PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 9/15 hlm. 3-6
  • Pandangan yang Benar tentang Uang

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pandangan yang Benar tentang Uang
  • Sadarlah!—2015
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • UANG DAN PRASANGKA
  • APA KATA ALKITAB
  • BAGAIMANA PANDANGAN ANDA TENTANG UANG?
  • Apakah Uang Itu Akar Segala Kejahatan?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • Uang
    Sedarlah!—2014
  • Pernahkah Anda Bertengkar Gara-Gara Uang?
    Sedarlah!—1980 (No. 2)
  • Cara Mengelola Keuangan
    Keluarga Anda Bisa Bahagia
Lihat Lebih Banyak
Sadarlah!—2015
g 9/15 hlm. 3-6
Seorang pria melihat ke atas tumpukan uang koin yang sangat tinggi

TOPIK UTAMA

Pandangan yang Benar tentang Uang

ADA yang berkata, ”Uang adalah raja dunia.” Memang, ini ada benarnya. Uang dibutuhkan untuk membeli makanan dan pakaian serta membayar sewa atau membeli rumah. Seorang editor majalah keuangan menulis, ”Peranan uang sangat penting dalam masyarakat. Jika uang tidak bisa lagi jadi alat tukar, semua orang akan panik dan akan terjadi peperangan dalam sebulan.”

Tapi, uang punya keterbatasan. Seorang penyair Norwegia bernama Arne Garborg berkata tentang uang, ”Anda bisa beli makanan, tapi bukan nafsu makan; obat, tapi bukan kesehatan; tempat tidur nyaman, tapi bukan tidur nyenyak; pengetahuan, tapi bukan kebijaksanaan; perhiasan, tapi bukan kecantikan; kemewahan, tapi bukan kehangatan; kesenangan, tapi bukan kebahagiaan; kenalan, tapi bukan teman; pelayan, tapi bukan kesetiaan.”

Pandangan yang benar tentang uang adalah sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan, tapi bukan tujuan itu sendiri. Saat seseorang memiliki pandangan itu, ia bisa lebih merasa puas. Alkitab mengingatkan, ”Cinta akan uang adalah akar segala macam perkara yang mencelakakan, dan dengan memupuk cinta ini beberapa orang telah . . . menikam diri mereka dengan banyak kesakitan.”​—1 Timotius 6:10.

Perhatikan bahwa cinta akan uang yang berbahaya, bukan uang itu sendiri. Keinginan yang berlebihan akan uang bisa menyebabkan perpecahan dalam keluarga dan teman. Pertimbangkan contoh-contoh berikut.

Uang jatuh ke bawah membentuk suatu tumpukan

Daniel:a ”Saya selalu berpikir bahwa teman saya, Thomas, orangnya menyenangkan dan jujur. Saya tidak pernah punya masalah dengannya, sampai ia membeli mobil saya. Ia setuju menandatangani perjanjian untuk membeli mobil itu ’apa adanya’. Saya tidak tahu kalau ada yang rusak dengan mobil itu. Ternyata, tiga bulan kemudian mobilnya rusak. Thomas merasa dirugikan dan dengan marah memaksa saya mengembalikan uangnya. Saya kaget! Saat saya berusaha menjelaskannya, ia menjadi berang dan tidak bersahabat. Ketika uang menjadi masalahnya, ia bukan lagi Thomas yang ramah yang saya kenal.”

Esin: ”Nesrim adalah satu-satunya saudara kandung saya. Kami selalu akur, jadi saya tidak pernah berpikir bahwa hubungan kami bisa rusak karena uang. Tapi, itu yang terjadi. Ketika orang tua kami meninggal, mereka meninggalkan sedikit warisan dan menentukan agar uang itu dibagi sama rata. Adik saya tidak setuju dengan permintaan orang tua kami dan meminta lebih. Karena saya mau menghargai permintaan orang tua, kemarahannya meledak dan ia mengancam saya. Sampai hari ini, ia masih dendam.”

UANG DAN PRASANGKA

Pandangan yang menyimpang tentang uang bisa membuat orang suka menghakimi. Contohnya, orang kaya bisa beranggapan bahwa semua orang miskin terlalu malas untuk memperbaiki hidup mereka. Atau, orang yang miskin bisa langsung berpikir bahwa semua orang kaya itu materialistis atau serakah. Leanne, seorang remaja dari keluarga yang cukup kaya, adalah korban prasangka seperti itu. Ia berkata:

Nasihat Alkitab tentang uang masih cocok sampai sekarang

”Saya dulu dikenal sebagai anak perempuan yang ayahnya punya banyak uang. Jadi, orang sering berkata, ’Kalau kamu mau sesuatu, gampang, minta saja sama papa’ atau ’Tidak semua orang seperti keluarga kamu yang bisa beli mobil-mobil bagus’. Saya akhirnya meminta teman-teman untuk berhenti berkata seperti itu, dan menjelaskan bahwa itu menyakitkan. Saya tidak mau dikenal sebagai orang kaya, tapi sebagai orang yang melakukan hal baik untuk orang lain.”

APA KATA ALKITAB

Alkitab tidak mengatakan uang itu salah atau mengkritik mereka yang punya uang, bahkan yang punya banyak uang. Intinya, masalahnya bukan jumlah uang yang dimiliki seseorang tapi sikapnya terhadap apa yang dimiliki atau diingini. Nasihat Alkitab tentang uang itu seimbang dan masih cocok sampai sekarang. Perhatikan contoh-contoh berikut.

ALKITAB MENGATAKAN: ”Jangan berjerih lelah untuk memperoleh kekayaan.”​—Amsal 23:4.

Menurut buku The Narcissism Epidemic, orang yang mengejar kekayaan lebih mudah ”mengalami gangguan mental; orang seperti itu juga lebih sering menderita penyakit seperti radang tenggorokan, sakit pinggang, dan sakit kepala. Mereka juga lebih cenderung menyalahgunakan alkohol dan memakai narkoba. Mengejar kesuksesan finansial tampaknya malah membuat orang sengsara”.

ALKITAB MENGATAKAN: ”Hendaklah cara hidupmu bebas dari cinta uang, dan hendaklah kamu merasa puas dengan perkara-perkara yang ada padamu.”​—Ibrani 13:5.

Seseorang yang puas juga bisa khawatir akan uang, tapi ia tahu apa yang paling penting dalam hidup sehingga tidak terlalu khawatir. Contohnya, orang yang puas tidak akan bereaksi berlebihan jika kehilangan uang. Tapi, ia berusaha memiliki sikap seperti rasul Paulus, ”Aku tahu benar bagaimana keadaan berkekurangan itu, aku tahu benar bagaimana keadaan berkelimpahan itu. Dalam segala hal dan dalam segala keadaan aku telah mengetahui rahasianya, dalam hal kenyang maupun lapar, memiliki kelimpahan maupun menderita kekurangan.”​—Filipi 4:12.

ALKITAB MENGATAKAN: ”Orang yang percaya akan kekayaannya—ia sendiri akan jatuh.”​—Amsal 11:28.

Peneliti mengutip bahwa uang adalah masalah umum bagi kehidupan keluarga yang bisa mengakibatkan perceraian. Masalah uang juga bisa membuat seseorang bunuh diri. Beberapa orang menganggap uang lebih penting daripada ikrar perkawinan mereka, bahkan dari kehidupan mereka sendiri! Tapi, mereka yang memiliki pandangan yang benar, tidak akan mengandalkan uang. Justru, mereka menghargai kata-kata Yesus yang bijaksana, ”Bahkan jika seseorang berkelimpahan, kehidupannya bukanlah hasil dari perkara-perkara yang ia miliki.”​—Lukas 12:15.

BAGAIMANA PANDANGAN ANDA TENTANG UANG?

Seorang pria dengan tumpukan uang di sebelahnya, memandang dirinya di cermin dan berpikir

Periksa diri Anda sendiri. Ini bisa membantu Anda memiliki pandangan yang benar tentang uang. Misalnya, tanyai diri Anda pertanyaan berikut.

  • Apakah saya tertarik dengan tawaran cepat kaya?

  • Apakah saya terlalu pelit soal uang?

  • Apakah saya cenderung berteman dengan orang yang selalu membicarakan soal uang dan hal-hal yang mereka miliki?

  • Apakah saya sering berbohong atau melakukan hal yang tidak benar untuk mendapat uang?

  • Apakah uang membuat saya merasa jadi orang penting?

  • Apakah saya selalu memikirkan uang?

  • Apakah sikap saya terhadap uang berdampak buruk pada kesehatan dan keluarga saya?

    Pupuklah kemurahan hati dengan memberi

Jika jawaban Anda ya pada salah satu pertanyaan di atas, berjuanglah menolak pikiran materialistis dan godaannya. Hindari berteman dengan orang yang selalu membicarakan uang dan hartanya. Sebaliknya, bergaullah dengan orang yang lebih menghargai prinsip moral yang tinggi daripada hartanya.

Jangan biarkan cinta akan uang berakar dalam hati Anda. Tapi, milikilah pandangan yang seimbang tentang uang dengan selalu menganggap keluarga, teman, emosi, dan kesehatan lebih penting daripada uang. Dengan melakukannya, Anda akan memiliki pandangan yang benar tentang uang.

a Beberapa nama telah diubah.

Dua wanita saling memandang dengan marah

KELUARGA LEBIH PENTING DARIPADA UANG

”Ayah saya baru-baru ini membuat keputusan tentang surat wasiatnya. Jumlah warisan yang saudara-saudara kandung saya terima akan lebih banyak daripada jumlah warisan saya. Tapi, setelah kami membicarakannya, saya jadi benar-benar mengerti alasannya, dan saya setuju dengan keputusan itu. Saya tidak akan membiarkan hal-hal kecil seperti uang menyebabkan perpecahan dalam keluarga.”​—Josué, 55.

UANG DAN PILIH KASIH

”Orang yang tidak berada menjadi sasaran kebencian bahkan bagi sesamanya, tetapi orang kaya banyak sahabatnya.”​—Amsal 14:20.

Ayat Alkitab itu memperlihatkan bahwa pandangan kita tentang uang bisa memengaruhi cara kita memperlakukan orang. Misalnya, kita mungkin cenderung memandang rendah orang miskin dan yang tidak bisa menguntungkan kita. Sebaliknya, kita mungkin mencari muka dari orang kaya, membuat diri kita disenangi agar mendapat dukungan mereka atau imbalan materi.

Alkitab tidak setuju dengan orang yang pilih kasih, yang memandang rendah orang miskin atau yang ”mengagumi pribadi-pribadi demi manfaat mereka sendiri”. (Yudas 16; Yesaya 10:1, 2) Tetapkan tujuan untuk memandang dan memperlakukan orang lain tanpa pilih kasih.

Kata-kata Bijak Dari Alkitab

Alkitab mengakui . . .

  • ”Uang adalah untuk perlindungan.”​—PENGKHOTBAH 7:12.

Tapi, Alkitab mengingatkan . . .

  • ”Ia yang terburu-buru untuk memperoleh kekayaan tidak akan tetap bebas dari kesalahan.”​—AMSAL 28:20.

  • ”Orang yang bertekad untuk menjadi kaya jatuh dalam godaan dan jerat dan banyak keinginan yang hampa dan menyakitkan.”​—1 TIMOTIUS 6:9.

Karena itu, Alkitab menganjurkan . . .

  • ”Hendaklah cara hidupmu bebas dari cinta uang.”​—IBRANI 13:5.

  • ”Berjagalah terhadap setiap jenis keinginan akan milik orang lain, karena bahkan jika seseorang berkelimpahan, kehidupannya bukanlah hasil dari perkara-perkara yang ia miliki.”​—LUKAS 12:15.

  • ”Jangan lupa melakukan apa yang baik dan berbagi dengan orang-orang lain.”​—IBRANI 13:16.

Apa saja manfaatnya?

  • ”Lebih bahagia memberi daripada menerima.”​—KISAH 20:35.

  • ”Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.”​—AMSAL 11:25, Terjemahan baru.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan