebaikan hati dapat dipertunjukkan dalam banyak cara. Kita menunjukkan kebaikan hati bila kita berbelas kasihan. Misalnya, para penatua Kristen berlaku baik hati bila mereka memberikan pengampunan kepada seorang pedosa yang bertobat dan berupaya membantunya secara rohani. Sifat kebaikan hati yang diberikan Allah ini membuat para pengawas berlaku sabar, memperlihatkan timbang rasa, berbelas kasihan, dan lembut. Itu menggerakkan mereka untuk ”menyayangkan kawanan”. (Kisah 20:28, 29) Sesungguhnya, buah roh kebaikan hati hendaknya menggerakkan semua orang kristiani untuk suka mengampuni, sabar, memperlihatkan timbang rasa, berbelas kasihan, ramah, dan suka menyediakan tumpangan.

Hindari Kebaikan Hati yang Keliru

7. Mengapa kebaikan hati yang keliru merupakan kelemahan?

7 Beberapa orang memandang kebaikan hati sebagai kelemahan. Mereka merasa bahwa seseorang harus keras, bahkan kasar sewaktu-waktu, sehingga orang-orang lain akan terkesan oleh kekuatannya. Akan tetapi, tepatlah kata orang bahwa ”kekasaran adalah tiruan dari kekuatan seorang yang lemah”. Sesungguhnya, dibutuhkan kekuatan yang sejati untuk betul-betul berlaku baik hati dan untuk menghindari kebaikan hati yang keliru. Kebaikan hati yang merupakan salah satu buah roh Allah bukanlah suatu sikap lemah dan berkompromi terhadap tingkah laku salah. Sebaliknya, sifat kebaikan hati yang keliru adalah suatu kelemahan yang menyebabkan seseorang membiarkan perbuatan salah.

8. (a) Sehubungan dengan putra-putranya, bagaimanakah Eli terbukti lemah? (b) Mengapa para penatua hendaknya waspada agar tidak menyerah kepada kebaikan hati yang keliru?

8 Eli, imam besar Israel, lemah dalam mendisiplin putra-putranya, Hofni dan Pinehas, yang berdinas sebagai imam-imam di kemah ibadat. Tidak puas dengan bagian korban yang ditetapkan bagi mereka menurut hukum Allah, mereka menyuruh seorang pembantu meminta daging mentah dari seorang yang akan mempersembahkan korban sebelum lemak dari korban itu dibakar di atas mezbah. Putra-putra Eli juga mengadakan hubungan amoral dengan wanita-wanita yang melayani di pintu kemah ibadat. Namun, Eli bukannya memecat Hofni dan Pinehas dari jabatan mereka, ia hanya menegur mereka secara lembut, lebih menghormati putra-putranya daripada Allah. (1 Samuel 2:12-29) Tidak heran bahwa ”pada masa itu firman [Yehuwa] jarang”! (1 Samuel 3:1) Jadi para penatua Kristen tidak boleh menyerah kepada cara berpikir yang salah atau mempertunjukkan kebaikan hati yang keliru yang dapat membahayakan kerohanian sidang. Kebaikan hati yang sejati tidak buta terhadap tutur kata dan perbuatan jahat yang melanggar patokan-patokan Allah.

9. (a) Sikap apa dapat menolong kita agar tidak menyerah kepada kebaikan hati yang keliru? (b) Bagaimana Yesus menunjukkan kekuatan di dalam menangani ahli-ahli agama yang murtad?

9 Bila kita ingin menghindari agar tidak menunjukkan kebaikan hati yang keliru, kita harus berdoa memohon bantuan Allah untuk memiliki kekuatan sedemikian seperti nyata dalam kata-kata pemazmur, ”Menjauhlah dari padaku, hai penjahat-penjahat; aku hendak memegang perintah-perintah Allahku.” (Mazmur 119:115) Kita juga perlu mengikuti teladan Kristus Yesus yang tidak pernah bersalah menunjukkan kebaikan hati yang keliru. Sesungguhnya, Yesus merupakan lambang dari kebaikan hati yang sejati itu. Misalnya, ’dia merasa kasihan kepada orang-orang karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala’. Karena itu, orang-orang yang berhati jujur merasa bebas untuk menghampiri Yesus, bahkan membawa anak-anak mereka yang masih kecil kepadanya. Coba bayangkan kebaikan hati dan belas kasihan yang ia perlihatkan ketika ”Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tanganNya atas mereka Ia memberkati mereka!” (Matius 9:36; Markus 10:13-16) Meskipun Yesus baik hati, namun dia teguh untuk apa yang benar dalam pandangan Bapak surgawinya. Yesus tidak pernah membiarkan kejahatan; dia memiliki kekuatan yang diberikan Allah untuk mengecam pemimpin-pemimpin agama yang munafik. Di Matius 23:13-26, beberapa kali Yesus mengulangi pernyataan, ”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik!” Setiap kali, Yesus memberikan alasan untuk penghukuman ilahi.

Kebaikan Hati Dihubungkan dengan Kasih

10. Bagaimana murid-murid Yesus menunjukkan kebaikan hati dan kasih kepada rekan-rekan seiman?

10 Mengenai para pengikutnya, Yesus berkata, ”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:35) Dan apakah satu aspek dari kasih yang merupakan tanda pengenal murid-murid Yesus yang sejati? Paulus berkata, ”Kasih itu panjang sabar dan baik hati.” (1 Korintus 13:4, NW) Berlaku panjang sabar dan baik hati berarti kita menahan ketidaksempurnaan dan kegagalan orang-orang lain, seperti yang Yehuwa lakukan dengan baik hati. (Mazmur 103:10-14; Roma 2:4; 2 Petrus 3:9, 15) Kasih dan kebaikan hati Kristen juga nyata pada waktu kesulitan-kesulitan menimpa rekan-rekan seiman di suatu tempat di bumi. Memberikan tanggapan dengan berlaku lebih daripada hanya ”sangat ramah” secara manusiawi, umat kristiani di mana-mana menunjukkan kasih persaudaraan dengan menyumbangkan harta benda untuk menolong penyembah-penyembah Yehuwa yang mengalami kesulitan demikian.—Kisah 28:2.

11. Menurut Alkitab, apakah kebaikan hati yang penuh kasih sayang itu?

11 Kebaikan hati dihubungkan dengan kasih di dalam ungkapan ”kebaikan hati yang penuh kasih sayang” yang sering digunakan di dalam Alkitab. Ini merupakan kebaikan hati yang memancar dari kasih yang loyal. Kata kerja Ibrani yang diterjemahkan ”kebaikan hati yang penuh kasih sayang” (cheʹsedh) mencakup lebih daripada hanya perhatian yang lembut. Ini adalah kebaikan hati yang dengan pengasih mengikatkan diri kepada satu obyek sampai maksud-tujuan yang berhubungan dengannya terwujud. Kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Yehuwa, atau kasih-Nya yang loyal, dipertunjukkan dalam berbagai cara. Misalnya, itu ditunjukkan dalam tindakan-Nya untuk mendatangkan kelepasan dan perlindungan.—Mazmur 6:5; 40:12; 143:12.

12. Sewaktu hamba-hamba Yehuwa berdoa memohon bantuan atau kelepasan, mengenai apakah mereka dapat yakin?

12 Tidak heran kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Yehuwa menggerakkan orang-orang untuk menghampiri Dia! (Yeremia 31:3) Sewaktu hamba-hamba Yehuwa yang setia membutuhkan kelepasan atau bantuan, mereka tahu bahwa kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Yehuwa sungguh-sungguh merupakan kasih yang loyal, yang tidak akan mengecewakan mereka. Karena itu, mereka dapat berdoa dalam iman, seperti yang dilakukan penggubah mazmur yang berkata, ”Tetapi aku, kepada kasih setiaMu [”kebaikan hati yang penuh kasih sayang”, NW] aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanMu.” (Mazmur 13:6) Karena kasih Allah bersifat loyal, hamba-hamba-Nya tidaklah dengan sia-sia percaya akan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Allah. Sewaktu mereka berdoa memohon bantuan atau kelepasan mereka memiliki jaminan ini, ”[Yehuwa] tidak akan membuang umatNya, dan milikNya sendiri tidak akan ditinggalkanNya.”—Mazmur 94:14.

Imbalan dari Kebaikan Hati

13, 14. Mengapa seorang yang baik hati memiliki sahabat-sahabat yang loyal?

13 Dalam meniru Yehuwa, hamba-hamba-Nya ’menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang dan belas kasihan kepada masing-masing’. (Zakharia 7:9, NW; Efesus 5:1) ”Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya [”kebaikan hati yang penuh kasih sayang”, NW]” dan seseorang yang menunjukkan sifat ini menuai imbalan yang limpah. (Amsal 19:22) Apakah beberapa di antaranya?

14 Kebaikan hati membuat kita bijaksana dan dengan demikian membantu kita mempertahankan hubungan yang baik dengan orang-orang lain. Seorang yang bijaksana mengatakan dan melakukan hal-hal atau menangani situasi yang sulit dengan cara yang penuh timbang rasa dan tidak bersifat menyerang. Seorang yang kejam dijauhi masyarakat, ”orang yang murah hati [”memiliki kebaikan hati yang penuh kasih sayang”, NW] berbuat baik kepada diri sendiri”. (Amsal 11:17) Orang menghindari seorang yang kejam tetapi tertarik kepada orang yang menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih sayang kepada mereka. Karena itu, seorang yang baik hati memiliki sahabat-sahabat yang loyal.—Amsal 18:24.

15. Akibat apa yang dapat ditimbulkan oleh kebaikan hati di dalam suatu rumah tangga yang terbagi secara agama?

15 Seorang istri kristiani dengan suami yang tidak beriman dapat menarik suaminya kepada kebenaran Allah dengan sifat baik hati demikian. Sebelum belajar kebenaran dan mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya, dia mungkin tidak bersifat baik hati, bahkan suka bertengkar. (Efesus 4:24) Bila suaminya telah mengetahui amsal-amsal tertentu, boleh jadi dia setuju sekali bahwa ”pertengkaran seorang isteri adalah seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik” dan ”lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah”. (Amsal 19:13; 21:19) Akan tetapi, kini tingkah laku istri Kristen yang murni dan respeknya yang dalam disertai sifat-sifat seperti kebaikan hati, dapat membantu untuk memenangkan teman hidupnya kepada iman yang sejati. (1 Petrus 3:1, 2) Ya, ini mungkin salah satu berkat dari kebaikan hatinya.

16. Bagaimana kita dapat memperoleh manfaat dari kebaikan hati yang ditunjukkan kepada kita?

16 Kebaikan hati yang ditunjukkan kepada kita mungkin mendatangkan manfaat dengan membuat kita menjadi lebih berbelas kasihan dan suka mengampuni. Misalnya, bila kita membutuhkan bantuan rohani dan diperlakukan secara baik hati dan lembut, bukankah ini akan membuat kita lebih cenderung untuk berurusan dengan orang-orang lain dengan cara serupa? Nah, penanganan yang baik hati dan lembut dapat diharapkan dari pria-pria yang memenuhi syarat secara rohani karena Paulus menulis, ”Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” (Galatia 6:1) Penatua yang terlantik berkata-kata dengan lembut dan baik hati sewaktu mereka berupaya menolong rekan-rekan seiman yang berbuat salah. Tidak soal apakah secara pribadi kita telah menerima bantuan baik hati sedemikian atau tidak, apa yang Allah harapkan dari semua yang melayani Dia? Semua orang kristiani harus menunjukkan kebaikan hati kepada orang-orang lain dan hendaknya mengindahkan nasihat Paulus, ”Hendaklah kamu ramah [”baik hati”, NW] seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:32) Tentu saja, jikalau kita telah diampuni oleh seseorang atau telah ditolong mengatasi kesulitan rohani dengan cara yang baik hati, ini hendaknya meningkatkan kapasitas kita sendiri untuk memberikan pengampunan, belas kasihan dan kebaikan hati.

Menghargai Kasih Kemurahan Allah

17. Karena kita adalah pedosa-pedosa sejak lahir, untuk kebaikan hati apakah kita khususnya harus berterima kasih?

17 Karena kita semua dilahirkan sebagai pedosa yang sudah dijatuhi hukuman mati, ada suatu kebaikan hati yang kita khususnya perlu berterima kasih. Itu adalah kasih kemurahan atau kebaikan hati yang tidak layak kita terima dari Allah Yehuwa. Membebaskan para pedosa dari kutukan maut dan menyatakan mereka benar merupakan suatu kebaikan hati yang betul-betul tidak layak diberikan. Paulus, yang 90 kali menyebut tentang kasih kemurahan Allah di dalam 14 suratnya yang diilhami ilahi, memberi tahu umat kristiani di Roma purba, ”Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:23, 24) Betapa kita patut menghargai kasih kemurahan yang ditunjukkan oleh Allah Yehuwa!

18, 19. Bagaimana kita dapat menghindari agar tidak menyia-nyiakan kasih kemurahan Allah?

18 Dengan tidak menunjukkan penghargaan, kita dapat menyia-nyiakan kasih kemurahan Allah. Sehubungan dengan hal ini Paulus berkata, ”Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman [di Yesaya 49:8]: ’Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.’ Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah.” (2 Korintus 5:20–6:4) Apa yang ada dalam pikiran Paulus?

19 Umat kristiani terurap adalah duta-duta yang mewakili Kristus, dan kumpulan besar adalah utusan-utusannya. Mereka bersama-sama mendesak orang-orang untuk diperdamaikan dengan Allah agar dapat memperoleh keselamatan. Paulus tidak ingin siapa pun menerima kasih kemurahan Allah Yehuwa melalui Kristus Yesus dan menyia-nyiakan maksud-tujuan-Nya. Itu dapat terjadi atas diri kita bila kita gagal menunaikan pekerjaan yang dimungkinkan bagi kita oleh kasih kemurahan tersebut. Berada dalam perdamaian dengan Allah sebagai orang-orang yang telah diperdamaikan dengan Dia, kita tidak akan menerima kasih kemurahan-Nya dengan sia-sia bila kita menunaikan ”pelayanan pendamaian, yaitu bahwa Allah dengan perantaraan Kristus mendamaikan dunia kepada diri-Nya”. (2 Korintus 5:18, 19, NW) Kita akan juga menunjukkan kebaikan hati yang besar kepada orang-orang lain dengan menolong mereka untuk diperdamaikan dengan Allah.

20. Apa yang akan kita periksa selanjutnya?

20 Hamba-hamba Yehuwa menggunakan waktu dan sumber daya mereka di dalam perbuatan kebaikan hati sewaktu mereka berupaya menolong orang-orang secara rohani melalui pelayanan Kristen. Akan tetapi, apa yang dapat kita pelajari dari contoh-contoh Alkitab mengenai kebaikan hati yang dipraktikkan? Marilah kita memeriksa beberapa dari contoh ini dan mempertimbangkan cara-cara lain untuk menyenangkan Yehuwa dengan memperlihatkan kebaikan hati.

Apa Jawaban Saudara?

◻ Apakah kebaikan hati itu?

◻ Bagaimana kita dapat menghindari menyerah kepada kebaikan hati yang keliru?

◻ Mengapa umat Yehuwa dapat mempercayai kebaikan hati yang penuh kasih sayang dari Yehuwa?

◻ Apa saja imbalan dari kebaikan hati?

◻ Dengan melakukan apa kita tidak akan menyia-nyiakan maksud-tujuan dari kasih kemurahan Allah?

[Gambar di hlm. 13]

Kebaikan hati membuat para penatua Kristen berlaku sabar, memperlihatkan timbang rasa, dan berbelas kasihan

[Gambar di hlm. 15]

Kebaikan hati seorang wanita Kristen dapat membantu pasangannya masuk kebenaran

[Gambar di hlm. 17]

Kita dapat menunjukkan kebaikan hati yang terbesar kepada orang-orang lain dengan membantu mereka untuk diperdamaikan dengan Allah

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan