-
Apakah Saudara Benar-Benar Dapat ’Mendekat kepada Allah’?Mendekatlah kepada Yehuwa
-
-
3. Undangan apa yang Yehuwa ulurkan kepada kita, dan janji apa yang berhubungan dengan hal itu?
3 Yehuwa mengundang kita untuk mendekati-Nya. Dia bersedia dan tidak segan-segan memperkenan kita sebagai sahabat-Nya. Pada waktu yang sama, Dia berjanji bahwa jika kita mengambil langkah-langkah untuk mendekat kepada-Nya, Dia pun akan mengambil tindakan yang sama. Dia akan mendekat kepada kita. Dengan demikian, kita dapat memulai sesuatu yang benar-benar berharga—”berteman akrab” dengan Yehuwa. (Mazmur 25:14) Kata ”berteman akrab” di sini memuat gagasan tentang adanya suatu pembicaraan konfidensial dengan seorang sahabat istimewa.
4. Bagaimana Saudara melukiskan seorang sahabat akrab, dan bagaimana Yehuwa terbukti menjadi sahabat seperti itu bagi mereka yang mendekat kepada-Nya?
4 Apakah Saudara memiliki seorang sahabat akrab kepada siapa Saudara dapat mencurahkan isi hati? Sahabat seperti itu adalah seseorang yang memedulikan Saudara. Saudara percaya kepadanya, karena dia telah terbukti setia. Sukacita Saudara bertambah sewaktu Saudara berbagi sukacita dengannya. Beban penderitaan Saudara diperingan sewaktu dia mendengarkan Saudara dengan penuh simpati. Bahkan, sewaktu tampaknya tidak ada seorang pun yang dapat mengerti Saudara, dia dapat. Demikian pula, sewaktu mendekat kepada Allah, Saudara mulai memiliki Sahabat istimewa yang benar-benar menghargai Saudara, yang sangat memedulikan Saudara, dan yang sepenuhnya mengerti Saudara. (Mazmur 103:14; 1 Petrus 5:7) Saudara memercayakan perasaan-perasaan Saudara yang terdalam kepada-Nya karena Saudara tahu bahwa Dia setia terhadap orang-orang yang setia kepada-Nya. (Mazmur 18:25) Akan tetapi, kesempatan istimewa untuk bersahabat dengan Allah dapat kita raih hanya karena Dia telah memungkinkannya.
-
-
Apakah Saudara Benar-Benar Dapat ’Mendekat kepada Allah’?Mendekatlah kepada Yehuwa
-
-
a Sebagai contoh, Alkitab berbicara mengenai muka, mata, telinga, lubang hidung, mulut, lengan, dan kaki Allah. (Mazmur 27:8, catatan kaki; 44:3; Yesaya 60:13; 65:5, catatan kaki; Matius 4:4; 1 Petrus 3:12) Ungkapan-ungkapan kiasan seperti itu hendaknya tidak ditafsirkan secara harfiah, seperti halnya referensi yang menyatakan bahwa Yehuwa adalah ”Gunung Batu” atau ”perisai”.—Ulangan 32:4; Mazmur 84:11.
-