PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Pelajaran dari Kata-Kata Terakhir Yakub—Bagian 1
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Gilead
    Daftar Istilah
  • Pemilihan Ilahi Menurut ”Maksud-Tujuan Kekal”
    ”Maksud-Tujuan Kekal” dari Allah Sekarang Terlaksana untuk Kebaikan Manusia
  • Yakub Mempunyai Keluarga yang Besar
    Buku Cerita Alkitab
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2

RUBEN

[Lihat, seorang Putra!].

1. Putra sulung dari 12 putra Yakub. Ibunya adalah istri yang kurang disayangi Yakub, yaitu Lea, yang menamai putranya Ruben, karena katanya, ”Yehuwa telah memperhatikan kesusahanku, sehingga sekarang suamiku akan mulai mencintai aku.” (Kej 29:30-32; 35:23; 46:8; Kel 1:1, 2; 1Taw 2:1) Karena kemurahan hati yang terus Yehuwa perlihatkan kepada ibunya, Ruben dan kelima saudara kandungnya (Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, dan Zebulon) menjadi kepala-kepala suku, setengah dari jumlah semua kepala suku utama Israel; keenam lainnya (Yusuf, Benyamin, Dan, Naftali, Gad, dan Asyer) adalah saudara-saudara tiri Ruben.—Kej 35:23-26.

Beberapa sifat baik Ruben terlihat pada waktu ia membujuk agar kesembilan saudaranya tidak membunuh Yusuf tetapi melemparkan Yusuf ke dalam sebuah sumur yang kering, sebab Ruben berniat untuk kembali secara diam-diam dan mengeluarkan Yusuf dari sumur itu. (Kej 37:18-30) Lebih dari 20 tahun kemudian, sewaktu saudara-saudaranya itu menyimpulkan bahwa tuduhan sebagai mata-mata yang dilancarkan terhadap mereka di Mesir adalah akibat perlakuan buruk mereka terhadap Yusuf, Ruben mengingatkan bahwa ia tidak ikut-ikutan dalam rencana jahat mereka sehubungan dengan kehidupan Yusuf. (Kej 42:9-14, 21, 22) Selain itu, sewaktu Yakub tidak mengizinkan Benyamin menyertai saudara-saudaranya pada perjalanan mereka yang kedua ke Mesir, Ruben-lah yang menawarkan kedua putranya sendiri sebagai jaminan, dengan mengatakan, ”[Mereka] boleh kaubunuh jika aku tidak membawa [Benyamin] kembali kepadamu.”—Kej 42:37.

Sebagai putra sulung Yakub, sewajarnyalah jika Ruben mendapatkan hak-hak putra sulung keluarga tersebut. Misalnya, ia berhak menerima dua bagian tanah yang diwariskan ayahnya, Yakub. Sewaktu Yakub memberkati putra-putranya menjelang kematiannya, timbul pertanyaan: Apakah Ruben akan mendapatkan hak-hak tersebut sebagai anak sulung? Selain itu, Yakub, sang patriark, sebagai kepala keluarga, melayani sebagai imam Yehuwa bagi seluruh keluarganya, mempersembahkan korban-korban di atas mezbah keluarga, dan memimpin doa serta memberikan pengajaran agama. Sebagai ayah, ia juga mengatur seluruh keluarga dan semua hambanya, ternak, dan harta milik. Apakah berbagai tanggung jawab ini akan diserahkan kepada Ruben?

Ruben-lah yang pertama-tama Yakub panggil, lalu ia mengatakan, ”Ruben, engkau anak sulungku, kegagahanku dan awal kekuatanku untuk menghasilkan keturunan, keunggulan dalam kehormatan dan keunggulan dalam kekuatan. Dengan kebebasan yang tidak terkendali seperti air, jangan menjadi lebih unggul, karena engkau telah menaiki tempat tidur bapakmu. Pada waktu itu engkau menodai peraduanku. Dia menaikinya!”—Kej 49:3, 4.

Yakub ingat bahwa Ruben telah didiskualifikasi sehingga hal ini mempengaruhi hak-hak istimewanya di kemudian hari. Ruben telah mempermalukan ayahnya. Ia melakukan perbuatan amoral, yaitu mengadakan inses dengan gundik ayahnya, Bilha, hamba perempuan milik Rakhel, istri yang dikasihi Yakub. Ini terjadi tidak lama setelah Rakhel meninggal sewaktu melahirkan Benyamin. Alkitab tidak menjelaskan mengapa Ruben, si sulung, menodai Bilha, sang pelayan, apakah agar Bilha tidak menggantikan Rakhel sebagai istri kesayangan Yakub, sehingga nantinya akan lebih dikasihi daripada Lea, ibu Ruben, atau apakah Ruben sekadar mengumbar nafsunya terhadap Bilha. Alkitab hanya berkata, ”Dan sekali waktu, ketika Israel berdiam di tanah itu, Ruben pergi dan tidur dengan Bilha, gundik bapaknya, dan hal itu terdengar oleh Israel.” (Kej 35:22) Septuaginta Yunani menambahkan, ”Dan hal itu jahat di matanya.”—Kej 35:21, LXX, Thomson.

Ruben masih diakui sebagai anak dan tidak diusir karena perbuatannya ini. Bertahun-tahun kemudian, pada waktu Yakub memberkati putra-putranya, barulah ia mengatakan kepada Ruben, berdasarkan ilham ilahi, ”Jangan menjadi lebih unggul.” Jadi, Ruben tidak mendapat hak-hak istimewa yang seharusnya ia peroleh sebagai putra sulung. Ini adalah akibat tindakannya yang ”tidak terkendali seperti air”. Ia terbukti tidak stabil seperti air atau bergejolak dan terburu-buru seperti air yang menjebol bendungan atau yang bergelora menuruni wadi. Ruben seharusnya mengendalikan diri. Sebagai anak, ia seharusnya memperlihatkan respek kepada kewibawaan ayahnya dan kehormatan kedua putra Bilha, gundik ayahnya.

2. Nama Ruben juga digunakan untuk suku yang terdiri dari keturunan Ruben dan juga untuk tanah milik pusaka mereka. Suku ini berasal dari keempat putra Ruben, yaitu Hanokh, Palu, Hezron, dan Karmi, para kepala keluarga orang Ruben.—Kej 46:8, 9; Kel 6:14; 1Taw 5:3.

Satu tahun setelah Eksodus dari Mesir, Elizur, putra Syedeur, dipilih menjadi pemimpin untuk mewakili seluruh suku Ruben. (Bil 1:1, 4, 5; 10:18) Di antara ke-12 suku, suku Ruben selalu termasuk di antara suku-suku yang tidak begitu besar. Sensus yang diadakan pada tahun kedua pengembaraan di padang belantara menunjukkan bahwa ada 46.500 orang Ruben yang layak menjadi prajurit, yaitu yang berusia 20 tahun ke atas. Sekitar 39 tahun kemudian, pasukan itu berkurang menjadi 43.730 orang.—Bil 1:2, 3, 20, 21; 26:5-7.

Dalam perkemahan Israel, orang Ruben, yang diapit oleh keturunan Simeon dan Gad, mendapat lokasi di sebelah selatan tabernakel. Pada waktu akan pindah, kelompok tiga suku ini, dengan Ruben di posisi terdepan, berangkat setelah kelompok tiga suku Yehuda, Isakhar, dan Zebulon. (Bil 2:10-16; 10:14-20) Begitu juga urutannya ketika suku-suku itu memberikan persembahan mereka pada waktu peresmian tabernakel.—Bil 7:1, 2, 10-47.

Pada waktu Korah, orang Lewi, memberontak terhadap Musa, tiga orang Ruben—On, putra Peleth, bersama Datan dan Abiram, putra-putra Eliab—bergabung dalam pemberontakan itu, melontarkan tuduhan bahwa Musa mencoba ”berperan sebagai pemimpin” atas mereka dan bahwa ia gagal membawa mereka ke ”negeri yang berlimpah dengan susu dan madu”. Nemuel, saudara Datan dan Abiram, tampaknya tidak ikut dalam pemberontakan itu. (Bil 16:1, 12-14; 26:8, 9) Yehuwa memperlihatkan bahwa dengan memberontak, mereka sebenarnya tidak memperlihatkan respek kepada-Nya; Dia membuat bumi terbuka sehingga menelan para pemberontak dan keluarga mereka hidup-hidup, beserta seluruh harta benda mereka.—Bil 16:23-33; Ul 11:6; lihat ABIRAM No. 1.

Penetapan Daerah. Tidak lama sebelum Israel memasuki Tanah Perjanjian, suku Ruben dan suku Gad memohon agar mereka diberi daerah di sebelah timur S. Yordan. Tanah itu diperoleh dengan mengalahkan dua raja, yaitu Sihon dan Og. Mereka mengatakan bahwa tempat itu ideal bagi mereka karena mereka mempunyai banyak kambing-domba dan lembu-sapi. Musa mengabulkan permohonan kedua suku itu (juga setengah dari suku Manasye) dengan satu syarat, yaitu bahwa pasukan tempur suku-suku ini harus juga menyeberangi S. Yordan dan membantu suku-suku lainnya menaklukkan Kanaan; kedua setengah suku itu bersedia memenuhi syarat ini.—Bil 32:1-38; Yos 1:12-18; 4:12, 13; 12:6; 13:8-10.

Jadi, tanah milik pusaka Ruben telah ditetapkan bahkan sebelum orang Israel menyeberangi S. Yordan, dan Musa sendiri memberikan kepada suku ini bagian selatan kerajaan Sihon yang sudah ditaklukkan. Daerah itu terbentang dari Wadi Arnon, perbatasan alami yang memisahkan daerah ini dari Moab di sebelah selatan, sampai sedikit di sebelah utara L. Mati; tanah di sebelah utara Ruben diberikan kepada suku Gad. (Bil 34:13-15; Ul 3:12, 16; 29:8; Yos 13:15-23; 18:7) Daerah orang Ammon menjadi perbatasan timurnya, dan perbatasan baratnya adalah L. Mati dan S. Yordan. (Yos 15:1, 6; 18:11, 17) Satu di antara keenam kota perlindungan, yaitu Bezer, terletak di daerah Ruben. Kota ini dan beberapa kota lain di daerah Ruben disisihkan untuk digunakan oleh orang-orang Lewi.—Ul 4:41-43; Yos 20:8; 21:7, 36; 1Taw 6:63, 78, 79.

Musa menginstruksikan bahwa setelah orang Israel sampai di jantung negeri Kanaan, suku Ruben, bersama dengan Gad, Asyer, Zebulon, Dan, serta Naftali, harus mengirimkan wakil mereka ke G. Ebal untuk membacakan laknat dan kutuk, dan suku-suku lainnya mengirimkan wakil mereka ke G. Gerizim untuk mengucapkan berkat. (Ul 27:11-13) Setelah membuat pengaturan-pengaturan ini, Musa memberkati Ruben dan suku-suku lainnya. Kepada orang Ruben, Musa berkata, ”Biarlah Ruben hidup dan tidak mati, dan biarlah orang-orangnya tidak menjadi sedikit.”—Ul 33:1, 6.

Pada akhir kampanye militernya di Kanaan, Yosua memanggil pasukan tentara dari Ruben, Gad, dan setengah dari suku Manasye dan, setelah memuji mereka karena telah menepati janji mereka kepada Musa, melepas mereka pulang serta memberkati mereka. (Yos 22:1-8) Sewaktu mereka tiba di S. Yordan, mereka mendirikan sebuah mezbah yang besar di tepi barat sungai, dan tindakan ini, karena mula-mula disalahtafsirkan oleh suku-suku lainnya, nyaris mengakibatkan perpecahan, bahkan perang saudara. Tetapi, setelah dijelaskan bahwa mezbah itu bukanlah untuk mempersembahkan korban, melainkan sebagai saksi di antara suku-suku di kedua sisi S. Yordan sehubungan dengan kesetiaan, mezbah itu diberi nama, mungkin ”Saksi”, sebab seperti kata mereka, ”Mezbah itu adalah saksi di antara kita bahwa Yehuwa adalah Allah yang benar.”—Yos 22:9-34.

Sejarah Selanjutnya. Bertahun-tahun kemudian, sewaktu Barak dan Debora membawakan nyanyian tentang kemenangan yang besar, mereka mengingat bahwa orang Ruben tidak ikut dengan mereka dalam pertempuran melawan Sisera. Akibatnya, ”di antara kaum-kaum Ruben banyaklah penyelidikan hati”. (Hak 5:15, 16) Pada zaman Saul, orang Ruben bergabung dengan tetangga-tetangga mereka dan memperoleh kemenangan besar atas orang Hagri dan sekutu-sekutunya, ”sebab kepada Allah mereka berseru meminta bantuan dalam perang tersebut, dan ia membuka diri bagi permohonan mereka demi kepentingan mereka, karena mereka percaya kepadanya”. (1Taw 5:10, 18-22) Lalu orang Ruben turut menempati daerah orang Hagri tersebut, kelihatannya sampai Israel ditaklukkan oleh orang Asiria pada abad kedelapan SM, dan pada waktu itu orang Ruben termasuk yang pertama-tama dibawa ke pembuangan. (1Taw 5:6, 22b, 26) Beberapa orang Ruben, dan suku itu secara keseluruhan, disebutkan dalam sejarah Daud, baik sebelum maupun setelah ia menjadi raja.—1Taw 11:26, 42; 12:37, 38; 26:32; 27:16.

Dalam Nubuat. Dalam buku Yehezkiel dan buku Penyingkapan yang berisi hal-hal simbolis, Ruben mendapat tempat yang penting di antara suku-suku lainnya. Sebagai contoh, dalam penglihatan, Yehezkiel melihat bahwa di tengah-tengah daerah milik suku-suku, ada sebidang tanah yang disebut ”sumbangan kudus” yang mencakup bait Yehuwa dan kota yang bernama Yehuwa-Syamah, yang artinya ”Yehuwa Ada di Sana”, dan ada juga daerah milik para imam serta daerah orang-orang Lewi, dan daerah milik sang pemimpin. Tepat di sebelah utara daerah kudus ini adalah daerah Yehuda, dan daerah Ruben tepat di sebelah utara Yehuda. (Yeh 48:6-22, 35) Selain itu, gerbang yang bernama Ruben di sisi utara kota kudus, Yehuwa-Syamah, bersebelahan dengan gerbang yang bernama Yehuda. (Yeh 48:31) Serupa dengan itu, dalam penglihatan Yohanes tentang pemeteraian ke-12 suku Israel rohani, nama Ruben tercantum di urutan kedua, setelah suku Yehuda.—Pny 7:4, 5.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan