PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w88_s-46 hlm. 23-28
  • Melayani sebagai Kawan Sekerja yang Percaya kepada Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Melayani sebagai Kawan Sekerja yang Percaya kepada Allah
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-46)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ”Berlaku Adil”
  • ”Mencintai Kesetiaan”
  • Ujian Keloyalan
  • ”Dengan Bersahaja Berjalan dengan Allahmu”
  • Kesahajaan Patut bagi Kaum Remaja
  • Kesahajaan—Sifat yang Menunjang Perdamaian
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • Mengusahakan Kesahajaan Kristen
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1984 (No. 63)
  • ”Hikmat Ada pada Orang-Orang yang Bersahaja”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • Kerendahan Hati—Sifat yang Luhur bagi Tua dan Muda
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1983 (No. 55)
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-46)
w88_s-46 hlm. 23-28

Melayani sebagai Kawan Sekerja yang Percaya kepada Allah

”Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut [Yehuwa] dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan [”dengan bersahaja berjalan dengan,” NW] Allahmu?”—Mikha 6:8.

1. Atas dasar Alkitab apa semua dari hamba-hamba Yehuwa dewasa ini dapat disebut ”kawan sekerja”Nya?

RASUL Kristen Yohanes menulis: ”Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.” (1 Yohanes 3:1) Dan rasul Paulus mengatakan tentang dirinya sendiri dan rekannya Apolos: ”Kami adalah kawan sekerja Allah.” (1 Korintus 3:9) Kedua pernyataan ini dibuat oleh dan mengenai para pengikut yang terurap dari Yesus Kristus. Tetapi pada prinsipnya hal itu berlaku bagi semua hamba yang sejati dari Allah. Jadi kedua pernyataan tersebut dapat disadur menjadi: ’Lihatlah betapa besar kasih yang telah dikaruniakan Bapa kepada kita dalam hal kita harus menjadi kawan sekerja Yehuwa.’

2. Bagaimana mungkin hamba-hamba Yehuwa dapat menjadi kawan sekerjaNya?

2 Bagaimana manusia yang lemah, tidak sempurna dapat menjadi kawan sekerja dari Pencipta agung, yang tidak terbatas dalam kekuasaan dan hikmat, sempurna dalam keadilan, dan adalah perwujudan dari kasih? Hal ini mungkin karena orangtua kita yang pertama diciptakan dalam gambar dan rupa sang Pencipta dan dari kawan sekerjaNya, Firman, atau Logos. (Kejadian 1:26, 27; Yohanes 1:1) Jadi orangtua kita yang pertama diberi hikmat, keadilan, kuasa, dan kasih dalam kadar tertentu. Itulah sebabnya Yehuwa dapat mengatakan kepada hamba-hambaNya di bumi melalui nabiNya: ”Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut [Yehuwa] dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan [”dengan bersahaja berjalan dengan,” NW] Allahmu?”—Mikha 6:8.

3. Apa yang dinyatakan di Mikha 6:8, dan apa yang dituntut dari seseorang sebelum ia dapat menjadi kawan sekerja Yehuwa?

3 Bila kita membaca kata-kata, ”Apakah yang dituntut [Yehuwa] dari padamu: selain . . . ?” yang dimaksudkan nampaknya ialah bahwa apa yang disebutkan setelah itu kurang lebih meringkaskan tanggung jawab ”manusia” terhadap Allah dan sesama manusia. Sejauh mana hal ini benar-benar demikian akan menjadi nyata seraya pembahasan ini kita lanjutkan. Tentu, tidak sembarang orang dapat berjalan dengan Yehuwa. Hak istimewa ini hanya khusus bagi mereka yang, dapat dikatakan, ’telah berjanji denganNya.’ (Amos 3:3) Cara bagaimana? Dengan membuat pembaktian tanpa syarat kepada Yehuwa dan melambangkan ini dengan baptisan air, seperti ditunjukkan dalam artikel sebelumnya. Jadi apa artinya Mikha 6:8 bagi orang-orang tersebut?

”Berlaku Adil”

4. Pada dasarnya, apa arti ”berlaku adil”?

4 Mula-mula, ada tuntutan untuk ”berlaku adil.” Sebagai kawan sekerja dari Allah Yehuwa, kita harus mempunyai hati nurani yang baik. ”Berlaku adil” pada dasarnya berarti melakukan apa yang benar, apa yang dituntut dari kita oleh Allah. Ini berarti kita harus memenuhi kewajiban kita, dan kewajiban yang terutama ialah memberikan pembaktian yang eksklusif kepada Yehuwa. (Nahum 1:2) Ia tidak bersikap toleran terhadap persaingan. Kita sama sekali tidak dapat melayani dua majikan.—1 Korintus 10:22; Matius 6:24.

5. Bagaimana Yesus Kristus menunjukkan bahwa ia mencintai kebenaran dan membenci kefasikan?

5 Selain itu, untuk dapat ”berlaku adil,” kita harus ”mencintai keadilan [”kebenaran,” Klinkert] dan membenci kefasikan” seperti dilakukan Yesus Kristus. Karena kasihnya kepada kebenaran, ia menjaga diri ”tanpa salah, tanpa noda, . . . terpisah dari orang-orang berdosa.” (Mazmur 45:8; Ibrani 7:26) Dan karena Yesus membenci kefasikan, dengan rasa marah yang patut ia mencela keras para pemimpin agama yang munafik dan tamak pada jamannya.—Matius 23:13-36; Yohanes 8:44.

6. Mengapa tidak cukup bagi kita untuk hanya secara mental setuju bahwa kita harus menghindari apa yang dilarang karena hal itu jahat?

6 Seperti dapat terlihat dari teladan Yesus, tidak cukup untuk hanya mengasihi kebenaran. Kita harus juga membenci—ya, menganggap jijik, sangat membenci, sangat tidak menyukai, merasa sangat muak terhadap—apa yang jahat. Karena kecenderungan kita jahat sejak kecil dan hati kita suka memperdayakan, licik, tidak cukup bagi kita untuk hanya secara mental menyetujui bahwa apa yang jahat itu dilarang. (Kejadian 8:21; Yeremia 17:9) Jika kita tidak dengan keras menentang kecenderungan dan godaan yang bersifat dosa, kita akan menyerah kepada daya pikatnya. Kita harus mempunyai perasaan sangat muak terhadap apa yang jahat sama seperti diperlihatkan oleh Pinehas ketika ia menggunakan sebuah tombak untuk menikam pasangan yang bersama-sama sedang melakukan ibadat yang imoral kepada Baal-Peor.—Bilangan 25:5-8.

7. Bukti apa yang ada bahwa Yehuwa tidak menggunakan siapapun yang jahat sebagai kawan sekerjaNya?

7 Yehuwa tidak menghendaki dan tidak mau menggunakan orang yang jahat sebagai kawan sekerjaNya. Ini dinyatakan dengan jelas di Mazmur 50:16-18 yang berbunyi: ”Tetapi kepada orang fasik Allah berfirman: ’Apakah urusanmu menyelidiki ketetapanKu, dan menyebut-nyebut perjanjianKu dengan mulutmu, padahal engkaulah yang membenci teguran, dan mengesampingkan firmanKu? Jika engkau melihat pencuri, maka engkau berkawan dengan dia, dan bergaul dengan orang berzinah.’”

8. Peristiwa apa menandaskan celaan yang dapat kita timbulkan dengan menyerah kepada perbuatan salah?

8 Kita bisa saja tetap sibuk dalam dinas Yehuwa, memberitakan kabar baik dari Kerajaan Allah. Tetapi jika kita tidak berlaku sangat hati-hati dengan mempraktekkan pengendalian diri, kita dapat melakukan pelanggaran karena kelemahan jasmani dan mendatangkan celaan atas nama Yehuwa. Demikianlah, beberapa tahun yang lalu seorang penatua berzinah dengan seorang saudari rohani yang mempunyai suami tidak beriman. Pada malam ketika pemecatan dari bekas penatua itu diumumkan, suami saudari tersebut yang sangat marah masuk ke Balai Kerajaan sambil membawa senapan berburu dan menembak dua orang yang bersalah itu. Mereka tidak mati terbunuh, tetapi keesokan harinya peristiwa ini menjadi berita utama dalam sebuah surat kabar yang terbesar di Amerika Serikat! Memang, perbuatan salah mendatangkan celaan.—Amsal 6:32.

9. Menurut Amsal 4:23, apa yang harus kita jaga, dan mengapa?

9 Maka, dengan tepat kita dinasihati: ”[Di atas segalanya, NW] jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23) Ya, kita harus mendisiplin diri berkenaan apa yang akan kita biarkan tetap bersarang di dalam hati. Televisi, majalah-majalah, dan bentuk-bentuk media lain makin lebih banyak menonjolkan hal-hal yang najis, termasuk pornografi. Maka, kita harus sangat selektif terhadap apa yang kita tonton, dan baca. Mengendalikan pikiran pribadi sangat penting! Misalnya, seseorang mudah mendapatkan kesenangan dengan membangkitkan dalam pikirannya khayalan-khayalan seks, hal-hal yang dalam kehidupan yang sesungguhnya tidak akan kita coba lakukan. (Matius 5:28) Tetapi sering kali pikiran sedemikian benar-benar mengakibatkan perbuatan-perbuatan buruk. Jadi, daripada terus memikirkan hal-hal sedemikian, marilah kita memperlihatkan buah roh kudus pengendalian diri, dan merenungkan hal-hal yang disebutkan di Filipi 4:8.—Galatia 5:22, 23.

”Mencintai Kesetiaan”

10, 11. (a) Perbedaan apa yang dapat dibuat antara kesetiaan dan keloyalan? (b) Bagaimana Putra Allah memperlihatkan kesetiaan dan keloyalan?

10 Tuntutan kedua yang disebutkan di Mikha 6:8 ialah agar kita ”mencintai kesetiaan.” ”Mengasihi keloyalan” adalah terjemahan dalam The New English Bible. Catatan kaki dalam New World Translation Reference Bible menunjukkan bahwa kata Ibrani cheʹsedh, yang diterjemahkan ”kesetiaan,” juga dapat diterjemahkan ”kasih kebaikan” atau ”kasih yang loyal.” Menurut para ahli perkamusan, ”loyal menyatakan penolakan yang kuat terhadap godaan apapun untuk membelot atau berkhianat.” ”Keloyalan menambahkan kepada kesetiaan gagasan untuk ingin selalu siap dan berjuang demi kepentingan seseorang atau suatu hal, bahkan melawan rintangan-rintangan yang berat.” Menarik bahwa dalam Alkitab kita juga mendapati adanya sedikit perbedaan dalam penggunaan kata-kata ini. Misalnya, istilah ”keloyalan” tidak pernah digunakan untuk benda-benda mati. Tetapi kata ”setia” berulangkali digunakan untuk itu. Jadi, bulan disebut ”saksi yang setia di awan-awan.” (Mazmur 89:38) Selain itu juga, kata-kata Allah dikatakan setia, artinya, dapat dipercaya.a (Wahyu 21:5, NW; 22:6, NW; lihat juga BIS.) Tetapi, keloyalan hanya diterapkan untuk Allah Yehuwa dan hamba-hambaNya yang diperkenan. Selaras dengan itu, mengenai Yehuwa, kita membaca: ”Terhadap orang yang loyal Engkau berlaku loyal.”—2 Samuel 22:26, NW.

11 Putra Allah setia dan loyal kepada Yehuwa di surga. Di bumi, ia mengalami ujian sebagai manusia Yesus Kristus dan melalui ketaatannya membuktikan bahwa ia setia dan loyal sebagai manusia. Ini dinyatakan dalam Ibrani 5:7-9 di mana kita membaca: ”Dalam hidupNya sebagai manusia, Ia [Kristus] telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena kesalehanNya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaanNya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepadaNya.”

Ujian Keloyalan

12. Kadang-kadang, apa yang dapat menguji keloyalan kita, dan bagaimana reaksi beberapa orang terhadap ujian sedemikian?

12 Keloyalan kepada Allah Yehuwa menuntut agar kita juga loyal kepada hamba-hambaNya di bumi, rekan-rekan Kristen kita. Rasul Yohanes menyatakan ini dengan jelas ketika ia mengingatkan kita: ”Barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1 Yohanes 4:20) Ketidaksempurnaan orang-orang lain dapat menguji keloyalan kita dalam hal ini. Misalnya, ada yang karena tersontoh, memperlihatkan kelemahan dalam keloyalan mereka kepada organisasi Yehuwa dengan tidak lagi menghadiri perhimpunan-perhimpunan. Ujian lain atas keloyalan kita kepada saudara-saudara kita timbul bila mereka yang Yehuwa gunakan untuk mengambil pimpinan membuat kesalahan dalam pertimbangan. Kadang-kadang, kesalahan-kesalahan sedemikian digunakan oleh beberapa orang sebagai dalih untuk sakit hati, dan untuk mengucilkan diri dari organisasi Yehuwa yang kelihatan. Tetapi apakah tindakan mereka dapat dibenarkan? Sama sekali tidak!

13. Mengapa memisahkan diri dari organisasi Yehuwa tidak dapat dibenarkan, dan pilihan lain apa yang ada di hadapan orang-orang yang tidak loyal tersebut?

13 Mengapa orang-orang sedemikian tidak dibenarkan dalam meninggalkan organisasi Allah? Karena FirmanNya meyakinkan kita: ”Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat [Yehuwa], tidak ada batu sandungan bagi mereka.” (Mazmur 119:165) Selanjutnya, kita diperintahkan untuk ’sungguh-sungguh mengasihi seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.’ (1 Petrus 4:8; Amsal 10:12) Selain itu, andaikata seseorang memisahkan diri dari umat Yehuwa. Ke mana ia akan pergi? Tidakkah ia harus menghadapi masalah yang sama yang dihadapi oleh rasul-rasul Yesus ketika ia bertanya kepada mereka apakah mereka juga ingin meninggalkan dia? Rasul Petrus menjawab: ”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal.” (Yohanes 6:68) Tidak ada tempat lain yang dapat dituju selain dari ”Babel besar,” imperium agama palsu sedunia, atau kepada cengkeraman ’binatang buas’ politik dari Setan. (Wahyu 13:1; 18:1-5) Orang-orang yang tidak loyal yang telah meninggalkan organisasi Yehuwa yang kelihatan, sebagian besar telah berpihak kepada orang-orang dalam ”Babel besar” yang tidak menghormati Allah.

”Dengan Bersahaja Berjalan dengan Allahmu”

14, 15. (a) Apa beberapa arti dari kata bahasa Inggris ”bersahaja”? (b) Arti yang mana dari kata ”bersahaja” akan kita bahas di sini, dan untuk alasan-alasan apa? (c) Mengapa orang-orang Kristen harus ’memberikan penilaian yang tidak berlebihan kepada kesanggupan atau harga diri mereka’?

14 Kata ”bersahaja” dalam bahasa Inggris mempunyai beberapa arti. Ini dapat memaksudkan sesuatu yang sederhana, ”terbatas dalam ukuran, jumlah, atau jangkauan.” Atau kata itu dapat mempunyai arti kesucian, ”memperhatikan apa yang patut dalam hal pakaian dan tingkah laku.” (1 Timotius 2:9) Kemudian ada pengertian dari ”bersahaja” yang khusus akan kita bicarakan, yaitu, menyadari keterbatasan seseorang atau ”memberikan penilaian yang tidak berlebihan kepada kesanggupan atau harga diri seseorang.” Kita tidak mungkin menjadi salah seorang dari kawan sekerja Yehuwa jika kita mempunyai penilaian yang terlalu tinggi mengenai diri kita sendiri, menarik perhatian kepada diri kita sebaliknya dari menarik perhatian utama kepada Allah Yehuwa.

15 ’Memberikan penilaian yang tidak berlebihan kepada kesanggupan atau harga diri kita’ adalah pengertian yang jelas harus kita berikan kepada kata Ibrani yang diterjemahkan ”bersahaja” di Mikha 6:8, NW. Ini terbukti dari cara kata itu digunakan dalam satu-satunya ayat lain yang memuat kata ini dalam Alkitab Ibrani. Dalam Amsal 11:2 (NW) ini dipertentangkan bukan dengan kenajisan seks tetapi dengan keangkuhan, yang adalah hasil dari menganggap diri terlalu tinggi. Di sana kita membaca: ”Apakah keangkuhan tiba? Maka cemooh akan datang; tapi hikmat ada pada orang yang bersahaja.” Berlaku bersahaja sejalan dengan mempunyai takut akan Yehuwa, yang juga dikaitkan dengan hikmat. (Mazmur 111:10) Seseorang yang bersahaja takut kepada Yehuwa karena ia menyadari betapa besar perbedaan yang ada antara dia dan Allah, antara kebenaran serta kuasa Yehuwa dengan ketidaksempurnaan dan kelemahan-kelemahannya sendiri. Maka, seorang yang bersahaja mengusahakan keselamatannya dengan takut dan gentar.—Filipi 2:12.

16. Apa beberapa ayat yang memperlihatkan mengapa orang-orang Kristen harus bersahaja?

16 Ada begitu banyak alasan mengapa kawan sekerja Yehuwa harus bersahaja! Tidak soal hikmat yang mungkin kita miliki, kekuatan fisik yang mungkin dikaruniakan kepada kita, atau betapa banyak kekayaan materi yang mungkin kita miliki, kita tidak mempunyai alasan untuk menyombongkan diri. (Yeremia 9:23) Mengapa tidak? Karena prinsip yang dinyatakan di 1 Korintus 4:7: ”Siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?” Kita juga tidak mempunyai alasan apapun untuk membanggakan diri atas buah-buah dari pelayanan kita, karena apa yang kita baca di 1 Korintus 3:6, 7? Di ayat ini Paulus mengatakan: ”Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.” Kata-kata Yesus di Lukas 17:10 hendaknya juga membantu kita untuk tetap bersahaja, karena ia mengatakan: ”Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

17. Mengapa berlaku bersahaja benar-benar haluan hikmat?

17 Berlaku bersahaja benar-benar haluan hikmat. Kesahajaan memungkinkan kita untuk merasa puas di manapun kita mendapat hak istimewa untuk melayani. Jika kita bersahaja, kita tidak akan dengan ambisius berusaha menonjolkan diri tetapi akan merasa puas untuk membawakan diri sebagai ”yang lebih kecil.” (Lukas 9:48, NW) Maka, kita juga akan mempunyai sikap seperti pemazmur, yang mengatakan: ”Lebih baik satu hari di pelataranMu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” (Mazmur 84:11) Selain itu, jika kita bersahaja, kita akan mempunyai kasih yang akan menggerakkan kita untuk memberi teladan dalam menghormati orang-orang lain.—Roma 12:10.

Kesahajaan Patut bagi Kaum Remaja

18. (a) Mengapa kesahajaan terutama cocok bagi kaum remaja? (b) Perlunya kesahajaan dibuktikan oleh kenyataan apa mengenai kaum remaja jaman modern?

18 Kaum remaja Kristen terutama sangat patut menghiasi diri mereka dengan jubah kesahajaan. Betapa bagus teladan yang diberikan Elihu bagi mereka! Meskipun mempunyai jawaban-jawaban yang tepat, ia rela menunggu dengan penuh respek sampai orang-orang yang lebih tua selesai berbicara. (Ayub 32:6, 7) Sering kali, kaum remaja cenderung untuk merasa percaya kepada diri sendiri, kurang menyadari keterbatasan mereka. Karena mereka mempunyai kekuatan fisik dan telah mendapatkan pengetahuan tertentu, mereka mungkin cenderung untuk memandang rendah orang-orang yang lebih tua dari mereka. Tetapi pengetahuan tidak sama dengan hikmat, yang adalah penerapan dari pengetahuan. Suatu hal yang khas ialah kenyataan yang menyedihkan mengenai kaum remaja modern di Amerika Serikat. Di sana, 63 persen dari mereka yang ditangkap karena kejahatan besar melibatkan orang-orang muda yang berumur paling tinggi 24 tahun, dan di antara yang ditangkap 30 persen berumur di bawah 18 tahun. Juga dilaporkan bahwa ”mengemudi dalam keadaan mabuk atau terganggu oleh obat-obat bius merupakan penyebab utama dari kematian di kalangan orang-orang Amerika yang berumur 15-24 tahun.” Di negeri itu, ”makin lebih banyak perkawinan remaja berakhir dengan perceraian,” padahal dilaporkan bahwa ”perkawinan kemungkinan besar akan lebih bertahan lama jika pengantin perempuan dan pengantin pria mendapatkan hikmat beberapa tahun lagi sebelum menghadap altar.”

19. Nasihat Alkitab apa yang ada baiknya diperhatikan oleh kaum remaja?

19 Maka, betapa bijaksana nasihat dari Firman Allah! Dengan tepat, Firman tersebut mengajar kaum remaja untuk menghormati ayah mereka dan ibu mereka, taat kepada mereka dalam segala hal. (Efesus 6:1-3; Kolose 3:20) Kaum remaja terutama harus memperhatikan nasihat yang bijaksana: ”Percayalah kepada [Yehuwa] dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”—Amsal 3:5, 6.

20. Pahala apa yang dapat diharapkan oleh semua orang yang berbakti dan dibaptis jika mereka mentaati Mikha 6:8?

20 Pahala apakah yang kita semua dapat harapkan jika, setelah memperlihatkan percaya kepada Yehuwa melalui pembaktian dan baptisan air, kita ’berlaku adil, memperlihatkan kasih yang loyal, dan bersahaja dalam berjalan dengan Allah kita’? Yang paling penting dari semua, kita akan mendapat perkenan Yehuwa karena memenuhi tuntutan-tuntutanNya dan dengan demikian menyenangkan hatiNya dengan ambil bagian dalam penyucian namaNya yang agung dan dahsyat. (Amsal 27:11) Selain itu, dalam kehidupan kita sendiri kita akan menyadari kebenaran dari prinsip bahwa ”pengabdian yang saleh berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”—1 Timotius 4:8, NW.

[Catatan Kaki]

a Di bagian barat dari Amerika Serikat, ada sebuah mata air panas yang selama bertahun-tahun, secara rata-rata, memancarkan air tiap 65 menit. Karena itu mata air ini diberi nama, Si Tua yang Setia.

Apa Jawaban Saudara?

◻ Selaras dengan Mikha 6:8, apa yang dituntut untuk dapat ”berlaku adil”?

◻ Apa pengaruh dari keloyalan kepada Yehuwa terhadap hubungan kita dengan sesama Kristen kita?

◻ Mengapa kita harus ’bersahaja dalam berjalan dengan Allah’?

◻ Mengapa kesahajaan terutama patut bagi kaum remaja Kristen?

[Gambar di hlm. 25]

Apakah saudara melindungi hati saudara dengan berlaku selektif terhadap apa yang saudara tonton, dengarkan dan baca?

[Gambar di hlm. 26]

Petrus tahu bahwa tidak ada tempat lain ke mana ia dapat pergi karena Yesus memiliki ”perkataan hidup yang kekal” Apakah saudara juga bertekad untuk tetap loyal kepada organisasi Yehuwa?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan