-
-
Apa yang tampak seperti perbedaan kepribadian sebenarnya hanyalah berbagai aspek dari satu kepribadian yang tidak berubah, yang terjadi karena perbedaan keadaan serta orang yang tersangkut, sehingga diperlukan sikap atau hubungan yang berbeda. (Bdk. Yes 59:1-4.) Bukan Yehuwa, melainkan Adam dan Hawa, yang berubah; merekalah yang menempatkan diri dalam kedudukan yang membuat Yehuwa tidak dapat lagi berurusan dengan mereka sebagai anggota keluarga universal yang Ia kasihi, berdasarkan standar-standar-Nya yang adil-benar dan tidak berubah. Karena sempurna, mereka sepenuhnya bertanggung jawab atas perbuatan salah yang sengaja mereka lakukan (Rm 5:14) sehingga tidak memenuhi syarat untuk mendapat belas kasihan ilahi, meskipun Yehuwa memperlihatkan kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh dengan memberi mereka pakaian dan memperbolehkan mereka hidup selama berabad-abad di luar tempat suci Eden serta melahirkan keturunan sebelum akhirnya mati sebagai akibat haluan dosa mereka sendiri. (Kej 3:8-24) Setelah mereka diusir dari Eden, semua komunikasi ilahi dengan Adam serta istrinya tampaknya terputus.
-
-
-
Oleh karena itu, fakta bahwa Allah berurusan dengan dan memberkati beberapa keturunan Adam si pedosa tidak menunjukkan bahwa standar keadilbenaran Yehuwa yang sempurna telah berubah. Dengan berbuat demikian, tidak berarti Ia menyetujui keadaan mereka yang berdosa. Sebab maksud-tujuan-Nya pasti digenapi, Yehuwa ”memanggil hal-hal yang tidak ada seolah-olah ada” (misalnya ketika menamai Abram ”Abraham”, yang artinya ”Bapak Kumpulan (Banyak) Orang” sementara ia dan Sara belum mempunyai anak). (Rm 4:17) Karena mengetahui bahwa pada waktu yang Ia tentukan (Gal 4:4) Ia akan menyediakan suatu tebusan, yakni sarana yang sah untuk mengampuni dosa dan menyingkirkan ketidaksempurnaan (Yes 53:11, 12; Mat 20:28; 1Ptr 2:24), Yehuwa dapat secara konsisten berurusan dengan manusia tidak sempurna yang mewarisi dosa dan menggunakan mereka sebagai hamba-hamba-Nya. Hal ini adalah karena Ia memiliki dasar yang sah untuk ’memperhitungkan’, atau menganggap, mereka adil-benar karena iman mereka akan janji-janji Yehuwa dan, akhirnya, akan penggenapan janji-janji itu dalam diri Kristus Yesus sebagai korban yang sempurna bagi dosa. (Yak 2:23; Rm 4:20-25) Dengan demikian, persediaan Yehuwa berupa penyelenggaraan tebusan serta manfaatnya memberikan kesaksian yang mencolok bukan saja tentang kasih dan belas kasihan Yehuwa, melainkan juga tentang keterpautan-Nya kepada standar-standar keadilan-Nya yang luhur, sebab dengan penyelenggaraan tebusan Ia mempertunjukkan ”keadilbenarannya pada masa sekarang ini, supaya ia adil-benar, yaitu pada waktu menyatakan adil-benar orang yang [walaupun tidak sempurna] mempunyai iman kepada Yesus”.—Rm 3:21-26; bdk. Yes 42:21; lihat ADIL-BENAR, NYATAKAN.
Mengapa ”Allah kedamaian” berperang. Pernyataan Yehuwa di Eden bahwa Ia akan mengadakan permusuhan antara benih Musuh-Nya dan benih ”wanita itu” tidak mengubah fakta bahwa Ia adalah ”Allah kedamaian”. (Kej 3:15; Rm 16:20; 1Kor 14:33) Sama seperti itu, sewaktu Yesus Kristus, Putra-Nya, hidup di bumi, Yesus mengatakan, ”Jangan mengira aku datang untuk membawa perdamaian di bumi; aku datang untuk membawa, bukan perdamaian, tetapi pedang.” (Mat 10:32-40) Pelayanan Yesus menimbulkan perpecahan, bahkan di dalam keluarga (Luk 12:51-53), tetapi itu adalah karena ia berpaut kepada standar Allah yang adil-benar serta kebenaran-Nya, dan memberitakannya. Perpecahan terjadi karena banyak orang mengeraskan hati terhadap kebenaran tersebut sedangkan yang lain menerimanya. (Yoh 8:40, 44-47; 15:22-25; 17:14) Hal ini tidak terelakkan demi dijunjungnya prinsip-prinsip ilahi; tetapi yang patut dipersalahkan adalah orang-orang yang menolak apa yang benar.
-