PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Saudara Bisa Membuat Keluarga Saudara Lebih Bersukacita
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2023
  • Buku Alkitab Nomor 20​—Amsal
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Nasihat Bijaksana Seorang Ibu
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • Perolehlah Hikmat dan Terimalah Disiplin
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1

AMSAL, BUKU

Buku yang terdiri dari sekumpulan peribahasa atau kata-kata berhikmat yang berasal dari sejumlah koleksi lain. Buku itu sendiri menyatakan tujuannya, yaitu, ”Agar orang mengetahui hikmat dan disiplin, memahami perkataan yang berpengertian, menerima disiplin yang memberikan pemahaman, keadilbenaran, kemampuan menilai, dan kelurusan hati, untuk memberikan kecerdikan kepada orang-orang yang kurang berpengalaman, dan pengetahuan serta kesanggupan berpikir kepada orang muda.” (Ams 1:2-4) ”Maksudnya ialah agar engkau berjalan menurut jalan orang-orang baik dan agar engkau mengikuti jalan orang-orang yang adil-benar.”—2:20.

Dalam kata pengantar tiga bagian buku ini diakui bahwa peribahasa-peribahasa yang terdapat di dalamnya adalah karya Salomo. (Ams 1:1; 10:1; 25:1) Hal ini selaras dengan fakta bahwa Salomo ”dapat mengucapkan tiga ribu peribahasa”. (1Raj 4:32) Hampir tidak ada keraguan bahwa banyak dari antara peribahasa-peribahasa dalam bagian-bagian ini, kalaupun tidak semua, dicatat selama masa pemerintahan Salomo. Sehubungan dengan dirinya, Salomo menyatakan, ”Sang penghimpun telah menjadi berhikmat, ia juga terus-menerus mengajarkan pengetahuan kepada orang-orang itu, dan ia memikirkan secara mendalam dan melakukan penyelidikan yang saksama, agar ia dapat menyusun banyak peribahasa. Sang penghimpun berupaya menemukan kata-kata yang menyenangkan dan cara menuliskan kata-kata kebenaran yang tepat.”—Pkh 12:9, 10.

Akan tetapi, berbagai argumen telah dikemukakan untuk menyanggah bahwa sebagian besar dari peribahasa-peribahasa tersebut dibuat oleh Salomo. Beberapa peribahasa (Ams 16:14; 19:12; 20:2; 25:3) dikatakan akan merendahkan martabat raja dan karena itu bukan berasal dari zaman Salomo. Namun, setelah diperiksa dengan lebih saksama, ternyata peribahasa-peribahasa ini bukannya merendahkan, malah meninggikan para raja, dengan memperlihatkan bahwa mereka patut ditakuti oleh karena kekuasaan mereka. (Bdk. 24:21.) Ada yang menyatakan bahwa orang yang berpoligami, seperti halnya Salomo, tidak akan berbicara tentang hubungan suami istri dengan cara yang menyiratkan monogami. (5:15-19; 18:22; 19:13, 14) Akan tetapi, mereka melupakan fakta bahwa poligami tidak dianjurkan tetapi hanya ditoleransi dan diatur oleh Hukum. Selain itu, bisa jadi orang Yahudi pada umumnya menerapkan monogami. Para kritikus itu juga lupa bahwa buku Amsal diilhamkan oleh Allah dan bukanlah pendapat Salomo semata. Meskipun demikian, berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadinya, Salomo akhirnya tentu sangat menghargai hikmat di balik standar perkawinan yang mula-mula Allah tetapkan, yaitu monogami.—Bdk. Pkh 2:8; 7:27-29.

Peribahasa-peribahasa yang tidak diakui sebagai karya Salomo berasal dari perkataan pria-pria berhikmat lainnya dan seorang wanita. (Ams 22:17; 30:1; 31:1; lihat AGUR; LEMUEL.) Kapan tepatnya semua peribahasa ini disusun menjadi bentuk akhirnya tidak diketahui secara pasti. Masa pemerintahan Hizkia adalah petunjuk waktu terakhir yang disebutkan dalam buku itu sendiri. (25:1) Jadi, ada dasar untuk yakin bahwa peribahasa-peribahasa itu disusun menjadi bentuk buku menjelang kematian penguasa tersebut sekitar tahun 717 SM. Diulanginya beberapa peribahasa menyiratkan bahwa buku ini terdiri dari beberapa koleksi yang terpisah.—Bdk. 10:1 dan 15:20; 10:2 dan 11:4; 14:20 dan 19:4; 16:2 dan 21:2.

Gaya dan Susunan. Buku Amsal ditulis dengan gaya puisi Ibrani yang bercirikan irama buah pikiran, yaitu menggunakan paralelisme yang mengandung gagasan-gagasan yang serupa (Ams 11:25; 16:18; 18:15) atau yang bertentangan. (10:7, 30; 12:25; 13:25; 15:8) Bagian pertamanya (1:1–9:18) terdiri dari wejangan-wejangan singkat yang disampaikan oleh seorang ayah kepada seorang putra atau putra-putra. Bagian ini menjadi kata pengantar untuk peribahasa-peribahasa yang singkat dan sarat makna, yang terdapat pada bagian-bagian selanjutnya dari buku itu. Dua puluh dua ayat terakhir dalam buku ini ditulis dengan gaya akrostik, atau menurut abjad; gaya penulisan ini juga digunakan oleh Daud untuk sejumlah mazmurnya.—Mz 9, 10, 25, 34, 37, 145.

Diilhamkan Allah. Para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen meneguhkan fakta bahwa buku Amsal adalah bagian dari Firman Allah yang terilham. Rasul Petrus (1Ptr 4:18; 2Ptr 2:22; Ams 11:31 [LXX]; 26:11) dan Yakobus, sang murid (Yak 4:6; Ams 3:34, LXX), merujuk kepadanya, demikian pula rasul Paulus ketika menulis surat kepada orang-orang di Korintus (2Kor 8:21; Ams 3:4, LXX), orang-orang di Roma (Rm 12:16, 20; Ams 3:7; 25:21, 22), dan orang-orang Ibrani (Ibr 12:5, 6; Ams 3:11, 12). Selain itu, banyak buah pikiran yang sejajar dapat ditemukan dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen.—Bdk. Ams 3:7 dengan Rm 12:16; Ams 3:12 dengan Pny 3:19; Ams 24:21 dengan 1Ptr 2:17; Ams 25:6, 7 dengan Luk 14:7-11.

Mengenal Yehuwa Adalah Jalan Kehidupan. Buku Amsal banyak berbicara tentang pengetahuan dalam kaitannya dengan daya pengamatan, hikmat, pengertian, dan kesanggupan berpikir. Karena itu, pengetahuan yang hendak disampaikan dan dianjurkan oleh buku ini lebih dari sekadar pengetahuan dalam kepala, berupa serangkaian fakta-fakta atau ilmu. Amsal menunjukkan bahwa pengetahuan sejati berawal dari penghargaan seseorang akan hubungannya dengan Yehuwa. Sesungguhnya, pasal 1, ayat 7 menyatakan tema buku ini, ”Takut akan Yehuwa adalah awal pengetahuan.”

Tentu saja, pengetahuan terpenting yang dapat diperoleh seseorang adalah tentang Allah sendiri. ”Pengetahuan tentang Pribadi Yang Mahakudus adalah pengertian,” kata Amsal 9:10. Pengetahuan ini lebih dari sekadar mengetahui fakta bahwa Allah ada dan bahwa Ia adalah Pencipta segala sesuatu, bahkan lebih dari mengetahui banyak fakta tentang cara Allah berurusan. Mengetahui atau ”mengenal” dia berarti memiliki penghargaan yang dalam akan sifat-sifat-Nya yang luhur serta nama-Nya yang agung, dan memiliki hubungan yang akrab dengan Dia.

Yesus Kristus mengatakan kepada orang-orang Yahudi yang mempunyai pengetahuan tentang Allah, ”Tidak seorang pun mengenal Putra sepenuhnya kecuali Bapak, dan juga tidak seorang pun mengenal Bapak sepenuhnya kecuali Putra dan siapa pun yang kepadanya Putra bersedia menyingkapkan dia.” (Mat 11:27) Dengan mengetahui sifat-sifat Yehuwa, rasa takut yang benar kepada Allah akan diperdalam, dan hal ini akan membuat seseorang sadar bahwa hanya Yehuwa yang layak disembah dan dilayani, dan bahwa mengenal serta menaati Dia adalah jalan kehidupan. ”Takut akan Yehuwa adalah mata air kehidupan, untuk menjauh dari jerat kematian,” dan ”Takut akan Yehuwa menuju kehidupan.”—Ams 14:27; 19:23.

Yehuwa, sang Pencipta. Yehuwa, dengan hikmat-Nya yang tak tertandingi, adalah Pencipta segala sesuatu dan Pribadi yang menetapkan hukum-hukum yang mengatur semua itu; jadi Ia layak disembah oleh semua ciptaan. (Ams 3:19, 20) Dialah yang membuat telinga yang bisa mendengar dan mata yang bisa melihat, dalam arti harfiah maupun kiasan. Jadi, seseorang harus berpaling kepada-Nya agar dapat melihat dan mendengar dengan pengertian yang benar. Dan seseorang harus sadar bahwa ia bertanggung jawab kepada Pribadi yang melihat dan mendengar segala sesuatu.—20:12.

Keadilbenaran. Buku ini meninggikan Yehuwa sebagai pusat segala sesuatu dan Sumber semua prinsip yang adil-benar. Sebagai contoh, ”Penunjuk berat dan timbangan yang tepat adalah milik Yehuwa; semua batu timbangan dalam kantong adalah buatannya.” (Ams 16:11) Sebagai Pemberi Hukum, Ia menghendaki agar orang berlaku jujur dan adil dalam semua transaksi. (11:1; 20:10) Dengan takut akan Allah, seseorang belajar untuk mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci, dengan demikian, jalan hidup seseorang akan menjadi lurus, sebab ”takut akan Yehuwa berarti membenci yang jahat”. (8:13) Amsal menyingkapkan bahwa Yehuwa khususnya membenci mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang mereka-reka rancangan yang mencelakakan, kaki yang bergegas lari menuju kejahatan, saksi palsu yang berdusta, dan orang yang menimbulkan pertengkaran di antara saudara-saudara. (6:16-19; 12:22; 16:5) Orang yang benar-benar membenci perkara-perkara ini sudah berada pada jalan menuju kehidupan.

Selain itu, buku Amsal menerangi jalan orang yang adil-benar dengan memperlihatkan apa yang Yehuwa perkenan. ”Orang-orang yang tidak bercela di jalan mereka menyenangkan dia,” demikian pula doa-doa mereka. (Ams 11:20; 15:8, 29) ”Orang yang baik memperoleh perkenan dari Yehuwa.” (12:2) ”Orang yang mengejar keadilbenaran ia kasihi.”—15:9.

Penghakiman dan bimbingan. Melalui pengetahuan dan pengalaman, orang yang mengenal Yehuwa menyadari bahwa, sebagaimana dikatakan Amsal 21:30, ”tidak ada hikmat, ataupun daya pengamatan, ataupun rancangan apabila bertentangan dengan Yehuwa”. Oleh karena itu, walaupun ia mungkin mendengar atau mempunyai rencana-rencana lain dalam hatinya, orang yang berakal sehat akan menyelaraskan jalan hidupnya dengan rancangan Yehuwa, karena ia tahu bahwa rancangan yang bertentangan dengan firman Yehuwa itu tidak dapat bertahan, tidak soal betapa berhikmat atau masuk akal tampaknya rancangan tersebut.—Ams 19:21; bdk. Yos 23:14; Mat 5:18.

Raja Salomo yang mendapat ilham mengatakan, ”Percayalah kepada Yehuwa dengan segenap hatimu . . . Dalam segala jalanmu, berikanlah perhatian kepadanya, dan ia akan meluruskan jalan-jalanmu.” (Ams 3:5, 6) Seseorang mungkin memilih jalan yang akan ditempuhnya sekehendak hatinya; tetapi sekalipun ia memilih jalan yang benar, ia hanya dapat berhasil apabila ia berpaling kepada Yehuwa agar langkah-langkahnya diarahkan.—16:3, 9; 20:24; Yer 10:23.

Setelah memilih jalan kehidupan, seseorang hendaknya sadar bahwa Yehuwa sangat peduli akan dirinya. Amsal mengingatkan kita bahwa mata Yehuwa ”ada di segala tempat, terus memperhatikan orang jahat dan orang baik”. (Ams 15:3) ”Karena jalan-jalan manusia ada di depan mata Yehuwa, dan ia memperhatikan segala jalannya.” (5:21) Tidak saja apa yang tampak secara lahiriah, tetapi juga hatinya diperiksa oleh Yehuwa. (17:3) ”Yehuwa menilai hati” (21:2), dan Ia menimbang nilai yang sesungguhnya dari cara berpikir, motivasi, dan hasrat batiniah seseorang.

Penghakiman dari Yehuwa selalu benar, dalam setiap segi, dan demi kebaikan orang yang mencari kelurusan hati. Pada waktunya, Allah akan menyingkirkan orang fasik dari negeri, dan kematian mereka akan menjadi harga pembebasan bagi orang yang adil-benar. Maka peribahasa itu menyatakan, ”Orang fasik adalah tebusan bagi orang adil-benar; dan pengkhianat menggantikan orang-orang yang lurus hati.” (Ams 21:18) Di antara orang-orang yang fasik itu terdapat orang-orang sombong, yang memuakkan bagi Yehuwa. Mereka ”tidak akan bebas dari hukuman”. (16:5) ”Rumah orang-orang yang meninggikan diri akan diruntuhkan Yehuwa.” (15:25) Ia akan ”merampok jiwa” orang-orang yang merampok orang kecil.—22:22, 23.

Dengan mengamati cara Yehuwa berurusan, orang yang berpikiran jujur akan meluruskan jalan-jalannya. (Bdk. Ams 4:26.) Ia melihat bahwa keadilan dibengkokkan akibat sikap berat sebelah karena suap (17:23) atau pengaruh pribadi tertentu. (18:5) ’Menyatakan orang fasik adil-benar dan menyatakan orang adil-benar fasik’ akan membuat dirinya memuakkan di mata Yehuwa. (17:15) Ia juga belajar untuk tidak berprasangka tetapi mendengar suatu masalah secara lengkap dari kedua belah pihak sebelum menghakimi.—18:13.

Keamanan disertai kebahagiaan. Bagi orang yang menjaga baik-baik hikmat praktis dan kesanggupan berpikir yang ia terima dari Yehuwa, buku Amsal mengatakan, ”Yehuwa sendiri, sebenarnya, adalah kepercayaanmu, dan ia pasti akan menjaga kakimu terhadap penangkapan.” (Ams 3:21, 26; 10:29; 14:26) ”Akan ada masa depan” bagi orang yang takut akan Yehuwa. (23:17, 18) Selain itu, tidak saja ada harapan di masa depan, tetapi juga ada kebahagiaan dan keamanan pada masa sekarang. (3:25, 26) ”Apabila Yehuwa senang akan jalan-jalan seseorang, ia akan menyebabkan bahkan musuh-musuhnya berdamai dengannya.” (16:7) Allah tidak akan membiarkan orang adil-benar menjadi lapar. (10:3) Jika seseorang menghormati Allah dengan barang-barang bernilai yang ia miliki, ’tempat penyimpanan persediaannya akan dipenuhi dengan limpah’. (3:9, 10) Allah akan menambah hari-hari pada kehidupan orang seperti itu.—10:27.

Orang yang ’berlindung’ pada nama Yehuwa (mengerti dan mengakui segala hal yang diwakili oleh nama itu) akan mendapati bahwa nama itu bagaikan menara yang kuat; ke tempat seperti itulah orang-orang pada zaman dahulu melarikan diri agar selamat dari musuh-musuh mereka.—Ams 18:10; 29:25.

Kerendahan hati di hadapan Yehuwa mendatangkan ”kekayaan dan kemuliaan dan kehidupan”. (Ams 22:4) Belas kasihan dan kebenaran, itulah yang Ia inginkan; hal-hal ini lebih berharga daripada korban persembahan. Orang-orang yang berpaling dari kejahatan, yang takut akan Yehuwa, dan yang melayani Dia dengan cara ini tidak akan menerima penghukuman dari-Nya. (Ams 16:6; bdk. 1Sam 15:22.) Dengan mengetahui jalan-jalan Yehuwa, seseorang dapat mengikuti ”seluruh haluan mengenai apa yang baik”.—Ams 2:9.

Membidik Hati. Untuk mencapai tujuannya, buku Amsal membidik hati. Lebih dari 75 kali, hati disebutkan menerima pengetahuan, pengertian, hikmat, dan daya pengamatan; bertanggung jawab atas kata-kata dan tindakan; atau dipengaruhi oleh keadaan dan situasi. Hati harus dicondongkan pada daya pengamatan (Ams 2:2); hati harus menjalankan perintah-perintah yang benar (3:1), yang harus dituliskan ’pada lempeng hati’. (3:3) ”Lebih daripada semua hal lain” hati harus dijaga. (4:23) Dan dengan segenap hatinyalah seseorang harus percaya kepada Yehuwa.—3:5; Lihat JANTUNG.

Disiplin dan hati. Buku Amsal menjunjung tinggi disiplin dalam berbagai bentuk. (Ams 3:11, 12) Dikatakan, ”Siapa pun yang menjauhi disiplin menolak jiwanya sendiri, tetapi orang yang mendengarkan teguran memperoleh akal budi.” (15:32) Jadi, teguran mencapai dan memperbaiki hati, membantu orang untuk memperoleh akal sehat atau daya pengamatan. ”Karena tidak berakal budi [tidak berdaya pengamatan], orang-orang bodoh terus bermatian.” (10:21) Karena hati itulah yang harus dicapai dalam melatih anak-anak, kita diberi tahu, ”Kebodohan terikat pada hati anak laki-laki; tongkat disiplinlah yang akan menyingkirkannya jauh-jauh dari dia.”—22:15.

Roh dan Jiwa. Amsal bukan buku yang berisi pernyataan-pernyataan yang berasal dari hikmat manusia belaka, tentang caranya menyenangkan atau mempengaruhi manusia. Sebaliknya, Amsal menembus jauh ke dalam hati, mempengaruhi cara berpikir dan motivasi, menembus ke dalam roh atau kecenderungan mental, dan menembus ke dalam jiwa, membentuk setiap segi penting kehidupan dan kepribadian seseorang. (Ibr 4:12) Walaupun seseorang mungkin berpikir bahwa dirinya benar, atau mungkin membenarkan tindakan-tindakannya, sebab ”segala jalan orang murni di matanya sendiri”, Amsal 16:2 mengingatkan kita bahwa ”Yehuwa menilai roh” sehingga Ia mengetahui kecenderungan seseorang. Keperkasaan atau kekuasaan dijunjung tinggi di dunia ini, tetapi ”ia yang lambat marah lebih baik daripada pria perkasa, dan ia yang mengendalikan rohnya daripada orang yang merebut kota”.—Ams 16:32.

Dengan memperoleh pengetahuan dan hikmat dari buku yang disediakan Allah ini, seseorang akan sangat dibantu untuk mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan sekarang dan akan menempatkan dirinya di jalan menuju kehidupan abadi. Karena ”ia yang memperoleh akal budi mengasihi jiwanya sendiri”, nasihat terilham dan disiplin yang terdapat di dalam buku ini, jika diikuti, akan menambah ”panjang umur dan tahun-tahun kehidupan” dan ”akan menjadi kehidupan bagi jiwamu”. (Ams 19:8; 3:2, 13-18, 21-26) ”Yehuwa tidak akan menyebabkan jiwa orang adil-benar menjadi lapar.” (10:3) ”Ia yang menjalankan perintah menjaga jiwanya,” demikian peringatan yang Salomo berikan.—19:16.

Hubungan dengan Orang Lain. Amsal menggambarkan hamba Allah yang sejati sebagai orang yang menggunakan lidahnya demi kebaikan (Ams 10:20, 21, 31, 32), tidak berdusta atau bahkan tidak menyakiti orang lain dengan kata-kata yang tidak bijaksana. (12:6, 8, 17-19; 18:6-8, 21) Jika diprovokasi, ia akan menjauhkan kemurkaan lawannya dengan jawaban yang lemah lembut. (15:1; 25:15) Ia tidak menyukai perbantahan atau perselisihan, dan ia mengendalikan dirinya terhadap luapan amarah, karena tahu bahwa ia bisa saja melakukan kebodohan yang tidak dapat diperbaiki. (Ams 14:17, 29; 15:18; bdk. Kol 3:8.) Bahkan, ia akan menghindari pergaulan dengan orang yang membiarkan dirinya dikendalikan oleh kemarahan dan yang kemurkaannya mudah meledak, sebab ia tahu bahwa mereka akan menjerumuskan dirinya ke dalam jerat.—Ams 22:24, 25; bdk. 13:20; 14:7; 1Kor 15:33.

Melakukan kebaikan, bukan kejahatan. Amsal yang terilham mendesak seseorang untuk mengambil inisiatif dalam berbuat baik kepada orang lain. Ia tidak saja harus berlaku baik terhadap orang-orang yang ’tinggal dengan aman’ bersamanya, yaitu mereka yang tidak melakukan sesuatu yang buruk terhadapnya (Ams 3:27-30), tetapi ia juga didesak untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. (25:21, 22) Hatinya harus dijaga baik-baik, agar ia tidak bersukacita dalam hati atas malapetaka yang menimpa orang yang tidak disukainya atau orang yang membencinya.—17:5; 24:17, 18.

Gosip dan fitnah. Buku Amsal banyak berbicara tentang kesusahan, kepedihan hati, dan kerugian yang diakibatkan oleh bergosip, juga tentang beratnya kesalahan yang harus ditanggung oleh si penyebar gosip. Potongan cerita yang ’lezat’ dari seorang pemfitnah ”ditelan dengan rakus” oleh pendengarnya dan tidak ditanggapi secara sambil lalu, tetapi meninggalkan kesan yang bertahan lama, sebab potongan itu ”turun ke bagian-bagian perut yang paling dalam”. Karena itu, hal ini menimbulkan masalah, dan orang yang menyampaikannya tidak dapat ’mencuci tangannya’ dari kesalahan. Orang demikian bisa jadi tampak sangat menyenangkan dan mungkin menyembunyikan keadaan hatinya yang sesungguhnya, tetapi Allah akan memastikan bahwa kebencian dan keburukan yang sebenarnya ada pada dirinya ”disingkapkan dalam jemaat”. Ia akan jatuh ke dalam lubang yang telah ia gali untuk orang lain.—Ams 26:22-28.

Hubungan keluarga. Amsal memuat nasihat yang tegas sehubungan dengan kesetiaan dalam perkawinan. Seseorang hendaknya bersukacita dengan ’istri masa mudanya’ dan tidak mencari kepuasan di tempat lain. (Ams 5:15-23) Perzinaan akan mendatangkan kebinasaan dan kematian bagi orang yang mempraktekkannya. (5:3-14; 6:23-35) Istri yang baik adalah ”mahkota” dan berkat bagi suaminya. Tetapi jika seorang istri bertindak memalukan, ia ”bagaikan kebusukan dalam tulang [suaminya]”. (12:4) Dan betapa sengsaranya seorang pria yang tinggal dengan istri yang suka bertengkar. (25:24; 19:13; 21:19; 27:15, 16) Tidak soal betapa cantik dan menariknya dia, dia bagaikan ”anting-hidung emas pada moncong babi”. (11:22; 31:30) Wanita yang bodoh sebenarnya meruntuhkan rumahnya sendiri. (14:1) Hal yang berharga dari istri yang baik—kerajinan, sifat dapat dipercaya, dan pengelolaan rumah tangga disertai kesetiaan dan ketundukan kepada suaminya—dijabarkan secara panjang lebar dalam Amsal pasal 31.

Orang tua dikatakan harus bertanggung jawab penuh atas anak-anak mereka, dan disiplin ditegaskan sebagai hal yang sangat penting. (Ams 19:18; 22:6, 15; 23:13, 14; 29:15, 17) Tanggung jawab seorang bapak ditandaskan, tetapi agar seorang anak mendapatkan kehidupan dari Yehuwa ia harus merespek bapak serta ibunya.—19:26; 20:20; 23:22; 30:17.

Pemeliharaan binatang. Bahkan kepedulian terhadap binatang peliharaan juga dibahas dalam Amsal. ”Orang adil-benar memperhatikan jiwa binatang peliharaannya.” (Ams 12:10) ”Engkau harus sungguh-sungguh mengenal rupa kambing-dombamu.”—27:23.

Stabilitas pemerintah dan kesetiaan. Amsal menunjukkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik. Orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi, seperti raja, harus menyelidiki setiap persoalan dengan cermat (Ams 25:2), menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih dan kebenaran (20:28), dan bertindak adil terhadap rakyatnya (29:4; 31:9), termasuk orang-orang kecil (29:14). Agar pemerintahan itu ditetapkan dengan kokoh oleh keadilbenaran, orang fasik tidak boleh menjadi penasihat mereka. (25:4, 5) Seorang pemimpin haruslah orang yang memiliki daya pengamatan dan membenci keuntungan yang tidak benar.—28:16.

’Keadilbenaran meninggikan suatu bangsa’ (Ams 14:34), tetapi pelanggaran menghasilkan pemerintahan yang tidak stabil. (28:2) Revolusi juga mendatangkan keadaan yang sangat tidak stabil, dan hal itu diperingatkan dalam Amsal 24:21, 22, ”Putraku, takutlah akan Yehuwa dan raja. Dengan orang-orang yang menginginkan perubahan, jangan ikut campur. Sebab bencana mereka akan timbul dengan sangat mendadak, sehingga siapa yang menyadari kepunahan orang-orang yang menginginkan perubahan?”

Berguna untuk Memberikan Nasihat. Karena Amsal membahas sangat beragam bidang upaya manusia, buku ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan banyak nasihat dan peringatan yang praktis. Para penulis Kitab-Kitab Yunani Kristen telah menjadikan buku ini sebagai dasar dari tulisan-tulisan mereka. ”Hati orang adil-benar merenung agar dapat menjawab.” (Ams 15:28) Akan tetapi, tidaklah bijaksana untuk menasihati para pengejek. ”Ia yang mengoreksi si pengejek mendatangkan kehinaan atas dirinya, dan ia yang memberikan teguran kepada seseorang yang fasik—cacat pada dirinya. Jangan tegur seorang pengejek, agar dia tidak membenci engkau. Berikanlah teguran kepada orang berhikmat dan dia akan mengasihi engkau.” (Ams 9:7, 8; 15:12; bdk. Mat 7:6.) Tidak semua orang adalah pengejek, dan karena itu, orang-orang yang berwenang untuk menasihati orang lain hendaknya tidak menahan diri, sebagaimana ditandaskan oleh kata-kata, ”Bibir orang adil-benar terus menggembalakan banyak orang.”—Ams 10:21.

[Kotak di hlm. 119]

POKOK-POKOK PENTING AMSAL

Buku yang terdiri dari beberapa bagian, ada bagian yang berbentuk wejangan, dan ada juga koleksi kata-kata berhikmat mengenai hal-hal praktis dalam kehidupan

Meskipun sebagian besar diakui sebagai karya Raja Salomo, seluruh buku Amsal baru disusun pada masa pemerintahan Hizkia

Keunggulan nilai hikmat

Hikmat, disertai pengertian, adalah hal utama (4:5-8; 16:16)

Hal-hal yang sangat penting untuk memperoleh hikmat (2:1-9; 13:20)

Manfaat yang didapat dari hikmat, antara lain keamanan, perlindungan, kehormatan, dan kehidupan yang lebih panjang dan lebih bahagia (2:10-21; 3:13-26, 35; 9:10-12; 24:3-6, 13, 14)

Personifikasi hikmat adalah rekan sekerja Yehuwa (8:22-31)

Akibat pahit karena gagal bertindak bijaksana (1:24-32; 2:22; 6:12-15)

Sikap yang patut terhadap Yehuwa

Percayalah kepada Yehuwa (3:5, 6; 16:20; 18:10; 29:25)

Takutlah akan Dia dan jauhi kejahatan (3:7; 10:27; 14:26, 27; 16:6; 19:23)

Hormatilah Dia, dengan mendukung ibadat yang benar (3:9, 10)

Terimalah disiplin-Nya sebagai pernyataan kasih (3:11, 12)

Perlihatkan penghargaan akan firman-Nya (3:1-4; 30:5, 6)

Cari tahu apa yang Yehuwa benci dan bertindaklah selaras dengan pengetahuan ini (6:16-19; 11:20; 12:22; 16:5; 17:15; 28:9)

Jika kita menyenangkan Yehuwa, Ia akan memperhatikan kita, melindungi kita, dan mendengar doa-doa kita (10:3, 9, 30; 15:29; 16:3)

Nasihat bagus yang mengatur kehidupan keluarga

Istri yang cakap adalah berkat dari Yehuwa (12:4; 14:1; 18:22; 31:10-31)

Orang tua harus melatih dan mendisiplin anak-anak mereka (13:1, 24; 22:6, 15; 23:13, 14; 29:15, 17)

Anak-anak harus menaruh respek yang dalam kepada orang tua mereka (1:8, 9; 4:1-4; 6:20-22; 10:1; 23:22-26; 30:17)

Kasih dan perdamaian adalah hal-hal yang berharga dalam rumah (15:16, 17; 17:1; 19:13; 21:9, 19)

Lawanlah perbuatan amoral, sehingga terhindar dari banyak kepedihan hati dan penderitaan (5:3-23; 6:23-35; 7:4-27; 9:13-18)

Sifat-sifat yang harus diperkembangkan, dan sifat-sifat yang harus dihindari

Perkembangkanlah perhatian yang penuh kasih bagi orang yang miskin dan yang menderita (3:27, 28; 14:21, 31; 19:17; 21:13; 28:27)

Hendaklah murah hati, hindari ketamakan (11:24-26)

Perkembangkanlah kerajinan; jangan malas (6:6-11; 10:26; 13:4; 20:4; 24:30-34; 26:13-16)

Kesahajaan dan kerendahan hati mendatangkan kehormatan; kelancangan dan kesombongan mengakibatkan kehinaan (11:2; 16:18, 19; 25:6, 7; 29:23)

Milikilah pengendalian diri dalam hal kemarahan (14:29; 16:32; 25:28; 29:11)

Hindarilah semangat kebencian dan keinginan membalas dendam (20:22; 24:17, 18, 28, 29; 25:21, 22)

Praktekkanlah keadilbenaran dalam segala sesuatu (10:2; 11:18, 19; 14:32; 21:3, 21)

Pedoman praktis untuk kehidupan sehari-hari

Sambutlah disiplin, teguran, dan nasihat (13:18; 15:10; 19:20; 27:5, 6)

Jadilah sahabat sejati (17:17; 18:24; 19:4; 27:9, 10)

Bersikaplah bijaksana sewaktu menjadi tamu (23:1-3, 6-8; 25:17)

Materialisme itu sia-sia (11:28; 23:4, 5; 28:20, 22)

Kerja keras mendatangkan berkat (12:11; 28:19)

Perkembangkanlah kebiasaan berbisnis yang jujur (11:1; 16:11; 20:10, 23)

Waspadalah agar tidak menjadi penanggung bagi orang lain, teristimewa bagi orang yang tidak dikenal (6:1-5; 11:15; 22:26, 27)

Jauhilah tutur kata yang tidak sehat; pastikan agar tutur kata kita membina (10:18-21, 31, 32; 11:13; 12:17-19; 15:1, 2, 4, 28; 16:24; 18:8)

Sanjungan memperdayakan (28:23; 29:5)

Hindarilah perselisihan (3:30; 17:14; 20:3; 26:17)

Jauhilah pergaulan buruk (1:10-19; 4:14-19; 22:24, 25)

Belajarlah untuk bertindak bijaksana terhadap para pengejek, dan juga terhadap orang-orang bodoh (9:7, 8; 19:25; 22:10; 26:4, 5)

Hindarilah jerat minuman keras (20:1; 23:29-35; 31:4-7)

Jangan dengki terhadap orang fasik (3:31-34; 23:17, 18; 24:19, 20)

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan