PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Pelajaran Nomor 2​—Waktu dan Alkitab
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Tahukah Saudara?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
  • B15 Kalender Ibrani
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru
  • B15 Kalender Ibrani
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1

KALENDER

Kalender adalah suatu sistem yang teratur untuk membagi waktu menurut hitungan tahun, bulan, minggu, dan hari. Lama sebelum manusia diciptakan, Allah telah memberikan dasar untuk penghitungan waktu demikian. Kejadian 1:14, 15 memberi tahu kita bahwa salah satu fungsi ”benda-benda penerang di angkasa” adalah untuk ”musim-musim dan untuk hari-hari dan tahun-tahun”. Jadi, hari serta tahun syamsiah (solar), dan bulan kamariah (lunar) adalah pembagian waktu secara alami, yang masing-masing ditentukan berdasarkan perputaran bumi pada porosnya setiap hari, peredaran bumi mengelilingi matahari setiap tahun, dan fase-fase bulan dalam kaitannya dengan bumi dan matahari setiap bulan. Sebaliknya, pembagian waktu menjadi minggu dan pembagian hari menjadi jam merupakan rekaan manusia belaka.

Sejak Adam, manusia pertama, sudah ada penghitungan waktu berdasarkan tahun-tahun. Jadi, kita membaca bahwa Adam berumur ”seratus tiga puluh tahun” sewaktu ia memperanakkan Set.—Kej 5:3.

Waktu juga dibagi menjadi bulan-bulan. Ketika Air Bah terjadi, waktu dibagi menjadi bulan-bulan yang lamanya 30 hari, sebab periode 5 bulan diperlihatkan sama dengan 150 hari. (Kej 7:11, 24; 8:3, 4) Catatan yang sama juga menunjukkan bahwa Nuh membagi satu tahun menjadi 12 bulan.—Lihat TAHUN.

Periode tujuh hari disebutkan pada waktu itu dan mungkin telah digunakan secara rutin sejak awal sejarah manusia. (Kej 7:4, 10; 8:10, 12) Akan tetapi, tidak terdapat bukti bahwa Allah menuntut manusia menjalankan Sabat mingguan sampai Allah secara resmi memerintahkan hal itu kepada orang Israel setelah Eksodus dari Mesir.—Lihat MINGGU.

Berbagai sistem kalender telah dikembangkan oleh manusia pada masa lampau, dan beberapa masih digunakan dewasa ini. Kebanyakan kalender masa awal adalah kalender kamariah, yaitu bulan-bulan dalam satu tahun dihitung berdasarkan siklus penuh perputaran bulan, misalnya dari bulan baru ke bulan baru berikutnya. Panjang periode kamariah itu rata-rata sekitar 29 hari, 12 jam, dan 44 menit. Satu bulan biasanya dianggap terdiri dari 29 atau 30 hari, tetapi dalam catatan Alkitab, istilah ”bulan” umumnya berarti 30 hari.—Bdk. Ul 21:13; 34:8; juga Pny 11:2, 3.

Satu tahun yang terdiri dari 12 bulan kamariah kira-kira 11 hari lebih pendek daripada satu tahun syamsiah yang terdiri dari 365 1⁄4 hari. Karena tahun syamsiah menentukan kembalinya musim-musim, kalender kamariah perlu disesuaikan dengan tahun syamsiah, yang menghasilkan apa yang disebut tahun lunisolar—yaitu, tahun syamsiah dengan bulan-bulan kamariah. Caranya adalah dengan menambahkan beberapa hari setiap tahun, atau satu bulan tambahan pada tahun-tahun tertentu, untuk mengkompensasikan kekurangan pada 12 bulan kamariah itu.

Kalender Ibrani. Orang Israel menggunakan kalender lunisolar tersebut. Ini nyata dari fakta bahwa Allah Yehuwa menentukan tahun suci mereka dimulai pada bulan Abib di musim semi, dan Ia memberikan tanggal-tanggal yang pasti untuk perayaan-perayaan tertentu, yang ada kaitannya dengan musim-musim panen. Agar tanggal-tanggal itu jatuh pada panen-panen tertentu, harus ada pengaturan kalender yang sejalan dengan musim-musimnya, yaitu dengan mengkompensasikan perbedaan antara tahun kamariah dan tahun syamsiah.—Kel 12:1-14; 23:15, 16; Im 23:4-16.

Bulan-Bulan Menurut Kalender Alkitab

Bulan-bulan menurut kalender Yahudi berlangsung dari bulan baru ke bulan baru. (Yes 66:23) Satu kata Ibrani untuk ”bulan” (Kej 7:11), yaitu khoʹdhes, berasal dari kata dasar yang berarti ”baru”, sedangkan kata lain untuk bulan, yaitu yeʹrakh, berarti ”periode kamariah”.

BULAN Suci

BULAN Sekuler

CUACA

PANEN

ke-1

ke-7

Yordan meluap karena hujan, salju cair

Panen tanaman rami. Panen barli dimulai

ke-2

ke-8

Musim kering dimulai. Langit lebih sering cerah

Panen barli. Panen gandum di daerah rendah

ke-3

ke-9

Musim panas. Udara cerah

Panen gandum. Buah ara awal. Sedikit apel

ke-4

ke-10

Panas bertambah. Banyak embun di beberapa daerah

Buah anggur pertama. Tumbuh-tumbuhan dan sumber air mengering

ke-5

ke-11

Panas mencapai suhu maksimum

Panen buah anggur dimulai

ke-6

ke-12

Panas berlanjut

Panen kurma dan buah ara musim panas

ke-7

ke-1

Musim panas berakhir. Hujan awal mulai turun

Panen berakhir. Kegiatan membajak dimulai

ke-8

ke-2

Hujan ringan

Gandum dan barli ditabur. Panen zaitun

ke-9

ke-3

Hujan bertambah. Embun beku. Gunung bersalju

Rumput bertumbuh

ke-10

ke-4

Dingin mencapai suhu minimum. Hujan. Gunung bersalju

Dataran rendah menghijau. Biji-bijian dan bunga-bungaan mulai tumbuh

ke-11

ke-5

Suhu mulai naik. Hujan berlanjut

Pohon badam berbunga. Pohon ara berkuncup

ke-12

ke-6

Sering terjadi guntur dan hujan es

Pohon keratonia berbunga. Panen buah jeruk

ke-13

 

Sebuah bulan sisipan ditambahkan tujuh kali dalam 19 tahun, biasanya sebagai bulan Adar kedua (Weadar)

[Diagram di hlm. 1135]

DIAGRAM: Bulan-Bulan Menurut Kalender Alkitab

Alkitab tidak menunjukkan metode yang mula-mula digunakan untuk menentukan kapan hari-hari atau satu bulan tambahan harus disisipkan. Akan tetapi, secara logis, ekuinoks musim semi atau musim gugur digunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan kapan musim-musim sudah cukup ketinggalan sehingga kalender perlu disesuaikan. Meskipun tidak disebutkan secara spesifik dalam Alkitab, pada masa pascapembuangan bulan ke-13 yang ditambahkan oleh orang Israel untuk mengadakan penyesuaian itu disebut Weadar, atau Adar kedua.

Kita baru menemukan catatan tentang bentuk kalender Yahudi yang pasti atau yang distandarisasi pada abad keempat Tarikh Masehi (± 359 M), sewaktu Hilel II menyatakan bahwa setiap 19 tahun, tahun kabisat yang memiliki 13 bulan adalah tahun ke-3, ke-6, ke-8, ke-11, ke-14, ke-17, dan ke-19. Siklus 19 tahun demikian umumnya disebut siklus Metonis, yang berasal dari nama Meton, seorang matematikawan Yunani (dari abad kelima SM), walaupun ada juga bukti bahwa siklus seperti itu telah disempurnakan sebelumnya oleh orang Babilonia. (Lihat Babylonian Chronology, 626 B.C.–A.D. 75, karya R. A. Parker dan W. H. Dubberstein, 1971, hlm. 1, 3, 6.) Siklus ini mempertimbangkan fakta bahwa setiap 19 tahun, bulan baru dan bulan purnama jatuh pada hari-hari yang sama lagi pada tahun syamsiah.

Bulan-bulan dalam kalender Yahudi berlangsung dari bulan baru ke bulan baru. (Yes 66:23) Jadi, satu kata Ibrani, khoʹdhes, yang diterjemahkan ”bulan” (Kej 7:11) atau ”bulan baru” (1Sam 20:27), berkaitan dengan kha·dhasʹ, artinya ”baru”. Kata lain untuk bulan, yeʹrakh, diterjemahkan menjadi ”bulan kamariah”. (1Raj 6:38) Belakangan, tanda berupa api digunakan atau utusan-utusan dikirim untuk memberitahukan dimulainya bulan baru.

Dalam Alkitab, bulan-bulan biasanya disebutkan hanya dengan angka sesuai dengan urutannya dalam tahun itu, dari bulan ke-1 sampai bulan ke-12. (Yos 4:19; Bil 9:11; 2Taw 15:10; Yer 52:6; Bil 33:38; Yeh 8:1; Im 16:29; 1Raj 12:32; Ezr 10:9; 2Raj 25:1; Ul 1:3; Yer 52:31) Sebelum masa pembuangan di Babilon, hanya ada empat nama bulan yang disebutkan, yaitu Abib, bulan pertama (Kel 13:4); Ziw, kedua (1Raj 6:37); Etanim, ketujuh (1Raj 8:2); dan Bul, kedelapan (1Raj 6:38). Arti nama-nama itu sepenuhnya berkaitan dengan musim, sehingga menambah bukti digunakannya tahun lunisolar.—Lihat nama setiap bulan.

Pada masa pascapembuangan, orang Israel memakai nama-nama bulan yang digunakan di Babilon, dan tujuh di antaranya disebutkan: Nisan, bulan ke-1, menggantikan Abib (Est 3:7); Siwan, bulan ke-3 (Est 8:9); Elul, ke-6 (Neh 6:15); Khislew, ke-9 (Za 7:1); Tebet, ke-10 (Est 2:16); Syebat, ke-11 (Za 1:7); dan Adar, ke-12 (Ezr 6:15).

Nama pascapembuangan untuk lima bulan lainnya muncul dalam Talmud Yahudi dan karya-karya lain, yaitu Iyar, bulan ke-2; Tamuz, ke-4; Ab, ke-5; Tisri, ke-7; dan Heswan, ke-8. Bulan ke-13, yang disisipkan secara berkala, dinamai Weadar, atau Adar kedua.

Jumlah hari kebanyakan bulan akhirnya ditentukan secara spesifik. Nisan (Abib), Siwan, Ab, Tisri (Etanim), dan Syebat akan selalu terdiri dari 30 hari; Iyar (Ziw), Tamuz, Elul, dan Tebet akan selalu terdiri dari 29 hari. Akan tetapi, Heswan (Bul), Khislew, dan Adar, bisa terdiri dari 29 atau 30 hari. Jumlah hari ketiga bulan yang disebutkan belakangan itu bervariasi untuk membuat penyesuaian yang diperlukan pada kalender kamariah, tetapi juga digunakan agar beberapa perayaan tidak jatuh pada hari-hari yang dianggap terlarang oleh para pemimpin agama Yahudi pada masa belakangan.

Walaupun tahun suci dimulai di musim semi pada bulan Abib (atau Nisan) melalui ketetapan Allah pada waktu Eksodus (Kel 12:2; 13:4), catatan Alkitab menunjukkan bahwa sebelum itu orang Israel menghitung tahun-tahunnya dari musim gugur ke musim gugur. Allah mengakui pengaturan itu sehingga, seolah-olah, umat-Nya menggunakan sistem ganda, yaitu kalender suci dan kalender sekuler atau agraris. (Kel 23:16; 34:22; Im 23:34; Ul 16:13) Pada masa pascapembuangan, tahun sekuler dimulai dengan tanggal 1 Tisri, pada paruh kedua tahun suci, dan Tahun Baru Yahudi, atau Ros Hasyanah (kepala tahun), masih diperingati pada tanggal itu.

Pada tahun 1908, satu-satunya peninggalan yang diperkirakan sebagai kalender Ibrani kuno dalam bentuk tertulis ditemukan di situs Gezer, yang diyakini berasal dari abad kesepuluh SM. Kalender itu adalah kalender agraris dan menggambarkan kegiatan agraris yang dimulai pada musim gugur. Singkatnya, kalender itu menggambarkan dua bulan masa menyimpan, dua bulan untuk menabur, dan dua bulan masa pertumbuhan musim semi, disusul oleh satu bulan untuk mencabut tanaman rami, satu bulan untuk panen barli, dan satu bulan masa panen umum, kemudian dua bulan untuk memangkas tanaman anggur, dan terakhir, satu bulan panen buah-buahan musim panas.—Im 26:5.

Tabel yang menyertai artikel ini memperlihatkan bulan-bulan itu dalam kaitannya dengan kalender suci maupun kalender sekuler, dan juga perkiraan jatuhnya bulan-bulan itu pada kalender modern kita.

Dalam catatan Injil dan buku Kisah, berbagai musim perayaan sering disinggung, yang memperlihatkan bahwa kalender Yahudi terus digunakan oleh orang Yahudi pada zaman Yesus dan para rasul. Musim-musim perayaan ini menjadi pedoman untuk menentukan waktu relatif terjadinya peristiwa-peristiwa Alkitab pada zaman itu.—Mat 26:2; Mrk 14:1; Luk 22:1; Yoh 2:13, 23; 5:1; 6:4; 7:2, 37; 10:22; 11:55; Kis 2:1; 12:3, 4; 20:6, 16; 27:9.

Hendaknya diperhatikan bahwa orang Kristen tidak diatur oleh kalender suci atau keagamaan yang memerinci perayaan-perayaan atau hari-hari raya tertentu; pokok ini secara jelas dinyatakan oleh rasul Paulus di Galatia 4:9-11 dan Kolose 2:16, 17. Satu-satunya peringatan yang harus mereka rayakan setiap tahun, yaitu Perjamuan Malam Tuan, pada waktu Paskah, ditentukan oleh kalender kamariah.—Mat 26:2, 26-29; 1Kor 11:23-26; lihat PERJAMUAN MALAM TUAN.

Kalender Julius dan Kalender Gregorius. Pada tahun 46 SM, Julius Caesar mengeluarkan dekret yang mengubah kalender Romawi dari tahun kamariah menjadi syamsiah. Kalender Julius, yang didasarkan atas perhitungan seorang astronom Yunani bernama Sosigenes, memiliki 12 bulan yang panjangnya tidak teratur dan tahun biasa yang terdiri dari 365 hari dan dimulai pada tanggal 1 Januari. Kalender itu juga memperkenalkan penggunaan tahun kabisat dengan menambahkan satu hari setiap empat tahun, untuk mengkompensasi seperempat hari tambahan dalam tahun tropis yang panjangnya 365 1⁄4 hari kurang sedikit.

Tahun dalam kalender Julius sebenarnya sekitar 11 menit dan 14 detik lebih lama dibandingkan dengan tahun syamsiah yang sesungguhnya. Jadi, perbedaan itu telah terakumulasi menjadi sepuluh hari penuh pada abad ke-16. Pada tahun 1582 M, Paus Gregorius XIII mengadakan sedikit revisi pada kalender Julius, yaitu mempertahankan tahun kabisat setiap empat tahun tetapi dengan perkecualian bahwa hanya tahun-tahun abad yang angkanya dapat dibagi dengan 400 yang harus dihitung sebagai tahun kabisat. Dengan bula (surat resmi) kepausan pada tahun 1582, sepuluh hari harus dihapus pada tahun itu, sehingga hari setelah tanggal 4 Oktober menjadi tanggal 15 Oktober. Kalender Gregorius kini digunakan secara umum di kebanyakan bagian dunia. Kalender itu digunakan sebagai dasar untuk tanggal-tanggal bersejarah yang digunakan di seluruh publikasi ini.

Walaupun dewasa ini orang Kristen biasanya menggunakan kalender yang berlaku di negeri mereka, mereka tahu bahwa Yehuwa, Allah kekekalan, memiliki jadwal kegiatan-Nya sendiri yang tidak diatur oleh sistem perhitungan manusia. Sebagaimana dicatat oleh nabi-Nya, Daniel, ”Dia mengubah masa dan musim, memecat raja dan mengangkat raja, memberikan hikmat kepada orang-orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang-orang yang memiliki daya pengamatan. Dia menyingkapkan perkara-perkara yang dalam serta hal-hal tersembunyi, mengetahui apa yang ada dalam kegelapan; dan terang ada padanya.” (Dan 2:21, 22) Jadi, dalam kedudukan-Nya sebagai Penguasa Universal, Ia jauh di atas bumi kita yang berputar, dengan pergantian siang dan malamnya, siklus kamariahnya, dan tahun syamsiahnya. Akan tetapi, dalam Firman-Nya, Alkitab, Allah mengaitkan tindakan serta maksud-tujuan-Nya dengan penghitungan waktu demikian untuk membantu makhluk-makhluk-Nya di bumi mengerti, sehingga dapat mengetahui di mana mereka berada dalam jadwal kegiatan-Nya yang agung.—Lihat KRONOLOGI.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan