PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w94 15/7 hlm. 15-20
  • Bekerja Keras demi Keselamatan Rumah Tangga Saudara

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bekerja Keras demi Keselamatan Rumah Tangga Saudara
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Orang-Tua Kristen dan Peranan Mereka
  • Mengurus Kebutuhan Emosi Mereka
  • Mengurus Kebutuhan Rohani Mereka
  • Mendisiplin Dalam Keadilbenaran
  • Rumah Tangga dengan Orang-Tua Tunggal dan Keluarga Tiri
  • Terus Bekerja Keras demi Keselamatan Rumah Tangga Saudara!
  • Latihlah Anak Saudara sejak Bayi
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
  • Keluarga dengan Orang-Tua Tunggal Dapat Berhasil!
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
  • Orang Tua Tunggal, Banyak Tantangannya
    Sedarlah!—2002
  • Faedah Disiplin dalam Kasih
    Membina Keluarga Bahagia
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
w94 15/7 hlm. 15-20

Bekerja Keras demi Keselamatan Rumah Tangga Saudara

”Teruslah besarkan mereka dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa.”​—EFESUS 6:4, ”NW”.

1, 2. Kesulitan-kesulitan apa dihadapi para orang-tua dewasa ini?

SEBUAH majalah yang populer menyebutnya suatu revolusi. Ini dimuat dalam sebuah artikel yang menggambarkan perubahan mengejutkan yang terjadi dalam keluarga tahun-tahun belakangan ini. Hal ini dikatakan menjadi ”akibat dari epidemi perceraian, perkawinan ulang, perceraian ulang, anak-anak di luar nikah, dan ketegangan-ketegangan baru di dalam keluarga-keluarga yang utuh.” Tekanan dan ketegangan demikian tidak mengherankan, karena Alkitab meramalkan bahwa orang-orang akan menghadapi ”masa yang sukar” selama ”hari-hari terakhir” ini.—2 Timotius 3:1-5.

2 Oleh karena itu para orang-tua dewasa ini menghadapi kesulitan-kesulitan yang tidak dialami oleh generasi-generasi sebelumnya. Meskipun ada orang-tua di antara kita yang telah membesarkan anak-anak mereka dalam cara yang saleh ”sejak masa bayi”, banyak keluarga baru belakangan ini mulai ”hidup dalam kebenaran”. (2 Timotius 3:15, NW; 3 Yohanes 4) Anak-anak mereka mungkin telah lebih dewasa sewaktu orang-tua mulai mengajarkan mereka jalan-jalan Allah. Selain itu, jumlah yang meningkat dari keluarga dengan orang-tua tunggal dan keluarga tiri terdapat di antara kita. Apa pun keadaan saudara, nasihat rasul Paulus berlaku, ”Teruslah besarkan mereka dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa.”—Efesus 6:4, NW.

Orang-Tua Kristen dan Peranan Mereka

3, 4. (a) Faktor-faktor apa telah menyebabkan peranan para ayah menjadi berkurang? (b) Mengapa para ayah Kristen harus lebih daripada sekadar pencari nafkah?

3 Perhatikan bahwa Paulus menujukan kata-katanya di Efesus 6:4 khususnya kepada ”bapa-bapa”. Seorang penulis menjelaskan bahwa pada generasi-generasi sebelumnya ”para ayah bertanggung jawab atas pengasuhan moral dan rohani anak-anak mereka; para ayah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak mereka. . . . Tetapi, Revolusi Industri menyingkirkan keakraban ini; para ayah meninggalkan ladang dan toko-toko, meninggalkan rumah mereka untuk bekerja di pabrik-pabrik dan belakangan di kantor-kantor. Para ibu memikul banyak kewajiban yang sebelumnya merupakan tanggung jawab para ayah. Semakin sering, kedudukan sebagai ayah sekadar menjadi teori belaka.”

4 Pria-pria Kristen: Janganlah berpuas untuk semata-mata menjadi pencari nafkah, menyerahkan segala pendidikan dan pengasuhan anak-anak kepada istri saudara. Amsal 24:27 mendesak para ayah pada zaman purba, ”Selesaikanlah pekerjaanmu di luar, siapkanlah itu di ladang; baru kemudian dirikanlah rumahmu [”rumah tanggamu”, NW].” Demikian pula dewasa ini, sebagai seorang pria yang bekerja, saudara mungkin harus membanting tulang berjam-jam dan sangat sulit mencari nafkah. (1 Timotius 5:8) Namun, setelah itu, gunakanlah waktu untuk ’mendirikan rumah tangga saudara’—secara emosi dan rohani.

5. Bagaimana para istri-istri Kristen dapat bekerja demi keselamatan rumah tangga mereka?

5 Istri-istri Kristen: Saudari juga harus bekerja keras demi keselamatan rumah tangga saudari. Amsal 14:1 berkata, ”Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya.” Sebagai teman hidup, saudari dan suami saudari berbagi tanggung jawab untuk mendidik anak-anak saudari. (Amsal 22:6; Maleakhi 2:14) Hal ini mungkin mencakup mendisiplin anak-anak saudari, membantu mereka bersiap-siap untuk perhimpunan-perhimpunan Kristen dan dinas pengabaran, atau bahkan memimpin pelajaran keluarga sewaktu suami saudari tidak dapat melakukannya. Saudari juga dapat berbuat banyak untuk mengajar anak-anak saudari keterampilan rumah tangga, tata krama yang baik, kebersihan fisik, dan banyak hal berguna lain. (Titus 2:5) Apabila suami dan istri bekerja sama dalam bidang ini, mereka dapat memenuhi kebutuhan anak-anak mereka dengan lebih baik. Apa saja beberapa dari kebutuhan tersebut?

Mengurus Kebutuhan Emosi Mereka

6. Peranan apa dimainkan oleh para ibu dan ayah dalam perkembangan emosi anak-anak mereka?

6 ”Bila seorang ibu yang sedang menyusui menyayangi anak-anaknya sendiri”, mereka merasa aman, tenteram, dan dikasihi. (1 Tesalonika 2:7, NW; Mazmur 22:10) Hanya sedikit ibu-ibu yang dapat melawan desakan untuk mencurahkan perhatian kepada bayi mereka. Nabi Yesaya bertanya, ”Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?” (Yesaya 49:15) Para ibu dengan demikian memainkan peranan yang penting dalam perkembangan emosi anak-anak mereka. Namun, para ayah juga memainkan peranan penting dalam bidang ini. Seorang pembina keluarga bernama Paul Lewis berkata, ”Saya belum pernah mendapati seorang pekerja sosial yang menemukan seorang anak [nakal] yang melaporkan bahwa ia mempunyai hubungan yang sehat dengan ayahnya. Tidak satu anak pun dari antara beratus-ratus.”

7, 8. (a) Bukti apa terdapat berkenaan ikatan yang kuat antara Allah Yehuwa dan Putra-Nya? (b) Bagaimana para ayah dapat menjalin ikatan yang penuh kasih dengan anak-anak mereka?

7 Oleh karena itu, penting bahwa para ayah Kristen dengan penuh perhatian memupuk ikatan yang penuh kasih dengan anak-anak mereka. Misalnya, pertimbangkan Allah Yehuwa dan Yesus Kristus. Pada pembaptisan Yesus, Yehuwa mengatakan, ”Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Lukas 3:22) Begitu banyak yang dinyatakan dalam beberapa patah kata tersebut! Yehuwa (1) mengakui Putra-Nya, (2) secara terbuka menyatakan kasih-Nya kepada Yesus, dan (3) memberi tahu perkenan-Nya atas Yesus. Namun, bukan kali itu saja Yehuwa menyatakan kasih-Nya kepada Putra-Nya. Yesus belakangan berkata kepada Bapanya, ”Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.” (Yohanes 17:24) Namun, sesungguhnya, bukankah semua putra dan putri yang taat membutuhkan pengakuan, kasih, dan perkenan dari ayah mereka?

8 Jika saudara seorang ayah, kemungkinan saudara dapat berbuat banyak untuk menjalin ikatan penuh kasih bersama anak-anak saudara dengan tetap tentu membuat pernyataan kasih secara fisik maupun kata-kata. Memang, sulit bagi beberapa pria untuk memperlihatkan kasih sayang mereka, khususnya jika mereka tidak pernah menerima kasih sayang yang nyata dari ayah mereka sendiri. Namun bahkan upaya yang kaku untuk menyatakan kasih kepada anak-anak saudara dapat memiliki pengaruh yang ampuh. Karena bagaimanapun juga, ”kasih membangun”. (1 Korintus 8:1) Jika anak-anak saudara merasa tenteram karena kasih kebapakan saudara, mereka akan lebih cenderung untuk menjadi ’putra dan putri yang sejati’ dan merasa leluasa untuk menaruh kepercayaan kepada saudara.—Amsal 4:3, NW.

Mengurus Kebutuhan Rohani Mereka

9. (a) Bagaimana para orang-tua Israel yang takut akan Allah mengurus kebutuhan rohani keluarga mereka? (b) Kesempatan apa dimiliki orang-orang Kristen untuk mengajar anak-anak mereka secara tidak resmi?

9 Anak-anak juga memiliki kebutuhan rohani. (Matius 5:3) Musa menasihati orang-tua Israel, ”Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:6, 7) Jika saudara seorang ayah atau ibu Kristen, saudara dapat berbuat banyak dalam mengajar secara tidak resmi, seperti sewaktu ”dalam perjalanan”. Waktu yang dihabiskan sewaktu berkendaraan bersama-sama, berbelanja, atau berjalan bersama anak-anak saudara dari rumah ke rumah dalam pelayanan Kristen menyediakan kesempatan yang membina untuk menanamkan instruksi dalam suasana yang lebih santai. Waktu makan khususnya saat yang baik bagi keluarga untuk bercakap-cakap. ”Kami menggunakan waktu makan untuk membicarakan apa yang terjadi selama satu hari,” tutur seorang ibu.

10. Mengapa pelajaran keluarga kadang-kadang suatu tantangan, dan tekad apa harus dimiliki para orang-tua?

10 Akan tetapi, instruksi yang formal melalui pelajaran Alkitab yang tetap tentu dengan anak-anak saudara juga penting. Jelaslah, ”kebodohan melekat pada hati” anak-anak. (Amsal 22:15) Beberapa orang-tua mengatakan bahwa anak-anak mereka dengan sengaja menyabot pelajaran keluarga. Bagaimana? Dengan memperlihatkan kegelisahan dan kebosanan, dengan menciptakan gangguan yang menjengkelkan (seperti berkelahi dengan kakak atau adik), atau dengan berlagak tidak tahu kebenaran dasar Alkitab. Jika ini berlanjut sampai taraf menjadi adu kehendak, kehendak orang-tua harus menjadi yang terkuat. Orang-tua Kristen tidak boleh menyerah dan membiarkan anak-anak menguasai rumah tangga.—Bandingkan Galatia 6:9.

11. Bagaimana pelajaran keluarga dapat dibuat menyenangkan?

11 Jika anak-anak saudara tidak menikmati pelajaran keluarga, barangkali beberapa perubahan dapat dibuat. Misalnya, apakah pelajaran digunakan sebagai alasan untuk meninjau kelemahan-kelemahan terakhir dari anak-anak saudara? Barangkali lebih baik membahas problem-problem demikian secara pribadi. Apakah pelajaran saudara diadakan dengan tetap tentu? Jika saudara menundanya demi suatu pertunjukan favorit di televisi atau acara-acara olahraga, kemungkinan anak-anak saudara tidak akan menganggap pelajaran ini dengan sangat serius. Apakah saudara bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam cara saudara memimpin pelajaran? (Roma 12:8) Ya, pelajaran hendaknya menyenangkan. Berupayalah untuk selalu melibatkan semua anak. Bersikaplah positif dan membina, dengan hangat puji anak-anak saudara atas partisipasi mereka. Tentu saja, jangan sekadar membahas bahan tetapi berupayalah mencapai hati.—Amsal 23:15.

Mendisiplin Dalam Keadilbenaran

12. Mengapa disiplin tidak selalu mencakup hukuman secara fisik?

12 Anak-anak juga memiliki kebutuhan yang kuat akan disiplin. Sebagai orang-tua, saudara hendaknya menetapkan batas-batas kepada mereka. Amsal 13:24 berkata, ”Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” Akan tetapi, Alkitab tidak bermaksud bahwa disiplin harus selalu diberikan secara fisik. Amsal 8:33 berkata, ”Dengarkanlah didikan”, dan kita diberi tahu bahwa ”suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal”.—Amsal 17:10.

13. Bagaimana disiplin kepada seorang anak hendaknya dijalankan?

13 Kadang-kadang disiplin fisik tertentu bisa jadi tepat. Namun, jika diberikan dalam kemarahan, mungkin itu akan menjadi berlebihan dan tidak efektif. Alkitab memperingatkan, ”Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” (Kolose 3:21) Memang, ”pemerasan membodohkan orang berhikmat”. (Pengkhotbah 7:7) Seorang remaja yang sakit hati dapat memberontak melawan standar-standar yang adil-benar. Maka, para orang-tua hendaknya menggunakan Alkitab untuk mendisiplin anak-anak mereka dalam keadilbenaran dengan cara yang teguh namun seimbang. (2 Timotius 3:16) Disiplin ilahi dijalankan dengan kasih dan kelembutan.—Bandingkan 2 Timotius 2:24, 25.a

14. Apa yang hendaknya dilakukan para orang-tua jika mereka cenderung menyerah kepada kemarahan?

14 Tentu saja, ”kita semua bersalah dalam banyak hal”. (Yakobus 3:2) Bahkan orang-tua pengasih yang normal dapat menyerah kepada tekanan sesaat dan mengatakan sesuatu yang tidak baik atau memperlihatkan luapan kemarahan. (Kolose 3:8) Jika itu terjadi, jangan biarkan matahari terbenam dengan anak saudara berada dalam kesedihan yang besar atau saudara sendiri dalam keadaan jengkel. (Efesus 4:26, 27) Selesaikan masalah dengan anak saudara, minta maaf jika tampaknya perlu. (Bandingkan Matius 5:23, 24.) Memperlihatkan kerendahan hati demikian dapat membuat saudara dan anak saudara menjadi lebih dekat. Jika saudara merasa bahwa saudara tidak dapat mengendalikan emosi saudara dan akan menyerah kepada kemarahan, cari bantuan dari para penatua sidang yang terlantik.

Rumah Tangga dengan Orang-Tua Tunggal dan Keluarga Tiri

15. Bagaimana anak-anak dalam keluarga-keluarga dengan orang-tua tunggal dapat dibantu?

15 Namun, tidak semua anak memiliki dukungan dari orang-tua yang lengkap. Di Amerika Serikat, 1 dari 4 anak dibesarkan oleh orang-tua tunggal. ”Anak yatim” lazim pada zaman Alkitab, dan perhatian kepada mereka berulang kali disebutkan di dalam Alkitab. (Keluaran 22:22) Dewasa ini, rumah tangga dengan orang-tua tunggal Kristen juga menghadapi tekanan dan kesulitan, namun mereka mendapat penghiburan dengan mengetahui bahwa Yehuwa adalah ”bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda”. (Mazmur 68:6) Orang-orang Kristen didesak untuk ”mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka”. (Yakobus 1:27) Rekan-rekan seiman dapat berbuat banyak untuk membantu keluarga-keluarga dengan orang-tua tunggal.b

16. (a) Apa yang harus dilakukan oleh orang-tua tunggal demi manfaat rumah tangga mereka? (b) Mengapa disiplin mungkin sulit, namun mengapa itu harus dijalankan?

16 Jika saudara adalah orang-tua tunggal, apa yang saudara sendiri dapat lakukan untuk memberi manfaat bagi rumah tangga saudara? Saudara perlu rajin dalam pelajaran Alkitab keluarga, menghadiri perhimpunan, dan dinas pengabaran. Namun, disiplin mungkin khususnya merupakan tugas yang sangat sulit. Barangkali saudara masih berkabung karena kehilangan teman hidup yang tercinta dalam kematian. Atau, barangkali saudara bergulat dengan perasaan bersalah atau kemarahan karena perceraian. Jika harus berbagi hak untuk mengasuh anak, saudara bahkan mungkin merasa cemas bahwa anak saudara mungkin memilih tinggal bersama teman hidup saudara yang berpisah atau bercerai. Keadaan-keadaan demikian dapat menyulitkan secara emosi untuk menjalankan disiplin yang seimbang. Akan tetapi, Alkitab memberi tahu kita bahwa ”anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya”. (Amsal 29:15) Maka, jangan menyerah kepada rasa bersalah, penyesalan, atau tekanan emosi oleh bekas teman hidup. Tetapkan standar-standar yang masuk akal dan konsisten. Jangan mengkompromikan prinsip-prinsip Alkitab.—Amsal 13:24.

17. Bagaimana peranan anggota-anggota keluarga dapat menjadi kabur dalam rumah tangga dengan orang-tua tunggal, dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah hal ini?

17 Namun, kesulitan-kesulitan dapat timbul jika seorang ibu yang menjanda memperlakukan putranya sebagai pengganti teman hidup—kepala keluarga di rumah itu—atau putrinya sebagai wanita kepercayaan, dan membebaninya dengan problem-problem pribadi. Berbuat demikian tidak patut dan membingungkan sang anak. Sewaktu peranan orang-tua dan anak menjadi kabur, disiplin tidak dapat berjalan lagi. Perlihatkan bahwa saudaralah orang-tua. Jika saudara seorang ibu yang membutuhkan saran yang berdasarkan Alkitab, berupayalah mendapatkannya dari para penatua atau barangkali dari seorang saudari matang yang lebih tua.—Bandingkan Titus 2:3-5.

18, 19. (a) Apa beberapa tantangan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga tiri? (b) Bagaimana para orang-tua dan anak-anak dalam keluarga tiri memperlihatkan hikmat dan daya pengamatan?

18 Keluarga-keluarga tiri juga menghadapi tantangan. Sering kali, orang-tua tiri mendapati bahwa ”kasih sekejap” dari anak-anak tiri merupakan hal yang jarang. Misalnya, anak-anak tiri mungkin agak sensitif terhadap apa pun yang tampak sebagai tindakan pilih kasih terhadap anak-anak kandung. (Bandingkan Kejadian 37:3, 4.) Sebenarnya, anak-anak tiri mungkin bergumul dengan rasa sedih karena ditinggalkan oleh orang-tua yang pergi dan rasa takut bahwa mengasihi orang-tua tiri akan memperlihatkan ketidakloyalan kepada ayah atau ibu kandung. Upaya untuk menjalankan disiplin yang dibutuhkan mungkin dihadapkan dengan kata-kata yang sengit, ’Kau bukan orang-tua kandung saya!’

19 Amsal 24:3 berkata, ”Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan.” Ya, dibutuhkan hikmat dan daya pengamatan di pihak semua agar suatu keluarga tiri dapat berhasil. Lambat laun, anak-anak harus menerima fakta yang sering menyakitkan bahwa keadaan telah berubah. Para orang-tua tiri mungkin juga perlu belajar untuk sabar dan berbelaskasihan, tidak cepat tersinggung sewaktu dihadapkan dengan sesuatu yang tampak sebagai penolakan. (Amsal 19:11; Pengkhotbah 7:9) Sebelum memikul peran sebagai penegak disiplin, berupayalah menjalin persahabatan dengan seorang anak tiri. Sebelum ikatan demikian terjalin, beberapa orang menganggap lebih baik agar orang-tua kandung yang menjalankan disiplin. Sewaktu ketegangan timbul, upaya harus dibuat untuk berkomunikasi. ”Mereka yang mendengarkan nasihat [”merundingkan bersama-sama”, NW] mempunyai hikmat,” kata Amsal 13:10.c

Terus Bekerja Keras demi Keselamatan Rumah Tangga Saudara!

20. Apa yang hendaknya terus dilakukan oleh para kepala keluarga Kristen?

20 Keluarga-keluarga Kristen yang kuat bukan suatu kebetulan. Kalian para kepala keluarga harus terus bekerja keras demi keselamatan rumah tangga saudara. Waspadalah, perhatikan sifat-sifat yang tidak sehat atau kecenderungan duniawi. Jadilah teladan dalam tutur kata, tingkah laku, kasih, iman, dan kesucian. (1 Timotius 4:12) Perlihatkan buah-buah roh Allah. (Galatia 5:22, 23) Kesabaran, timbang rasa, sifat suka mengampuni, dan kelembutan akan memperkuat upaya-upaya saudara untuk mengajarkan jalan-jalan Allah kepada anak-anak saudara.—Kolose 3:12-14.

21. Bagaimana suasana yang hangat dan menyenangkan dapat dipelihara di rumah?

21 Dengan bantuan Allah, berupayalah memelihara suasana yang menyenangkan dan hangat di dalam rumah saudara. Gunakan waktu bersama-sama sebagai satu keluarga, berupaya makan bersama sedikitnya satu kali sehari. Perhimpunan-perhimpunan Kristen, dinas pengabaran, dan pelajaran keluarga sangat penting. Namun, juga ada ”waktu untuk tertawa . . . ada waktu untuk menari”. (Pengkhotbah 3:1, 4) Ya, jadwalkan periode-periode rekreasi yang membina. Berkunjung ke museum, kebun binatang, dan tempat-tempat semacam itu sangat menyenangkan bagi seluruh keluarga. Atau saudara mungkin dapat mematikan TV dan menggunakan waktu untuk bernyanyi, mendengarkan musik, mengadakan permainan, dan bercakap-cakap. Hal ini dapat membantu keluarga untuk lebih akrab.

22. Mengapa saudara harus bekerja keras demi keselamatan rumah tangga saudara?

22 Semoga kalian para orang-tua Kristen terus berupaya menyenangkan Yehuwa sepenuhnya seraya saudara ”memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah”. (Kolose 1:10) Bangunlah rumah tangga saudara di atas dasar yang kuat berupa ketaatan kepada Firman Allah. (Matius 7:24-27) Dan yakinlah bahwa upaya-upaya saudara untuk membesarkan anak-anak saudara ”dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa” akan mendapat perkenan-Nya.—Efesus 6:4, NW.

[Catatan Kaki]

a Lihat artikel ”Pandangan Alkitab: ’Tongkat Disiplin’—Apakah Ketinggalan Zaman?” dalam Sedarlah! September 1992.

b Lihat The Watchtower 15 September 1980, halaman 15-26.

c Lihat The Watchtower 15 Oktober 1984, hlm. 21-5.

Bagaimana Saudara Menjawab?

◻ Bagaimana suami dan istri dapat bekerja sama dalam membangun rumah tangga mereka?

◻ Apa beberapa kebutuhan emosi dari anak-anak, dan bagaimana ini dapat dipenuhi?

◻ Bagaimana para kepala keluarga dapat mengajar anak-anak mereka secara resmi dan tidak resmi?

◻ Bagaimana para orang-tua dapat mendisiplin dalam keadilbenaran?

◻ Apa yang dapat dilakukan demi manfaat keluarga-keluarga dengan orang-tua tunggal dan keluarga-keluarga tiri?

[Gambar di hlm. 16]

Kasih dan pujian dari seorang ayah penting bagi perkembangan emosi sang anak

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan