PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Buku Alkitab Nomor 3​—Imamat
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Pokok-Pokok Penting Buku Imamat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2004
  • ”Kalian Harus Kudus”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2021
  • Pelajaran dari Buku Imamat tentang Cara Memperlakukan Orang Lain
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2021
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1

IMAMAT, BUKU

Buku ketiga dalam Pentateukh, memuat hukum-hukum Allah mengenai korban-korban, kemurnian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan ibadat kepada Yehuwa. Dengan melaksanakan instruksi-instruksi keimaman, para imam Lewi memberikan dinas suci sebagai ”gambaran simbolis dan bayangan dari perkara-perkara surgawi”.—Ibr 8:3-5; 10:1.

Periode yang Ditinjau. Peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam buku ini terjadi dalam waktu tidak lebih dari satu bulan. Bagian terbesar buku Imamat berisi daftar peraturan-peraturan Yehuwa dan hanya memuat sedikit laporan tentang berbagai peristiwa yang terjadi selama periode waktu yang panjang. Didirikannya tabernakel pada hari pertama bulan pertama tahun kedua setelah Israel meninggalkan Mesir disebutkan dalam pasal terakhir Keluaran, yaitu buku sebelum Imamat. (Kel 40:17) Kemudian, buku Bilangan (langsung setelah catatan Imamat) di ayat-ayat awalnya (1:1-3) mulai dengan perintah Allah untuk mengadakan sensus, yang diberikan kepada Musa ”pada hari pertama dari bulan kedua pada tahun kedua setelah mereka keluar dari tanah Mesir”.

Waktu dan Tempat Penulisan. Secara masuk akal dapat disimpulkan bahwa buku ini ditulis pada tahun 1512 SM, di Sinai di padang belantara. Imamat memang ditulis di padang belantara karena buku ini banyak menyebutkan hal-hal yang mencerminkan kehidupan di perkemahan.—Im 4:21; 10:4, 5; 14:8; 17:1-5.

Penulis. Semua bukti yang telah disebutkan juga membantu kita mengidentifikasi Musa sebagai penulisnya. Ia menerima informasi tersebut dari Yehuwa (Im 26:46), dan kata-kata penutup buku ini berbunyi, ”Itulah perintah-perintah yang Yehuwa berikan kepada Musa sebagai perintah kepada putra-putra Israel di Gunung Sinai.” (27:34) Selain itu, Imamat adalah bagian dari Pentateukh, yang pada umumnya diakui telah ditulis oleh Musa. Kata pembukaan ”Kemudian . . . ” di Imamat menunjukkan bahwa buku ini terkait dengan Keluaran, dan dengan demikian terkait dengan buku-buku lainnya dalam Pentateukh; selain itu, caranya Yesus Kristus dan para penulis Kitab-Kitab Kristen merujuk ke buku ini memperlihatkan bahwa mereka tahu bahwa buku ini ditulis oleh Musa dan tak dapat disangkal adalah bagian dari Pentateukh. Misalnya, perhatikan rujukan Kristus ke Imamat 14:1-32 (Mat 8:2-4), rujukan Lukas ke Imamat 12:2-4, 8 (Luk 2:22-24), dan saduran dari Imamat 18:5 (Rm 10:5) oleh Paulus.

Imamat di antara Gulungan-Gulungan Laut Mati. Di antara manuskrip-manuskrip yang ditemukan di dekat L. Mati, sembilan memuat fragmen-fragmen buku Imamat. Empat di antaranya, konon berasal dari tahun 125 sampai tahun 75 SM, ditulis dalam huruf-huruf Ibrani kuno yang digunakan sebelum pembuangan di Babilon.

Nilai Buku Ini. Allah berjanji kepada Israel bahwa apabila mereka menaati perkataan-Nya, mereka akan menjadi bagi-Nya ”suatu kerajaan imam dan suatu bangsa yang kudus”. (Kel 19:6) Buku Imamat memuat catatan tentang cara Allah melantik para imam bagi bangsa-Nya dan memberi mereka ketetapan-ketetapan yang dapat memelihara mereka tetap kudus di mata-Nya. Meskipun Israel hanyalah gambaran dari ”bangsa yang kudus” milik Allah dan para imamnya ”memberikan dinas suci sebagai gambaran simbolis dan bayangan dari perkara-perkara surgawi” (Ibr 8:4, 5), hukum Allah, apabila ditaati, akan membuat mereka tetap bersih dan layak menjadi anggota ’keimaman kerajaan dan bangsa kudus-Nya’ yang rohani. (1Ptr 2:9) Akan tetapi, karena mayoritas dari mereka tidak taat, Israel kehilangan hak istimewa untuk menjadi satu-satunya bangsa yang menjadi anggota dalam Kerajaan Allah, sebagaimana yang Yesus katakan kepada orang Yahudi. (Mat 21:43) Meskipun demikian, hukum-hukum yang dicantumkan dalam buku Imamat tak terukur nilainya bagi orang-orang yang mengindahkannya.

Hukum-hukum yang mengatur sanitasi dan menu makanan, serta peraturan-peraturan sehubungan dengan moralitas seksual, melindungi mereka terhadap penyakit dan kebejatan moral. (Im psl. 11-15, 18) Akan tetapi, hukum-hukum ini khususnya memberikan manfaat rohani kepada mereka, karena memungkinkan mereka mengenal jalan-jalan Yehuwa yang kudus dan adil-benar serta membantu mereka menyelaraskan diri dengan jalan-jalan-Nya. (11:44) Selain itu, peraturan-peraturan yang dicantumkan dalam bagian Alkitab ini, sebagai bagian dari Hukum, menjadi pembimbing yang menuntun orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, Imam Besar agung Allah dan pribadi yang digambarkan di muka oleh korban-korban yang tak terhitung banyaknya yang dipersembahkan selaras dengan Hukum.—Gal 3:19, 24; Ibr 7:26-28; 9:11-14; 10:1-10.

Buku Imamat masih tetap sangat bernilai bagi semua orang dewasa ini yang berhasrat melayani Yehuwa dengan cara yang diperkenan. Iman kita benar-benar dikuatkan dengan mempelajari penggenapan berbagai coraknya sehubungan dengan Yesus Kristus, korban tebusan, dan sidang Kristen. Meskipun orang Kristen memang tidak berada di bawah perjanjian Hukum (Ibr 7:11, 12, 19; 8:13; 10:1), peraturan-peraturan yang dicantumkan dalam buku Imamat memberi mereka pemahaman tentang sudut pandangan Allah atas segala sesuatu. Maka buku ini bukan sekadar menceritakan perincian-perincian yang tidak menarik dan tidak dapat diterapkan, melainkan menjadi sumber informasi yang relevan. Dengan memperoleh pengetahuan tentang cara Allah memandang berbagai hal, yang beberapa di antaranya tidak ditinjau secara spesifik dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, orang Kristen dapat dibantu untuk menghindari apa yang tidak menyenangkan Allah dan melakukan apa yang menyenangkan Dia.

[Kotak di hlm. 1043]

POKOK-POKOK PENTING IMAMAT

Hukum-hukum Allah, khususnya mengenai dinas para imam di Israel, yang demi manfaat seluruh bangsa itu menandaskan seriusnya dosa dan pentingnya menjadi kudus karena Yehuwa adalah kudus

Ditulis oleh Musa pada tahun 1512 SM, sewaktu Israel berkemah di G. Sinai

Keimaman Harun diresmikan dan mulai berfungsi

Musa melaksanakan prosedur peresmian yang lamanya tujuh hari (8:1-36)

Pada hari kedelapan, keimaman mulai berfungsi; Yehuwa memanifestasikan perkenan-Nya dengan mempertunjukkan kemuliaan-Nya dan dengan memakan habis persembahan di atas mezbah (9:1-24)

Yehuwa membunuh Nadab dan Abihu karena mempersembahkan api yang tidak sah; setelah itu ada larangan tentang penggunaan minuman beralkohol sewaktu seseorang melayani di tempat suci (10:1-11)

Persyaratan digariskan bagi mereka yang akan melayani sebagai imam; peraturan ditetapkan mengenai memakan apa yang kudus (21:1–22:16)

Penggunaan korban-korban untuk mempertahankan hubungan yang diperkenan dengan Allah

Hukum-hukum diberikan sehubungan dengan binatang yang memenuhi syarat untuk dijadikan persembahan bakaran dan cara binatang harus dipersiapkan untuk persembahan (1:1-17; 6:8-13; 7:8)

Jenis persembahan biji-bijian serta cara mempersembahkannya kepada Yehuwa ditetapkan (2:1-16; 6:14-18; 7:9, 10)

Prosedur untuk menangani korban persekutuan ditetapkan; makan darah dan lemak dilarang (3:1-17; 7:11-36)

Ada perincian tentang binatang-binatang untuk persembahan dosa bagi seorang imam, himpunan Israel, seorang pemimpin, atau salah seorang di antara umat; prosedur untuk menangani persembahan diuraikan (4:1-35; 6:24-30)

Hukum diberikan untuk situasi-situasi yang menuntut persembahan kesalahan (5:1–6:7; 7:1-7)

Instruksi disampaikan mengenai persembahan yang harus dibuat pada hari sang imam diurapi (6:19-23)

Semua persembahan harus sehat; ada uraian tentang cacat-cacat yang membuat seekor binatang tidak pantas dijadikan korban (22:17-33)

Ada uraian tentang prosedur Hari Pendamaian, yang mencakup korban berupa seekor lembu jantan dan dua ekor kambing—seekor kambing bagi Yehuwa dan seekor lagi bagi Azazel (16:2-34)

Peraturan-peraturan terperinci untuk melindungi umat terhadap kenajisan dan untuk memelihara kekudusan

Binatang-binatang tertentu dianggap tidak haram dan boleh dimakan, yang lain-lain dianggap haram dan tidak boleh dimakan; kontak dengan bangkai menyebabkan kenajisan (11:1-47)

Seorang wanita harus ditahirkan dari kenajisannya setelah melahirkan (12:1-8)

Prosedur untuk menangani kasus-kasus penyakit kusta diperinci (13:1–14:57)

Lelehan dari organ seks membuat orang najis, dan pentahiran dituntut (15:1-33)

Kekudusan harus dijaga dengan merespek kesucian darah dan dengan menolak inses, sodomi, bestialitas, fitnah, spiritisme, dan praktek-praktek memuakkan lainnya (17:1–20:27)

Sabat dan perayaan musiman bagi Yehuwa

Hari dan tahun Sabat serta peraturan dan prinsip berkenaan dengan Yobel digariskan (23:1-3; 25:1-55)

Ada perincian tentang cara memperingati Perayaan Kue Tidak Beragi (setelah Paskah) dan Perayaan Minggu-Minggu (belakangan disebut Pentakosta) tahunan (23:4-21)

Ada uraian tentang prosedur untuk memperingati Hari Pendamaian dan Perayaan Pondok (23:26-44)

Berkat untuk ketaatan, laknat untuk ketidaktaatan

Berkat untuk ketaatan mencakup panen yang limpah, kedamaian, dan keamanan (26:3-13)

Laknat untuk ketidaktaatan mencakup penyakit, kekalahan di tangan musuh, bala kelaparan, kebinasaan kota-kota, penelantaran tanah, dan pembuangan (26:14-45)

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan