PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g85_No12 hlm. 18-22
  • Musuh Anda yang Paling Jahat—Kebangkitan dan Kejatuhannya

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Musuh Anda yang Paling Jahat—Kebangkitan dan Kejatuhannya
  • Sedarlah!—1985 (No. 12)
  • Subjudul
  • Siapa Di Belakang Ular Itu
  • Asal-Usul Musuh Itu
  • Memecah-Belah Alam Semesta
  • Apakah Ada Pemerintah-Pemerintah dan Penguasa-Penguasa Makhluk Roh?
  • ”Makanlah Daging Banyak-Banyak”
  • Siapakah Penyokong-Penyokong Iblis?
Sedarlah!—1985 (No. 12)
g85_No12 hlm. 18-22

Musuh Anda yang Paling Jahat—Kebangkitan dan Kejatuhannya

ALKITAB menceritakan bahwa tidak lama setelah Allah menempatkan laki-laki dan perempuan di taman Firdaus, muncullah musuh tersebut. Karena Allah menuntut kesetiaan dan ketaatan dari sepasang suami istri ini, Ia memberikan perintah yang sederhana kepada mereka: ’Janganlah kau makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.’—Kejadian 2:16, 17.

Namun, musuh itu melihat kesempatan yang sangat baik ini: ”Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh [Yehuwa] Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: ’Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?’” Hawa pasti mengenal ular ini dan sudah biasa dengan sifatnya yang pemalu, maka Hawa tidak perlu lari ketakutan. Tanpa memahami akan adanya suatu kuasa adimanusiawi di belakang ular tersebut, Hawa tertarik oleh kata-katanya yang manis.—Kejadian 3:1; 1 Timotius 2:14.

Maka ketika Hawa menyahut bahwa pelanggaran hukum Allah berarti kematian, ular itu menjawab, dengan terang-terangan menentang Allah: ”Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”—Kejadian 3:2-5.

Selebihnya kisah itu merupakan sejarah. Hawa tertipu dengan mengira bahwa ia dapat hidup dengan sukses terlepas dari Allah, mulai makan buah pohon itu, dan Adam mengikuti jejaknya. Allah segera bertindak terhadap suami istri yang memberontak itu, mereka dijatuhi hukuman mati.—Kejadian 3:16-19.

Siapa Di Belakang Ular Itu

Dengan jelas Alkitab menyatakan Setan sebagai ”si ular tua.” (Wahyu 12:9) Andai kata Iblis dihapuskan dari kitab Kejadian (seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang meragukan hal ini), maka peristiwa ini tidak akan ada artinya. Jadi orang harus percaya bahwa seekor ular entah bagaimana mempunyai kemampuan untuk berbicara!

Namun Alkitab menunjukkan bahwa hanya manusia yang diciptakan ”menurut gambar Allah” dan karena itu mempunyai kecerdasan untuk bercakap-cakap. (Kejadian 1:27) Juga perhatikan hukuman yang dijatuhkan Allah kepada ular itu: ”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”—Kejadian 3:15.

Kata-kata ini tidak masuk akal kalau diterapkan secara aksara. Apakah manusia merasakan ”permusuhan” yang lebih besar terhadap ular dari pada, misalnya saja, terhadap tikus dan laba-laba? Maka, cukup jelas bahwa ”ular,” ”perempuan” dan ”keturunan” dalam ayat ini adalah lambang-lambang yang hanya dapat dimengerti dengan bantuan dan penerangan ayat-ayat Alkitab lainnya. (Galatia 4:26; 3:29; Wahyu 12:1-6; Matius 23:33) Namun, kini jelaslah bahwa Setan, penentang Allah itu, bergerak leluasa.

Asal-Usul Musuh Itu

”Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup [berdiri teguh, NW] dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran.” (Yohanes 8:44) Jadi Yesus Kristus menyatakan bahwa pada suatu waktu Setan hidup ”dalam kebenaran,”tentunya di antara para malaikat—”semua anak Allah”—yang mulia. (Ayub 38:7) Ini jauh dari pada gambaran Setan yang mengerikan sebagai makhluk yang bertanduk, dengan kaki berkuku dua.a Namun, Alkitab tidak mempermuliakan dia, maka nama aslinya tidak disebutkan.

’Namun bagaimana seorang malaikat dapat berdosa?’ tanya orang. Jalan pikiran apa yang sebenarnya membawa dia kepada pemberontakan tidak dinyatakan di dalam Alkitab. Mungkin ia berkata dalam hatinya seperti raja Babel yang sombong itu: ”Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah.” (Yesaya 14:13; bandingkan 1 Timotius 3:6.) Rupanya keinginan yang terus dikembangkan untuk disembah menyebabkan reaksi-reaksi berikutnya yang membawa kematian: ”Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”—Yakobus 1:14, 15.

Memecah-Belah Alam Semesta

Kalau demikian, mengapa Allah tidak memusnahkan Setan? Karena tindakan Adam dan Hawa yang meninggalkan Allah menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penting: Apakah pemerintahan Allah bersifat menindas? Atau, apakah Ia memerintah dengan kebenaran? Siapa yang mempunyai hak untuk memerintah? Apakah Allah tidak memberikan kebebasan kepada umatNya? Kalau ada kesempatan, apakah semua hamba Allah juga akan meninggalkanNya?

Jika Setan dimusnahkan, pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan ada yang terjawab. Maka dengan bijaksana Allah mengizinkan Setan untuk tetap hidup—untuk jangka waktu yang terbatas. Dengan demikian umat manusia dan para malaikat dapat melihat dengan saksama cara Allah memerintah yang berbeda dengan cara Setan. Maka orang-orang dapat menentukan pihak mana yang akan mereka pilih, Allah atau Setan. Sampai hari ini, sengketa mengenai pilihan pemerintahan Allah atau ”kebebasan” ini memecah-belah alam semesta!

Segi lain dari sengketa ini diungkapkan beberapa abad kemudian. Dalam penglihatan yang luar biasa di dalam surga itu sendiri, Alkitab dalam kitab Ayub 1:6-11 menceritakan tentang suatu pertemuan para malaikat, dan dengan tidak malu Setan juga hadir di sana:

”Maka bertanyalah [Yehuwa] kepada Iblis: ’Dari manakah engkau?’ Lalu jawab Iblis kepada [Yehuwa]: ’Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.’ Lalu bertanyalah [Yehuwa] kepada Iblis: ’Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tidak seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.’ Lalu jawab Iblis kepada [Yehuwa]: ’Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? . . . Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu.’”

Dari percakapan ini jelaslah bahwa Setan menentang Allah.b Secara tidak langsung ia menyatakan dalam keadaan tertekan tidak seorang pun dari hamba-hamba Allah yang akan tetap setia. Akibatnya, muncullah pertanyaan-pertanyaan baru: Sampai di manakah manusia bersedia untuk menderita karena kasihnya terhadap Allah? Apakah hamba-hamba Allah mempunyai motif yang hanya mementingkan diri sendiri? Sekali lagi, pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat dijawab jika Allah mengizinkan kejahatan berlangsung untuk sementara waktu.

Apakah Ada Pemerintah-Pemerintah dan Penguasa-Penguasa Makhluk Roh?

Selama kurang lebih 6.000 tahun Setan telah mengumpulkan pengikut-pengikut baru. Ia malah mendapat dukungan dari malaikat-malaikat lain yang memberontak, yang karena pengaruhnya ”meninggalkan tempat kediaman mereka” di surga. (Yudas 6; Kejadian 6:2) Namun,sampai di mana ia berhasil untuk membujuk umat manusia supaya berpihak kepadanya? Seberapa luas pengaruhnya dewasa ini?

Menurut kesaksian seorang malaikat kepada Daniel, pengaruh ini cukup luas. Malaikat ini menerangkan sebab-sebab dari kedatangannya yang terlambat, ia berkata: ”Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin [malaikat] terkemuka, datang menolong aku.” (Daniel 10:13) Tetapi siapa yang dapat menentang seorang malaikat? Tentu saja bukan manusia. Hanya dibutuhkan suatu malaikat saja untuk memusnahkan 185.000 manusia yang lemah dalam waktu satu malam! (Yesaya 37:36) Maka pemimpin yang menentang itu pastilah hantu (malaikat jahat) yang diutus oleh Musuh besar, Yaitu Setan sendiri!

Pengertian dari kejadian ini sangat penting. Rasul Paulus mengatakan bahwa ”roh-roh yahat di udara” ini dibentuk sebagai organisasi ”pemerintah-pemerintah” dan ”penguasa-penguasa.” (Efesus 6:12) Maka tentunya setiap kuasa dunia secara tidak kelihatan diperintah oleh ”pemimpin” yakni roh jahat yang tidak kelihatan! (Daniel 10:20) Kenyataannya, Setan sendiri kemudian membanggakan hak miliknya atas ”semua kerajaan dunia” ini kepada Yesusc Tentu saja Yesus menolak tawaran untuk mendapat bagian dalam pemerintahan Setan ini. (Lukas 4:5-8) Namun bagaimana halnya dengan pemimpin-pemimpin nasional sekarang ini yang menempati kedudukan tersebut? Bukankah mereka sebenarnya adalah boneka-boneka dari Setan?—Lihat juga Wahyu 13:2.

”Makanlah Daging Banyak-Banyak”

Apakah pemerintahan Setan benar-benar mempunyai pengaruh yang nyata terhadap umat manusia? Jawaban yang menakutkan terdapat dalam kitab Daniel pasal 7. Dalam pasal ini kerajaan Media-persia digambarkan sebagai ”binatang” yang rupanya seperti beruang. Pada akhir ayat 5, Alkitab mengatakan: ”Dan demikianlah dikatakan kepadanya: ’Ayo, makanlah daging banyak-banyak.’” Nyatalah bahwa pemimpin-pemimpin roh jahat yang dibawahi Setan berkata kepada penguasa-penguasa Persia, ”Ayo,” menghasut mereka untuk meninggalkan tempat nomor dua dalam statusnya sebagai penguasa dunia, dan untuk melahap lebih banyak lagi daerah-daerah untuk dikuasai.

Sejarah membuktikan bahwa tidak lama setelah itu kerajaan Media-Persia menjawab undangan roh jahat ini, yaitu untuk ”makan daging banyak-banyak.” Buku The Historians’ History of the World mengatakan: ”Kenyataannya sangat menarik jika diperhatikan bahwa kerajaan Media-Persia ini menduduki daerah yang paling luas yang pernah disaksikan oleh dunia ini, jauh lebih luas dari pada Mesir, lebih luas dari pada kerajaan Asyur pada puncak kejayaan kerajaan ini, dan lebih luas dari pada kerajaan manapun yang menggantikannya sampai pada jaman modern ini, kecuali untuk masa sepuluh tahun yang singkat [di bawah] Iskandar Agung.”

Sampai saat ini, pemimpin-pemimpin internasional masih menunjukkan kecenderungan yang sama untuk memperluas lingkungan pengaruh mereka. Namun kini taruhannya lebih tinggi. Bangsa-bangsa mempertunjukkan apa yang oleh seorang penulis disebut ”tarian kematian” yaitu mempertahankan suatu ”keseimbangan teror”—mempunyai cukup senjata nuklir untuk dapat memusnahkan dunia ini berulang kali. Kemungkinan terjadinya perang nuklir yang ”terbatas” malah membujuk ”ahli-ahli peperangan dari penguasa-penguasa besar dunia” untuk meninggalkan ”gagasan mereka yang murni untuk saling mencegah perang nuklir. . . . Kini mereka justru sibuk merancang cara yang paling ampuh untuk memenangkan perang dengan senjata atom ini. Hal-hal yang dulu tidak patut diucapkan, kini malah dirundingkan; hal-hal yang dulu tidak patut dipikirkan, kini malah direncanakan.” (Maclean’s, 15 Pebruari 1982) Apakah mereka sudah menjadi gila? Tidak, mereka tidak gila, mereka hanya menyerah kepada dorongan-dorongan dari pemimpin mereka yang tidak kelihatan—Setan si Iblis.

Siapakah Penyokong-Penyokong Iblis?

”Saya kira, saya percaya adanya Iblis,” kata seorang wanita. ”Tetapi sudah lama saya tidak memikirkan tentang dia.” Seharusnya kita tidak boleh mencoba melupakan kenyataan tentang adanya Iblis. Hal ini harus dihadapi secara terang-terangan.

Namun, percaya adanya Iblis bukan berarti mempunyai ketakutan yang tidak sehat terhadapnya, atau terpesona dengan ilmu gaib. Orang-orang Kristen menghindari kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Setan dan ilmu gaib. (Ulangan 18:10-12; 1 Korintus 10:21) Apa yang dikatakan oleh buku Devil’s Dominion itu menarik perhatian kita, ”Sebab utama dari kenyataan semakin banyaknya orang-orang yang tertarik dan terlibat dalam ilmu gaib dan hal-hal yang berhubungan dengan Setan . . . adalah karena kemandulan rohani dari Gereja yang mapan . . . kelompok yang sebenarnya menjadi penyokong-penyokong Iblis, walaupun tidak menyadarinya, adalah kaum ulama dari Gereja-Gereja itu sendiri.”

Namun, Saksi-Saksi Yehuwa tidak menderita ”kemandulan rohani” semacam itu. Dan lagi, mereka bukan penyokong-penyokong Iblis yang dengan tidak menyadarinya turut serta dengan kelompok orang-orang yang menyangkal kenyataan tentang adanya Iblis. (2 Korintus 11:14) Karena mengetahui siapa sebenarnya musuh umat manusia, maka mereka mengerti mengapa Allah yang berpengasihan mengizinkan adanya kejahatan. Dengan pasti mereka tahu di pihak mana mereka berada dalam sengketa universal itu, lebih suka mentaati hukum-hukum yang baik dan menunjukkan diri di bawah pemerintahan Allah yang membawa banyak faedah dari pada memilih ”kebebasan” yang sifatnya sementara. Dan mereka yakin bahwa dengan bantuan Allah mereka dapat ’dilepaskan dari si jahat.’ (Matius 6:13) Mungkin mereka diejek karena mereka mengakui adanya Iblis, namun ini juga menjadi perlindungan yang teguh bagi mereka.

Sebuah poster dari Perang Dunia II di Amerika berbunyi, ”Kenalilah Musuhmu!” Kekalahan-kekalahan dalam peperangan, disebabkan karena seseorang menganggap sepi musuhnya. Namun, Saksi-Saksi Yehuwa mengetahui siapa musuh mereka dan mereka ”tahu apa maksud [musuh itu].” (2 Korintus 2:11) Mereka tahu bahwa ”seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat,” maka itu mereka tidak terbujuk oleh tipu muslihatnya.—1 Yohanes 5:19.

Saksi-Saksi Yehuwa juga sadar bahwa pemerintahan yang jahat dari Setan segera akan berakhir. Alkitab menubuatkan bahwa segera Pencipta alam semesta yang Maha Kuasa akan membersihkan alam ini dari segala musuh-musuhNya. Seperti yang dikatakan oleh rasul Petrus, pemerintahan Setan akan digantikan oleh ”langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.”—2 Petrus 3:7, 11-13; Wahyu 20:1-3, 10.

Dalam sisa ’waktu yang singkat’ ini, kami menganjurkan agar anda menyelidiki Alkitab dan mempelajari cara-cara untuk dapat ’melawan Iblis.’ (Wahyu 12:12; Yakobus 4:7) Dengan senang hati Saksi-Saksi Yehuwa bersedia untuk membantu anda dalam hal ini, agar anda dapat menikmati janji Alkitab: ”Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis.”—Roma 16:20.

[Catatan Kaki]

a Tradisi Abad Pertengahan menggabungkan gambar dari Pan, dewa orang Yunani (bertanduk, kakinya berkuku dua, dsb.) dengan gambaran Iblis.

b The Jewish Encyclopedia menyatakan bahwa Setan dalam peristiwa ini ”tidak dapat dianggap . . . sebagai musuh Allah,” malah lebih jauh lagi menyebut dia sebagai salah satu ”anggota dari dewan surgawi yang mengawasi kegiatan manusia.” New Catholic Encyclopedia menyatakan hal yang sama, bahwa Setan melakukan tugasnya sebagai penuduh, ”tugas demi kepentingan Allah”! Namun kalau Setan benar-benar melakukan tugas dari Allah mengapa Allah bertanya, ”Dari manakah engkau?”—Ayub 1:7.

c Konfrontasi dengan Yesus ini selanjutnya memperlihatkan bahwa Setan bukan hanya suatu lambang dari kejahatan yang ada di dalam diri manusia. Yesus Kristus, sebagai anak Allah yang sempurna, tidak memiliki kejahatan di dalam dirinya, sebaliknya ia ”tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa.”—Ibrani 7:26.

[Map/Gambar di hlm. 21]

(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

Di bawah pengaruh roh-roh jahat [hantu-hantu], Imperium Media-Persia berkembang menjadi suatu kuasa yang memiliki jajahan yang paling luas dalam sejarah

Laut Tengah

Laut Hitam

Laut Kaspia

Teluk Persia

Laut Merah

GREECE

MEDIA

PERSIA

ARAB

MESIR

ARMENIA

INDIA

LIBYA

Jerusalem

Babylon

Nineveh

Damascus

MT. SINAI

THRACE

ETHIOPIA

Nile River

Tigris River

Euphrates River

PARTHIA

ASSYRIA

LYDIA

SYRIA

[Gambar di hlm. 19]

Konsep yang populer tentang Iblis dipinjam dari gambaran yang diberikan mengenai dewa Pan dalam mitologi Yunani

[Gambar di hlm. 20]

Apakah pemimpin militer dunia sekarang merencanakan strategi nuklir, menyerah kepada dorongan-dorongan dari Setan?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan