PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w91 1/12 hlm. 9-14
  • Membebaskan Diri dari Agama Palsu

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Membebaskan Diri dari Agama Palsu
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Asal Mula Agama Palsu
  • Agama Sejati
  • Penawanan Babilon
  • Membebaskan Diri dari Belenggu Agama Palsu pada Zaman Akhir
  • Agama Sejati dan Agama Palsu
  • Mempraktikkan Agama yang Murni untuk Keselamatan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Jauhi Ibadat Palsu!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
  • Agama-Agama Palsu Merusak Nama Baik Allah
    Hidup Bahagia Selamanya!—Pelajari Caranya dari Alkitab
  • Ibadat yang Allah Perkenan
    Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
w91 1/12 hlm. 9-14

Membebaskan Diri dari Agama Palsu

”Keluarlah kamu dari antara mereka, . . . firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.”​—2 KORINTUS 6:17.

1. Transaksi apa dicoba oleh Setan terhadap Yesus, dan dua perkara apa yang kita pelajari dari tawaran yang dibuat oleh Setan ini?

”SEMUA itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Walaupun tawaran ini dibuat ribuan tahun setelah munculnya agama palsu, tindakan tersebut memberikan kunci untuk mengerti siapa sebenarnya di balik ibadat palsu dan apa tujuannya. Menjelang akhir tahun 29 M., Iblis menawarkan kepada Yesus semua kerajaan dunia ini sebagai penukar untuk mendapatkan suatu tindak ibadat. Episode ini memberi tahu kita dua hal: bahwa Setanlah yang hendak memberikan kerajaan-kerajaan dunia ini dan bahwa tujuan utama agama palsu adalah ibadat kepada Iblis.​—Matius 4:8, 9.

2. Apa yang kita pelajari dari kata-kata Yesus di Matius 4:10?

2 Dengan jawabannya, Yesus tidak saja menolak agama palsu tetapi ia juga memperlihatkan apa yang tersangkut dalam agama sejati. Ia menyatakan, ”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan [”Yehuwa”, NW] Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:10) Karena itu, tujuan agama sejati adalah ibadat kepada satu-satunya Allah yang sejati, Yehuwa. Itu menyangkut iman dan ketaatan, tindakan untuk melakukan kehendak Yehuwa.

Asal Mula Agama Palsu

3. (a) Kapan dan bagaimana agama palsu mulai di bumi? (b) Apa perbuatan pertama yang dicatat mengenai sikap tidak toleran dalam hal agama, dan bagaimana penindasan agama terus berlangsung sejak itu?

3 Agama palsu mulai di bumi pada waktu manusia-manusia yang pertama tidak menaati Allah dan menerima saran si Ular untuk memutuskan bagi diri mereka sendiri yang ”baik dan buruk”. (Kejadian 3:5) Dengan berbuat demikian mereka menolak kedaulatan Yehuwa yang adil-benar dan meninggalkan ibadat yang benar, agama sejati. Merekalah manusia-manusia pertama yang ”menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Pencipta”. (Roma 1:25) Makhluk yang mereka pilih untuk disembah dengan tidak sengaja tidak lain dari Setan si Iblis, ”si ular tua”. (Wahyu 12:9) Kain, putra sulung mereka, tidak mau mengikuti nasihat Yehuwa yang diberikan dengan baik hati dan dengan demikian memberontak melawan kedaulatan-Nya. Sadar atau tidak, Kain menjadi ”anak si jahat”, Setan, dan pelaku ibadat kepada Iblis. Ia membunuh Habel, adik laki-lakinya, yang mempraktikkan ibadat sejati, agama sejati. (1 Yohanes 3:12; Kejadian 4:3-8; Ibrani 11:4) Darah Habel adalah darah yang pertama ditumpahkan karena sikap yang tidak toleran dalam hal agama. Sangat menyedihkan bahwa agama palsu terus menumpahkan darah yang tidak bersalah bahkan sampai hari ini.—Lihat Matius 23:29-35; 24:3, 9.

4. Sehubungan dengan pengalaman Nuh, ayat mana dalam Alkitab melukiskan sifat agama sejati?

4 Sebelum Air Bah, Setan berhasil menjauhkan mayoritas umat manusia dari agama sejati. Akan tetapi, Nuh ”mendapat kasih karunia di mata Tuhan [Yehuwa]”. Mengapa? Karena ia ”hidup bergaul [”berjalan”, NW] dengan Allah [”sejati”, NW]”. Dengan kata lain, ia mempraktikkan ibadat sejati. Agama sejati bukan seremoni atau upacara tetapi cara hidup. Di dalamnya tersangkut tindakan menaruh iman kepada Yehuwa dan melayani Dia dengan taat, ’berjalan dengan Dia’. Nuh berbuat demikian.—Kejadian 6:8, 9, 22; 7:1; Ibrani 11:6, 7.

5. (a) Iblis mencoba mendirikan apa setelah Air Bah, dan bagaimana? (b) Bagaimana Yehuwa merintangi dan menggagalkan rencana Iblis tersebut dan apa akibatnya?

5 Tidak lama setelah Air Bah, Iblis rupanya menggunakan Nimrod, pria yang terkenal karena nama buruknya sebab ia ”menentang Yehuwa”, dalam usaha mempersatukan seluruh umat manusia dalam suatu bentuk ibadat yang sekali lagi menentang Yehuwa. (Kejadian 10:8, 9 (NW); 11:2-4) Wadah tersebut diharapkan menjadi satu agama palsu yang bersatu padu, ibadat Iblis yang dijadikan satu, berpusat pada kota dan menara yang dibangun oleh para penyembahnya. Yehuwa merintangi dan menggagalkan rencana kotor ini dengan mengacaukan ”satu bahasa” yang pada waktu itu digunakan oleh seluruh umat manusia. (Kejadian 11:5-9) Karena itu, kota ini disebut sebagai Babel dan belakangan Babilon, kedua nama yang berarti ”Kekacauan”. Kekacauan bahasa ini menyebabkan terpencarnya umat manusia ke seluruh bumi.

6. (a) Gagasan-gagasan agama apa yang telah ditanamkan dalam benak para penyembah Setan di Babilon sebelum mereka terpencar? (b) Mengapa agama-agama di seluruh dunia memiliki kepercayaan-kepercayaan yang serupa? (c) Maksud-tujuan setan apa yang dilayani oleh Babilon, dan kota zaman purba tersebut menjadi simbol untuk apa?

6 Akan tetapi, berdasarkan sejarah mitologi dan agama, akan kelihatan bahwa sebelum pemencaran umat manusia ini dilakukan oleh Yehuwa, Setan telah menanamkan ke dalam benak para penyembahnya pokok-pokok dasar tertentu mengenai agama palsu. Ini mencakup pengertian-pengertian agama bahwa jiwa terus hidup setelah kematian, rasa takut terhadap orang mati, dan adanya suatu dunia bawah bersifat neraka, beserta ibadat kepada tak terhitung banyaknya dewa-dewa dan dewi-dewi, beberapa dari antaranya dikelompokkan ke dalam berbagai wujud tiga serangkai. Kepercayaan-kepercayaan tersebut dibawa ke ujung-ujung bumi oleh berbagai kelompok bahasa tersebut. Dengan berlalunya waktu, gagasan-gagasan dasar ini mengalami perubahan-perubahan. Tetapi pada umumnya, gagasan-gagasan tersebut membentuk struktur agama palsu di semua bagian dunia. Walaupun dirintangi dan digagalkan dalam usahanya untuk menciptakan satu agama palsu yang dipersatukan dengan ibu kotanya sedunia di Babilon, Setan bersedia menerima aneka bentuk ibadat palsu, yang diilhami dari Babilon dan dirancang untuk mengalihkan ibadat dari Yehuwa kepada dirinya sendiri. Selama berabad-abad Babilon tetap sebagai pusat yang berpengaruh untuk penyembahan berhala, ilmu gaib, ilmu sihir, dan astrologi—semuanya menjadi bagian-bagian hakiki yang membentuk agama palsu. Tidak mengherankan, buku Wahyu melambangkan imperium agama palsu sedunia ini sebagai pelacur cabul bernama Babel Besar.—Wahyu 17:1-5.

Agama Sejati

7. (a) Mengapa agama sejati tidak dipengaruhi oleh kekacauan bahasa tersebut? (b) Siapa yang kemudian dikenal sebagai ”bapa semua orang percaya”, dan mengapa?

7 Sudah jelas, agama sejati tetap tidak terpengaruh dengan dikacaukannya tutur kata umat manusia oleh Yehuwa di Babel. Ibadat sejati telah dipraktikkan sebelum Air Bah oleh pria-pria dan wanita-wanita setia seperti Habel, Henokh, Nuh, istri Nuh serta putra-putra dan menantu-menantu perempuannya. Setelah Air Bah ibadat sejati dipelihara dalam garis keturunan Sem, putra Nuh. Abraham, seorang keturunan Sem, mempraktikkan agama sejati dan menjadi dikenal sebagai ”bapa semua orang percaya”. (Roma 4:11) Imannya didukung oleh pekerjaan-pekerjaan. (Yakobus 2:21-23) Agamanya adalah suatu cara hidup.

8. (a) Bagaimana agama sejati dihadapkan dengan agama palsu pada abad ke-16 S.M., dan apa akibatnya? (b) Penyelenggaraan baru apa yang Yehuwa tetapkan sehubungan dengan ibadat murni kepada-Nya?

8 Ibadat sejati terus dipraktikkan dalam garis keturunan Abraham—Ishak, Yakub (atau, Israel), dan ke-12 putra Yakub, yang menjadi sumber ke-12 suku Israel. Pada penutup abad ke-16 S.M. keturunan-keturunan Abraham sampai kepada Ishak berjuang melindungi agama yang murni dalam suatu lingkungan kafir yang bermusuhan—Mesir—di bawah paksaan perbudakan. Yehuwa menggunakan Musa hamba-Nya yang setia, dari suku Lewi, untuk melepaskan para penyembah-Nya dari kuk Mesir tersebut, negeri yang dipenuhi dengan agama palsu. Melalui Musa, Yehuwa menyelenggarakan perjanjian dengan Israel, sehingga mereka dijadikan umat pilihan-Nya. Pada waktu itu, Yehuwa mengodifikasikan (menyusun) ibadat-Nya, sehingga untuk sementara menetapkannya dalam batas-batas suatu sistem korban-korban yang dilaksanakan oleh suatu imamat dan dengan tempat suci jasmani, pertama-tama tabernakel (kemah perhimpunan) yang dapat diangkut-angkut dan kemudian bait di Yerusalem.

9. (a) Bagaimana ibadat sejati dipraktikkan sebelum perjanjian Taurat? (b) Bagaimana Yesus memperlihatkan bahwa corak-corak jasmani dalam Taurat tidak permanen?

9 Akan tetapi, hendaknya diperhatikan, bahwa corak-corak jasmani ini tidak dimaksudkan untuk menjadi bagian-bagian permanen pembentuk agama sejati. Hukum tersebut adalah ”bayangan dari apa yang harus datang”. (Kolose 2:17; Ibrani 9:8-10; 10:1) Sebelum Hukum Musa, di zaman patriarkhat, kepala-kepala keluarga rupanya mewakili rumah tangga mereka dalam mempersembahkan korban-korban pada mezbah-mezbah yang telah mereka dirikan. (Kejadian 12:8; 26:25; 35:2, 3; Ayub 1:5) Tetapi belum ada imamat atau sistem korban-korban yang diorganisasi, dengan seremoni dan upacara. Lebih jauh, Yesus sendiri memperlihatkan sifat sementara dari ibadat yang dikodifikasikan yang berpusat di Yerusalem pada waktu ia mengatakan kepada seorang wanita Samaria, ”Saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini [Gerizim, sebelumnya menjadi tempat sebuah kuil Samaria] dan bukan di juga di Yerusalem. . . . Saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar [”sejati”, NW] akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4:21-23) Yesus memperlihatkan bahwa agama sejati harus dipraktikkan, bukan dengan perkara-perkara jasmani, tetapi dengan roh dan kebenaran.

Penawanan Babilon

10. (a) Mengapa Yehuwa membiarkan umat-Nya dibawa sebagai tawanan ke Babilon? (b) Dengan dua cara apa Yehuwa melepaskan suatu sisa yang setia pada tahun 537 S.M., dan apa maksud-tujuan utama kembalinya mereka ke Yehuda?

10 Sejak pemberontakan di Eden, telah terjadi permusuhan yang terus-menerus antara agama sejati dan agama palsu. Kadang-kadang para penyembah sejati secara simbolik telah ditawan oleh agama palsu, yang sejak zaman Nimrod dilambangkan oleh Babilon. Sebelum Yehuwa membiarkan umatnya dibawa sebagai tawanan ke Babilon pada tahun 617 S.M. dan 607 S.M., mereka telah menjadi korban agama palsu yang bersifat Babilon. (Yeremia 2:13-23; 15:2; 20:6; Yehezkiel 12:10, 11) Pada tahun 537 S.M., suatu sisa yang setia kembali ke Yehuda. (Yesaya 10:21) Mereka mengindahkan seruan nubuat, ”Keluarlah dari Babel . . . !” (Yesaya 48:20) Ini bukan sekadar kelepasan jasmani, tetapi juga suatu kelepasan rohani dari suatu lingkungan najis, agama palsu yang penuh berhala najis. Karena itu kaum sisa yang setia ini diperintahkan, ”Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah [Yehuwa].” (Yesaya 52:11) Maksud-tujuan utama mereka kembali ke Yehuda adalah untuk mendirikan kembali ibadat murni, agama sejati.

11. Di samping pemulihan ibadat murni di Yehuda, perkembangan-perkembangan baru apa dalam hal agama terjadi pada abad keenam S.M.?

11 Menarik, bahwa pada abad keenam S.M. itu juga muncul cabang-cabang baru agama palsu dalam Babel Besar. Pada waktu itu terjadi kelahiran Budhisme, Konfusianisme, Zoroastrianisme, dan Jainisme, demikian pula filsafat rasionalisme Yunani yang kemudian begitu hebatnya mempengaruhi gereja-gereja Susunan Kristen. Maka seraya ibadat murni dipulihkan di Yehuda, musuh utama Allah menyediakan semakin banyak pilihan dalam agama palsu.

12. Kelepasan apa dari penawanan Babilon terjadi pada abad pertama M., dan peringatan apa yang Paulus berikan?

12 Pada waktu Yesus menampakkan diri di Israel, mayoritas orang Yahudi sedang mempraktikkan berbagai bentuk Yudaisme, suatu bentuk agama yang telah menerima banyak konsep-konsep agama Babilon. Bentuk agama ini telah mengikat dirinya kepada Babel Besar. Kristus mengutuknya dan melepaskan murid-muridnya dari penawanan Babilon. (Matius, pasal 23; Lukas 4:18) Karena agama palsu dan filsafat Yunani merajalela di daerah-daerah tempat ia memberitakan, rasul Paulus mengutip nubuat Yesaya dan menerapkannya kepada umat kristiani, yang perlu terus bebas dari pengaruh najis Babel Besar. Ia menulis, ”Apakah hubungan bait Allah dengan berhala [Babel]? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: ’Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.’ ”—2 Korintus 6:16, 17.

Membebaskan Diri dari Belenggu Agama Palsu pada Zaman Akhir

13. Apa yang ditunjukkan dalam pesan-pesan yang dikirim oleh Kristus kepada ketujuh sidang di Asia Kecil, dan apa yang muncul sebagai akibatnya?

13 Pesan-pesan yang Kristus kirim kepada ketujuh sidang di Asia Kecil melalui Penyingkapan [Wahyu] yang diberikan kepada rasul Yohanes menunjukkan dengan jelas bahwa menjelang akhir abad pertama M. tersebut, praktik-praktik dan sikap-sikap agama Babilon menyusup ke dalam sidang Kristen. (Wahyu pasal 2 dan 3) Kemurtadan khususnya berkembang sejak abad kedua sampai abad kelima M., yang menghasilkan bentuk korup dari agama Kristen yang murni. Doktrin-doktrin Babel seperti peri jiwa yang tak berkematian, neraka yang bernyala-nyala dan Tritunggal dimasukkan ke dalam ajaran-ajaran Kekristenan yang murtad. Gereja Katolik, Ortodoks, dan kemudian Protestan semuanya menganut dogma-dogma palsu ini dan, karena itu, menjadi bagian dari Babel Besar, imperium agama palsu sedunia milik Iblis.

14, 15. (a) Apa yang diperlihatkan oleh perumpamaan Yesus tentang gandum dan lalang? (b) Apa yang terjadi menjelang akhir abad ke-19, dan kemajuan apa telah dibuat oleh umat kristiani sejati dalam hal doktrin?

14 Agama sejati tidak pernah sama sekali dilenyapkan. Selalu ada para pencinta kebenaran sepanjang abad-abad tersebut, beberapa di antaranya menyerahkan kehidupan mereka karena kesetiaan mereka kepada Yehuwa dan Firman-Nya, Alkitab. Tetapi sebagaimana diperlihatkan oleh perumpamaan Yesus mengenai gandum dan lalang, gandum simbolik itu, atau putra-putra Kerajaan yang terurap, baru akan dipisahkan dari lalang, atau putra-putra si jahat, pada ”penutup sistem perkara”. (Matius 13:24-30, 36-43, NW) Seraya zaman akhir—zaman untuk terjadinya pemisahan ini—mendekat, siswa-siswa Alkitab yang tulus ikhlas menjelang akhir abad ke-19 mulai membebaskan diri dari belenggu perbudakan agama palsu.

15 Pada tahun 1914 umat kristiani ini, yang dewasa ini dikenal sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, telah memupuk iman yang kuat kepada tebusan. Mereka tahu bahwa kehadiran Kristus harus terjadi tanpa kelihatan. Mereka mengerti bahwa tahun 1914 akan menandakan berakhirnya ”zaman bangsa-bangsa”. (Lukas 21:24) Dan mereka jelas memahami apa yang dimaksud dengan jiwa serta kebangkitan. Mereka juga mendapat pencerahan mengenai kekeliruan yang mencolok dalam ajaran-ajaran gereja tentang neraka dan Tritunggal. Mereka belajar dan mulai menggunakan nama ilahi dan akhirnya memahami kekeliruan teori evolusi serta praktik spiritisme.

16. Seruan apa disambut oleh orang-orang kristiani terurap pada tahun 1919?

16 Suatu permulaan yang baik telah dibuat dalam proses melepaskan diri dari belenggu-belenggu agama palsu. Dan pada tahun 1919, Babel Besar sama sekali kehilangan cengkeramannya atas umat Allah. Sebagaimana sisa orang Yahudi telah dilepaskan dari Babilon pada tahun 537 S.M., demikian pula sisa orang-orang kristiani terurap yang setia mengindahkan seruan untuk ’keluar dari tengah-tengahnya [Babel Besar]’.—Yesaya 52:11.

17. (a) Apa yang berkembang sejak tahun 1922, dan kebutuhan apa terasa di kalangan umat Allah? (b) Sikap ekstrem apa dianut, dan mengapa hal ini dapat dimengerti?

17 Sejak tahun 1922, kebenaran-kebenaran Alkitab yang keras dan tegas diterbitkan dan diedarkan kepada umum, yang menyingkapkan agama palsu yang bersifat Babel, khususnya gereja-gereja Susunan Kristen. Tampak kebutuhan untuk mengesankan pada pikiran umat Allah yang telah dibersihkan bahwa pemutusan hubungan dengan segala bentuk agama palsu harus total. Dengan demikian, selama bertahun-tahun, bahkan penggunaan kata ”agama” dihindari bila menyebut ibadat murni. Slogan-slogan, seperti ”Agama Adalah Jerat dan Penipuan”, diarak di jalan pada kota-kota besar. Buku-buku seperti Government (1928) dan ”The Truth Shall Make You Free” (1943) memperlihatkan perbedaan yang tajam antara ”Kekristenan” dan ”agama”. Sikap ekstrem ini dapat dimengerti, karena pemutusan hubungan sepenuhnya secara tuntas harus dibuat dengan sistem-sistem agama Babel Besar yang telah menyebar ke mana-mana.

Agama Sejati dan Agama Palsu

18. Pengertian baru apa tentang ”agama” diberikan pada tahun 1951, dan bagaimana hal ini dijelaskan dalam Buku Tahunan 1975?

18 Kemudian, pada tahun 1951, tiba waktu yang tepat bagi Yehuwa untuk memberikan kepada umat-Nya suatu pengertian yang jernih mengenai perbedaan antara agama sejati dan agama palsu. Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 1975 melaporkan, ”Pada tahun 1951, para pembela ibadat sejati mulai mengetahui sesuatu yang patut diperhatikan mengenai istilah ’agama’. Beberapa dari mereka bisa saja mengingat tahun 1938 manakala, kadang-kadang mereka membawa tanda yang menggugah pikiran ’Agama Adalah Jerat dan Penipuan’. Dari sudut pandangan mereka pada waktu itu, semua ’agama’ bertentangan dengan semangat Kristen, berasal dari Iblis. Tetapi The Watchtower terbitan 15 Maret 1951, setuju menggunakan kata sifat ’benar’ dan ’palsu’ sehubungan dengan agama. Lebih jauh, buku yang benar-benar memikat perhatian What Has Religion Done for Mankind? (diterbitkan pada tahun 1951 dan diumumkan pada Kebaktian ’Ibadat yang Bersih’ di Wembley Stadium, London, Inggris) mengatakan, ’Bila ditafsirkan menurut caranya digunakan, ”agama” dalam definisinya yang paling sederhana berarti suatu sistem, suatu bentuk ibadat, tanpa mempersoalkan apakah itu ibadat yang benar atau palsu. Ini sesuai dengan makna kata Ibrani untuk itu, ’a·boh·dáh, yang yang secara harfiah berarti ”pelayanan”, tidak soal kepada siapa diberikan.’ Sejak itu, ungkapan ’agama palsu’ dan ’agama sejati’ menjadi umum di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa.”—Halaman 225.

19, 20. (a) Mengapa para penyembah sejati tidak akan kecewa dengan digunakannya kata ”agama” dalam penerapannya kepada ibadat murni? (b) Pengertian baru ini memungkinkan umat Yehuwa untuk melakukan apa?

19 Dalam jawaban atas pertanyaan pembaca, The Watchtower terbitan 15 Agustus 1951, menyatakan, ”Tidak seorang pun patut merasa kecewa dengan digunakannya istilah ’agama’. Dengan menggunakannya tidak berarti kita menempatkan diri dalam golongan agama-agama palsu yang dibelenggu oleh tradisi, sama seperti kalau kita menyebut diri umat kristiani tidak menempatkan diri kita dalam persahabatan dengan umat kristiani palsu, Susunan Kristen.”

20 Sama sekali bukan suatu kompromi, sebaliknya pengertian baru mengenai kata ”agama” ini memungkinkan umat Yehuwa memperlebar jurang pemisah antara ibadat yang benar dan palsu, sebagaimana akan diperlihatkan oleh artikel berikut.

Untuk Menguji Pengertian Kita

◻ Kapan dan bagaimana agama palsu mulai di bumi?

◻ Setan mencoba mendirikan apa setelah Air Bah, dan bagaimana rencananya dirintangi dan digagalkan?

◻ Babilon menjadi simbol untuk apa?

◻ Kelepasan-kelepasan apa terjadi pada tahun 537 S.M., pada abad pertama M., dan pada tahun 1919?

◻ Pengertian baru apa tentang kata ”agama” diberikan pada tahun 1951, dan mengapa pada waktu itu?

[Kotak/Gambar di hlm. 11]

Doktrin-doktrin palsu yang dipercayai di seluruh dunia berasal dari Babilon:

◻ Tritunggal, atau berbagai wujud tiga serangkai, berupa dewa-dewa

◻ Jiwa manusia terus hidup setelah kematian

◻ Spiritisme—berbicara dengan orang-orang ”mati”

◻ Penggunaan patung dalam ibadat

◻ Mantera untuk menenteramkan hantu-hantu

◻ Pemerintahan oleh golongan pendeta yang sangat berkuasa

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan