PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w89 15/9 hlm. 15-20
  • Para Penatua​—Perlakukanlah Kawanan Domba Allah Dengan Lemah Lembut!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Para Penatua​—Perlakukanlah Kawanan Domba Allah Dengan Lemah Lembut!
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Tidak Memerintah atas Kawanan
  • Sumber Kelegaan dan Penyegaran
  • Dengan Keadilan dan Kebenaran
  • Teruslah Berlaku Lemah Lembut
  • ”Gembalakanlah Kawanan Domba Allah”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2011
  • Para Penatua, Berilah Keputusan yang Adil-Benar
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Para Gembala, Tirulah Gembala-Gembala Terbesar
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
  • Taatilah Pemimpin-Pemimpinmu
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
w89 15/9 hlm. 15-20

Para Penatua​—Perlakukanlah Kawanan Domba Allah Dengan Lemah Lembut!

”Kami bersikap lemah lembut sewaktu berada di tengah-tengah kalian, seperti seorang ibu merawat anak-anaknya.”—1 TESALONIKA 2:7, BIS.

1. Mengapa setiap Saksi yang loyal dari Yehuwa dapat merasa aman?

YEHUWA adalah Gembala yang Agung. Ia membuat persediaan yang limpah bagi hamba-hamba-Nya yang seperti domba dan memimpin mereka ”di jalan yang benar” demi nama kudus-Nya. Maka, mereka yang melakukan kehendak-Nya tidak perlu takut akan hal-hal buruk dan dapat berpaling kepada Allah mereka yang berbelas kasihan untuk mendapatkan penghiburan. Sesungguhnya, setiap Saksi yang loyal dari Yehuwa mempunyai alasan kuat untuk merasa aman dalam pemeliharaan Allah yang pengasih.—Mazmur 23:1-4.

2. Sebagai cahaya kemuliaan Allah, sifat-sifat apa yang Yesus perlihatkan?

2 Yesus Kristus ”adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.” (Ibrani 1:1-4) Maka Yesus, Gembala yang Baik, juga memperlihatkan kasih dan belas kasihan. (Yohanes 10:14, 15) Sebagai contoh, pada suatu kali ”Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.”—Markus 6:34.

3. (a) Seperti Allah Yehuwa dan Yesus Kristus, para gembala bawahan Kristen patut memperlihatkan sifat-sifat apa? (b) Nasihat dan peringatan apa yang diberikan rasul Paulus kepada para pengawas?

3 Semua orang Kristen hendaknya ’menjadi peniru Allah dan berjalan di dalam kasih, sebagaimana Kristus sudah mengasihi mereka’. (Efesus 5:1, 2, Bode) Jadi mereka hendaknya pengasih dan berbelas kasihan. Ini terutama harus demikian sehubungan dengan gembala-gembala bawahan dari kawanan domba Allah. Rasul Paulus berkata: ”Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu [”tidak akan memperlakukan kawanan itu dengan lemah lembut,” NW]. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.”—Kisah 20:28-30.

4. (a) Setelah beberapa waktu, apa yang benar-benar terjadi sesuai dengan peringatan Paulus dalam Kisah 20:29, 30? (b) Pertanyaan-pertanyaan apa yang sekarang perlu dipertimbangkan?

4 Setelah beberapa waktu, ”serigala-serigala yang ganas” yaitu orang-orang murtad memang muncul dan ’tidak memperlakukan kawanan itu dengan lemah lembut’. Namun betapa senang kita bahwa para penatua di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa tidak mempraktikkan kelaliman seperti itu! Jadi, perlakuan macam apakah yang dapat diharapkan oleh saudara-saudara seiman dari pengawas-pengawas yang dilantik oleh roh ini? Dan bagaimana mereka yang dilantik dapat memperlakukan domba-domba Yehuwa dengan lembut?

Tidak Memerintah atas Kawanan

5. (a) Bagaimana para pemimpin duniawi sering memperlakukan rakyat mereka? (b) Bagaimana Yesus memperlihatkan bahwa tidak ada tempat bagi kelaliman di kalangan para pengikutnya?

5 Kita sepatutnya dapat mengharapkan para penatua Kristen memperlakukan kita dengan pengasih. Mereka tidak seperti penguasa-penguasa duniawi, yang sering memerintah rakyat mereka dengan tangan besi. Sebagai contoh, menurut laporan, Raja Charlemagne, yang keturunan Jerman (memerintah tahun 768-814 M.), ”memaksa orang-orang Saxon, dengan ancaman siksaan kematian, untuk menerima baptisan, memberikan hukuman yang paling berat kepada mereka yang melanggar Lent [masa puasa 40 hari sebelum Paskah], dan di mana-mana menggantikan bujukan dengan paksaan.” (The History of the Christian Church atau Sejarah Gereja Kristen, karya William Jones) Tidak ada tempat bagi kelaliman di kalangan para pengikut Yesus, karena ia berkata: ”Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.”—Matius 20:25-28.

6. (a) Berkenaan para penatua, faktor-faktor dasar apa yang menonjol? (b) Sidang mempunyai alasan untuk mengharapkan apa dari para penatua, dan bagaimana hendaknya pria-pria in memandang diri mereka sendiri?

6 Seorang pria Kristen yang ’berupaya meraih kedudukan sebagai pengawas menghendaki pekerjaan yang indah’. (1 Timotius 3:1, NW) Bila kita mempertimbangkan hal ini dan nasihat Yesus yang baru dikutip, faktor-faktor dasar berikut ini menonjol: (1) Para penatua Kristen tidak boleh berlaku lalim atas orang lain; (2) mereka yang memikul tanggung jawab di kalangan para pengikut Yesus harus menjadi hamba-hamba mereka, bukan majikan mereka; dan (3) pria-pria yang berupaya meraih kedudukan sebagai pengawas harus memandangnya sebagai ”pekerjaan yang indah,” bukan sebagai kedudukan terkemuka. (Amsal 25:27; 1 Korintus 1:31) Istilah ”penatua” tidak membuat seseorang lebih unggul daripada para penyembah Yehuwa yang lain. Sebaliknya, sidang mempunyai alasan untuk berharap bahwa semua penatua adalah pria-pria yang matang secara rohani, berpengalaman, dan rendah hati, yang memberikan teladan dalam dinas suci. Sesungguhnya, para penatua hendaknya memandang diri mereka sendiri sebagai hamba-hamba yang rendah hati dari Allah Yehuwa, Yesus Kristus, dan sesama Kristen.—Roma 12:11; Galatia 5:13; Kolose 3:24.

7. (a) Bagaimana hendaknya para penatua menerapkan 2 Korintus 1:24 dalam berurusan dengan saudara-saudara lain? (b) Apa yang patut dilakukan para penatua dengan instruksi-instruksi yang diterima dari Badan Pimpinan?

7 Dengan rendah hati menjadi hamba demi kepentingan orang lain tentu akan mencegah seorang penatua ”memerintah atas” mereka. Dan betapa baik bahwa para pengawas kita memperlihatkan sikap yang sama dengan sikap Paulus! Ia memberi tahu orang-orang Kristen di Korintus, ’Kami tidak mau memerintah atas iman kamu, tetapi kami adalah rekan-rekan sekerja demi sukacitamu.’ (2 Korintus 1:24, NW) Maka, mereka yang menjalankan kepengawasan dengan pengasih tidak akan membebani saudara-saudara seiman dengan peraturan-peraturan bikinan manusia yang tidak perlu. Sebaliknya, para pengawas di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa dikendalikan oleh prinsip-prinsip Alkitab dan memberikan pelayanan yang ramah dan bersifat membantu. Mereka juga sangat menganggap berharga kawanan domba Allah, dengan segera menerapkan instruksi-instruksi yang diterima dari Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa.—Kisah, pasal 15.

8. Sikap apa yang Paulus miliki terhadap saudara-saudara seimannya, dan bagaimana seharusnya ini mempengaruhi para penatua abad ke-20?

8 Karena Paulus berlaku lemah lembut terhadap kawanan domba Allah, ia dapat memberi tahu orang-orang Kristen di Tesalonika: ”Kami bersikap lemah lembut sewaktu berada di tengah-tengah kalian, seperti seorang ibu merawat anak-anaknya. Karena kasih sayang kami, kami bersedia memberikan kepadamu bukan saja Kabar Baik yang dari Allah itu, tetapi hidup kamipun juga. Sebab kami sangat mengasihi kalian!” (1 Tesalonika 2:7, 8, BIS) Paulus bertindak seperti apa yang dilakukan seorang ibu, mengasihi anak-anaknya dengan begitu dalam sehingga mendahulukan kepentingan mereka di atas kepentingannya sendiri dan berlaku lemah lembut terhadap mereka. Hal ini seharusnya benar-benar menggerakkan para penatua pada abad ke-20 untuk memperlakukan kawanan domba Allah dengan lemah lembut!

Sumber Kelegaan dan Penyegaran

9. Keadaan apa dari umat Yehuwa dewasa ini telah dinubuatkan dalam Yesaya 32:1, 2?

9 Ketika menunjuk kepada zaman pemerintahan Kerajaan di tangan Yesus Kristus sekarang ini, nabi Yesaya menubuatkan bahwa seorang raja akan ”memerintah menurut kebenaran” dan ”pangeran-pangeran” (NW) akan memerintah ”menurut keadilan.” Jadi, para penatua dalam organisasi teokratis zaman sekarang mengurus kepentingan Kerajaan surgawi yang sudah berdiri—benar-benar dinas sebagai pangeran! Atas pria-pria yang bertanggung jawab inilah kata-kata nubuat dari Yesaya selanjutnya berlaku: ”Mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus.”—Yesaya 32:1, 2.

10. Tiap penatua di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa hendaknya menjadi sumber dari apa?

10 Tidak seperti para pemimpin agama Susunan Kristen yang menindas, para penatua di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa merupakan sumber kelegaan dan kesegaran. Sebagai badan penatua, mereka menganjurkan perdamaian, ketentraman, dan perasaan aman di antara umat Yehuwa. Secara pribadi, masing-masing penatua dapat ikut membantu menciptakan keadaan yang baik ini dengan memperlakukan kawanan domba Allah dengan lemah lembut.

Dengan Keadilan dan Kebenaran

11. (a) Keadaan apa yang umumnya terdapat di kalangan orang Kristen abad pertama yang juga terdapat dalam kebanyakan sidang Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini? (b) Para pengawas memiliki tanggung jawab apa terhadap sidang, dan mengapa?

11 Meskipun problem-problem timbul dalam beberapa sidang Kristen pada abad pertama, keadaan sidang-sidang tersebut pada umumnya tentram, bersatu padu, dan penuh sukacita. (1 Korintus 1:10-12; 3:5-9; Efesus 1:2; Yakobus 2:1-9; 3:2-12; 4:11, 12; 1 Yohanes 1:3, 4) Keadaan rohani yang baik juga terdapat dalam kebanyakan sidang Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini karena adanya berkat Allah, kepemimpinan Kristus, dan pekerjaan yang setia dari para pengawas yang dilantik. Guna menjamin perdamaian, persatuan, dan sukacita dalam sidang, pria-pria ini memohonkan bantuan ilahi dan dengan sungguh-sungguh berupaya menjaga organisasi Allah bersih, secara moral dan rohani. (Yesaya 52:11) Organisasi yang tidak bersih tidak pernah akan tentram dan penuh sukacita, dan pasti tidak mendapat perkenan dan berkat Allah. ”Mata[-Nya] terlalu suci untuk melihat kejahatan,” untuk toleran terhadap perbuatan salah. (Habakuk 1:13) Maka, antara lain, para penatua diharapkan menangani soal-soal pengadilan dengan cara yang benar, berdasarkan Alkitab. Tetapi apa beberapa faktor yang perlu diingat bila menangani kasus-kasus seperti itu?

12. Walaupun para penatua tidak dituntut untuk memeriksa masalah pribadi yang tidak melanggar hukum atau prinsip-prinsip Alkitab, apa yang perlu dilakukan sesuai dengan Galatia 6:1?

12 Satu hal ialah, dalam kasus-kasus yang menyangkut sengketa pribadi, kemungkinan besar pribadi-pribadi dapat menyelesaikan sendiri masalahnya. (Matius 18:15-17) Karena para penatua tidak ’memerintah atas iman kita’, mereka tidak diharapkan untuk memeriksa soal-soal yang benar-benar bersifat pribadi yang tidak melibatkan pelanggaran serius terhadap hukum-hukum atau prinsip-prinsip Alkitab. Tentu, jika ada bukti bahwa seseorang telah mengambil ”langkah yang salah sebelum ia menyadarinya” (NW), mereka yang mempunyai kecakapan rohani hendaknya berupaya ”memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut.”—Galatia 6:1.

13. Bagaimana Alkitab memperlihatkan bahwa para penatua perlu bertindak hanya berdasarkan bukti adanya perbuatan salah, bukan berdasarkan kabar angin?

13 Para penatua harus melayani ”menurut keadilan,” selalu tidak berat sebelah. Maka mereka hendaknya bertindak berdasarkan bukti adanya perbuatan salah, bukan sekedar kabar angin. Paulus menasihati: ”Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi.” (1 Timotius 5:19) Menurut standar Yehuwa, di Israel purba seseorang yang dituduh melakukan dosa besar harus dihukum mati ’atas keterangan dua atau tiga orang saksi, dan bukan satu orang saksi saja’. Selanjutnya, orang yang dituduh itu jelas mempunyai kesempatan untuk menghadapi penuduh-penuduhnya, dan jika ada cukup bukti, ’tangan saksi-saksi itulah yang pertama-tama harus membunuhnya’.—Ulangan 17:6, 7.

14. (a) Diotrefes secara salah mencoba melakukan apa? (b) Apa yang Allah harap dari para penatua bila mereka menangani soal-soal pengadilan?

14 Harus ada dasar yang kuat berdasarkan Alkitab untuk tindakan pengadilan. Betapa senang kita bahwa para pengawas sidang tidak seperti Diotrefes yang angkuh pada abad pertama M.! Ia dengan keliru mencoba ’mengucilkan dari jemaat’ orang-orang yang ingin dengan ramah menerima saudara-saudara yang dalam penugasan keliling. Rasul Yohanes tidak meremehkan hal ini dan perbuatan jahat lainnya tetapi memperingatkan: ”Apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya.” (3 Yohanes 9, 10) Jadi, panitia pengadilan dewasa ini harus benar-benar pasti bahwa ada dasar Alkitab untuk tindakan pemecatan yang mereka ambil.a Tentu, Allah mengharapkan para penatua Kristen berlaku adil dalam berurusan dengan orang lain. Sesungguhnya, mereka yang mengurus masalah-masalah dalam organisasi Yehuwa di bumi harus ’orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, dapat dipercaya’.—Keluaran 18:21.

15. Peranan apa hendaknya dimainkan oleh doa pada pemeriksaan pengadilan?

15 Setiap panitia pengadilan Kristen hendaknya memohonkan bantuan Yehuwa dalam doa yang sepenuh hati. Pertemuan dengan seorang saudara atau saudari yang dituduh melakukan dosa yang serius hendaknya dibuka dengan doa. Sebenarnya, adalah patut untuk berdoa pada saat apapun selama pembahasan itu apabila suatu keadaan khusus timbul yang membutuhkan bantuan Allah.—Yakobus 5:13-18.

16. Cara bagaimana para penatua hendaknya memimpin pemeriksaan pengadilan, dan mengapa?

16 Para penatua tahu bahwa seorang saudara seiman yang dituduh berbuat dosa adalah ’domba’ dalam kawanan Allah dan harus diperlakukan dengan lemah lembut. (Bandingkan Yehezkiel 34:7-14.) Domba aksara membutuhkan perhatian yang lembut, karena mereka adalah makhluk-makhluk yang lemah yang bergantung pada gembala mereka untuk perlindungan. Maka, bagaimana dengan domba-domba kiasan dalam sidang setempat? Mereka pasti merasa aman dalam pemeliharaan Gembala yang Agung, Allah Yehuwa, dan Gembala yang Baik, Yesus Kristus. Namun gembala-gembala bawahan dari kawanan itu harus bertindak dengan cara-cara yang membantu menciptakan ketentraman batin dan perasaan aman dalam diri hamba-hamba Yehuwa yang seperti domba. Jika saudara seorang gembala bawahan Kristen, apakah saudara-saudari merasa aman dan tenang dalam pemeliharaan saudara? Memang, para penatua harus dengan teguh menjunjung tinggi hukum-hukum dan prinsip-prinsip Alkitab. Tetapi mereka dituntut oleh Alkitab untuk memperlakukan domba-domba dengan pengasih dan memimpin pemeriksaan pengadilan dengan tenang, tertib, ramah, dan timbang rasa.

17. Pokok-pokok Alkitab apa hendaknya diingat para penatua, terutama pada waktu pemeriksaan pengadilan?

17 Karena tidak sempurna, ”kita semua sering membuat kesalahan” dalam apa yang kita katakan. (Yakobus 3:2, BIS) Kita masing-masing membutuhkan belas kasihan Allah dan ’korban pendamaian’ Kristus. (1 Yohanes 1:8–2:2; Mazmur 130:3) Maka seorang gembala bawahan Kristen patut memandang dirinya sendiri dengan rendah hati. Ia juga perlu ingat kata-kata Yesus: ”Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” (Lukas 6:31) Nasihat ini khususnya perlu diterapkan pada waktu pemeriksaan pengadilan. Pria-pria yang mempunyai kecakapan rohani hendaknya berupaya menuntun orang Kristen yang bersalah itu ke jalan yang benar ’dalam roh lemah lembut, sambil menjaga diri mereka sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.’—Galatia 6:1; 1 Korintus 10:12.

18. (a) Apa yang dapat terjadi jika para penatua memperlakukan saudara-saudara lain dengan keras selama pemeriksaan pengadilan? (b) Sesuai dengan Markus 9:42, para penatua dan orang-orang Kristen lain hendaknya waspada untuk tidak melakukan apa?

18 Jika para penatua memperlakukan orang lain dengan keras selama pemeriksaan pengadilan, ini dapat merugikan orang tersebut. Tetapi sekalipun ini tidak menimbulkan luka emosi atau fisik, kemungkinan besar akan timbul luka rohani yang serius, dan kecakapan para pengawas juga bisa diragukan. (Bandingkan Yakobus 2:13.) Maka, selama pemeriksaan pengadilan dan pada semua kesempatan lain, para penatua hendaknya ramah dan menjaga agar tidak menjadi sandungan bagi orang lain. Tentu, semua orang Kristen perlu berhati-hati dalam hal ini, karena Yesus berkata: ”Barangsiapa menyesatkan [”menyebabkan tersandung,” NW] salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.” (Markus 9:42) Batu kilangan bisa begitu besar sehingga biasanya dibutuhkan tenaga seekor hewan untuk membaliknya, dan tidak seorang pun yang dicampakkan ke laut dengan beban sedemikian berat diikatkan pada lehernya dapat tetap hidup. Maka, pastilah seorang penatua harus berhati-hati untuk tidak menyebabkan seseorang tersandung sehingga mengakibatkan kerugian rohani yang serius atas dirinya sendiri dan orang yang tersandung itu.—Filipi 1:9-11.

Teruslah Berlaku Lemah Lembut

19. Nasihat apa yang Petrus berikan kepada sesama penatua, dan tanggapan mereka yang sepatutnya atas nasihat tersebut mempunyai pengaruh apa terhadap prospek mereka?

19 Rasul Petrus memperlihatkan bagaimana sesama pengawas harus menggembalakan kawanan ketika ia menulis: ”Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.” (1 Petrus 5:2-4) Hanya dengan menerapkan nasihat tersebut dan dengan memperlihatkan kelemahlembutan kepada kawanan domba Allah para pengawas yang terurap dapat memperoleh pahala surgawi mereka sebagai makhluk-makhluk roh yang tidak berkematian dan para penatua yang memiliki harapan di bumi dapat menerima kehidupan kekal dalam Firdaus sedunia yang akan datang.

20. (a) Bagaimana para gembala bawahan Kristen harus berurusan dengan saudara-saudara seiman mereka? (b) Bagaimana perasaan saudara terhadap dinas yang patut ditiru dan perhatian yang lembut dari para penatua yang pengasih?

20 Allah Yehuwa maupun Yesus Kristus adalah Gembala-Gembala yang pengasih dan berbelas kasihan. Maka sementara gembala-gembala bawahan Kristen dengan teguh menjunjung standar-standar ilahi, mereka harus memperlihatkan kasih dan belas kasihan dalam berurusan dengan saudara-saudara seiman mereka yang seperti domba. Tentu semua Saksi yang loyal dari Yehuwa benar-benar menghargai dinas yang patut ditiru dari penatua-penatua yang rela berkorban tersebut yang menjaga apa yang dipercayakan kepada mereka dan memperlakukan kawanan domba Allah dengan lemah lembut. Penghargaan tersebut, yang disertai respek sepatutnya dapat diperlihatkan dengan menaati mereka yang menjadi pemimpin di antara kita.

[Catatan Kaki]

a Seseorang dapat naik banding atas keputusan pemecatannya jika ia yakin bahwa kesalahan yang serius telah terjadi dalam mengadilinya.

Bagaimana Pendapat Saudara?

◻ Bagaimana Yesus Kristus memperlihatkan bahwa tidak ada tempat bagi kelaliman di kalangan para pengikutnya?

◻ Apa yang harus dilakukan para penatua pada waktu menerima instruksi dari Badan Pimpinan?

◻ Menurut Yesaya 32:1, 2, para penatua hendaknya menjadi sumber dari apa?

◻ Bagaimana Alkitab memperlihatkan bahwa para penatua tidak boleh bertindak berdasarkan kabar angin belaka?

◻ Bagaimana para gembala bawahan Kristen harus memperlakukan kawanan?

[Gambar di hlm. 18]

Doa sepenuh hati penting bila panitia pengadilan bertemu dengan seorang saudara seiman

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan