PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g93 8/10 hlm. 15-16
  • Anak-Anak Anda dalam Bahaya!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Anak-Anak Anda dalam Bahaya!
  • Sedarlah!—1993
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Problem Zaman Dahulu
  • Problem yang Mendesak
  • Pencegahan di Rumah
    Sedarlah!—1993
  • Eksploitasi Seksual atas Anak-Anak—Problem Seluas Dunia
    Sedarlah!—1997
  • Krisis Itu Melanda Seluruh Dunia
    Sedarlah!—1999
  • Para Korban yang Tak Berdosa dari Pemerkosaan Anak
    Sedarlah!—1991
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1993
g93 8/10 hlm. 15-16

Anak-Anak Anda dalam Bahaya!

Serangan seksual atas anak-anak merupakan kenyataan buruk di dunia yang sakit ini. Majalah Lear mengatakan, ’Itu mempengaruhi lebih banyak orang dibandingkan kanker, penyakit jantung, AIDS.’ Karena itu, Sedarlah! merasa wajib untuk berupaya memberi peringatan kepada pembacanya tentang bahaya ini dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.​—Bandingkan Yehezkiel 3:17-21; Roma 13:11-13.

DALAM tahun-tahun belakangan ini, jeritan seluas dunia telah muncul berkenaan serangan seksual terhadap anak-anak. Namun perhatian media, yang sarat dengan orang-orang ternama yang telah membeberkan secara terbuka pengalaman mereka sendiri sehubungan penganiayaan anak, telah menuntun kepada kesalahpahaman yang populer. Beberapa orang percaya bahwa semua ocehan tentang serangan terhadap anak-anak ini hanyalah mode terbaru. Akan tetapi, kenyataannya, hampir tidak ada yang baru sehubungan serangan seksual semacam itu. Itu hampir setua sejarah umat manusia.

Problem Zaman Dahulu

Kira-kira 4.000 tahun yang lalu, kota Sodom dan kota Gomora terkenal karena kebejatannya. Pedophilia (penyimpangan seksual terhadap anak-anak) rupanya termasuk salah satu di antara banyak kejahatan di daerah tersebut. Kejadian 19:4 menggambarkan gerombolan pria Sodom yang gila seks ”dari yang muda sampai yang tua” berupaya memperkosa dua pria tamu Lot. Pertimbangkan: Mengapa anak-anak lelaki semuda itu telah bergejolak dengan gagasan memperkosa laki-laki? Jelas, mereka telah diperkenalkan kepada penyimpangan homoseksual.

Berabad-abad kemudian, bangsa Israel pindah ke wilayah Kanaan. Negeri ini begitu sarat dengan inses, sodomi, hubungan seksual dengan binatang, pelacuran, dan bahkan pengorbanan secara ritual dari anak-anak kecil kepada ilah hantu-hantu sehingga semua perbuatan keji ini harus dengan jelas dinyatakan terlarang dalam Hukum Musa. (Imamat 18:6, 21-23; 19:29; Yeremia 32:35) Meskipun telah mendapat peringatan ilahi, bangsa Israel yang memberontak, termasuk beberapa penguasa mereka, melakukan praktek-praktek yang nista ini.​—Mazmur 106:35-38.

Akan tetapi, berkenaan hal-hal ini, Yunani dan Romawi purba jauh lebih buruk daripada bangsa Israel. Pembunuhan bayi merupakan praktek yang umum di kedua negeri tersebut, dan di Yunani, hubungan seksual antara pria-pria dewasa dengan anak lelaki kecil merupakan praktek yang diterima secara luas. Rumah-rumah bordil yang menyediakan anak-anak lelaki menjamur di setiap kota Yunani purba. Di Kekaisaran Romawi, pelacuran anak-anak juga sedemikian lumrah sehingga pajak dan hari libur tertentu diatur khusus untuk bisnis tersebut. Di arena-arena, anak-anak perempuan diperkosa dan dipaksa berhubungan seksual dengan binatang. Kemesuman serupa juga lumrah di banyak bangsa purba lainnya.

Bagaimana dengan zaman modern kita? Apakah umat manusia telah sebegitu beradab sehingga perbuatan seksual yang mengerikan semacam itu tidak berkembang dewasa ini? Siswa-siswa Alkitab tidak dapat menerima anggapan itu. Mereka tahu betul bahwa rasul Paulus mencirikan zaman kita sebagai ”masa yang sukar”. Ia menyebut mengenai merajalelanya cinta akan diri sendiri, cinta akan kesenangan, dan runtuhnya kasih alami dalam keluarga yang melanda masyarakat modern dan menambahkan, ”Orang jahat dan penipu akan bertambah jahat.” (2 Timotius 3:1-5, 13; Wahyu 12:7-12) Apakah serangan seksual terhadap anak-anak, yang sering dilakukan oleh ”orang jahat dan penipu”, semakin memburuk?

Problem yang Mendesak

Serangan atas anak-anak sering dirahasiakan, terlalu dirahasiakan sehingga itu barangkali disebut sebagai kejahatan yang paling jarang dilaporkan. Meskipun demikian, kejahatan semacam itu terbukti telah meningkat pesat dalam dekade-dekade belakangan ini. Di Amerika Serikat, sebuah survei tentang masalah ini diadakan oleh Los Angeles Times. Survei tersebut mendapati bahwa 27 persen wanita dan 16 persen pria telah dianiaya secara seksual semasa kanak-kanak. Yang tak kalah mengejutkan dengan statistik ini adalah, perkiraan-perkiraan saksama lain atas Amerika Serikat mendapati angka yang lebih tinggi.

Di Malaysia, laporan mengenai serangan seksual terhadap anak-anak telah meningkat empat kali lipat selama dekade yang lalu. Di Thailand, sekitar 75 persen pria dalam sebuah survei mengaku berhubungan seksual dengan pelacur kanak-kanak. Di Jerman, pemerintah memperkirakan bahwa sebanyak 300.000 anak dianiaya secara seksual setiap tahun. Menurut Cape Times dari Afrika Selatan, jumlah laporan sehubungan kasus serangan demikian meningkat sebanyak 175 persen selama periode tiga tahun terakhir ini. Di Belanda dan Kanada, para peneliti mendapati bahwa sekitar sepertiga dari seluruh kaum wanita telah dianiaya secara seksual semasa kanak-kanak. Di Finlandia, 18 persen gadis-gadis kelas sembilan (berusia 15 atau 16 tahun) dan 7 persen anak-anak lelaki dilaporkan pernah berhubungan seksual dengan seseorang yang berusia sedikitnya lima tahun lebih tua.

Di berbagai negeri, laporan-laporan yang meresahkan telah muncul ke permukaan berkenaan sistem-sistem ibadat agama yang menganiaya anak-anak dengan praktek-praktek dan penyiksaan seksual yang sadis. Sering, orang-orang yang melaporkan bahwa mereka adalah korban kejahatan semacam itu diperlakukan dengan sikap tidak percaya, bukannya dengan kasih sayang.

Maka, serangan seksual terhadap anak-anak bukanlah hal baru ataupun langka; perbuatan itu merupakan problem lama yang menjadi epidemi dewasa ini. Dampaknya dapat sangat menghancurkan. Banyak di antara mereka yang selamat menderita perasaan tidak berharga dan rendah diri yang dalam. Para pakar di bidang tersebut telah mencatat beberapa akibat umum dari inses yang dialami gadis-gadis, seperti kabur dari rumah, penyalahgunaan narkotik dan alkohol, depresi, upaya bunuh diri, kenakalan anak-anak, promiskuitas, gangguan tidur, dan problem-problem dalam belajar. Akibat-akibat jangka panjang dapat termasuk tidak sanggup mengasuh anak, frigid, tidak percaya kepada laki-laki, menikah dengan seorang pelaku pedophilia, lesbianisme, pelacuran, dan perbuatan itu sendiri berupa serangan seksual terhadap anak-anak.

Akibat-akibat yang datang kemudian ini tidak terelakkan bagi seorang korban; dan tak seorang pun pantas membenarkan perbuatan salah hanya atas dasar bahwa orang tersebut telah diserang di masa lalu. Penganiayaan tidak menakdirkan korban-korbannya menjadi amoral ataupun nakal; juga tidak menghilangkan semua tanggung jawab pribadi mereka atas pilihan-pilihan yang mereka buat di kemudian hari dalam kehidupan. Namun akibat-akibat yang lazim ini yang dialami korban-korban merupakan bahaya yang nyata. Ini semakin mendesak kita untuk bertanya: Bagaimana kita dapat melindungi anak-anak terhadap serangan secara seksual?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan