PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Buatlah Nama Yang Baik Di Hadapan Allah
    Menara Pengawal—1982 (No. 43) | Menara Pengawal—1982 (No. 43)
    • 1. Apa yang dibuat oleh setiap orang bagi dirinya sendiri, dan yang kadang-kadang diberikannya kepada orang lain?

      SELALU ada akibat tambahan dari perbuatan setiap orang. Demikian pula halnya bahkan dengan seseorang yang tidak melakukan apa-apa. Seorang pria membuat perabot yang bagus, dan, sebagai akibat tambahan, membuat nama sebagai tukang yang ahli. Seorang wanita memasak hidangan yang sedap, dan dengan demikian membuat nama sebagai juru masak yang baik. Orang yang ketiga, tidak berbuat apa-apa, dan mendapat nama karena kemalasannya. Setiap orang membuat nama bagi dirinya sendiri. Dan kadang-kadang kita memberi nama kepada orang lain. Saul dan pengikut-pengikutnya, melalui fitnah memberi nama buruk kepada Daud. Melalui mazmurnya Daud memberi nama yang baik kepada Allah. Yehuwa memungkinkan Daud membuat nama yang baik bagi dirinya sendiri. Beberapa orang yang mengaku mewakili Allah memberi Dia nama yang buruk melalui dusta agama dan perbuatan imoral mereka. Para penyembah sejati memberi nama yang baik kepada Allah melalui perkataan dan perbuatan, dan dengan demikian mereka membuat nama yang baik bagi mereka sendiri di hadapan Allah Yehuwa.—Mazmur 64:2-7; 1 Tawarikh 17:8; Yehezkiel 36:20-23.

      2. Pernyataan apa yang kelihatannya aneh terdapat di Pengkhotbah, dan nasihat apa yang mengikutinya?

      2 Ada satu ayat dalam Alkitab di buku Pengkhotbah yang mungkin kedengarannya sebagai satu pernyataan yang sangat aneh bagi beberapa pembaca, ”Nama yang harum [baik, Klinkert] lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.” Bagaimana bisa demikian? Bagaimana kematian dapat lebih baik dari pada kehidupan? Jika saudara diberi pilihan, bukankah saudara lebih senang memulai kehidupan saudara dari pada mengakhirinya? Mari kita baca kembali ayat ini, bersama ayat-ayat berikutnya:

      ”Nama yang harum [baik, Klinkert] lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran. Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya. Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega. Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria. Mendengar hardikan orang berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh. Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Inipun sia-sia.”—Pengkhotbah 7:1-6.

      3. (a) Kebiasaan apa di Israel dulu dibahas di sini, dan apa pemikiran yang paling menghibur untuk saat-saat seperti itu? (b) Bagaimana kita tahu bahwa nama yang disebutkan di sini adalah nama yang baik?

      3 Apakah ayat-ayat ini menjelaskan pernyataan yang aneh bahwa hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran? Memang demikian jika saudara mengetahui saat yang cocok untuk kata-kata tersebut dan latar belakangnya. Ini menyangkut suatu kebiasaan di Israel purba. Bila suatu keluarga kehilangan seorang yang dikasihi karena kematian, tempat tinggal mereka menjadi rumah duka. Menurut kebiasaan, sahabat-sahabat dan tetangga-tetangga datang dan menyampaikan pernyataan turut berdukacita. Hal yang sangat menghibur adalah bahwa hari kematian orang yang dikasihi ini lebih baik dari pada hari kelahirannya—jika ia telah membuat nama yang baik di hadapan Allah. Memang di dalam bahasa Ibrani asli, ayat satu dari bagian ini hanya mengatakan ”sebuah nama” sebaliknya dari pada ”nama yang baik”.a Akan tetapi, haruslah dimengerti bahwa yang dimaksud adalah nama yang baik. Hal yang serupa terdapat dalam Amsal 22:1, ”Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar.” Beberapa terjemahan menambahkan kata sifat ”baik” untuk menunjukkan jenis nama yang dimaksud.b Yang dimaksudkan tentunya harus nama yang baik, dalam amsal tersebut maupun di Pengkhotbah 7:1; jika tidak, pernyataan-pernyataan tersebut tidak berarti.

      4. Apa yang mungkin kita miliki pada waktu mati yang tidak kita miliki pada waktu lahir, dan mengapa?

      4 Selama hidup, kita membuat nama bagi kita sendiri—nama yang baik atau nama yang buruk. Jika kita bertindak bijaksana dalam pandangan Allah, kita membuat nama yang baik bagi kita sendiri di hadapan Allah. Tetapi ini membutuhkan waktu. Pada hari kelahiran, kita belum hidup cukup lama untuk membuat nama apapun. Lagi pula, kita dilahirkan dalam dosa Adam, dan sudah dihukum untuk mati. (Roma 5:12) Karena itu, jika dalam tahun-tahun belakangan, pada hari kematian, kita sudah membuat nama yang baik di hadapan Allah, kita mempunyai sesuatu yang tidak kita miliki pada hari kelahiran. Kita mempunyai nama yang akan diingat Allah apabila Ia membangkitkan orang mati kepada kehidupan di bawah kerajaan Kristus. ”Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.”—Amsal 10:7.

      ORANG-ORANG YANG BERKABUNG MENDAPAT FAEDAH

      5. Apa yang mungkin direnungkan orang yang berkabung pada waktu ia duduk di rumah duka?

      5 Tetapi, bila seorang Israel dulu pergi ke rumah duka untuk menghibur orang-orang yang ditinggalkan, ada juga manfaat baginya. Pertimbangkanlah hal ini seraya kita membaca kembali beberapa dari ayat-ayat itu. ”Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.” (Pengkhotbah 7:2) Sebaliknya dari pada mencari kesenangannya sendiri dengan sikap masa bodoh, ia menunjukkan perasaan turut berdukacita. Tetapi lebih dari itu, ia juga merenungkan kenyataan bahwa di rumah ini seseorang telah mati, bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang luar biasa, bahwa kematian akan menimpa semua orang, dan bahwa hal ini akan menimpanya juga. Bila hal itu terjadi, apakah hari kematiannya akan lebih baik dari pada hari kelahirannya? Apakah ia sudah berlaku bijaksana selama hidupnya, sehingga pada hari kematiannya ia sudah membuat nama yang baik di hadapan Allah? Orang yang hidup harus memperhatikannya, sementara masih ada waktu untuk berubah, karena nama yang baik tidak dapat dibuat dalam beberapa menit dengan bertobat di tempat tidur kematian.

  • Buatlah Nama Yang Baik Di Hadapan Allah
    Menara Pengawal—1982 (No. 43) | Menara Pengawal—1982 (No. 43)
    • PERNYATAAN YANG BAHKAN LEBIH ANEH

      8. Dengan pengertian yang lebih dalam, pelajaran apa yang dapat dipahami?

      8 Maka sekarang, dengan pengertian yang lebih mendalam ini, kita kembali kepada pernyataan bahwa ”hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran”. Kita lihat bahwa pernyataan ini tidak aneh lagi, tetapi merupakan suatu pelajaran yang tegas mengenai bagaimana kita seharusnya hidup untuk dapat membuat nama yang baik di hadapan Allah. Maka, hari kematian kita akan lebih baik dari pada hari kelahiran kita. Halnya demikian, jika memang kita akan mati. ’Bagaimana?’ tanya beberapa orang. ’Jika memang kita akan mati? Apakah maksud saudara kita bisa saja tidak akan pernah mati? Ya, itu adalah satu pernyataan yang bahkan lebih aneh dari pada pernyataan bahwa kematian lebih baik dari pada kelahiran!’

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan