PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • wp21 No. 3 hlm. 9-11
  • Apakah Orang Baik Sudah Pasti Akan Bahagia?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Orang Baik Sudah Pasti Akan Bahagia?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2021
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • YANG DILAKUKAN BANYAK ORANG
  • APA HASILNYA?
  • Semua Mau Masa Depan yang Lebih Baik!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2021
  • Cara Agar Masa Depan Anda Lebih Baik
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2021
  • Kata Pengantar
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2021
  • ”Orang-Orang yang Lembut Hati Akan Memiliki Bumi”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2018
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2021
wp21 No. 3 hlm. 9-11
Di sebuah bus, seorang wanita memberikan tempat duduknya kepada wanita lain yang sudah lansia.

Apakah Orang Baik Sudah Pasti Akan Bahagia?

Sejak dulu, banyak orang merasa bahwa mereka pasti akan bahagia kalau mereka berbuat baik. Misalnya, banyak orang di Asia percaya dengan ajaran seorang guru bernama Konghucu (551-479 SM). Dia mengajarkan, ”Jangan lakukan apa yang kamu tidak ingin orang lain lakukan kepadamu.”a

YANG DILAKUKAN BANYAK ORANG

Banyak yang masih percaya bahwa kalau mereka menjadi orang baik, hidup mereka pasti akan terus bahagia. Mereka berupaya untuk selalu menghormati orang lain, bersikap sopan, sadar diri, dan tidak melakukan hal-hal yang mengganggu hati nurani mereka. Seorang wanita di Vietnam bernama Linh berkata, ”Dulu saya percaya kalau saya jujur dan tulus ke orang-orang, hidup saya pasti akan bahagia.”

Wanita itu mengambilkan makanan untuk orang-orang miskin dan tunawisma.

Ada juga yang berbuat baik karena mengikuti ajaran agama mereka. Seorang pria di Taiwan bernama Hsu-Yun bercerita, ”Saya dulu diajarkan bahwa perbuatan seseorang selama dia hidup akan menentukan apakah setelah mati, dia akan bahagia atau menderita.”

APA HASILNYA?

Setelah pulang ke rumahnya, dia menggendong anak laki-lakinya yang masih kecil. Dia terlihat sedih dan capek.

Memang, kita akan merasakan banyak manfaat kalau kita berbuat baik. Tapi, ada banyak orang baik yang hidupnya tidak selalu bahagia. Shiu Ping, seorang wanita yang tinggal di Hong Kong, mengatakan, ”Saya selalu berbuat baik dan berupaya sebisa-bisanya mengurus keluarga saya. Tapi, suami saya meninggalkan saya dan anak saya. Jadi, saya merasakan sendiri bahwa orang baik belum tentu hidupnya senang.”

Selain itu, banyak orang melihat sendiri bahwa tidak semua orang yang rajin beribadah itu orang baik. Seorang wanita di Jepang bernama Etsuko bercerita, ”Saya dulu aktif di agama saya. Saya jadi pengurus untuk kegiatan anak muda. Tapi saya kaget waktu lihat orang-orang di organisasi agama saya itu bejat, saling berebut kekuasaan, dan menyalahgunakan dana organisasi.”

”Saya selalu berbuat baik dan berupaya sebisa-bisanya mengurus keluarga saya. Tapi, suami saya meninggalkan saya dan anak saya.”​—SHIU PING, HONG KONG

Ada juga yang kecewa karena meskipun mereka rajin beribadah dan banyak berbuat baik, hal-hal buruk tetap menimpa hidup mereka. Itulah yang dirasakan Van, seorang wanita yang berasal dari Vietnam. Dia berkata, ”Saya dulu tiap hari mempersembahkan berbagai buah, bunga, dan makanan buat leluhur saya yang sudah meninggal. Saya pikir itu pasti membuat masa depan saya lebih baik. Saya juga sering berbuat baik dan melakukan berbagai ritual dari agama saya selama bertahun-tahun. Tapi walaupun begitu, suami saya sakit parah. Selain itu, anak perempuan saya yang lagi kuliah di luar negeri meninggal di usia muda.”

KENAPA BERBUAT BAIK SAJA TIDAK CUKUP?

Memang, kita perlu berbuat baik. Tapi, itu saja tidak menjamin hidup kita akan selalu bahagia. Kenapa? Perhatikan apa kata Kitab Suci.

TIDAK SEMUA ORANG BERBUAT BAIK

”Satu orang berdosa saja bisa menghancurkan banyak hal baik.”​—PENGKHOTBAH 9:18.

Kalaupun kita berupaya keras untuk menjadi orang baik, hal-hal buruk bisa menimpa kehidupan kita karena tindakan orang-orang yang egois. Misalnya, selama pandemi, kita mungkin sudah mengikuti peraturan pemerintah dan menjaga jarak. Tapi, kesehatan kita tetap saja bisa terancam kalau orang-orang di sekitar kita tidak mengikuti protokol kesehatan.

PANDANGAN ORANG TENTANG APA YANG BENAR DAN SALAH BISA KELIRU

”Ada jalan yang disangka benar, tapi berujung pada kematian.”​—AMSAL 14:12.

Banyak orang melakukan hal-hal yang mereka pikir benar, tapi itu sebenarnya salah. Meski akhirnya mereka sadar itu salah, hidup mereka menderita karena mereka tetap harus menanggung akibat dari perbuatan mereka.

TIDAK ADA YANG PASTI DALAM HIDUP INI

”Kalian tidak tahu seperti apa hidup kalian besok.”​—YAKOBUS 4:14.

Kematian bisa tiba-tiba menimpa siapa saja, bahkan orang baik sekalipun. Misalnya, selama pandemi COVID-19, banyak relawan yang meninggal karena membantu orang lain. Selain itu, coba perhatikan pengalaman seorang wanita di Tiongkok bernama Liting. Ayahnya meninggal akibat kecelakaan mobil. Dia bilang, ”Cuma papa saya yang meninggal dalam kecelakaan itu. Padahal, Papa itu orangnya pekerja keras, sangat baik, dan enggak sombong. Saya enggak habis pikir kenapa orang sebaik Papa bisa kena musibah ini.”

Jadi, berbuat baik saja tidak menjamin kehidupan kita akan selalu bahagia. Kalau begitu, apa yang bisa menjamin masa depan kita? Untuk tahu jawabannya, kita butuh sumber informasi tepercaya yang bisa memberi tahu kita caranya punya masa depan yang bahagia. Di mana kita bisa mendapatkan informasi seperti itu?

a Untuk informasi lebih lanjut tentang ajaran Konghucu, lihat buku Pencarian Manusia akan Allah, pasal 7, paragraf 31-35. Buku ini diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa dan tersedia di www.jw.org/id.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan