PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Buku Alkitab Nomor 2​—Keluaran
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Pokok-Pokok Penting Buku Keluaran
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2004
  • Mengenal Jalan-Jalan Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Allah Membebaskan Putra-Putra Israel
    Alkitab—Apa Isinya?
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1

KELUARAN, BUKU

Gulungan kedua dari Pentateukh, juga disebut sebagai Buku Musa yang Kedua. Dalam bahasa Ibrani buku ini dikenal sebagai Syemohthʹ, ”Nama-Nama”, dari frasa pembukaannya, Weʼelʹleh syemohthʹ, ”Inilah nama-nama”. ”Exodus” adalah bentuk bahasa Yunani yang dilatinkan, yang artinya ”Keluar; Berangkat”, yaitu keluarnya orang Israel dari Mesir.

Buku ini jelas merupakan kelanjutan buku Kejadian, karena dimulai dengan kata ”Dan”, lalu menyebutkan lagi nama putra-putra Yakub yang diambil dari catatan yang lebih lengkap di Kejadian 46:8-27. Buku Keluaran ditulis pada tahun 1512 SM, satu tahun setelah orang Israel meninggalkan Mesir dan berkemah di Padang Belantara Sinai. Periode waktu yang ditinjaunya 145 tahun, sejak kematian Yusuf pada tahun 1657 SM sampai pembangunan tabernakel pada tahun 1512 SM.

Penulis. Orang Yahudi tidak pernah meragukan bahwa Musa adalah penulis buku Keluaran. Istilah-istilah Mesir yang digunakan menunjuk kepada seorang penulis yang hidup pada zaman itu, dan bukan kepada seorang Yahudi yang lahir belakangan.

Kesaksamaan, Kebenaran. Mengenai penulis buku Keluaran ”dapat diamati bahwa ia mengenal Mesir Kuno dengan baik. Sikap orang Mesir terhadap orang asing—mereka memisahkan diri, namun mengizinkan orang asing tinggal di negeri mereka, mereka khususnya membenci para gembala, mereka mencurigai orang asing dari Palestina sebagai mata-mata—pemerintahan internal mereka, karakter bangsa itu yang mapan, kuasa sang Raja, pengaruh Imam-Imam, karya-karya besar, dipekerjakannya orang asing dalam pembangunan mereka, penggunaan batu bata, . . . dan batu bata yang dicampur jerami, . . . para mandor, pembalsaman mayat, dan rempah-rempah yang diimpor untuk itu, . . . cara berkabung yang ekstrem, . . . peperangan menggunakan kuda dan kereta . . .—ini hanya beberapa di antara banyak pokok yang dapat dikemukakan untuk memperlihatkan bahwa si penulis Pentateukh mengenal baik tata cara dan kebiasaan Mesir”.—The Historical Evidences of the Truth of the Scripture Records, karya George Rawlinson, 1862, hlm. 290, 291.

Kisah putri Firaun mandi di S. Nil telah dipertanyakan (Kel 2:5), tetapi Herodotus (II, 35) mengatakan (sebuah monumen kuno juga memperlihatkan) bahwa di Mesir kuno tidak ada pembatasan untuk kaum wanita. Selain itu, orang Mesir percaya bahwa air S. Nil berkhasiat tinggi. Kadang-kadang Firaun pergi ke sungai itu, tampaknya untuk beribadat. Di sanalah ia dijumpai oleh Musa sekurang-kurangnya dua kali pada waktu Sepuluh Tulah melanda negeri itu.—Kel 7:15; 8:20.

Pada monumen-monumen Mesir tidak tertera bukti bahwa orang Israel pernah tinggal untuk sementara di Mesir; hal ini tidak mengherankan mengingat penelitian atas monumen-monumen di sana menyingkapkan bahwa orang Mesir tidak mencatat hal-hal yang bisa mempermalukan mereka. Akan tetapi, kesaksian yang bahkan lebih kuat daripada monumen batu adalah monumen hidup berupa peringatan Paskah orang Yahudi, yang memperingati Eksodus dengan cara itu sepanjang sejarah mereka.

Ada alasan kuat untuk mengakui kesaksamaan sejarah dan narasi umum yang disampaikan dalam buku Keluaran. Menurut Westcott dan Hort, Yesus dan para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen mengutip atau merujuk ke Keluaran lebih dari 100 kali. Integritas sang penulis, Musa, membuktikan keautentikan buku ini. Ia dengan sangat terus terang menyebutkan kelemahannya sendiri, kebimbangannya, dan kesalahan-kesalahannya; ia juga tidak menyatakan bahwa mukjizat-mukjizat, kepemimpinannya, dan pengorganisasian bangsa itu sebagai hasil kemahirannya, meskipun ia dianggap hebat oleh orang Mesir dan, pada umumnya, sangat direspek oleh orang Israel.—Kel 11:3; 3:10-12; 4:10-16.

Tangan Allah jelas berperan selama Israel tinggal untuk sementara di Mesir dan selama Eksodus mereka. Hampir tidak ada tempat yang lebih baik bagi Israel untuk bertumbuh dengan lebih cepat menjadi bangsa yang kuat. Andaikan mereka tinggal di Kanaan, mereka akan mengadakan banyak peperangan dengan penduduk Kanaan, sedangkan di wilayah kuasa dunia pertama itu pada masa puncak kejayaannya, mereka terlindung oleh keperkasaannya. Mereka tinggal di bagian negeri Mesir yang paling baik, dan hal ini menguntungkan bagi kesehatan dan kesuburan mereka, serta pertumbuhan intelektual mereka hingga taraf tertentu.

Namun, keadaan mereka di Mesir tidak ideal bagi pertumbuhan moral dan rohani mereka; situasi di sana juga tidak cocok bagi mereka untuk menjadi bangsa di bawah pemerintahan teokrasi, dengan imam-imam yang mempersembahkan korban demi mereka dan mengajar mereka. Selain itu, janji Allah untuk memberikan negeri Kanaan kepada benih Abraham harus digenapi, dan untuk itu waktu Allah telah tiba. Israel harus menjadi bangsa yang besar, dengan Yehuwa sebagai Rajanya. Buku Keluaran menceritakan bagaimana Yehuwa melaksanakan maksud-tujuan tersebut.—Kel 15:13-21.

Gulungan-Gulungan Laut Mati. Di antara manuskrip-manuskrip yang ditemukan dekat L. Mati, 15 manuskrip memuat fragmen-fragmen buku Keluaran. Salah satu fragmennya (4QExf) dianggap berasal dari sekitar tahun 250 SM. Dua di antara fragmen-fragmen itu, konon berasal dari abad kedua atau ketiga SM, ditulis dengan huruf-huruf Ibrani kuno yang digunakan sebelum pembuangan di Babilon.

[Kotak di hlm. 1215]

POKOK-POKOK PENTING KELUARAN

Catatan tentang bagaimana Yehuwa membebaskan Israel dari perbudakan yang bersifat menindas di Mesir dan mengorganisasi mereka menjadi bangsa teokratis

Ditulis oleh Musa pada tahun 1512 SM, kira-kira satu tahun setelah Israel meninggalkan Mesir

Israel mengalami perbudakan yang kejam di Mesir (1:1–3:1)

Melalui ketetapan raja, orang Israel dijadikan budak di bawah tirani; ditetapkan bahwa semua anak laki-laki harus dibunuh pada saat mereka lahir

Musa diadopsi oleh putri Firaun dan karena itu terluput dari kematian, tetapi ia diajar oleh ibunya sendiri

Musa membunuh seorang Mesir yang lalim, melarikan diri ke Midian, menjadi gembala di sana

Yehuwa membebaskan Israel melalui tangan Musa (3:2–15:21)

Musa menerima tugas di semak yang bernyala sebagai pembebas, untuk berbicara dan bertindak atas nama Yehuwa

Kembali ke Mesir; bersama Harun, ia menghadap Firaun, memberi tahu dia bahwa Yehuwa telah berfirman agar Israel dibiarkan pergi untuk beribadat kepada-Nya di padang belantara; Firaun menolak dan meningkatkan penindasan

Yehuwa memperbarui janji untuk membebaskan Israel dan untuk memberi mereka tanah Kanaan, dengan demikian memperdalam penghargaan mereka akan nama-Nya, Yehuwa

Sepuluh Tulah, yang diumumkan oleh Musa dan Harun, menimpa Mesir; setelah tiga tulah pertama, hanya orang Mesir yang terkena tulah; pada tulah kesepuluh, semua anak laki-laki sulung, baik dari orang Mesir maupun dari ternak mereka, mati, sementara orang Israel merayakan Paskah

Dengan menggunakan tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari, Yehuwa membimbing Israel ke luar dari Mesir; Ia membelah L. Merah agar mereka dapat menyeberang di tanah yang kering, lalu menenggelamkan Firaun beserta bala tentaranya ketika mereka mencoba menyeberangi dasar laut untuk melakukan pengejaran

Yehuwa mengorganisasi Israel sebagai bangsa teokratis (15:22–40:38)

Air minum, juga daging serta manna disediakan bagi Israel di padang belantara; sehubungan dengan persediaan manna, hari Sabat ditetapkan

Atas saran Yitro, Musa memilih pria-pria yang cakap untuk melayani sebagai kepala, membantunya dalam pekerjaan sebagai hakim

Di G. Sinai, Yehuwa mengundang bangsa itu untuk memasuki hubungan perjanjian dengan-Nya; mereka secara sukarela setuju; Yehuwa memberikan pertunjukan yang membangkitkan rasa takut tentang kemuliaan-Nya

Sepuluh Perintah dan hukum-hukum lain yang diberikan melalui Musa memaparkan semua tuntutan Yehuwa bagi Israel

Perjanjian Hukum disahkan dengan darah binatang yang dikorbankan; bangsa itu berkata, ”Semua yang telah Yehuwa katakan kami rela lakukan dan taati”

Allah memberikan petunjuk mengenai pembangunan tabernakel serta perabotnya, dan juga mengenai pembuatan pakaian para imam dan mengenai peresmian keimaman

Sementara Musa berada di atas G. Sinai, bangsa itu berpaling kepada penyembahan anak lembu emas; Musa memecahkan lempeng-lempeng batu yang Allah berikan kepadanya; orang Lewi terbukti loyal; kira-kira 3.000 penyembah berhala dibunuh

Musa melihat manifestasi kemuliaan Yehuwa, mendengar Allah menyatakan nama-Nya

Dengan barang-barang yang diberikan secara sukarela, tabernakel beserta perlengkapannya dibangun; tabernakel didirikan pada tanggal 1 Nisan 1512 SM, dan Yehuwa memperlihatkan perkenan-Nya

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan