PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Jubah dan Pakaian
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
  • Lipatan Baju yang Membentuk Kantong
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
  • Pakaian dan Penampilan Yohanes Pembaptis
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
  • Teladan Sikap Rela Berkorban dan Loyalitas
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2

PAKAIAN KEBESARAN

Kata Ibrani ʼad·deʹreth menggambarkan sesuatu yang ”megah” dan ’agung’ (Yeh 17:8; Za 11:3) dan, apabila berkaitan dengan pakaian, tampaknya kata ini memaksudkan jubah yang longgar, mungkin dikenakan di bahu dan terbuat dari kulit atau bahan yang ditenun dari bulu atau wol.

Bukti bahwa kata itu memaksudkan pakaian yang berbulu terlihat dari gambaran tentang Esau, putra sulung Ishak. Pada waktu lahir, ”seluruh tubuhnya merah seperti pakaian kebesaran dari bulu; maka mereka menamai dia Esau”. (Kej 25:25) Yang mirip dengan pakaian kebesaran kemungkinan besar bukan warna kulitnya yang kemerah-merahan melainkan bulunya.

Sewaktu menerjemahkan ʼad·deʹreth, untuk pakaian kebesaran yang dikenakan Elia dan Elisa, Septuaginta menggunakan kata Yunani me·lo·teʹ (artinya kulit domba atau kulit berbulu yang kasar). (1Raj 19:13) Hal itu menyiratkan bahwa pakaian ini terbuat dari kulit yang masih ada bulunya, mirip jubah yang dikenakan oleh orang Badui tertentu. Sewaktu Paulus berbicara tentang hamba-hamba Allah yang dianiaya yang ”mengembara dengan mengenakan kulit domba, kulit kambing”, bisa jadi ia memaksudkan pakaian nabi-nabi Yehuwa tersebut. (Ibr 11:37) Yohanes Pembaptis mengenakan pakaian dari bulu unta, tetapi tidak disebutkan bahwa itu adalah pakaian kebesarannya sebagai nabi.—Mrk 1:6.

Bagaimanapun rancangannya, pakaian kebesaran dari bulu ini tampaknya menjadi tanda pengenal nabi-nabi tertentu. Ketika Raja Ahazia mendengar keterangan tentang ”seorang pria yang mempunyai pakaian bulu, dengan sabuk kulit terikat pada pinggangnya”, ia segera mengenali bahwa orang itu adalah nabi Elia. (2Raj 1:8) Pakaian kebesaran ini menjadi alat pengurapan yang dilemparkan kepada Elisa sewaktu ia ’dipanggil’ untuk meninggalkan bajaknya dan mengikuti Elia. (1Raj 19:19-21) Belakangan, pada waktu Elia diangkat dalam suatu badai, pakaian itu ditinggalkan untuk penggantinya, yang tidak lama kemudian menggunakan pakaian tersebut untuk membagi S. Yordan, sama seperti yang telah dilakukan majikannya. (2Raj 2:3, 8, 13, 14) Tampaknya, nabi-nabi palsu kadang-kadang mengenakan pakaian berbulu yang serupa untuk mengelabui orang-orang agar mau menerima mereka sebagai nabi-nabi Yehuwa yang terhormat, sehingga berita mereka kelihatan dapat lebih dipercaya.—Za 13:4.

Kata ʼad·deʹreth juga digunakan untuk pakaian kerajaan dan pakaian yang mahal, seperti pakaian yang dicuri Akhan, yakni ”pakaian kebesaran yang indah dari Syinar”. (Yos 7:21, 24) Babilon kuno, atau Syinar, terkenal karena jubah-jubahnya yang indah. Raja Niniwe ”melepaskan pakaian kebesarannya”, pastilah jubah yang semarak, dan menyelubungi dirinya dengan kain goni untuk menunjukkan pertobatannya.—Yun 3:6.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan