PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w82_No43 hlm. 5-10
  • Buatlah Nama Baik Saudara Sekarang!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Buatlah Nama Baik Saudara Sekarang!
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 43)
  • Subjudul
  • PERLUNYA BIMBINGAN
  • ORANG YANG BAGAIMANA KITA SEMESTINYA
  • SEKARANGLAH WAKTUNYA BAGI SAUDARA
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 43)
w82_No43 hlm. 5-10

Buatlah Nama Baik Saudara Sekarang!

”Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.”—Pengkhotbah 9:10.

1. Kapan kita harus membuat nama yang baik di hadapan Allah?

BAGAIMANA jika seseorang berkata, ’Tetapi bagaimana jika akhir itu tidak datang dalam masa hidupku? Bukankah selama berabad-abad orang-orang berpikir bahwa akhir itu akan datang dalam hidup mereka dan ternyata tidak terjadi’? Meskipun harapan mereka tidak terwujud, masa hidup dari kebanyakan orang-orang ini tetap merupakan waktu untuk membuat nama yang baik di hadapan Allah, untuk menaruh iman kepada Putra Allah, agar mudah-mudahan mereka dibangkitkan kepada kehidupan kekal ”pada akhir zaman”. (Yohanes 6:40; 11:24) Lama berselang sebelum ”akhir zaman” ini, rasul Paulus dapat berkata, ”Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran.” Pada jaman mana pun seseorang hidup, itulah waktu baginya untuk membuat nama yang baik, apakah akhir dunia sudah dekat atau masih jauh.—2 Timotius 4:8; Ibrani 11:4-38.

2. (a) Adakah sesuatu, secara materi atau dengan cara lain, yang dapat dibawa serta pada waktu kita mati? (b) Oleh karena itu, nasihat apa yang cocok?

2 ”Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya.” (Pengkhotbah 5:15) Secara materi, tidak ada sesuatu pun yang ”dapat dibawa dalam tangan” oleh orang mati. Akan tetapi, ia dapat membawa satu-satunya perkara yang nilainya bertahan lama, yang merupakan tujuan hidup ini—nama yang baik di hadapan Allah. Selagi kita masing-masing masih hidup, itulah waktunya bagi kita untuk membuat nama yang baik di hadapan Allah. Manfaatkanlah waktu itu! Tebuslah! Belilah! ”Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.” Pada akhir susunan perkara ini, banyak orang yang hidup tidak akan pernah mengalami kematian. Justru karena itu, sekaranglah waktunya bagi kita untuk berusaha sekuat tenaga dalam kegiatan Kristen.—Pengkhotbah 9:10.

3. Pengetahuan saksama apa yang sangat penting, dan ini dapat menghasilkan apa?

3 Jika kita ingin membuat nama yang baik di hadapan Allah kita harus memperhatikan dua hal: apa yang salah dan apa yang benar. Kita harus berhenti melakukan apa yang salah dan mulai melakukan apa yang benar. Bagaimana caranya? Pikiran harus dilibatkan. ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,” kata Paulus, ”tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.” (Roma 12:2) Ia mengulangi resep ini di Efesus 4:23, ”Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu [kekuatan yang menggerakkan pikiranmu, NW].” Dan roh [tenaga] itu ditunjukkan di Kolose 3:9, 10, ’Tanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan . . . kenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh [melalui, NW] pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.” Tenaga yang menggiatkan pikiran saudara, yang mengubah pikiran saudara dan menuntun saudara kepada perkenan Allah adalah pengetahuan yang saksama tentang firmanNya, Alkitab.

4. Mengapa tidak cukup untuk berhenti berbuat salah, dan apa lagi yang harus dilakukan?

4 Menggertakkan gigi saudara dan dengan geram menghentikan perbuatan-perbuatan yang dilarang tidak selamanya berhasil. Bagaimana jika saudara untuk sementara berhasil menghentikannya? Saudara masih belum aman. Yesus menunjukkan ini dengan suatu perumpamaan. Satu roh jahat meninggalkan seorang pria, ”rumah”nya, dan kemudian kembali. Karena ternyata rumah itu tidak dihuni, ia memasukinya bersama tujuh roh lainnya. ”Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.” (Matius 12:43-45) Tidak cukup jika rumah itu hanya dikosongkan dari roh-roh jahat; rumah itu harus dipenuhi dengan yang baik sehingga roh-roh jahat tidak dapat masuk kembali. Tidaklah cukup kalau hanya tidak melakukan lagi apa yang salah dan kemudian tidak melakukan apa-apa. Kita harus mulai melakukan apa yang benar. Desaklah perbuatan-perbuatan salah itu ke luar dengan menyibukkan diri saudara dalam perbuatan baik. ”Lawanlah Iblis,” kata Yakobus, ”maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” (Yakobus 4:7, 8) Kemalasan tidak lain dari undangan kepada Setan; memenuhi pikiran dengan kebenaran merupakan perlindungan.—Filipi 4:8, 9.

PERLUNYA BIMBINGAN

5. Mengapa pembacaan Alkitab sukar bagi banyak orang, dan bagaimana problem ini ditanggulangi bagi seorang pria 19 abad yang lalu?

5 Dewasa ini dalam dunia agama dan filsafat terdapat pandangan-pandangan simpang-siur yang saling bertentangan mengenai apa yang benar dan salah. Dalam mencari kebenaran, beberapa orang mencoba membaca Alkitab namun mengalami kesulitan. Mereka bukanlah yang pertama mengalami hal seperti ini. Sembilan belas abad yang lalu seorang pria Etiopia mengendarai keretanya, sambil membaca dari buku Yesaya. ”Filipus [penginjil] segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: ’Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?’ Jawabnya: ’Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?’” Filipus naik ke atas kereta dan ikut bersama-sama serta membimbingnya.—Kisah 8:26-35; 21:8.

6. Di mana kita dapat berharap menemui ’Filipus-Filipus’ jaman modern, dan bukan di mana?

6 Di manakah ’Filipus-Filipus’ jaman sekarang yang memenuhi syarat untuk membimbing orang-orang lain, dalam menentukan dari Alkitab haluan untuk mendapatkan nama yang baik di hadapan Allah? Bukan di dalam agama-agama Susunan Kristen yang telah lama berdiri, disegani dan umum diterima, seperti yang diharapkan seseorang. Filipus bukan seorang ahli Taurat atau Farisi yang terkemuka, melainkan salah seorang dari umat Kristen yang ditolak, difitnah dan ditindas. Sejarah mengajar kita bahwa sistem-sistem agama yang sudah lama berdiri dan diterima sering menjadi mangsa filsafat manusia dan bersalah karena mencemarkan firman Allah.

7. (a) Dengan cara bagaimana Israel dulu mencemarkan Firman Allah? (b) Sampai sejauh mana beberapa gereja modern dan anggota-anggota gereja Susunan Kristen meniru bangsa Israel, sehingga melanggar ayat Alkitab yang mana?

7 Bangsa Israel memperoleh hukum-hukum dari Yehuwa, tetapi mereka mencemarkan ibadat mereka dengan memasukkan ke dalamnya berhala-berhala yang cabul dari penyembahan seks Baal, yang dipraktekkan di hutan-hutan dan tempat-tempat yang tinggi. Dua Tawarikh 33:17 menyinggung percampuran ini, katanya, ”Rakyat masih mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan, tetapi hanya kepada TUHAN [Yehuwa], Allah mereka.” Karena perbuatan mencampur yang benar dan palsu inilah Elia menantang Israel: ”Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN [Yehuwa] itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.” (1 Raja 18:21) Dewasa ini banyak gereja mengijinkan pornografi, film-film tentang seks yang terlarang, hubungan seks sebelum pernikahan, perzinahan dan homoseks—bahkan sampai memaafkan dan mempraktekkan hal-hal yang dilarang oleh Allah.—Roma 1:26, 27, 32; 1 Korintus 6:9, 10; Wahyu 21:8.

8. Sekembalinya dari tawanan Babel, dengan cara baru apa bangsa Yehuda menajiskan dan meniadakan Firman Allah?

8 Karena praktek-praktek yang cabul inilah Yehuda dibawa sebagai tawanan ke Babel. Sesudah kembali, mereka sekali lagi menajiskan Firman Allah—kali ini bukan dengan penyembahan berhala seks, tetapi dengan menambahkan tradisi dan filsafat manusia. Yesus mengutuk lembaga agama mereka, ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi karena hal-hal ini, dengan menyatakan, ”Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: ’Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.’”—Matius 15:3, 7-9.

9. Bagaimana Paulus dengan tegas membandingkan pedagang-pedagang anggur yang curang dengan pemuka-pemuka agama yang tidak setia?

9 Paulus mencela pencemaran Firman Allah dengan filsafat manusia ketika ia berkata, ”Kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah.” Pedagang-pedagang anggur yang suka menipu di jaman itu menambahkan cairan anggur murah atau bahkan air kepada anggurnya supaya lebih banyak dan membawa keuntungan lebih besar. Demikian pula, beberapa pemuka agama menambahkan tradisi dan filsafat manusia kepada Firman Allah untuk membuatnya lebih sesuai dengan selera orang-orang duniawi. Tetapi Paulus tidak! ”Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah,” ia menyatakan. ”Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapanNya.”—2 Korintus 4:2; 2:17.

10. Peringatan apa yang diberikan oleh Paulus, dan bagaimana hal itu terbukti bukan peringatan palsu?

10 Paulus memperingatkan bahwa Kekristenan akan menjadi murtad, dan di abad keempat M. Kekristenan telah sangat dicemarkan melalui Kaisar Roma, Konstantin. (Kisah 20:29, 30) Akibatnya, terjadi percampuran Kekristenan dengan ajaran-ajaran hantu yang berasal dari Mesir dan Babel—Tritunggal, jiwa yang tak berkematian, api neraka, api penyucian, doa-doa bagi orang-orang mati, penggunaan tasbih dan lain-lainnya. Ajaran-ajaran ini tidak ada di dalam Alkitab, tetapi telah dicampurkan ke dalam kepercayaan-kepercayaan dari gereja-gereja yang disebut Kristen. Ajaran ini masih tetap ada sampai hari ini. Lagi pula, gereja-gereja Susunan Kristen yang modern dewasa ini semakin menajiskan Firman Allah: mereka menambahkan kritik Alkitab yang mencoba mempengaruhi orang untuk meragukan keaslian Alkitab, dan teori-teori evolusi yang tidak ilmiah yang menolak bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi serta kehidupan!

11. Sifat-sifat dan pendirian-pendirian apa yang berbeda sebagai ciri dari ’Filipus-Filipus’ jaman modern yang merupakan pembimbing yang aman?

11 Kalau begitu, siapakah ’Filipus-Filipus’ jaman modern sebagai pembimbing yang aman? Orang-orang yang percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang terilham; yang menerimanya sebagai pelita bagi kaki mereka dan terang bagi jalan mereka; yang tidak menambahi ataupun menguranginya; yang membiarkan Allah dan firmanNya benar meskipun dengan demikian akan terbukti bahwa ’semua manusia pembohong’; dan yang merelakan diri dalam kegiatan ’memberitakan Injil Kerajaan di seluruh dunia sebagai kesaksian’ kepada umum. (2 Timotius 3:16; Mazmur 119:105; Ulangan 4:2; Roma 3:4; Matius 24:14) Mereka menggunakan Alkitab sebagai wewenang mereka, dan menganjurkan pendengar-pendengar mereka untuk memeriksanya, bukan untuk mempercayai perkataan mereka begitu saja, melainkan hanya mempercayai Firman Allah. (Kisah 17:11) Agar saudara membuat nama di hadapan Allah, saudara hendaknya bertujuan untuk menjadi seorang pembimbing yang setia, ”siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat”. Atau sebagaimana dikatakan oleh Paulus, ”Sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.”—1 Petrus 3:15; Kolose 4:6.

ORANG YANG BAGAIMANA KITA SEMESTINYA

12. Apa yang lebih berarti bagi saudara dari pada hanya mempelajari Firman Allah dan memberitakannya kepada orang lain?

12 Untuk membuat nama yang baik di hadapan Allah tidak cukup hanya dengan belajar dan mengetahui jawabannya. Pertama-tama kita harus menerapkan pengetahuan ini pada diri kita sendiri. Untuk mendapatkan faedah secara pribadi kita harus mentaatinya secara pribadi. Seperti orang Israel dulu di sebuah rumah duka, kita harus ”memperhatikannya”. (Pengkhotbah 7:2) ”Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: ’Jangan mencuri,’ mengapa engkau sendiri mencuri? Engkau yang berkata: ’Jangan berzinah,’ mengapa engkau sendiri berzinah?” Bahkan rasul Paulus menyatakan, ”Aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (Roma 2:21, 22; 1 Korintus 9:27) Hal itu lebih penting dari pada apa yang kita lakukan. Yang lebih penting adalah, ’Orang yang bagaimanakah kita? Bagaimana dengan ”manusia batiniah yang tersembunyi”? ”Orang yang bagaimanakah kamu seharusnya?”—1 Petrus 3:4; 2 Petrus 3:11.

13. Bagaimana Yehuwa mengoreksi cara berpikir Samuel dalam mengadili orang?

13 Orang yang bagaimana kita sebenarnya, tidak ditentukan oleh apa yang nampak dari luar. Nabi Samuel diutus kepada Isai untuk mengurapi salah seorang putranya menjadi raja Israel. Samuel terkesan melihat putra sulung yang tegap perawakannya, tetapi Yehuwa berkata kepada Samuel, ”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN [Yehuwa] melihat hati.”—1 Samuel 16:7.

14. Bukti apa diberikan lebih lanjut untuk menunjukkan bahwa penampilan lahiriah dapat menipu, dan hal apa yang sangat penting?

14 Penampilan lahiriah dapat menipu. Yesus mengatakan bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi nampaknya benar dari luar, tetapi di dalamnya bobrok. (Matius 23:3, 27, 28) Orang-orang Yahudi di jaman Paulus berpikir bahwa sunat secara jasmani akan menyelamatkan mereka, tetapi Paulus berkata, ”Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya [Yahudi yang pada batinnya, Bode] dan sunat ialah sunat di dalam hati.” (Roma 2:28, 29) Dan Paulus menyebutkan perkara-perkara besar yang dapat dilaksanakannya, dan kemudian ia menambahkan, ”Tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.” Apapun yang kita lakukan untuk membuat nama yang baik di hadapan Allah hendaknya digerakkan oleh kasih dari hati. ”Aku, TUHAN [Yehuwa], yang menyelidiki hati.”—1 Korintus 13:1-3; Yeremia 17:10.

15. Orang macam apakah kita seharusnya?

15 Jadi, orang macam apakah kita seharusnya? Rasul Paulus memberikan daftar yang agak luar biasa mengenai hal-hal yang diperintahkan dan hal-hal yang dilarang,

”Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan [Yehuwa]. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: ’Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan [Yehuwa].’ Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”—Roma 12:9-19, 21.

16. Apa yang seharusnya kita hindari, dan apa yang harus kita usahakan?

16 Seharusnyalah kita menjadi orang sedemikian! Betapa mengerikan jika kemurahan Allah tidak tersedia bilamana kita berbuat salah karena kelemahan kita. Ini suatu sumber bantuan yang besar: bergaullah dengan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama. ”Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” ”Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Jauhkanlah diri dari imperium agama palsu sedunia yang berzinah, yang mencemarkan Firman Allah. ”Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya.” Hati nurani dari imperium agama palsu sedunia telah tumpul sehingga tidak merasa bersalah, meskipun dosa-dosanya bertimbun-timbun sampai ke langit. Sebagaimana halnya dengan pelacur aksara, demikian juga dengan dia, ”Inilah jalan perempuan yang berzinah: ia makan, lalu menyeka mulutnya, dan berkata: ’Aku tidak berbuat jahat.’” Karena itu, penting memperoleh kekuatan melalui pergaulan dengan orang-orang yang berusaha membuat nama yang baik di hadapan Allah, ’dengan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang’.—Amsal 13:20; 1 Korintus 15:33; Wahyu 18:4; Amsal 30:20; Ibrani 10:25.

SEKARANGLAH WAKTUNYA BAGI SAUDARA

17, 18. Kepada apa kita harus memusatkan perhatian sekarang, dan mengapa hal ini hendaknya tidak ditunda-tunda?

17 Seraya akhir dari susunan jahat Setan semakin mendekat, marilah kita benar-benar memperhatikan ’orang yang bagaimana kita seharusnya’, mengubah pikiran kita, membuang kepribadian yang lama dan mengenakan kepribadian yang baru, dan membuat nama yang baik di hadapan Allah ’sehingga hari kematian kita akan lebih baik dari pada hari kelahiran kita’. (Pengkhotbah 7:1) Atau, dalam hal mereka yang berharap mewarisi firdaus di bumi, agar hari kematian tidak pernah datang sama sekali!

18 Tetapi mungkin saudara berpikir bahwa akhir itu seharusnya kini sudah datang. Apakah saudara pikir Tuhan menunda kedatangannya? Apakah saudara mulai mengendor dalam pekerjaan penting yakni pengabaran kerajaan Allah, atau bahkan hanyut kepada tingkah laku yang buruk? Tidak soal kapan akhir itu datang, sekaranglah waktunya saudara berbuat sedapat mungkin untuk menghasilkan nama yang baik. Siapa pun dari kita bisa saja meninggal besok. Kita sama seperti bunga yang dapat layu, seperti kabut yang lenyap, bayangan yang berlalu. (Ayub 14:1, 2; Yakobus 4:14) Pengkhotbah 9:12 memperingatkan, ”Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.”

19, 20. (a) Selain menempuh kehidupan moral yang bersih sekarang, apa lagi yang dituntut? (b) Mengapa begitu mendesak untuk bertindak sekarang?

19 Kita harus melakukan lebih banyak dari pada yang dilakukan oleh anak muda yang datang kepada Yesus untuk menanyakan bagaimana ia dapat memperoleh hidup yang kekal. Rupanya, kehidupan moralnya bersih, tetapi itu belum cukup. Sebagai tambahan Yesus berkata kepadanya, ”Datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Yesus menjadi teladan. (Matius 19:16-22; 1 Petrus 2:21) Ia tidak hanya mempraktekkan perintah Allah mengenai tingkah laku dalam kehidupan pribadinya; ia juga memberitakan ”Injil Kerajaan” kepada orang lain. ”Bertobatlah,” ia memberitakan, ”sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.” Ia ”berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan.” (Matius 4:17; 9:35) Ketika orang banyak ingin ia tinggal lebih lama dengan mereka dan mencoba menahan dia agar jangan pergi, ia berkata, ”Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Melihat orang banyak yang secara rohani ”lelah dan telantar”, ”tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka”. (Lukas 4:43; Matius 9:36; Markus 6:34) Ia memerintahkan rasul-rasulnya untuk mengabar, ”Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.”—Matius 10:7, 8.

20 Kita sekarang hidup di hari-hari terakhir yang genting dari susunan yang bersifat setan ini. ”Waktu telah singkat!” Keadaannya mendesak bagi kita untuk memberitakan ”Injil”. (1 Korintus 7:29; 9:16) Sekaranglah waktu yang telah dinubuatkan agar ’Injil Kerajaan ini diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sebelum kesudahan itu tiba.’ (Matius 24:14) Tidak soal kapan waktunya bagi Yehuwa untuk mengakhiri susunan yang jahat ini, jangan sekali-kali lupa: SEKARANG selagi saudara hidup; SEKARANG sebelum kematian secara tak terduga menimpa saudara; SEKARANGLAH waktunya saudara ikut mengabarkan ’kabar kesukaan’ dan membuat nama yang baik di hadapan Allah!

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan