PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w84_No60 hlm. 15-19
  • Jutaan Orang Yang Hidup Sekarang Tidak Akan Pernah Lenyap Dari Muka Bumi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Jutaan Orang Yang Hidup Sekarang Tidak Akan Pernah Lenyap Dari Muka Bumi
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1984 (No. 60)
  • Subjudul
  • Maksud-Tujuan Semula bagi Bumi
  • Terpelihara Hidup Memasuki ’Bumi Baru’
  • Menyambut Orang-Orang Mati Kembali di Bumi
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1984 (No. 60)
w84_No60 hlm. 15-19

Jutaan Orang Yang Hidup Sekarang Tidak Akan Pernah Lenyap Dari Muka Bumi

”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya.” —YOHANES 11:25, 26.

1. Bila seseorang tidak pernah akan mati selama-lamanya dari muka bumi kita, akan berarti apa bagi orang yang diperkenan sedemikian?

BILA seseorang tidak pernah mati untuk selama-lamanya, berarti orang yang diperkenan sedemikian akan tetap hidup sebagai pria atau wanita yang berkematian, di atas bumi ini untuk selama-lamanya! Itu adalah kesimpulan yang masuk akal, bukan? Dan bukankah hal ini sesuai dengan kata-kata Yesus Kristus di atas yang diucapkan lebih dari 19 abad yang lalu? Ya!

2, 3. (a) Harapan apa diberikan oleh Alkitab Ibrani? (b) Pandangan apa pada umumnya dianut oleh agama-agama dari Susunan Kristen?

2 Alkitab Ibrani, dari Kejadian sampai Maleakhi, tidak menjanjikan harapan surgawi, karena itu orang-orang Yahudi yang berpegang teguh pada kitab-kitab ini tidak mempunyai atau mengingini harapan surgawi. Tetapi Alkitab Ibrani memang menjanjikan harapan kehidupan kekal. (Mazmur 37:29; Ayub 14:13-15) Bagi seorang Yahudi jasmani yang disunat, kehidupan kekal di bumi di bawah Kerajaan Mesias yang dijanjikan memang diharapkan dan dinanti-nantikan.

3 Tetapi, pada umumnya, pandangan dari Susunan agama Kristen tidak demikian. Mereka percaya dan mengajarkan bahwa umat manusia mempunyai jiwa yang tidak berkematian di dalam tubuh yang berkematian dan bahwa pada kematian yang tidak dapat dihindari, jiwa ini akan dibebaskan dan beralih ke alam roh yang tidak kelihatan. Di sana ia mengalami peradilan dan ditentukan oleh Allah untuk ke surga yang penuh kebahagiaan atau ke tempat penghukuman dengan siksaan kekal, jika orang tersebut bukan seorang Kristen yang setia. Dan pandangan umum dari Susunan Kristen adalah bahwa bumi, matahari, bulan dan bintang-bintang akan hangus dibinasakan dalam nyala api yang besar di alam semesta.

4. Mengapa kemungkinan untuk tidak lenyap selama-lamanya dari muka bumi tidak merupakan kabar baik bagi kebanyakan orang yang memikirkan keadaan sekarang ini?

4 Menurut pandangan agama demikian, tidak mungkin akan pernah terjadi bahwa ”jutaan orang yang hidup sekarang tidak akan pernah lenyap dari muka bumi.” Tetapi, banyak orang mungkin bertanya kepada kita, Siapa yang mau hidup di atas suatu planet yang penuh kesukaran, seperti sekarang ini, dengan kelaparan, wabah penyakit, gempa bumi, peperangan, kebencian antar bangsa dan rasial, disertai penimbunan senjata-senjata nuklir yang mengancam semua kehidupan manusia di atas bumi? Jika perkara-perkara yang mengerikan ini terus saja mengganggu bumi kita, kebanyakan orang yang berpikiran sehat tentu akan ingin pergi meninggalkannya—bahkan melalui kematian!

Maksud-Tujuan Semula bagi Bumi

5. Bagaimana keadaan bumi pada waktu Allah menempatkan manusia di atasnya, dan bagaimana perasaan Allah terhadap manusia?

5 Namun, sejak adanya manusia, Pencipta memberikan bumi ini kepada umat manusia sebagai tempat tinggal mereka yang kekal. Bumi pada waktu itu sungguh ’baik sekali.’ Uraian Alkitab tentang penciptaan memberitahu kita bahwa, setelah Pencipta mempersiapkan keadaan-keadaan di bumi bagi pria dan wanita pertama serta menempatkan mereka di atas bumi, ”Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik.” (Kejadian 1:31) Andai kata bumi tidak terlalu baik di mata sang Pencipta, Ia pasti tidak akan pernah pada mulanya menempatkan manusia sebagai anak-anak di sini. Justru penulis uraian penciptaan menulis tentang Allah Pencipta: ”Gunung Batu, yang pekerjaanNya sempurna, karena segala jalanNya adil; Allah yang setia, dengan tiada kecurangan.” (Ulangan 32:4) Tidak ada bukti bahwa pekerjaan atau kegiatan Allah yang Mahakuasa mempunyai cacat. Sebagai Bapa yang baik, Ia mengasihi umat manusia sejak semula. Ia masih tetap mengasihi umat manusia.—Yohanes 3:16.

6, 7. Mengapa kita bisa yakin bahwa penciptaan bumi dengan manusia di atasnya oleh Allah tidak akan terbukti suatu kesia-siaan?

6 Sungguh menggembirakan bahwa Allah menciptakan bumi dan manusia di atasnya bukan sebagai suatu kesia-siaan. Dengan menaruh suatu tujuan demi kemuliaan Allah di hadapan pria dan wanita pertama, Allah memberi kuasa kepada Adam dan Hawa untuk beranakcucu dengan keturunan yang sempurna supaya bumi ini menjadi penuh. Mereka juga diperintahkan untuk menaklukkan bumi sehingga seluruhnya menjadi suatu Firdaus dan untuk berkuasa atas segala makhluk yang lebih rendah dari pada manusia di atas bumi. (Kejadian 1:28) Sayang sekali, setelah hidup dan mendapat pengalaman lebih dari 6.000 tahun, umat manusia tidak melaksanakan apa yang dipercayakan dengan kuasa kepada mereka. Lebih buruk lagi, manusia sekarang mengancam akan melenyapkan diri sendiri dengan cara paling kejam melalui penemuan-penemuan mereka yang jahat. Tetapi walaupun umat manusia telah gagal, sebagian besar karena kesalahannya, hal ini tidak membuat Allah Pencipta gagal.

7 Maksud-tujuan Allah semula sehubungan dengan bumi kita akan digenapi. Allah menjamin hal itu! (Yesaya 55:11) Di Pengkhotbah 1:4 Alkitab berkata: ”Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.” Dan di Yesaya 45:18 Allah Pencipta menunjuk kepada diriNya sebagai ”yang membentuk bumi dan menjadikannya,” dan menambahkan: ”Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami: ’Akulah [Yehuwa], dan tidak ada yang lain.’” Dan bumi masih akan ”didiami” dengan keturunan umat manusia yang sempurna, yang dianugerahi karunia hidup kekal, pada waktu yang ditetapkan oleh Allah!

8, 9. (a) Mengapa maksud Allah agar bumi didiami tidak bertentangan dengan fakta bahwa langit dan bumi yang sekarang akan berlalu? (b) Apa ’langit baru’ dan ’bumi baru’ itu, dan apa janji Alkitab mengenai perkara-perkara ini?

8 Pernyataan di atas yang menegaskan tentang maksud-tujuan Allah tidak dibantah oleh rasul Petrus yang memperingatkan kita bahwa langit dan bumi yang ada sekarang akan berlalu. Tidak, sebab segera setelah mengingatkan kita tentang kejadian yang akan terjadi di masa depan ini, yang sekarang sudah dekat sekali, ia selanjutnya berkata: ”Tetapi sesuai dengan janjiNya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” (2 Petrus 3:10-13) Janji Allah tentang langit baru dan bumi baru itu dipelihara di Yesaya 65:17. Mengenai berapa lama perkara-perkara ini akan bertahan, kita diberitahu di Yesaya 66:22: ”’Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapanMu,’ demikianlah firman [Yehuwa], ’demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.’”

9 Ya, langit baru dan bumi baru akan tetap ada di hadapan Yehuwa; perkara-perkara ini akan tetap teguh, akan bertahan, akan terus ada! ’Bumi baru’ akan terdiri dari keturunan manusia yang benar yang akan mendiami bola bumi yang telah dibersihkan, yang dibentuk oleh Pencipta ”untuk didiami.” (Yesaya 45:18) ’Langit baru,’ yakni penguasa-penguasa langit yang baru dan benar, akan bertanggung jawab atas bumi yang telah bersih dan penduduknya yang benar. Karena itu, Allah Yehuwa pastilah menciptakan bola bumi kita yang indah ini ”bukan supaya kosong.” Bumi masih akan membenarkan Dia sebagai Pencipta!

Terpelihara Hidup Memasuki ’Bumi Baru’

10, 11. (a) Dalam ramalan-ramalan mereka, apa yang tidak diperhitungkan para peneliti masalah-masalah dunia, dan karena itu apa yang dapat kita lampaui dengan selamat, dan masuk ke dalam apa? (b) Apa yang dapat kita pelajari dari penyelamatan Nuh dan keluarganya melampaui Air Bah?

10 Gambaran yang diberikan oleh para peneliti masalah-masalah dunia pada umumnya, tidak memberi harapan bahwa umat manusia akan selamat di atas bumi memasuki suatu susunan perkara baru yang lebih baik. Untunglah bahwa pikiran mereka bukan pikiran dari Pencipta bumi, juga jalan mereka bukan jalanNya. (Yesaya 55:8-11) Pikiran mereka tidak didasarkan atas apa yang terjadi di bumi jauh di masa lampau di jaman Nuh. Semua bom nuklir dan alat-alat peledak dahsyat lain dari bangsa-bangsa tidak dapat menandingi kekuatan dari Air Bah seluas dunia yang pada waktu itu dicurahkan dari langit untuk mengakhiri dunia tua yang penuh kekerasan. Dengan penuh belas kasihan Allah Yehuwa, Sang Pencipta, membuat persediaan bagi keluarga manusia untuk selamat melampaui bencana yang mengakhiri dunia pada waktu itu supaya bisa terus hidup di atas bumi.

11 Manusia yang selamat melampaui dunia purba itu ada delapan orang, yaitu Nuh beserta istrinya dan tiga anak mereka beserta istri-istri mereka. Melalui delapan jiwa manusia ini keturunan kita diberikan suatu permulaan baru, dalam kebenaran. (2 Petrus 2:5; 3:6) Ini menjadi pola bagi masa depan yang sudah dekat. (Kejadian 9:1-7) Apa yang diperlihatkannya adalah bahwa, sama seperti Nuh sekeluarga selamat melampaui akhir dunia di jaman mereka, demikian juga kita bisa selamat melampaui akhir dunia ini masuk ke dalam susunan perkara baru yang sudah begitu dekat!

12, 13. (a) Mengapa jutaan orang dewasa ini tidak takut akan akhir susunan perkara tua ini? (b) Doa yang diajarkan kepada kita oleh Anak Manusia memberi jaminan atas bumi aksara kita sehubungan dengan apa?

12 Jutaan orang di bumi dewasa ini menyadari bahwa ’langit baru’ dan ’bumi baru,’ sudah dekat sekali. Mereka tidak takut akan akhir dari dunia tua yang ada sekarang, sekalipun dalam peristiwa itu seolah-olah langit dan bumi akan diliputi api. Dari Firman yang dapat dipercaya yang diucapkan oleh Pencipta segala perkara, mereka tahu bahwa bumi kita yang aksara ini akan terpelihara sama seperti yang terjadi pada akhir dari dunia pertama di jaman nenek moyang mereka Nuh. Penulis Mazmur terilham memberikan komentar berikut tentang bumi kita: ”Langit itu langit kepunyaan [Yehuwa], dan bumi itu telah diberikanNya kepada anak-anak manusia.”—Mazmur 115:16.

13 ”Anak-anak manusia” diciptakan, bukan untuk langit, tetapi untuk bumi, di mana Pencipta memberi kuasa kepada mereka untuk tinggal. Di bumi ini Guru Agung yang menyebut diri ”Anak Manusia” mengajar murid-muridnya untuk berdoa kepada Sang Pencipta, dengan mengatakan: ”Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah namaMu, datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.” (Matius 24:37; 6:9, 10) Supaya doa itu terjawab oleh ”Pendengar doa” melalui Kerajaan surgawiNya yang akan datang, bumi aksara kita harus terpelihara melampaui akhir yang mendekat dari susunan perkara sekarang yang akan binasa. (Mazmur 65:3) Di atasnya, umat manusia yang selamat akan melaksanakan kehendak Bapa surgawi sama seperti malaikat-malaikat di surga dengan loyal melakukannya.

14. Siapa yang akan memulai ’bumi baru,’ dan bagaimana bumi baru itu akan diperluas?

14 Betapa menakjubkan prospek yang terletak di hadapan orang-orang yang melakukan kehendak Allah di atas bumi yang telah dibersihkan! Umat manusia yang selamat dari dunia sekarang ini, yang menanti-nantikan dinas yang tidak pernah berakhir kepada Bapa Surgawi di bumi Firdaus, akan memulai ’bumi baru’ di bawah ’langit baru’ dari Mesias. Pada waktunya ’bumi baru’ yang dijanjikan ini akan diperluas dengan dibangkitkannya orang-orang mati yang ditebus dari umat manusia, yang akan diajarkan kebenaran serta berkewajiban melakukan apa yang benar. (Yohanes 5:28, 29) Mengingat hal ini, apa yang akan kita lakukan sebagai orang-orang yang berharap untuk selamat melampaui akhir dunia ini?

15, 16. (a) Apa yang diperlihatkan oleh rasul Petrus yang merupakan haluan yang tepat bagi mereka yang berharap untuk selamat melampaui akhir dunia ini? (b) Orang macam apa Nuh itu selama hari-hari sebelum Air Bah, dengan imbalan apa bagi dia dan keluarganya?

15 Itu suatu pertanyaan yang baik. Lebih dari 1.900 tahun yang lalu rasul Petrus menunjukkan jawaban atas pertanyaan itu, pada waktu ia menulis: ”Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah [Yehuwa]. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.” (2 Petrus 3:11, 12) Jika memang cocok bagi rasul yang terilham untuk menulis kata-kata itu 1.900 tahun yang lalu selama masa jayanya Kekaisaran Roma,betapa lebih tepatnya kata-kata peringatan itu ditujukan kepada Saksi-Saksi Yehuwa selama hari-hari terakhir dari susunan perkara ini. ’Kedatangan hari Yehuwa’ ini akan mencapai puncak dengan kehancuran, seperti di dalam periuk peleburan, dari apa yang dilambangkan oleh ”bumi dan segala yang ada di atasnya.”—2 Petrus 3:10.

16 Pada hari-hari terakhir menjelang akhir dari dunia sebelum Air Bah, ”Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya. Nuh hidup bergaul [berjalan, NW] dengan Allah” yang benar. (Kejadian 6:9) Karena Nuh berjalan dengan cara demikian sebagai kepala dari keluarga kecilnya, mereka dipelihara hidup oleh Allah yang denganNya ia berjalan. Setelah Nuh dan keluarganya keluar dari bahtera keselamatan, mereka digunakan untuk memulai suatu susunan perkara baru dalam kebenaran di bawah berkat-berkat Allah Yehuwa. Lalu Allah mengadakan perjanjian dengan orang-orang yang selamat melalui Air Bah ini bahwa Ia tidak lagi akan mendatangkan Air Bah yang meliputi bola bumi ke atas keturunan umat manusia di bumi.—Kejadian 9:8-17.

17. Sejauh mana Nuh diberikan peringatan, dan sama dengan keadaan mana sekarang?

17 Nuh telah diberikan cukup banyak peringatan tentang datangnya hujan yang cukup untuk membanjiri seluruh bumi. Demikianpun kepada Saksi-Saksi Yehuwa di abad ke-20 ini tidak kurang peringatan diberikan tentang akhir dunia ini. Peringatan ini didasarkan atas Alkitab yang terilham dan atas penggenapan nubuat-nubuat yang membuat jelas bahwa kita semakin dekat pada kesudahan susunan perkara yang penuh kekerasan ini.

Menyambut Orang-Orang Mati Kembali di Bumi

18. Berjuta-juta Saksi bersukacita sekarang karena pandangan pendahuluan mana tentang kebangkitan orang-orang mati di bumi seperti yang diuraikan di dalam Wahyu?

18 Dewasa ini berjuta-juta Saksi Yehuwa yang ’berjalan dengan Allah’ bersukacita dengan apa yang diberitahu sebelumnya dalam penglihatan di Wahyu 20:11-14, di mana kita baca: ”Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, (dan maut serta alam maut itu pula mengeluarkan segala orang yang sudah mati di dalamnya; Bode) dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.”

19. Ke dalam dunia dengan keadaan yang bagaimana orang-orang mati yang dibangkitkan itu akan kembali, dan perlakuan yang bagaimana akan mereka nikmati untuk memulai hidup baru lagi?

19 Mereka yang dibangkitkan dari kematian sesuai dengan nubuat Alkitab tidak akan kembali ke atas bumi yang kosong. Berjuta-juta Saksi Yehuwa yang membaktikan diri dan dibaptis mengharapkan untuk hidup melampaui hilang lenyapnya langit dan bumi tua lambang untuk menyambut orang-orang mati yang dibangkitkan ke atas bumi yang dibina menjadi Firdaus sedunia. (Lukas 23:43) Pada waktu itu susunan perkara baru akan berjalan baik. Dengan penuh kasih orang-orang yang selamat melalui akhir dunia tua ini akan mengadakan cukup persiapan untuk kembalinya orang-orang mati yang ditebus.

20. Perintah-perintah apa diberikan oleh Yesus setelah ia membangkitkan Lazarus dan anak perempuan Yairus dari kematian yang menunjukkan kewajiban orang-orang yang selamat, demi kepentingan bermilyar-milyar orang yang dibangkitkan?

20 Jutaan orang yang selamat itu akan mengingat kembali bagaimana, segera setelah Yesus membangkitkan Lazarus, sahabatnya yang dikasihi, dari kuburan di Betania, dekat Yerusalem, ia memerintahkan orang-orang yang menyaksikan mujizat itu untuk melepaskan kain-kain kapan pembungkus mayat dari Lazarus. Demikian pula, pada waktu Yesus membangkitkan anak perempuan dari Yairus, penguasa Yahudi dari kematian, ia ”menyuruh mereka memberi anak itu makan.” (Lukas 8:55; Yohanes 11:44) Tidak diragukan, perintah-perintah akan diberikan dari surga kepada orang-orang yang selamat untuk mengadakan persediaan-persediaan yang cukup untuk kembalinya bermilyar-milyar manusia dari kematian.

21, 22. (a) Dengan program apa orang-orang yang selamat akan membantu orang-orang mati yang dibangkitkan untuk menarik manfaat sepenuhnya dari faedah-faedah kematian Yesus? (b) Mengapa ’bumi baru’ akan berada dalam keadaan benar dari permulaan sekali?

21 Juga akan ada pendidikan besar-besaran untuk dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan maksud ilahi bagi orang-orang mati yang kembali untuk menarik manfaat sepenuhnya dari faedah-faedah korban tebusan Yesus Kristus. Hanya dengan demikian mereka akan mendapat hak untuk hidup di atas bumi yang seperti Eden, dalam kesempurnaan manusiawi. ”Kumpulan besar” orang-orang yang berharap untuk selamat melampaui ”kesusahan yang besar,” sudah mempersiapkan diri untuk ambil bagian dalam program pendidikan yang menakjubkan itu. Secara pribadi mereka sudah mengambil manfaat dari kematian sebagai korban dari Yesus Kristus, ”Anak Domba Allah.” (Yohanes 1:29) Inilah yang diperlihatkan di Wahyu 7:9-14 yang, antara lain, menyatakan tentang mereka: ”Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.” Maka, karena menerima faedah-faedah dari tebusan Kristus, mereka digambarkan ’memakai jubah-jubah putih.’

22 Tentang ”kumpulan besar” ini, juga dikatakan dalam arti lambang: ’Mereka melayani Dia siang malam di Bait SuciNya.’ (Wahyu 7:15) Selama ”kesusahan yang besar” yang sudah dekat, jubah putih mereka tidak akan diambil dari mereka, tetapi dengan tetap teguh mereka akan terus melakukan dinas suci kepada Allah Yehuwa di bawah perlindunganNya. (Wahyu 7:17) Mereka, dalam ”jubah-jubah putih” mereka yang simbolik, akan menjadi bagian permulaan dari ’bumi baru,’ sehingga di dalamnya, dari awal sekali, akan ”terdapat kebenaran.”—2 Petrus 3:13.

Pertanyaan-pertanyaan untuk ditinjau

□ Pandangan apa mengenai hidup di masa depan telah dianut oleh orang-orang di masa lampau dan di jaman sekarang?

□ Apa maksud Allah bagi bumi, dan bagaimana Alkitab membuktikannya?

□ Bagaimana peristiwa yang dialami Nuh dan keluarganya memberikan kita keyakinan bahwa jutaan orang yang hidup sekarang tidak pernah akan mati?

□ Siapa yang akan menyambut kembali orang-orang mati, dan persediaan-persediaan apa akan dibuat bagi mereka?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan