PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g92 September hlm. 24-25
  • ”Tongkat Disiplin”—Apakah Ketinggalan Zaman?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Tongkat Disiplin”—Apakah Ketinggalan Zaman?
  • Sedarlah!—1992
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pandangan yang Seimbang
  • Bagaimana dengan ”Tongkat”?
  • Bagaimana Disiplin Harus Dilaksanakan?
  • Alkitab Tidak Menganjurkan Penganiayaan
  • Menghargai Tujuan Disiplin
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
  • Disiplin Menghasilkan Buah-Buah Perdamaian
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-41)
  • Faedah Disiplin dalam Kasih
    Membina Keluarga Bahagia
  • Bagaimana Caranya Mendisiplin Anak?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2014
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1992
g92 September hlm. 24-25

Pandangan Alkitab

”Tongkat Disiplin”—Apakah Ketinggalan Zaman?

”Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan [”disiplin”, NW] akan mengusir itu dari padanya.”—Amsal 22:15.

”Hukuman fisik apa pun merupakan kekejaman secara emosi dan tidak boleh disetujui.”—Parents Anonymous.

PERNYATAAN Alkitab tentang ”tongkat disiplin” menimbulkan perdebatan sengit. Hal ini dapat dimengerti, karena setiap tahun ribuan anak mati sebagai akibat langsung penganiayaan fisik oleh orang-tua. Mungkin inilah sebabnya mengapa seorang komentator Alkitab menyalahartikan sanksi Alkitab berupa hukuman fisik sebagai sekadar suatu ”kepercayaan adat-istiadat orang-orang pada masa Alkitab”.

Namun kepercayaan adat-istiadat tidak mengilhami Alkitab—Allah yang mengilhaminya. (2 Timotius 3:16) Apakah komentar-komentarnya tentang ”tongkat disiplin” tidak masuk akal? Untuk menjawabnya, kita harus meneliti kata ”tongkat” dalam ikatan kalimatnya. Sebagai ilustrasi, potongan-potongan dalam teka-teki gambar tidak memiliki arti. Hanya setelah mereka dicocokkan seseorang dapat melihat seluruh gambarnya. Demikian pula, ”tongkat” hanyalah satuan potongan gambar dari teka-teki itu. Untuk melihat gambaran yang lengkap, kita harus mencocokkan ”tongkat” dengan prinsip-prinsip lain dari Alkitab sehubungan dengan disiplin.

Pandangan yang Seimbang

Apakah Alkitab mendukung hanya hukuman fisik? Pertimbangkan nasihat berikut ini:

• ”Jangan mengarahkan anak-anakmu kepada kemarahan.”

• ”Jangan terlalu mengoreksi anak-anakmu, atau engkau akan membekukan hati mereka.”

Beberapa orang mungkin berkata, ’Kelihatannya itu lebih masuk akal daripada nasihat Alkitab.’ Tetapi sesungguhnya inilah nasihat Alkitab yang dicatat di Efesus 6:4 (The New Jerusalem Bible) dan Kolose 3:21 (Phillips).

Ya, pandangan Alkitab masuk akal. Alkitab menyatakan bahwa hukuman fisik, pada umumnya bukan cara mengajar yang paling efektif. Amsal 8:33 berkata, ”Dengarkanlah didikan [”disiplin”, NW]” bukan ’Rasakanlah disiplin’. Dan Amsal 17:10 menunjukkan bahwa, ”Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.” Lebih jauh, Ulangan 11:19 menganjurkan disiplin sebagai tindak pencegahan, memanfaatkan waktu santai untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam diri anak-anak. Jadi, pandangan Alkitab mengenai disiplin adalah seimbang.

Bagaimana dengan ”Tongkat”?

Akan tetapi, Alkitab memang menyebutkan ”tongkat” disiplin. (Amsal 13:24; 22:15; 23:13, 14; 29:15) Bagaimana ini harus dimengerti?

Kata ”tongkat” diterjemahkan dari kata Ibrani sheʹvet. Bagi orang Ibrani, sheʹvet berarti batang atau tongkat, seperti yang digunakan seorang gembala. Dalam ikatan kalimat ini, tongkat wewenang mengartikan bimbingan yang pengasih, bukan kekejaman yang brutal.—Mazmur 23:4.

Sheʹvet sering digunakan secara simbolis di dalam Alkitab, untuk menggambarkan wewenang. (2 Samuel 7:14; Yesaya 14:5) Ketika menunjuk kepada wewenang orang-tua, ”tongkat” tidak semata-mata menunjuk kepada hukuman fisik. Itu mencakup semua bentuk disiplin, dan yang paling dibutuhkan di antaranya bukan secara fisik. Dan jika disiplin secara fisik dilakukan, biasanya karena cara-cara lain telah terbukti tidak berhasil. Amsal 22:15 berkata bahwa, kebodohan ”melekat” (”berlabuh”, NJB; ”berurat berakar”, The New English Bible) di hati orang yang menerima disiplin secara fisik. Lebih daripada sekadar kesembronoan yang kekanak-kanakan terlibat.

Bagaimana Disiplin Harus Dilaksanakan?

Di dalam Alkitab, disiplin secara konsisten dihubungkan dengan kasih dan kelembutan, bukan dengan kemarahan dan kekejaman. Penasihat yang cakap harus ”ramah terhadap semua orang, . . . sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan”.—2 Timotius 2:24, 25.

Oleh karena itu, disiplin bukan merupakan pelampiasan emosi orang-tua. Sebaliknya, itu adalah cara mengajar. Sama seperti mengajar seorang anak yang berbuat salah. Jika dilaksanakan dengan kemarahan, disiplin secara fisik mengajarkan teguran yang salah. Itu memuaskan kebutuhan orang-tua tetapi tidak bagi sang anak.

Lagi pula, disiplin yang efektif ada batasnya. ”Aku akan menghukum engkau hingga taraf yang patut,” kata Yehuwa kepada umat-Nya di Yeremia 46:28 (NW). Ini terutama penting diingat sewaktu melakukan disiplin secara fisik. Memukul atau mengguncang-guncangkan anak dapat menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian.a Bertindak di luar tujuan disiplin—mengoreksi dan mengajar—dapat mengarah kepada penganiayaan anak.b

Alkitab Tidak Menganjurkan Penganiayaan

Sebelum mengoreksi umat-Nya, Yehuwa berkata, ”Janganlah takut, . . . sebab Aku menyertai Engkau.” (Yeremia 46:28) Disiplin tidak boleh menyebabkan seorang anak merasa ditinggalkan. Sebaliknya, sang anak harus merasakan bahwa orang-tua berada ’bersamanya’ sebagai suatu anjuran yang mendukung dan pengasih. Jika disiplin fisik diberikan, anak harus mengerti mengapa itu dilakukan. Amsal 29:15 berkata bahwa, ”tongkat dan teguran mendatangkan hikmat”.

Merupakan suatu kenyataan yang menyedihkan dewasa ini, banyak yang menggunakan ”tongkat” wewenang orang-tua secara kejam. Tetapi, kesalahan tidak dapat ditemukan pada prinsip Alkitab yang seimbang. (Bandingkan Ulangan 32:5) Jika kita memperhatikan kata ”tongkat” dalam ikatan kalimatnya, kita mengerti bahwa itu cocok untuk mengajar anak, bukan menganiaya mereka. Seperti dalam hal-hal lain, Alkitab terbukti ”bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.—2 Timotius 3:16.

[Catatan Kaki]

a Buku Outgrowing the Pain: A Book for and About Adults Abused as Children memperingatkan, ”Tamparan dapat menjadi penganiayaan anak jika itu dilakukan dengan cara yang tidak terkendali, dengan tenaga yang kuat sehingga mengakibatkan luka-luka. Menggunakan alat-alat untuk memukul, menampar dengan tinju, memukul anak yang masih terlalu kecil, dan memukul di bagian-bagian yang mudah terluka (wajah, kepala, lambung, punggung, kemaluan) dapat memperbesar kemungkinan hukuman badaniah menjadi penganiayaan anak.”

b Buku Father Power, oleh Dr. Henry Biller dan Dennis, menyatakan, ”Hukuman fisik dapat menjadi efektif jika dilakukan dengan lembut. Jika itu berasal dari seseorang yang ia kasihi dan yang ia tahu mengasihinya, pengaruh emosi yang kuat akan cukup membuat sang anak berpikir tentang apa yang telah ia perbuat.”

[Keterangan Gambar di hlm. 24]

The Bettmann Archive

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan