PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w87_s-34 hlm. 19-23
  • Perdamaian Ilahi bagi Mereka yang Diajar oleh Yehuwa

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Perdamaian Ilahi bagi Mereka yang Diajar oleh Yehuwa
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-34)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengapa Perdamaian Tidak Ada di Dunia Ini
  • Perdamaian Memuaskan yang Allah Berikan
  • Anak-Anak yang Diajar oleh Yehuwa
  • ”Suatu Kumpulan Besar” yang Diajar, dalam Jalan-Jalan Allah
  • Perdamaian yang Unik
  • Bagaimana Saudara Dapat Menikmati Perdamaian Ilahi dengan Sepenuhnya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-34)
  • Hendaklah ”Damai Sejahtera Allah” Menjaga Hati Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Perdamaian yang Sejati​—Dari Sumber Mana?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Melayani sebagai para Utusan Perdamaian Ilahi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-34)
w87_s-34 hlm. 19-23

Perdamaian Ilahi bagi Mereka yang Diajar oleh Yehuwa

”Semua anakmu akan menjadi murid [Yehuwa], dan besarlah kesejahteraan [”perdamaian”, NW] mereka.”—YESAYA 54:13.

1, 2. Menikmati perdamaian bergantung pada apa?

PERDAMAIAN! Betapa sangat didambakan hal itu! Namun sejarah umat manusia tidak pernah menunjukkan adanya perdamaian. Mengapa demikian?

2 Kenikmatan perdamaian sangat erat hubungannya dengan respek terhadap wewenang. Dan siapakah wewenang tertinggi di alam semesta? Sang Pencipta, Allah Yehuwa. Karena itu, hubungan yang diperkenan dengan Dia sangat penting untuk perdamaian. (Mazmur 29:11; 119:165) Jika hubungan yang sangat penting itu retak, mustahillah memiliki perdamaian sejati dengan Allah, dengan sesama manusia, atau dalam diri sendiri.—Yesaya 57:21.

Mengapa Perdamaian Tidak Ada di Dunia Ini

3. Bagaimana hubungan umat manusia dengan Allah dirusak?

3 Seperti kita ketahui, tidak lama setelah sejarah umat manusia mulai, suatu makhluk roh putra Allah memberontak terhadap Yehuwa. Pemberontakan sama saja dengan keadaan perang. Perusak perdamaian itu, yang kemudian dikenal sebagai Setan si Iblis, mendesak Hawa agar tidak membiarkan hukum Allah menghalanginya melakukan sesuatu jika ia merasa hal itu menguntungkan. Si Iblis memutar balik fakta-fakta untuk membuat Hawa berpikir bahwa dengan mengikuti kehendak Allah, sesuatu yang baik telah ditahan dari padanya. Yang dirangsang ialah sikap mementingkan diri, sikap aku-dulu. Tidak lama kemudian suaminya ikut bersamanya dalam tingkah laku yang jahat, dan akibatnya, semua keturunan mereka dijangkiti semangat itu.—Kejadian 3:1-6, 23, 24; Roma 5:12.

4, 5. (a) Sejauh mana Setan berhasil mempengaruhi cara berpikir umat manusia? (b) Apa akibatnya atas usaha-usaha manusia untuk mencapai perdamaian?

4 Bukan hanya sebagian kecil saja dari umat manusia yang mengabaikan hukum ilahi. Alkitab memberitahu kita bahwa Setan ”menyesatkan seluruh dunia”. (Wahyu 12:9) Ada orang yang sangat jahat, sama sekali tidak memperlihatkan respek kepada Allah dan sesama manusia; orang-orang lain tidak sejahat itu. Namun Setan begitu berhasil mempengaruhi cara berpikir umat manusia sehingga rasul Yohanes dapat mengatakan, ”Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” (1 Yohanes 5:19) Tidak soal apakah manusia mengaku percaya bahwa Setan ada atau tidak, mereka melakukan apa yang ia inginkan. Mereka mematuhi dia, jadi ia menjadi penguasa mereka. Akibatnya, umat manusia diasingkan dari Allah, bermusuhan dengan Dia. Di bawah keadaan seperti itu apakah mengherankan apabila semua usaha manusia untuk mencapai perdamaian selalu gagal?—Kolose 1:21.

5 Walaupun demikian, suatu umat yang terus bertambah jumlahnya yang berasal dari semua bangsa menikmati perdamaian sejati, perdamaian yang berasal dari Allah. Bagaimanakah hal ini bisa terjadi?

Perdamaian Memuaskan yang Allah Berikan

6. (a) Apa yang ditandaskan Alkitab mengenai perdamaian? (b) Melalui siapa kita dapat menikmati perdamaian yang Allah berikan?

6 Di Roma 15:33 Yehuwa dengan tepat digambarkan sebagai ”Allah sumber damai sejahtera”. Sejak awal mula, maksud-tujuan Allah adalah agar semua makhluk ciptaanNya menikmati perdamaian. Lebih dari 300 kali FirmanNya yang terilham, Alkitab, menyebut tentang perdamaian. Alkitab membuat jelas bahwa Yesus Kristus adalah ”Raja Damai”. (Yesaya 9:5, 6) Ia adalah pribadi yang ditugaskan Allah untuk menghancurkan pekerjaan dari perusak perdamaian yang utama, Setan si Iblis. (1 Yohanes 3:8) Dan melalui ”Raja Damai” kita masing-masing dapat menikmati perdamaian yang memuaskan yang Allah berikan.

7. (a) Perdamaian yang diberikan oleh Allah termasuk apa? (b) Mengapa ini bukan sesuatu yang harus kita nantikan sampai sistem tua ini lenyap dan kita akhirnya mencapai kesempurnaan?

7 Betapa menakjubkan perdamaian seperti itu! Bukan hanya sekedar tidak ada peperangan. Kata Ibrani sha·lohmʹ, yang biasanya diterjemahkan ”perdamaian”, menyatakan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Perdamaian dari Allah yang menjadi milik orang Kristen sejati, unik dalam arti tidak bergantung pada lingkungan mereka. Ini tidak berarti bahwa keadaan keadaan yang tidak menyenangkan tidak mempengaruhi mereka. Tetapi mereka mendapatkan kekuatan batin yang memungkinkan mereka untuk tidak menambah kekacauan dengan membalas dendam bila mereka menjadi korban. (Roma 12:17, 18) Walaupun seseorang bisa saja sakit jasmani atau tidak kaya, ia tetap dapat sehat dan kaya dari sudut pandangan rohani dan dengan demikian menikmati perdamaian yang Allah berikan. Tentu saja, perdamaian yang dinikmati orang-orang tersebut akan ditingkatkan pada waktu dunia yang serakah ini sudah tidak ada lagi dan akan lebih dalam maknanya bila seluruh umat manusia telah mencapai kesempurnaan. Namun perdamaian ilahi yang dapat dinikmati saat ini juga adalah keadaan pikiran dan hati yang tenang, keadaan damai dalam batin tidak soal apa yang mungkin sedang terjadi di luar. (Mazmur 4:9) Hal ini dihasilkan karena adanya hubungan yang diperkenan dengan Allah. Sungguh suatu milik yang tidak ternilai!

Anak-Anak yang Diajar oleh Yehuwa

8. Siapa yang pertama-tama menikmati perdamaian ini dengan Allah melalui Yesus Kristus?

8 Siapakah yang memiliki perdamaian sedemikian karena diajar oleh Yehuwa dan memperhatikan perintah-perintahNya? Sebagai jawaban, Alkitab menarik perhatian kita pertama-tama kepada orang-orang yang membentuk Israel rohani. Mereka disebut dalam Galatia 6:16, yang berbunyi, ”Semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah.” Mereka adalah ke-144.000 yang telah dipilih oleh Allah untuk tinggal bersama Yesus Kristus di surga.—Wahyu 14:1.

9. Apakah ”aturan tingkah laku” yang ada hubungannya dengan hal Israel rohani menikmati perdamaian?

9 Pada abad pertama dulu, mereka dari Israel rohani belajar kebenaran dasar, ”aturan tingkah laku”, yang langsung berhubungan dengan cara mereka menikmati perdamaian. Penting sekali bagi mereka untuk memahami aturan tingkah laku ini. Selama lebih dari 15 abad, Yehuwa telah menggunakan Taurat Musa untuk menetapkan gambaran dari perkara-perkara baik yang akan datang. Tetapi setelah kematian Yesus Kristus sebagai korban, tuntutan Taurat Musa tidak lagi mengikat. (Ibrani 10:1; Roma 6:14) Ini diperlihatkan oleh keputusan dari badan pimpinan Kristen di Yerusalem mengenai masalah sunat. (Kisah 15:5, 28, 29) Ini ditandaskan lagi dalam surat yang terilham kepada orang-orang Galatia. Hal-hal baik yang digambarkan oleh Taurat Musa sudah mulai berlaku. Dengan sabar Yehuwa menanamkan dalam pikiran dan hati para pengikut Kristus yang terurap, arti dari kasih karuniaNya yang dinyatakan melalui Kristus. Dengan mempraktekkan iman dalam persediaan ini, dengan bertingkah laku selaras dengan itu, mereka dapat menikmati perdamaian yang tidak pernah dinikmati sebelumnya oleh manusia yang berdosa.—Galatia 3:24, 25; 6:16, 18.

10. (a) Israel rohani sedang mengalami penggenapan dari janji apa yang dicatat di Yesaya 54:13? (b) Bagaimana disiplin yang Yehuwa berikan kepada mereka merupakan faktor yang menentukan bagi mereka agar dapat menikmati perdamaian?

10 Orang-orang Israel rohani itu mengalami penggenapan dari janji mulia yang dicatat dalam Yesaya 54:13. Di ayat ini Allah sendiri mengatakan kepada organisasiNya yang seperti istri bagi Dia yang terdiri dari makhluk-makhluk roh yang loyal, ”Semua anakmu akan menjadi murid [Yehuwa], dan besarlah kesejahteraan [”perdamaian”, NW] mereka.” Tentu saja, Putra utamanya adalah Yesus Kristus sendiri, yang muncul sebagai Mesias ketika ia diurapi oleh roh suci pada tahun 29 M. Tetapi ”perempuan” surgawi Yehuwa mempunyai lebih banyak putra-putra lain—144.000 lagi yang menjadi bagian kedua dari benih yang dinubuatkan di Kejadian 3:15. Yehuwa berjanji bahwa Ia akan menjadi Instruktur Agung dari semua putra-putra ini. Ia telah mengajar mereka kebenaran mengenai diriNya dan maksud-tujuanNya. Ia memberitahu mereka cara bagaimana melayani Dia. Kadang-kadang, Ia harus mendisiplin mereka. Ini memang perlu jika mereka gagal melaksanakan FirmanNya. Disiplin kadang kala tidak mudah diterima. Tetapi dengan rendah hati mereka mengakui perlunya hal itu dan mereka membuat perubahan-perubahan yang dituntut, sehingga disiplin tersebut membawa hasil-hasil yang baik—”buah kebenaran yang memberikan damai”.—Ibrani 12:7, 11; Mazmur 85:9.

”Suatu Kumpulan Besar” yang Diajar, dalam Jalan-Jalan Allah

11. (a) Siapa lagi yang sedang diajar oleh Yehuwa pada jaman kita? (b) Bagaimana mereka memperlihatkan bahwa mereka cocok dengan gambaran di Yesaya 2:2, 3, dan apa pengaruhnya atas orang-orang lain?

11 Di jaman kita, Israel rohani bukan satu-satunya kelompok yang diajar oleh Yehuwa. Selama setengah abad belakangan ini, perhatian juga diberikan kepada kelompok lain. Yesaya diilhami untuk menulis tentang mereka dalam pasal 2, ayat 2 dan 3, ”Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah [Yehuwa] akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana.” Ya, mereka yang memeluk ibadat dari satu-satunya Allah yang benar, menaruhnya di tempat yang paling tinggi dalam kehidupan mereka. Jadi ibadat tersebut ditinggikan di atas semua bentuk ibadat lain, yang dulu pernah mereka anut dan yang tetap dianut oleh dunia sekeliling mereka. Orang-orang dari segala bangsa memperhatikan hal ini. Mereka melihat bahwa, tidak soal tuntutan dari para penguasa dunia atau perbuatan yang tidak bersifat Kristen yang umum di dunia ini, mereka yang menyembah Yehuwa menaruh hubungan mereka denganNya di atas segala sesuatu yang lain. Para pengamat juga melihat buah-buah yang dihasilkan dalam kehidupan para penyembah ini, dan banyak yang ingin ikut serta dalam ibadat yang sejati. Demikianlah lebih dari tiga juta orang sekarang mengatakan kepada orang-orang lain, ”Mari, kita naik ke gunung [Yehuwa], ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalanNya dan supaya kita berjalan menempuhnya.”—Lihat juga Zakharia 8:23.

12. Bagaimana orang-orang yang disebut di Yesaya 2:2, 3 mendapat manfaat dengan mempunyai Allah sebagai Instruktur mereka, dan apa yang menjadi bagian yang menonjol dari pengajaran yang Ia berikan kepada mereka?

12 Coba pikir apa artinya itu—mempunyai Allah sebagai Instruktur mereka! Orang-orang yang menerima pengajaran sedemikian dan benar-benar menghargai sumbernya tidak akan selalu diganggu oleh pertentangan-pertentangan mental. Mereka tidak mendapati diri terbagi di antara dua pendapat yang berbeda atau menghadapi dilema untuk menentukan mana yang benar. Kebenaran dari Firman Allah jelas sekali. Dan menurut Yesaya 2:4 apa yang akan menjadi bagian yang menonjol dari pengajaran yang mereka terima? Ini termasuk cara menikmati perdamaian dalam dunia yang terpecah-belah. Maka, tidak soal apa yang ingin dilakukan orang lain, mereka yang diajar oleh Yehuwa mengambil prakarsa untuk menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak-tombak mereka menjadi pisau pemangkas. Mereka tidak lagi belajar perang.

13. ”Kumpulan besar” berasal dari berbagai latar belakang apa, tetapi apa yang membuat mereka menjadi berubah seperti keadaan mereka sekarang?

13 Kelompok yang sama inilah yang dilukiskan di Wahyu 7:9, 10, 14 sebagai orang-orang yang selamat memasuki bumi baru Allah yang penuh damai setelah ’kesusahan besar’ yang mendatang. ”Kumpulan besar” yang selamat terdiri dari semua kelompok bangsa, suku, umat, dan bahasa. Banyak dari mereka sebelumnya berasal dari golongan-golongan yang berperang satu sama lain. Yang lain hanya menempuh haluan hidup yang pada dasarnya mementingkan diri; meskipun begitu, hal itu juga membuat mereka tidak dapat menikmati perdamaian. Tetapi sekarang orang-orang ini yang berasal dari segala bangsa menjadi suatu umat yang mengasihi perdamaian, dan memajukan perdamaian. Dan apa yang telah membuat mereka demikian? Mereka telah diajar oleh Yehuwa.—Yesaya 11:9.

Perdamaian yang Unik

14. Perdamaian umat Yehuwa didasarkan atas apa, dan bagaimana demikian?

14 Perdamaian yang Yehuwa karuniakan kepada umatNya sungguh unik. Ini bukan sesuatu yang dihasilkan oleh perjanjian yang goyah antara dua pihak yang saling tidak percaya. Dalam hal ini tidak ada kompromi. Dasarnya ialah kebenaran. (Yesaya 32:17) Namun bagaimana perdamaian ini mungkin padahal melibatkan manusia yang tidak sempurna? Sebagai pedosa, kebenaran apa yang kita miliki? Ya, melalui iman kita dapat menikmati kebenaran yang dihasilkan oleh nilai dari korban tebusan Yesus untuk dosa-dosa kita.

15. Selama pelayanan Yesus di bumi, apa yang Yehuwa ajarkan kepada calon putra-putraNya yang penting untuk perdamaian?

15 Ini membantu kita menghargai apa yang Yesus katakan di Yohanes 6:45-47. Pada waktu itu ia sedang berbicara kepada orang-orang Yahudi yang tidak menaruh minat kepadanya sebagai Mesias dan karena itu bersungut-sungut melawan dia. Tetapi mengenai murid-muridnya ia berkata, ”Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi [khususnya, di Yesaya 54:13]: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepadaKu. Hal itu tidak berarti bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadaMu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.” Murid-murid tersebut menerima petunjuk yang Yehuwa berikan kepada mereka. Mereka ditarik kepada Yesus. Ketika orang-orang lain menolak hal-hal yang Yesus ajarkan dan meninggalkan dia, rasul-rasulnya tetap setia. Seperti dikatakan Petrus, ”Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” (Yohanes 6:69) Karena iman mereka kepada Yesus Kristus, mereka dapat memasuki hubungan yang damai dengan Allah Yehuwa, hubungan yang mengandung jaminan kehidupan kekal.

16. (a) Dimulai pada Pentakosta tahun 33 M., bagaimana pengikut-pengikut Yesus mendapat manfaat dari persediaan yang diadakan melalui Kristus? (b) Setelah itu, apa yang dituntut dari mereka?

16 Sejak Pentakosta tahun 33 M., manfaat dari korban Kristus mulai diterapkan kepada pengikut-pengikut Yesus yang setia. Apa yang Paulus kemudian tulis dalam Roma 5:1 ternyata berlaku atas mereka, ”Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.” Mereka semua dilahirkan sebagai keturunan Adam. Sebagai pedosa, mereka terasing dari Allah. Pekerjaan baik apapun tidak ada yang dapat mereka lakukan secara pribadi untuk menghapus dosa warisan mereka. Tetapi melalui kasih karuniaNya, Yehuwa menerima korban Yesus sebagai manusia sempurna demi keturunan Adam. Bagi orang-orang yang mempraktekkan iman akan persediaan ini, sekarang kebenaran dapat diperhitungkan kepada mereka dan mereka dapat diangkat menjadi putra-putra Allah dengan harapan kehidupan di surga. Tetapi apakah masih ada lagi yang dituntut dari mereka? Ya, mereka harus menempuh jalan-jalan Yehuwa. Mereka tidak boleh lagi mempraktekkan dosa. Tetapi mereka sadar bawa kebenaran apapun yang mereka miliki adalah hasil dari kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui Kristus. Seperti dikatakan ayat tadi, mereka ’hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Yesus Kristus’.

17, 18. (a) Apakah ”domba-domba lain” menikmati perdamaian seperti itu dengan Allah? (b) Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya apa yang patut dibahas?

17 Bagaimana dengan orang-orang yang Yesus sebut sebagai ”domba-domba lain”-nya? (Yohanes 10:16) Apakah mereka menikmati perdamaian sedemikian dengan Allah? Bukan sebagai putra-putra Allah, tetapi Kolose 1:19, 20 juga mengikutsertakan mereka sebagai orang-orang yang menerima perdamaian ilahi. Dikatakan bahwa Allah berkenan melalui Kristus untuk ”memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi [yakni orang-orang yang akan dikaruniai hidup kekal di bumi firdaus], maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus [’darah Yesus yang dicurahkan pada tiang siksaan’, NW]”. Orang-orang yang memiliki harapan di bumi dinyatakan benar dan sekarang juga menikmati perdamaian dengan Allah, bukan sebagai anak-anak, tetapi sebagai ’sahabat-sahabat Allah’, seperti Abraham. Benar-benar kedudukan yang sangat diperkenan!—Yakobus 2:23.

18 Apakah saudara secara pribadi menikmati perdamaian itu? Apakah saudara dapat menikmatinya sepenuhnya, sebagaimana hal itu mungkin bagi umat manusia yang hidup pada jaman yang paling penting dalam sejarah ini? Dalam artikel berikut, kita akan membahas beberapa perkara yang dapat membantu mewujudkan hal itu.

Pertanyaan-Pertanyaan Ulangan

◻ Mengapa tidak ada perdamaian di dunia ini?

◻ Perdamaian macam apa yang Allah berikan sekarang?

◻ Siapa yang dapat menikmati perdamaian seperti itu?

◻ Bagaimana kebenaran merupakan faktor penting dalam perdamaian ini?

[Gambar di hlm. 22]

”Setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepadaKu”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan