PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w82_No47 hlm. 18-22
  • ”Bersukacitalah, Hai Bangsa-Bangsa, Dengan UmatNya”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Bersukacitalah, Hai Bangsa-Bangsa, Dengan UmatNya”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 47)
  • Subjudul
  • MEMBUAT PERNYATAAN UMUM DI ANTARA BANGSA-BANGSA
  • SUKACITA BANGSA-BANGSA SUDAH DINUBUATKAN
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 47)
w82_No47 hlm. 18-22

”Bersukacitalah, Hai Bangsa-Bangsa, Dengan UmatNya”

1. Mengapa orang-orang Yahudi yang masih berpegang kepada hukum Musa ternyata bukan ”umatNya” yang diundang bersama bangsa-bangsa untuk ”bersukacita”?

SIAPAKAH ”umatNya” yang diundang bersama semua bangsa untuk ”bersukacita”? (Roma 15:10) Ternyata bukan bangsa Yahudi. Orang-orang Yahudi jasmani yang masih mencoba untuk berpegang kepada hukum Musa telah dibenci dan dianiaya selama 1.900 tahun sejak 70 M., ketika Yerusalem purba dibinasakan oleh tentara Roma di bawah Jendral Titus. Anehnya, bahkan orang-orang Yahudi jasmani sendiri tidak bersukacita bersama ”umatNya”, umat Yehuwa. Pada bagian akhir dari suatu nyanyian terilham yang dinyanyikan pada tahun 1473 S.M., nabi Yahudi Musa-lah yang menyanyikan undangan, ”Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umatNya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hambaNya, Ia membalas dendam kepada lawanNya, dan mengadakan pendamaian bagi tanah umatNya.”—Ulangan 32:43.

2. Kapan pemindahan pengikut-pengikut Yesus dari ”kuasa kegelapan . . . ke dalam Kerajaan dari AnakNya yang kekasih” mulai terjadi?

2 Ketika Paulus mengutip dan menerapkan kata-kata Musa kira-kira pada tahun 56 M., Yesus sudah lama meninggal, dibangkitkan dan naik ke surga, pada tahun 33 M. Jadi sejak hari Pentakosta tahun itu, ”umatNya”, umat Yehuwa, adalah murid-murid Yesus Kristus yang dibaktikan, dibaptiskan dan diurapi dengan roh suci. Beberapa tahun kemudian, kira-kira 60-61 M., Paulus menulis kepada anggota-anggota dari ”umat” Yehuwa di Kolose dan mengatakan, ”Dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa [Yehuwa], yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang kekasih.” (Kolose 1:12, 13) Pemindahan demikian mulai pada hari Pentakosta Yahudi (6 Sivan) tahun 33 M., setelah Yesus kembali ke surga.

3. Dengan pindah ke dalam kerajaan rohani dari Anak Allah yang dikasihi, mereka menjadi apa dari Raja itu?

3 Pada hari itu, dengan perantaraan putraNya yang telah dimuliakan dan menjadi raja, Yesus Kristus, Bapa surgawi mencurahkan roh suciNya pertama-tama atas murid-murid yang sedang menunggu, kira-kira 120 orang di Yerusalem. Dengan demikian mereka dipindahkan dari kekuasaan dunia kegelapan ke dalam kerajaan rohani dari Putra Allah yang dikasihi, Yesus Kristus, ”terang dunia”. (Yohanes 8:12) Kerajaan itu didirikan oleh Allah Yehuwa, dan Yesus Kristus sebagai Raja rohani melayani sebagai perdana menteri Yehuwa. Dalam melaksanakan pelayanan ini ia menggunakan murid-muridnya yang diurapi dengan roh di bumi sebagai ”utusan-utusan Kristus”. (2 Korintus 5:20) Menurut English Revised Version, mereka adalah ”duta-duta yang mewakili Kristus”. ”Duta-duta” demikian tentu mempunyai suatu pelayanan, suatu dinas pemerintahan.

4. (a) Karena itu ”umat” Allah yang akan ”bersukacita” dengan bangsa-bangsa terdiri dari siapa? (b) Berkenaan apa bangsa-bangsa Kafir harus memuliakan Allah?

4 Bersama duta-duta inilah semua bangsa yang tidak termasuk Israel rohani harus ”bersukacita”. Mengenai apa? Duta dan pelayan Kristen, Paulus, menjawabnya ketika ia menulis kepada sidang di Roma dan mengatakan, ”Oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat [orang-orang Yahudi jasmani] untuk mengokohkan janji yang telah diberikanNya kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmatNya.” (Roma 15:8, 9a) Apa rahmat Allah kepada ”bangsa-bangsa” Kafir?

5. (a) Apa ”rahmat” Allah bagi orang-orang Kafir yang tidak bersunat? (b) Kapan dan dengan siapa ”rahmat” itu mulai, yang mengizinkan mereka untuk masuk ke dalam apa?

5 Pada abad pertama M. dahulu, ”rahmat” Allah adalah: Allah Yehuwa mengizinkan orang-orang Kafir yang tidak bersunat (atau, orang-orang dari bangsa-bangsa lain) untuk masuk ke dalam ”janji” yang Ia adakan dengan nenek moyang orang Yahudi yang bersunat. Bagi orang-orang bukan Yahudi yang tidak bersunat, hal ini mulai pada tahun 36 M., ketika perwira pasukan Roma Kornelius sekeluarga dan sahabat-sahabatnya di Kaisarea menerima pelayanan rasul Petrus dan diurapi dengan roh suci Allah dan dibaptiskan. (Kisah pasal 10) Apakah Kornelius sekeluarga meninggalkan Kaisarea dan kembali ke Italia untuk menjadi anggota dari sidang di Roma, yang sampai pada waktu itu terdiri dari orang-orang Yahudi yang percaya dan bersunat dan mungkin juga ”penganut agama Yahudi [proselit]”, kita tidak tahu. (Kisah 2:1-10) Tetapi sejak itu Allah memperlihatkan ”rahmat” kepada orang-orang Kafir yang percaya dan dibaptis dengan menerima mereka ke dalam ”kerajaan” rohani dari PutraNya yang dikasihi, meskipun mereka tidak disunat.

6. (a) Pada zaman Paulus ”rahmat” Allah adalah menerima bangsa-bangsa menjadi anggota dari apa? (b) Mengapa mereka yang mendapat bagian dalam ”rahmat” Allah ini tidak dapat ambil bagian dalam pelayanan dari pemerintahan-pemerintahan duniawi?

6 Dengan demikian ”bangsa-bangsa”, baik orang-orang Samaria dan Mesir yang bersunat, maupun orang-orang bukan Yahudi yang tidak bersunat, mendapat perkenan untuk menjadi anggota-anggota dari ’keturunan Abraham’. Maka dengan perantaraan mereka segala bangsa di bumi akan memberkati diri sendiri. (Kejadian 12:3; 22:15-18; Galatia 3:3-29) Walaupun dewasa ini mereka berada dalam kerajaan rohani dari kasih Putra Allah, semua yang terbukti setia sampai mati di bumi akan dibangkitkan ke dalam kerajaan Allah di surga. Di sana mereka akan memerintah bersama Kristus selama 1.000 tahun, untuk memberkati semua keluarga di bumi. (Wahyu 20:4-6) Sementara itu, pada waktu mereka masih hidup di bumi, mereka mempunyai jabatan ”pelayanan” sebagai ”duta-duta yang mewakili Kristus”, ikut serta dalam ”pelayanan Firman” tentang kerajaan Yehuwa di bawah Kristus. Karena itu, tidak konsekwen jika mereka menjadi pelayan-pelayan dari pemerintahan-pemerintahan politik dunia yang dikendalikan oleh Iblis.—Kisah 6:4.

MEMBUAT PERNYATAAN UMUM DI ANTARA BANGSA-BANGSA

7. Sikap apa yang diambil oleh ”duta-duta” ini terhadap konflik-konflik dunia, dan mengapa mereka tetap bersukacita dan mengundang orang-orang lain untuk bergabung bersama mereka dalam hal ini?

7 ”Duta-duta” kerajaan ini mengambil sikap yang sama sekali netral dalam pertikaian-pertikaian dunia. Mereka tahu bahwa ”zaman orang-orang Kafir”, atau ”waktu yang ditetapkan bagi bangsa-bangsa”, berakhir pada awal musim gugur tahun 1914, dalam bulan ketiga dari Perang Dunia I. (Lukas 21:24, Bode, NW) Pada waktu itu berakhirlah kesempatan bagi bangsa-bangsa Kafir untuk menjalankan kekuasaan atas dunia. Bangsa-bangsa duniawi ini, termasuk bangsa-bangsa dari Susunan Kristen, dengan keras kepala menolak untuk mengakui fakta ini. Maka mereka melawan dan menganiaya saksi-saksi Kristen dari Yehuwa yang menarik perhatian kepada fakta itu. Semua penganiayaan ini tepat seperti yang dikatakan dalam nubuat-nubuat Alkitab. Walaupun semua ini terjadi, ”duta-duta” dari kerajaan Allah yang telah didirikan terus bersukacita. Mereka mengundang orang-orang dari segala bangsa untuk bersukacita bersama mereka dan ikut bergabung dalam mengumumkan kerajaan yang telah Ia percayakan di pundak Yesus Kristus.

8. (a) Sejak kapan suatu ”kumpulan besar” dari segala bangsa dikumpulkan ke pihak kerajaan Allah yang telah didirikan? (b) Apa yang mereka mengerti dengan jelas dan pengalaman apa yang penuh belas kasihan ingin mereka nikmati?

8 Sejak musim semi tahun 1935 (bulan Mei) suatu ”kumpulan besar” orang-orang dari segala bangsa mulai bersukacita dengan ”umat” yang diurapi dengan roh Yehuwa, waris-waris dari kerajaan surgawiNya. Orang-orang yang bersukacita yang membentuk ”kumpulan besar” dari segala bangsa itu sangat berminat untuk menjadi rakyat di bumi dari kerajaan milenium Allah yang diperintah oleh Kristus. (Wahyu 7:9-17; 22:17) Mereka jelas memahami bahwa pada akhir dari Zaman Orang Kafir pada tahun 1914, ”pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita [Yehuwa] dan Dia yang diurapiNya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya”. (Wahyu 11:15) Mereka menyadari bahwa mereka kini hidup dalam masa peralihan dari pemerintah-pemerintah politik yang akan binasa dari dunia ini kepada kerajaan milenium dari Mesias Allah atau Kristus. Mereka tentu sangat ingin hidup melampaui masa peralihan ini dan, tanpa harus mati, masuk ke dalam susunan baru itu di bumi, di bawah kerajaan Mesias. Ini merupakan ”rahmat” yang besar di pihak Allah Yehuwa terhadap mereka.

9. (a) Mereka yang membentuk ”kumpulan besar” internasional telah bertindak selaras dengan undangan apa, dan bagaimana mereka melambangkan hal ini? (b) Sebagai orang-orang yang bersifat domba, bagaimana mereka berbuat baik kepada ’saudara-saudara’ rohani Kristus selama kesudahan dari susunan perkara ini?

9 Ya, bahkan ”rahmat” yang luar biasa dari pihak Yehuwa adalah bahwa ”Injil Kerajaan” telah ”diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa”, dan ini telah tergenap. (Matius 24:14) Sejak musim semi tahun 1935 mereka yang membentuk ”kumpulan besar” mengambil manfaat dari ”rahmat” Allah dan menyambut undangan untuk membaktikan diri kepada Allah Yehuwa melalui Kristus dan melambangkan pembaktian mereka dengan baptisan air. Perumpamaan Yesus tentang domba dan kambing yang dicatat di Matius 25:31-46, memperlihatkan bahwa mereka harus berbuat baik kepada orang-orang pilihannya, saudara-saudara rohaninya, sekarang selama ”penutup sistem ini”. (Matius 24:3, NW; 24:31) Dalam hal ini termasuk membantu ”saudara-saudara” rohani Kristus untuk memberitakan ”Injil Kerajaan” sampai tibanya ”sengsara besar”, yang belum pernah terjadi. (Matius 24:14-22) Karena bekerja sama dengan sisa dari ”duta-duta yang mewakili Kristus”, mereka memasuki suatu kedudukan baru.

10. Ke dalam kedudukan baru apa ”kumpulan besar” telah masuk, dan dinas apa yang telah mereka laksanakan bersama dengan ”duta-duta yang mewakili Kristus”?

10 ”Kumpulan besar” dari orang-orang yang bersifat domba yang mendapat perkenan dan dikumpulkan di sebelah kanan Kristus, melayani sebagai utusan-utusan bagi Kristus dalam dinas suci dari kerajaannya. Suatu ”pelayanan” dipercayakan kepada mereka untuk melayani kepentingan pemerintahan kerajaan, ”kerajaan surga”. Melalui dinas yang mulia yang mereka lakukan bersama dengan ”duta-duta” Kerajaan, mereka memperlihatkan rasa terima kasih kepada Allah Yehuwa.

SUKACITA BANGSA-BANGSA SUDAH DINUBUATKAN

11. Siapa Pribadi yang menurut Daud ia akan menyanyikan mazmur bagi namanya dan bagaimana ia melukiskan pribadi ini?

11 Rasul Paulus mengutip dari penulis Mazmur, Raja Daud, ketika ia menceritakan bagaimana bangsa-bangsa akhirnya akan ”memuliakan Allah karena rahmatNya”, seperti Paulus katakan selanjutnya, ”Seperti ada tertulis: ’Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi namaMu.’” (Mazmur 18:49; 2 Samuel 22:50; Roma 15:9b) Penulis Mazmur yang terilham melukiskan siapa Pribadi itu yang untuk namaNya ia mau menyanyikan mazmur, pada waktu menambahkan kata-kata penutup, ”Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkatNya, dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapiNya, kepada Daud dan anak cucunya untuk selamanya.”—2 Samuel 22:51.

12. (a) Sebagai manusia di bumi, bagaimana Yesus ’dengan terus terang memuliakan’ Yehuwa di antara bangsa-bangsa? (b) Di propinsi mana Yesus yang telah dibangkitkan mengatakan kepada murid-muridnya apa yang harus mereka lakukan sebagai ’duta-dutanya’?

12 Daud yang Lebih Besar, yaitu Yesus Kristus, tidak hanya mengucap syukur dan memuji Allah Yehuwa di antara bangsa-bangsa Kafir pada waktu ia berada di bumi sebagai manusia sempurna. Ia memang memberitakan Kerajaan di antara orang-orang Samaria dan kepada seorang perempuan Sirofenesia yang anak perempuannya ia bebaskan dari roh jahat. Juga, sebagian besar dari pengabaran ia lakukan di daerah yang disebut dalam Yesaya 8:23 [Klinkert] ”Galilea orang kafir”. Di sana ia menetapkan pusat kampanye pengabaran Kerajaannya di Kapernaum, yang terletak dekat Laut Galilea. (Matius 4:12-15) Setelah kebangkitannya dari antara orang mati, di ”Galilea wilayah bangsa-bangsa lain”, Yesus mengatakan kepada murid-muridnya sebagai ”duta-duta yang mewakili Kristus”, ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”—Matius 28:19, 20.

13. (a) Pada hari apa dan bagaimana murid-murid yang sedang menunggu di Yerusalem ditugaskan untuk pelayanan sebagai duta-duta? (b) Di mana mereka mulai ”memuliakan” Yehuwa di hadapan umum di antara bangsa-bangsa?

13 Beberapa hari setelah Yesus yang dibangkitkan memberikan penugasan itu kepada murid-muridnya yang telah dibaptiskan, tibalah hari Pentakosta tahun 33 M. Pada hari itu pagi-pagi sekali Yesus yang telah dimuliakan mencurahkan roh suci dari Allah Yehuwa ke atas kira-kira 120 murid di Yerusalem. Hasil dari pengabaran mereka pada hari itu, kira-kira 3.000 orang Yahudi dan proselit Yahudi menerima berita Kerajaan dan dibaptiskan di dalam air. Setelah itu orang-orang yang menerima roh suci ini bergabung dalam pekerjaan sebagai duta-duta mewakili Kristus. Setelah timbul penganiayaan di Yerusalem beberapa mulai ’dengan terus terang memuliakan’ [NW] Yehuwa di antara orang-orang Samaria dan setelah itu juga di antara orang-orang Kafir yang tidak bersunat berkebangsaan Roma dan orang-orang lain. Seraya mereka mendengar bahwa Yehuwa secara umum dimuliakan dan dipuji di antara mereka, orang-orang dari segala bangsa dapat menyeru namaNya melalui Kristus untuk memperoleh belas kasihan yang dapat menyelamatkan.

14. Apa yang selanjutnya dikutip oleh rasul Paulus dari Ulangan 32:43, dan dengan demikian apa yang harus dilakukan oleh orang-orang yang menjadi umat Yehuwa berkenaan hal ini?

14 Rasul Paulus mengutip lebih banyak nubuat untuk menunjang penjelasannya, dengan mengatakan, ”Dan selanjutnya: ’Bersukacitalah, hai bangsa-bangsa, dengan umatNya.’” (Roma 15:10; Ulangan 32:43) Namun, bagaimana orang-orang dari segala bangsa bisa bersukacita dengan ”umat” Yehuwa jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Maka orang-orang yang tergolong pada ”umatNya” harus memberitakan kerajaan MesiasNya kepada mereka.—Roma 10:13-15.

15. Dengan tindakan apa dan oleh siapa kutipan dari Mazmur 117:1 harus dilaksanakan selanjutnya agar bangsa-bangsa dapat menyambutnya?

15 Rasul Paulus mengemukakan lebih banyak dasar dari Alkitab dengan memberitahukan apa yang Yehuwa katakan melalui juru bicaraNya yang terilham, ”Dan lagi: ’Pujilah Tuhan, hai kamu semua bangsa-bangsa, dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia.’” (Roma 15:11; Mazmur 117:1) Ya, memang mudah mengatakan hal ini, tetapi bagaimana semua bangsa, suku dan kaum dapat melakukannya jika kita tidak memberitahu mereka tentang Yehuwa dan menerangkan mengapa Ia harus dipuji? Karena itu, pengabaran internasional tentang kerajaanNya di bawah Kristus perlu dilakukan. Inilah ”pelayanan” yang ditugaskan kepada sisa dari waris-waris Kerajaan dan ”kumpulan besar” dari rekan-rekan sekerja mereka.—Wahyu 7:9-17.

16. Bagaimana kutipan Paulus dari Yesaya 11:10 mengenai ”akar Isai” akan digenapi?

16 Rasul Paulus mengutip kesaksian keempat untuk menunjang penjelasannya, dan berkata, ”Dan selanjutnya kata Yesaya: ’Taruk dari pangkal [akar, Bode] Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepadaNyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan.’” (Roma 15:12; Yesaya 11:10) Isai dari Betlehem adalah ayah dari Daud, yang Allah lantik menjadi raja ke-12 suku Israel. Daud sendiri tidak mungkin menjadi ”akar” kehidupan bagi ayah jasmaninya. Jadi ”akar Isai” yang sebenarnya haruslah Yesus Kristus, yang dilahirkan di Betlehem dan dalam suku kerajaan, yakni Yehuda, suku Isai sendiri. Yesus akan menjadi ”akar” yang memberi hidup bagi nenek moyangnya di bumi, Isai, dengan membangkitkan dia dan putranya Daud dari antara orang mati selama pemerintahan mileniumnya.—Wahyu 22:16.

17. Maka siapa ”akar Isai”, yang bisa menjadi tumpuan harapan bangsa-bangsa?

17 Daud memang ”memerintah bangsa-bangsa” setelah dia menaklukkan bangsa-bangsa bukan Yahudi yang masih tertinggal di Tanah Perjanjian. Tetapi Daud telah mati sejak tahun 1037 S.M., dan orang-orang dari bangsa-bangsa tidak dapat berharap kepadanya. Untunglah mereka dapat menaruh harapan pada Daud yang Lebih Besar yang telah memerintah, Yesus Kristus, ”Akar dari Benih Daud”. (Wahyu 22:16, Bode) Menaruh harapan kepada dia, yang dilambangkan oleh Daud, tidak akan sia-sia, atau salah tempat.

18. Siapa dari antara semua bangsa telah menaruh harapan mereka kepada Penguasa yang dijanjikan itu, dan atas siapa Penguasa yang dijanjikan itu, dan atas siapa Penguasa ini telah memerintah?

18 Sejak 1935 ratusan ribu orang dari ”kumpulan besar” yang keluar dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa menaruh harapan kepada Penguasa yang tidak akan mengecewakan. Mereka membuktikan hal ini dengan mentaati perintahnya untuk memberitakan ”Injil Kerajaan . . . di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa.” (Matius 24:14) Harapan bagi semua orang dari segala bangsa yang telah mati sejak berkuasanya dosa yang membawa maut di antara umat manusia hanya ada di tangan Raja surgawi yang sekarang memerintah, Yesus Kristus. Sejak ia ditakhtakan pada akhir dari Zaman Orang-Orang Kafir pada tahun 1914, ia sudah memerintah atas orang-orang dari segala bangsa yang percaya dan penuh pengharapan. Ia juga akan memerintah atas lebih banyak orang lain lagi setelah membangkitkan semua orang yang ditebus dari antara umat manusia.

19. Jadi, adakah alasan bagi orang-orang percaya dari segala bangsa untuk melimpah dalam pengharapan seraya waktu berjalan? dan untuk bersukacita?

19 Maka, apakah ada alasan bagi orang-orang dari segala bangsa untuk ”bersukacita” dengan ”umat” Yehuwa, orang-orang Israel rohani? Ya, tentu saja! Betapa cocoknya ucapan syukur yang indah yang dinyatakan Paulus dalam menutup kutipan-kutipannya dari nubuat! Karena ia mengatakan, ”Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” (Roma 15:13) Tak dapat disangkal lagi, doa terilham ini digenapi atas semua Kristen saksi-saksi Yehuwa di seluruh bumi. Tergenapnya nubuat-nubuat Alkitab menunjukkan bahwa harapan kita yang gemilang mendekati kenyataan. ”Bersukacitalah”!

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan