PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g86_No16 hlm. 20-21
  • Apakah Merokok Benar-Benar Salah?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Merokok Benar-Benar Salah?
  • Sedarlah!—1986 (No. 16)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Akibatnya atas Kehidupan Anda
  • Kerugian Rohani karena Kecanduan
  • Sisi Gelap dari Farmasi
  • Bagaimana Pandangan Allah Soal Merokok?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2014
  • Apakah Merokok Itu Dosa?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • Apakah Menjadi Soal bagi Allah Jika Saya Merokok?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
  • Rokok−Apakah Anda Menolaknya?
    Sedarlah!—1996
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1986 (No. 16)
g86_No16 hlm. 20-21

Pandangan Alkitab

Apakah Merokok Benar-Benar Salah?

”MENGAPA saya tidak boleh merokok jika saya menikmatinya? Jika resikonya kesehatan, itu urusan saya sendiri.” Bagi jutaan orang yang mendapatkan kenikmatan dari merokok, ”logika” sedemikian memang meyakinkan.

Namun, laporan-laporan berita pada tahun 1985 menyatakan bahwa merokok merupakan penyebab dari 100.000 kematian dalam satu tahun di Inggris, 350.000 dalam satu tahun di Amerika Serikat, dan sepertiga dari seluruh jumlah kematian di Yunani. Menurut akal sehat masyarakat tidak akan meremehkan apa yang ditunjuk oleh angka-angka ini. Namun kenyataannya, itu diabaikan. Mengapa?

Antara lain, banyak pemimpin agama tidak mau melancarkan tekanan moral apapun kepada umat mereka supaya berhenti merokok. Pandangan mereka dinyatakan oleh penulis sebuah buku berjudul The Christian Moral Vision (Pandangan Moral Kristen). Dia melihat ”tidak ada dasar kebenaran untuk memberikan tekanan moral” kepada orang yang, ”setelah memikirkan resikonya . . . [terus] merokok demi kenikmatan yang diperolehnya”. Namun apakah ini sudut pandangan Alkitab? Apakah karena ”kenikmatan”, kita dibenarkan mengambil resiko yang tidak perlu?

Tidak, tidak demikian. Bukankah lebih masuk akal untuk berusaha memelihara kesehatan jasmani dan mental yang baik? Demi kebaikan kita sendiri dan karena menghargai orang-orang yang kita cintai dan Pencipta kita, Alkitab menyatakan bahwa kita harus ”menyucikan diri kita dari semua pencemaran [kekotoran] jasmani dan rohani”. (2 Korintus 7:1) Apakah merokok hanya menimbulkan kerugian pada tubuh jasmani?

Akibatnya atas Kehidupan Anda

Kebiasaan merokok dapat mencengkeram anda dengan kuat bukan hanya secara fisik tetapi juga mental. Selain mencemari tubuh, tembakau menyusup ke dalam seluruh ”semangat” yang menggerakkan pikiran, pekerjaan, waktu bermain—suasana hati dari kegiatan perokok itu sehari-hari. Seorang wartawan mengakui dalam Readerˈs Digest, ”Tanpa jumlah rokok yang saya isap setiap hari, saya tidak dapat menulis, makan, tidur, hubungan seks atau bahkan bersenang-senang dengan anak-anak saya.”

Mengapa tembakau sangat berakar dalam kehidupan orang-orang, bahkan sampai mereka mengabaikan kerugian akhir yang harus mereka hadapi—kematian? Mengenai keadaan di Inggris, ahli psikiater Yudy Greenwood menulis dalam Glasgow Herald tanggal 3 Januari 1985, ”Jika 100.000 orang meninggal karena suatu penyebab lain yang sebenarnya dapat dicegah, . . . hal itu akan membangkitkan kemarahan nasional. . . . Tetapi lain halnya dengan merokok . . . Kecanduan sosial yang khusus ini begitu mendarah-daging dalam kebudayaan dan perdagangan kita . . . sehingga nampaknya kita telah memperkembangkan suatu blind spot (ketumpulan) dalam akal sehat kita secara nasional.”

Kerugian Rohani karena Kecanduan

Ya, bukan hanya kesenangan saja, tetapi kecanduan juga menghasilkan blind spot (ketumpulan) moral dalam ”semangat” masyarakat dewasa ini. Dan Dr. Richard Pollin, direktur Yayasan Nasional untuk Penyalahgunaan Obat-Obat Bius (di A.S.), menegaskan bahwa merokok kini adalah kecanduan yang paling serius dan meluas di dunia—bahkan lebih buruk dari pada heroin.

Dalam sudut pandangan Alkitab tidak ada blind spot atau hal-hal yang tak dapat dinilai berkenaan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kecanduan yang menjadikan kita budak dari suatu kebiasaan dan dari orang-orang yang memperdagangkannya, ”Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia,” kata 1 Korintus 7:23.

Apakah kecanduan pada obat-obat bius dan jamu-jamu hal yang umum pada jaman Alkitab? Ya, kata Tobacco and Kentucky, dengan menyebutkan ”bukti dari pipa pada jaman pra sejarah yang digali di . . . Lautan Tengah dan pedalaman di Asia Kecil [digunakan untuk mengisap] . . . kanabis (mariyuana) dan jamu-jamu lain”. Sebenarnya, buku itu menambahkan, ”pengasapan dengan, atau dihisapnya, asap dari berbagai bahan merupakan kebiasaan yang suci, menyembuhkan, atau menyenangkan . . . sejak waktu yang tidak diketahui. . . . Sebagaimana kanabis dan candu digunakan, demikian pula tembakau”.

Menurut Cyclopedia dari McClintock dan Strong, istilah ”farmasi” digunakan ”pada abad-abad permulaan dari Gereja Kristen” untuk ”seni menemukan dan mempersiapkan obat-obatan untuk tujuan menyesatkan”. Bagaimana pandangan Alkitab tentang bahan-bahan sedemikian dan mereka yang memperdagangkannya?

Sisi Gelap dari Farmasi

Alkitab mengutuk penyalahgunaan obat-obatan, bukan menggunakannya untuk menyembuhkan; dan meskipun ”farmasi” dalam penggunaan modern berarti obat-obatan untuk digunakan secara sepatutnya, pengertian yang lebih kuno ialah penyalahgunaan untuk merugikan, bukan menyembuhkan. Dalam Alkitab farmasi dinyatakan bersamaan dengan hal-hal buruk—”perbuatan daging”, dan mereka yang mempraktekkannya ”tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah”. (Galatia 5:19-21) The International Standard Bible Encyclopædia mengatakan, ”Paulus dalam Gal 5 20 menggolongkan bersama dengan kenajisan, penyembahan berhala, dsb, apa yang ia sebut pharmakeía . . . obat-obat yang digunakan untuk praktek seni gaib.” Maka, perhatikan kerugian rohani yang besar dari kecanduan kepada bahan-bahan yang digunakan untuk kesenangan: Hal itu mengakibatkan seseorang disingkirkan dari perkenan Allah—dan dari umat Allah.

Karena penggunaan obat-obat untuk ilmu gaib pada jaman Alkitab, Galatia 5:20, 21 menerjemahkan phar·ma·kiʹa sebagai ”sihir”. Tetapi terjemahan Kingdom Interlinear menyatakannya ”penggunaan obat-obatan” sebagai artinya secara aksara, dan terjemahan dari Ferrar Fenton menggunakan kata ”racun”. Sarjana Alkitab Adam Clarke dengan spesifik menyatakan bahwa ”obat-obatan” dan ”pengasapan” (asap) digunakan ”untuk menghasilkan pengaruh-pengaruh gaib”.

Menandaskan sisi yang tidak baik dari farmasi ini, World Pictures in the New Testament mengatakan, ”Jika seseorang bingung mengenai hubungan antara obat-obatan dan ilmu sihir . . . oleh kata ini (farmasi kita), ia cukup mengingat saja penipuan dewasa ini dalam hal obat-obatan . . . dukun-dukun, penyembuhan-iman yang profesional, tabib-tabib di Afrika.” Ya, dan kita juga mungkin ingat ”dasar yang sesungguhnya dari agama Amerindian”—shaman, atau imam, mengisap tembakau dengan ’pipa perdamaiannya’.

Jadi, tidak mengherankan jika Wahyu 22:15 mengatakan bahwa ”tukang-tukang sihir [ahli-ahli obat-obatan, NW; phar·ma·koiʹ] orang-orang sundal, orang-orang pembunuh” berada ”di luar” Kerajaan Firdaus Allah.

Memang, penggunaan tembakau secara duniawi untuk kesenangan dewasa ini berakar pada takhyul yang tidak menghormati Allah pada jaman lampau. Dan tepat seperti Yesus nubuatkan mengenai buah-buah agama palsu, buah-buah pangkal sebab merokok—secara fisik dan rohani—tentu sangat buruk.—Matius 7:15-20.

[Blurb di hlm. 20]

’Jika 100.000 orang Inggris meninggal karena suatu penyebab yang sebenarnya dapat dicegah, hal itu akan membangkitkan kemarahan nasional’

[Blurb di hlm. 21]

Dalam Alkitab penggunaan bahan-bahan yang menimbulkan kecanduan untuk kesenangan dihubungkan dengan hal-hal yang sangat buruk—”perbuatan daging”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan