PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yp psl. 5 hlm. 42-49
  • Bagaimana Saya Dapat Menerima Bila Orang-Tua Saya Kawin Lagi?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Saya Dapat Menerima Bila Orang-Tua Saya Kawin Lagi?
  • Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kasih Membantu Anda
  • ‘Kau Bukan Ayah/Ibu Kandungku!’
  • Belajarlah untuk Membagi, Belajarlah Berkompromi
  • Mengatasi Perlakuan yang Tidak Sama
  • Kesabaran Membuahkan Hasil!
  • Remaja-Remaja dalam Keluarga Tiri yang Sukses
  • Bagaimana Sikapku Kalau Orang Tuaku Menikah Lagi?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
  • Keluarga Tiri Dapat Berhasil
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Problem Khas Keluarga Tiri
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Memelihara Perdamaian dalam Rumah Tangga Saudara
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
yp psl. 5 hlm. 42-49

Pasal 5

Bagaimana Saya Dapat Menerima Bila Orang-tua Saya Kawin Lagi?

“Hari ketika Ayah mengawini Rita adalah hari terburuk dalam kehidupan saya,” ingat Shane. “Saya marah. Marah kepada Ayah karena mengkhianati Ibu. Marah kepada Ibu karena mengikuti kuliah di fakultas hukum dan meninggalkan kami sendirian. Marah kepada kedua pengacau, anak-anak Rita, yang akan tinggal di rumah kami . . . Tetapi yang terutama, saya marah kepada Rita . . . Saya membenci dia. Dan karena saya tahu bahwa membenci itu salah, saya marah kepada diri sendiri juga.”—Stepfamilies—New Patterns in Harmony (Keluarga-Keluarga Tiri—Pola Baru dalam Kerukunan), oleh Linda Craven.

BILA seorang-tua kawin lagi maka hancurlah harapan bahwa orang-tua anda akan rujuk kembali. Hal itu dapat membuat anda merasa tidak aman, dikhianati, dan cemburu.

Kawin lagi dapat sangat menyakitkan hati seorang anak jika hal itu datang tidak lama setelah kematian salah satu orang-tua yang dikasihi. “Kematian ibu saya membuat saya sangat sedih,” demikian pengakuan Missy yang berumur 16 tahun. “Saya beranggapan bahwa tunangan ayah saya mengambil alih kedudukan ibu saya, jadi saya sangat jahat terhadapnya.” Karena loyal kepada orang-tua kandung anda, anda bahkan mungkin merasa bersalah jika mulai mengasihi orang-tua tiri.

Maka, tidak heran jika banyak remaja melampiaskan sakit hati mereka dengan cara-cara yang merusak. Beberapa bahkan berkomplot untuk merusak perkawinan baru orang-tua mereka. Tetapi ingatlah, orang-tua kandung dan orang-tua tiri anda telah mengucapkan ikrar di hadapan Allah. “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia [atau anak].” (Matius 19:6) Dan bahkan jika anda berhasil memutuskan hubungan mereka, hal ini tidak akan mempersatukan kembali orang-tua kandung anda.

Selalu bertengkar dengan orang-tua tiri juga tidak masuk akal. Amsal 11:29 memperingatkan: “Siapa yang mengacaukan rumah-tangganya akan menangkap angin,” yaitu, sia-sia. Permusuhan Gerri yang berusia lima belas tahun dengan ibu tirinya akhirnya memuncak dalam pertengkaran yang sengit. Hasilnya? Ibu tirinya menuntut agar ayah Gerri memilih salah seorang dari antara istrinya atau anaknya. Gerri akhirnya harus pindah dan ikut ibu kandungnya—yang juga telah menikah lagi.

Kasih Membantu Anda

Apa rahasianya untuk mengatasi perasaan-perasaan dengan baik bila orang-tua kawin lagi? Mempraktikkan kasih yang berprinsip seperti dijelaskan dalam 1 Korintus 13:4-8:

Kasih “tidak mencari keuntungan diri sendiri.” Ini berarti ‘tidak mencari keuntungan kita sendiri tetapi mencari keuntungan orang lain.’ (1 Korintus 10:24) Jika seorang-tua telah memutuskan bahwa ia kembali membutuhkan pasangan hidup, patutkah anda membenci hal ini?

Kasih “tidak cemburu.” Sering kali remaja-remaja tidak rela membagi kasih orang-tua kandung mereka dengan orang lain. Tetapi anda tidak perlu khawatir bahwa orang-tua anda akan kehabisan kasih, karena kasih dapat meluas. (Bandingkan 2 Korintus 6:11-13.) Orang-tua kandung anda dapat meluaskan kasihnya untuk mencakup pasangan hidup baru tanpa mengurangi kasih sayangnya bagi anda! Apakah anda akan membuka hati untuk mencakup seorang-tua tiri? Melakukan itu sama sekali tidak berarti bahwa anda tidak loyal terhadap orang-tua anda yang telah pergi.

Kasih “tidak melakukan yang tidak sopan.” Hidup serumah dengan kakak atau adik baru yang berlawanan jenis dapat menimbulkan tekanan moral. Menurut laporan, hubungan seks gelap di antara anggota-anggota keluarga terjadi dalam 25 persen dari keluarga-keluarga tiri.

David, yang karena ibunya kawin lagi, harus tinggal serumah dengan empat saudara tiri perempuan remaja, berkata: “Saya perlu membuat pembatas mental sehubungan dengan perasaan-perasaan seksual.” Anda tentu juga akan berhati-hati agar tidak terlalu akrab, dengan memastikan agar pakaian maupun tingkah laku anda tidak bersifat merangsang.—Kolose 3:5.

Kasih “sabar menanggung segala sesuatu . . . Ia memberikan kita kekuatan untuk menahan penderitaan dalam keadaan apapun.” (Terjemahan Charles B. Williams) Kadang-kadang seolah-olah tidak ada yang dapat mengusir perasaan sakit hati anda! Marla mengakui: “Saya merasa seperti orang asing di rumah. Saya bahkan mengatakan kepada Ibu bahwa lebih baik jika saya tidak pernah dilahirkan.” Marla memberontak dan bahkan lari dari rumah! Tetapi, ia sekarang berkata: “Hal yang terbaik adalah menahan penderitaan.” Jika anda juga bertekun, pada waktunya perasaan pahit, bingung dan sakit hati yang anda rasakan pada awal mula akan reda dan hilang.

‘Kau Bukan Ayah/Ibu Kandungku!’

Berada di bawah pengawasan orang-tua baru tidak mudah, dan bila diminta oleh orang-tua tiri untuk melakukan sesuatu, mungkin anda tergoda untuk mengatakan, ‘Kau bukan ayah/ibu kandungku!’ Tetapi ingatlah prinsip yang tertulis dalam 1 Korintus 14:20: “Jadilah . . . orang dewasa dalam pemikiranmu.”

Rela menerima wewenang orang-tua tiri untuk mendisiplin anda adalah salah satu cara untuk menunjukkan bahwa anda telah ‘dewasa dalam cara berpikir.’ Orang-tua tiri melakukan kewajiban dari seorang-tua kandung dan layak mendapatkan hormat anda. (Amsal 1:8; Efesus 6:1-4) Pada zaman Alkitab Ester dibesarkan oleh seorang ayah tiri, atau “pengasuh,” ketika orang-tuanya meninggal. Meskipun ia bukan ayah kandungnya, Mordekhai ‘memberikan perintah-perintah kepadanya,’ yang ia patuhi bahkan sesudah ia menjadi dewasa! (Ester 2:7, 15, 17, 20) Sesungguhnya, disiplin dari seorang-tua tiri merupakan pernyataan dari kasih dan perhatiannya.—Amsal 13:24.

Meskipun demikian, keluhan yang beralasan pasti ada. Jika demikian, buktikan diri anda dewasa dengan melakukan seperti dianjurkan Kolose 3:13 (BIS): “Kalian harus sabar satu sama lain, dan saling mengampuni kalau ada yang menaruh dendam terhadap yang lain.”

Belajarlah untuk Membagi, Belajarlah Berkompromi

Pada waktu Jamie yang berumur 15 tahun tinggal berdua bersama ibunya, ia memiliki kamar sendiri dan mengenakan pakaian yang mahal. Ketika ibunya kawin lagi dan Jamie harus tinggal serumah dalam keluarga dengan empat anak, segala sesuatu berubah. “Sekarang kamar sendiri pun saya tidak punya,” keluhnya. “Segala sesuatu harus dibagi bersama.”

Mungkin anda juga harus melepaskan kedudukan anda sebagai yang tertua atau anak tunggal. Jika anda anak laki-laki, untuk waktu yang lama mungkin anda menjadi pria utama dalam rumah—suatu kedudukan yang sekarang diambil oleh ayah tiri anda. Atau jika anda anak perempuan, mungkin dulu anda dan ibu anda seperti kakak beradik, bahkan tidur dalam kamar yang sama, tetapi sekarang anda telah digeser ke luar oleh ayah tiri anda.

“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang,” demikian anjuran Alkitab. (Filipi 4:5) Kata asli yang digunakan di sini, mengandung arti “mengalah” dan menyatakan semangat dari seseorang yang tidak menuntut semua hal yang menjadi haknya yang sah. Jadi, cobalah mengalah, berkompromi. Manfaatkan keadaan anda yang baru, dan jangan terus mengingat-ingat masa lalu. (Pengkhotbah 7:10) Hendaklah rela berbagi dengan saudara tiri laki-laki maupun perempuan, tidak memperlakukan mereka seperti orang luar. (1 Timotius 6:18) Makin cepat anda memperlakukan satu sama lain sebagai saudara-saudara kandung, makin cepat pula perasaan anda terhadap satu sama lain akan bertumbuh. Dan mengenai pria baru di dalam rumah, jangan membencinya. Bergembiralah karena ia siap membantu memikul beban tanggung jawab rumah tangga.

Mengatasi Perlakuan yang Tidak Sama

Setelah mengakui bahwa ayah tirinya menunjukkan kasih, seorang gadis muda menambahkan: “Tetapi ada perbedaan. Ia mengharapkan lebih banyak, mendisiplin lebih banyak, lebih sedikit menunjukkan pengertian terhadap kami . . . dibanding dengan anak-anaknya sendiri yang sebaya dengan kami. Ini sangat menjengkelkan kami.”

Sadari bahwa seorang-tua tiri biasanya tidak akan memiliki perasaan yang sama terhadap anak tirinya seperti terhadap anak kandungnya. Hal ini disebabkan, bukan semata-mata karena hubungan darah dengan anak kandungnya, tetapi karena pengalaman bersama dalam kehidupan. Dan juga, bahkan seorang-tua kandung dapat lebih mengasihi satu anak daripada anak lain. (Kejadian 37:3) Tetapi, ada perbedaan penting antara perlakuan yang sama dengan perlakuan yang adil. Orang-orang memiliki kepribadian sendiri dan kebutuhan yang berbeda. Jadi daripada terlalu memikirkan perlakuan yang sama, cobalah melihat apakah orang-tua tiri anda berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anda. Jika anda merasa bahwa hal-hal ini tidak dipenuhi, maka barulah anda memiliki alasan untuk membicarakan hal ini dengan orang-tua tiri anda.

Kakak atau adik tiri anda dapat juga menjadi penyebab pertengkaran. Jangan sekali-kali lupa bahwa mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan keluarga tiri. Mereka mungkin bahkan tidak suka kepada dan menganggap anda sebagai pengacau dalam keluarga mereka. Jadi dengan sungguh-sungguh berupayalah untuk berbuat baik. Jika mereka mencerca anda, cobalah ‘mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.’ (Roma 12:21) Lagi pula, bahkan di antara saudara kandung bukan sesuatu yang luar biasa untuk bentrok dari waktu ke waktu.—Lihat Pasal 6.

Kesabaran Membuahkan Hasil!

“Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.” (Pengkhotbah 7:8) Pada umumnya, dibutuhkan waktu beberapa tahun sebelum anggota-anggota keluarga tiri dapat mengembangkan kepercayaan hingga merasa terbiasa satu sama lain. Hanya setelah itulah kebiasaan dan nilai-nilai yang berbeda dapat berpadu menjadi rutin yang mulus. Jadi bersabarlah! Jangan berharap akan mengalami “kasih dalam sekejap” atau bahwa akan tercipta suatu “keluarga dalam sekejap.”

Ketika ibu Tomas menikah lagi, ia sangat resah. Ibunya memiliki empat anak, dan pria yang dikawininya memiliki tiga anak. “Kami berkelahi, bertengkar, ganggu-mengganggu, dan mengalami ketegangan emosi yang sangat berat,” Tomas menulis. Apa yang akhirnya membawa sukses? “Dengan menerapkan prinsip-prinsip Alkitab, segala sesuatu dapat dipecahkan; tidak selalu dalam sekejap, tetapi dengan berlalunya waktu dan penerapan buah-buah roh Allah, akhirnya keadaannya menjadi baik.”—Galatia 5:22, 23.

Bahwa berpegang kepada prinsip-prinsip Alkitab benar-benar mendatangkan sukses bagi keluarga tiri ditunjukkan oleh pengalaman beberapa remaja yang kami wawancarai:

Remaja-Remaja dalam Keluarga Tiri yang Sukses

Pewawancara: Bagaimana anda menghindari perasaan kesal atas disiplin yang diberikan orang-tua tiri anda?

Lynch: Ibu dan ayah tiri saya selalu kompak dalam hal memberikan disiplin. Jika sesuatu terjadi, mereka berdua mencapai kesepakatan untuk melakukannya, jadi bila saya dipukul, saya tahu itu dari mereka berdua.

Linda: Pada mulanya sangat sulit karena saya akan berkata, “Hak apa yang anda miliki untuk menyuruh saya melakukan ini?” Tetapi kemudian saya teringat bagaimana Alkitab berkata untuk ‘Menghormati ayahmu dan ibumu.’ Meskipun ia bukan ayah kandung saya, dalam mata Allah ia tetap ayah saya.

Robin: Saya tahu bahwa Ibu akan sangat terpukul bila saya membenci orang yang ia cintai.

Pewawancara: Apa yang membantu tercapainya komunikasi yang baik?

Lynch: Anda harus berupaya menaruh minat dalam apa yang dilakukan orang-tua tiri anda. Saya membantunya dalam pekerjaan duniawinya. Dan seraya kami bekerja kami akan berbicara terus. Hal ini membantu saya memahami pandangannya. Pada waktu-waktu lain saya akan duduk bersamanya, dan kami akan bercakap-cakap mengenai ‘apa saja.’

Valerie: Ibu tiri saya dan saya menggunakan banyak waktu bersama-sama, dan saya akhirnya benar-benar memahaminya. Kami menjadi sahabat yang sangat akrab.

Robin: Ayah saya baru meninggal satu tahun ketika Ibu menikah lagi. Saya tidak mau akrab dengan ayah tiri karena saya tidak ingin ia menggantikan ayah saya. Saya berdoa agar Allah membantu saya mengatasi pengaruh kematian ayah saya dan membantu saya agar akrab dengan ayah tiri. Saya berdoa dan berdoa terus. Yehuwa benar-benar menjawab doa-doa ini.

Pewawancara: Apa yang anda lakukan agar semakin akrab?

Valerie: Kadang-kadang saya akan meminta ibu tiri saya pergi menonton suatu pertunjukan bersama—hanya kami berdua. Atau bila saya pergi, saya akan membelikannya bunga atau vas bunga, sesuatu untuk menunjukkan bahwa saya mempunyai perhatian untuknya. Ia benar-benar menghargai hal ini.

Eric: Anda harus mencari sesuatu yang anda berdua sukai. Satu-satunya persamaan yang ada di antara saya dan ayah tiri saya adalah bahwa ia kawin dengan ibu saya dan kami tinggal dalam rumah yang sama. Bantuan terbesar saya dapatkan ketika saya mulai memiliki minat dalam Alkitab sama seperti dia. Seraya saya semakin dekat dengan Allah Yehuwa, saya semakin dekat dengan ayah tiri saya. Sekarang kami benar-benar memiliki persamaan!

Pewawancara: Bagaimana anda secara pribadi telah mendapatkan manfaat?

Robin: Ketika saya tinggal hanya dengan ibu saya, saya dimanja dan suka memberontak. Segala sesuatu harus selalu menurut kemauan saya. Sekarang saya telah belajar untuk mempertimbangkan orang lain dan lebih tidak mementingkan diri.

Lynch: Ayah tiri saya membantu saya berpikir seperti pria dewasa. Ia membantu saya menguasai berbagai ketrampilan dan cara memanfaatkan tangan saya. Bila ada persoalan dan saya membutuhkan seseorang, ia selalu siap. Ya, ia adalah ayah terbaik yang dapat dimiliki seseorang.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi

◻ Bagaimana perasaan banyak remaja bila orang-tua mereka kawin lagi? Mengapa?

◻ Bagaimana kasih Kristen telah membantu seorang remaja?

◻ Apakah anda harus tunduk kepada disiplin dari orang-tua tiri?

◻ Mengapa penting untuk mengetahui caranya berkompromi dan saling membagi?

◻ Haruskah anda mengharapkan perlakuan yang sama seperti kakak dan adik tiri? Bagaimana jika anda merasa diperlakukan tidak adil?

◻ Sebutkan beberapa hal yang dapat anda lakukan yang akan membantu anda lebih akrab dengan seorang-tua tiri.

[Blurb di hlm. 45]

“Saya beranggapan bahwa tunangan ayah saya mengambil alih kedudukan ibu saya, jadi saya sangat jahat terhadapnya”

[Gambar di hlm. 43]

Seorang-tua yang menikah lagi sering menimbulkan perasaan marah, dikhianati, dan cemburu

[Gambar di hlm. 46]

Disiplin dari orang-tua tiri sering tidak disukai

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan