PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g90_No35 hlm. 26-27
  • Doa dalam Olahraga—Apakah Didengar oleh Allah?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Doa dalam Olahraga—Apakah Didengar oleh Allah?
  • Sedarlah!—1990 (No. 35)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ”Hancurkan Sesamamu”
  • Apakah Allah Menghadiri Pertandingan-Pertandingan Olahraga?
  • Allah Mendengarkan Sahabat-sahabat-Nya
  • Apakah Allah Berpihak dalam Olahraga?
    Sedarlah!—1994
  • Apakah Saya Sebaiknya Bergabung dengan Tim Olahraga?
    Sedarlah!—1996
  • Tim Olahraga−Apakah Itu Bermanfaat bagi Saya?
    Sedarlah!—1996
  • Perlukah Saya Bergabung dengan Tim Sekolah?
    Sedarlah!—1991
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1990 (No. 35)
g90_No35 hlm. 26-27

Pandangan Alkitab

Doa dalam Olahraga—Apakah Didengar oleh Allah?

SUASANA penuh penantian dan gairah seraya ribuan penggemar melimpah ke stadion, meneriakkan dukungan bagi regu favorit mereka. Para pemain baru saja selesai dengan pelatihan pemanasan, dan peluit tanda untuk mulai sudah akan dibunyikan. Di satu sisi lapangan para pemain membungkuk bersama, dan di tengah-tengah mereka, kapten regu berlutut, lalu berdoa demikian, ”Allah, berkatilah regu kami, berikanlah kepada kami kemenangan atas lawan kami, dan lindungilah kami dari segala cedera. Amin.” Kelompok itu kemudian bubar disertai pekikan nyaring, para pemain mengambil posisi masing-masing di lapangan, peluit dibunyikan, dan mulailah hingar-bingar yang terorganisasi dari pertandingan sepakbola ala Amerika.

Doa pribadi dan doa seluruh regu sebelum, dan sesudah pertandingan berbagai macam olahraga merupakan pemandangan yang biasa. Namun apakah Allah mendengarkan? Atau sebagaimana pendapat beberapa orang, apakah hal ini membuat doa sebagai bahan olok-olokan?

”Hancurkan Sesamamu”

Di seluruh dunia, sebenarnya segala macam olahraga dirusak oleh kekerasan—di lapangan dan di bagian penonton. Seorang bekas pemain sepakbola profesional di Amerika Serikat menulis, ”Dapat dipastikan bahwa tujuan sebenarnya dari sepakbola adalah untuk mencederai sama seperti membunuh dan melukai merupakan tujuan peperangan.” Ia menambahkan, ”Pencederaan secara kompetitif dan diatur memang sudah menjadi bagian dari jalan hidup kita, dan sepakbola merupakan salah satu cermin yang paling nyata . . . yang menunjukkan kepada kita betapa menggairahkan dan memuaskan tindakan Menghancurkan Sesamamu.”

Hancurkan sesamamu? Yesus mengatakan agar mengasihi sesama kita. (Matius 22:39) Kita tidak dapat membayangkan Allah yang pengasih hadir dan memberkati salah satu pertandingan olahraga dewasa ini, yang menekankan tujuan untuk menang dengan cara apapun.—1 Yohanes 4:16.

Apakah Allah Menghadiri Pertandingan-Pertandingan Olahraga?

Satu faktor yang menganjurkan dipanjatkannya doa dalam olahraga adalah ajaran agama bahwa Allah ada di mana-mana, bahwa Allah, setiap saat, benar-benar hadir di semua tempat dan segala perkara yang ada. Misalnya, dalam buku God Goes to Football Games (Allah Menghadiri Pertandingan Sepakbola), ulama dan bekas pendeta untuk regu olahraga L. H. Hollingsworth mengatakan, ”Semua kepercayaan resmi yang kita miliki tentang Allah mencakup gagasan bahwa ia ada di mana-mana; gagasan bahwa Ia pasti hadir dalam apa yang kita sebut segala kegiatan duniawi kita . . . Berarti, Allah ada di gereja, dan Allah hadir di pertandingan sepakbola.”

Namun, Alkitab tidak mengajarkan bahwa Allah hadir di mana-mana. Rasul Kristiani Paulus menulis, ”Kristus . . . masuk . . . ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.” (Ibrani 9:24) Ayat ini membantu kita memahami dua pokok penting: bahwa Allah adalah Pribadi roh dan bahwa Ia mempunyai tempat tinggal yang tetap, di surga. (1 Raja 8:49; Yohanes 4:24) Maka pada waktu yang sama Ia tidak mungkin berada di tempat lain.

Allah Mendengarkan Sahabat-sahabat-Nya

Nah, jika Allah tidak menghadiri pertandingan-pertandingan olahraga, apakah Ia paling tidak mendengarkan doa mereka? Agar doa-doa didengarkan oleh Allah yang di surga ini, Pribadi kepada siapa Yesus menghadap, orang yang berdoa harus memiliki pengetahuan, pengetahuan tentang maksud-tujuan Allah, kepribadian-Nya, sifat-sifat-Nya, cara-cara-Nya, dan nama-Nya. (Yakobus 4:3) Menandaskan perlunya mengenal Allah, Yesus berdoa, ”Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar.”—Yohanes 17:3.

Untuk mengenal seseorang dibutuhkan komunikasi. Allah berkomunikasi dengan manusia melalui Alkitab, dan Alkitab adalah sarana bagi kita untuk mengenal Allah yang di surga. Alkitab memberi tahu kita nama-Nya, yaitu Yehuwa. (Mazmur 83:18, NW; ayat 19, Bode) Alkitab juga mengatakan bahwa Allah sangat mengasihi dunia sehingga Ia mengutus Anak-Nya yang tunggal, Yesus, ke bumi agar manusia mendapat kesempatan untuk hidup kekal. (Yohanes 3:16) Seraya kita membaca dan mempelajari Alkitab, Yehuwa menjadi nyata bagi kita, dan kita dapat menghampiri Dia melalui Yesus. (Yohanes 6:44, 65; Yakobus 4:8) Karena Yehuwa nyata, kita dapat mengembangkan hubungan pribadi yang akrab dengan Dia.

Namun, persahabatan dengan Allah membutuhkan komunikasi dua arah. Ini berarti berbicara kepada Yehuwa melalui doa. Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah ’Pendengar doa’ dan bahwa ”Ia tidak jauh dari kita masing-masing”. (Mazmur 65:3; Kisah 17:27) Namun, ini tidak berarti bahwa Allah mendengarkan semua doa. (Yesaya 1:15-17) Doa-doa siapa yang akan didengar Allah?

Pemazmur Daud mengatakan, ”[Yehuwa] bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia.” (Mazmur 25:14) Dalam bahasa Ibrani aslinya, akar dari kata ”karib” (sohd) berarti ”mengencangkan”. Jadi, ayat ini mengandung gagasan diterima masuk ke dalam lingkungan sahabat-sahabat karib Yehuwa atau ke dalam perjanjian persahabatan dengan Dia. Hanya penyembah-penyembah yang menunjukkan respek yang sepatutnya akan diterima. Maka, hubungan kita yang intim dengan Allah menyebabkan kita takut merusak persahabatan tersebut dengan melakukan sesuatu yang tidak akan menyenangkan Dia, misalnya menggunakan doa sebagai jimat keberuntungan untuk menjamin kemenangan dalam pertandingan olahraga.

Yehuwa mendengarkan doa orang-orang yang berhati jujur yang sungguh-sungguh mencari persahabatan dengan Dia, dan Ia tidak pandang bulu. Ia tidak pilih kasih atau lebih menyukai salah satu bangsa, suku, atau bahkan salah satu regu olahraga, di atas yang lain. (Mazmur 65:3; Kisah 10:34, 35) Jika Allah benar-benar mendengarkan doa pemain-pemain yang akan bertanding dan kedua regu tersebut berdoa kepada-Nya agar mendapat kemenangan, yang mana yang harus Ia berkati? Atau jika seorang pemain mendapat cedera berat sewaktu bermain, apakah Allah patut dipersalahkan?

Maka, kita harus berdoa untuk hal-hal yang benar. Rasul Yohanes menjelaskan hal tersebut begini, ”Ia mengabulkan doa kita, kalau kita minta apa saja yang sesuai dengan kehendaknya.” (1 Yohanes 5:14, BIS) Yehuwa mendengarkan doa-doa yang sesuai dengan kehendak-Nya. Kita perlu mengetahui kehendak dan maksud-tujuan-Nya agar doa-doa kita sesuai dengan itu.

Kehendak serta maksud-tujuan Allah dan nama-Nya yang mulia tidak ada hubungannya dengan pertandingan-pertandingan olahraga yang kompetitif dan penuh dengan kekerasan dewasa ini. Allah tidak berat sebelah. Maka, pada waktu doa-doa dipanjatkan dalam pertandingan-pertandingan tersebut, apakah Allah mendengarkan? Jelas tidak!

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan