PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w81_No32 hlm. 18-23
  • Kuatkanlah Hatimu!—Masa Seribu Tahun Sudah Dekat

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kuatkanlah Hatimu!—Masa Seribu Tahun Sudah Dekat
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 32)
  • Subjudul
  • TELADAN KEBERANIAN DANIEL
  • DALAM GUA SINGA
  • DALAM ”MASA KESUKARAN”
  • ”KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU”
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 32)
w81_No32 hlm. 18-23

Kuatkanlah Hatimu!—Masa Seribu Tahun Sudah Dekat

”Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”—Yoh. 16:33.

1. Mengapa murid-murid Yesus perlu sangat berani?

KATA-KATA tersebut di atas adalah nasihat perpisahan Yesus kepada murid-muridnya, yang diucapkan pada malam ketika ia ditangkap dan dihukum mati. Ia sendiri memperlihatkan keteguhan hati yang luar biasa, dan ia ingin agar para pengikutnya yang berbakti juga demikian. Mereka perlu memiliki sikap yang sangat berani, karena Yesus baru saja mengatakan kepada mereka, ”Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena namaKu, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.”—Yoh. 15:18-21.

2. Apa yang tercakup dalam keberanian seperti Kristus? (Bandingkan dengan Mazmur 27:13, 14; 31:25)

2 Namun, apa yang tercakup dalam keberanian seperti Kristus? Apakah ini berarti ’berani mati’ seperti sikap yang diperlihatkan oleh prajurit-prajurit dalam pertempuran yang sedang berkecamuk? Tidak, artinya jauh lebih banyak dari pada itu. Keberanian Kristen memerlukan kekuatan moral yang patut dicontoh yang harus diperlihatkan setiap waktu. Hal ini menuntut dukungan yang kuat untuk kerajaan Allah di bawah segala keadaan apapun. Dibutuhkan keteguhan, ketekunan dan keloyalan terus-menerus terhadap prinsip-prinsip yang benar. Keberanian yang sejati termasuk ketetapan hati dan kebulatan tekad yang positif untuk terus maju dan sukses, bahkan dalam menghadapi perlawanan dan kesulitan yang nampaknya sangat besar. Ini termasuk ketetapan hati yang dinyatakan rasul Paulus dengan berkata, ”Ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan.”—Flp. 3:13, 14.

TELADAN KEBERANIAN DANIEL

3. Teladan keberanian apa diperlihatkan Daniel dan rekan-rekannya berkenaan makanan dan minuman?

3 Firman Allah penuh dengan uraian tentang keberanian besar yang diperlihatkan dalam menghadapi pencobaan-pencobaan yang menguji iman. Nabi Allah, Daniel, adalah salah seorang yang memperlihatkan keberanian sedemikian. Sebagai seorang pemuda yang diperbudak di Babel, ia ”berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja”. Tekad yang sama juga diperlihatkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego. (Dan. 1:8-19) Hal ini membutuhkan keberanian, sama seperti keberanian yang dituntut dari kaum muda saksi-saksi Yehuwa di beberapa negeri dewasa ini, misalnya untuk menolak makanan yang mengandung darah yang disediakan di sekolah.—Kis. 15:28, 29.

4. Teladan bagus apa dapat diperoleh banyak orang muda dewasa ini dalam Daniel pasal 3? (Rm. 15:4)

4 Belakangan, pada waktu ketiga teman Daniel tersebut mengambil pendirian yang tegas dalam soal penyembahan berhala, Daniel pasti dengan loyal menyetujui pendirian mereka. Di bawah ilham ia mencatat peristiwa itu dengan panjang lebar sebagai nasihat bagi kita pada zaman yang genting ini.—Dan. psl. 3.

5. (a) Mengapa dibutuhkan keberanian bagi Daniel untuk berbicara di hadapan Nebukhadnezar, dan kemudian di hadapan Belsyazar? (b) Bagaimana keberanian yang sama dituntut dari Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini?

5 Dibutuhkan keberanian bagi Daniel untuk berdiri di hadapan Nebukhadnezar yang berkuasa dari Babel, dan untuk memberitahu arti mimpi dari penguasa itu—terutama karena dalam nubuat Daniel dinyatakan bahwa pada akhirnya Kerajaan Babel akan dihancurkan, dan raja itu direndahkan. (Dan. 2:36-38, 44, 45; 4:24, 25, 33) Juga pada waktu Belsyazar mengadakan pesta pora berhala, ketika tulisan tangan Yehuwa muncul pada dinding istana raja, Daniel harus berani sekali dalam memberitahu raja dan pejabat-pejabat tingginya bahwa Babel yang jaya sudah tamat riwayatnya dan akan diberikan kepada orang-orang Media dan Persia. (Dan. 5:1-6, 17-28) Demikian pula, dibutuhkan keberanian di pihak banyak Saksi Yehuwa dewasa ini untuk berbicara dengan tidak takut-takut tentang hukuman Allah atas Babel Besar dan susunan lain dari dunia yang terkutuk ini.—Why. 16:12-16, 19.

DALAM GUA SINGA

6, 7. (a) Mengapa Daniel menjadi terkemuka selama pemerintahan Darius? (b) Hanya dengan cara bagaimana musuh-musuhnya dapat mempunyai alasan untuk melawan dia? (c) Keadaan yang sama manakah timbul pada zaman kita?

6 Sewaktu mengalami ujian-ujian, Daniel beserta rekan-rekannya sangat bersandar kepada Yehuwa dalam doa. (Dan. 2:17, 18) Tapi justru berkenaan doa, Daniel sekali lagi harus memperlihatkan keberanian dan keteguhan. Babel telah jatuh dan Darius kini memerintah atas Media-Persia, kuasa dunia yang keempat dari sejarah Alkitab. Disebabkan ”roh yang luar biasa” yang dikaruniakan Allah kepadanya, Daniel yang sudah tua ini lebih terkemuka dari pada semua pejabat lain dari kerajaan. Orang-orang terkemuka ini, karena iri akan hikmat dan kedudukan Daniel, mencari jalan untuk melenyapkannya. Tetapi mereka tahu benar bahwa mereka tak dapat menemukan dalih apa-apa, kecuali yang menyangkut ”ibadahnya kepada Allahnya”.—Dan. 6:1-5.

7 Orang-orang tersebut mengetahui kebiasaan Daniel untuk berdoa dan menyampaikan puji-pujian kepada Allahnya tiga kali setiap hari. Maka komplotan ini mempengaruhi raja untuk menandatangani suatu dekrit bahwa barangsiapa yang dalam 30 hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia selain kepada raja, harus dilemparkan ke dalam gua singa. Keputusan itu menjadi undang-undang yang tak dapat diubah bagi orang-orang Media dan Persia. (Dan. 6:6-9) Hal ini sama dengan keadaan di banyak negeri dewasa ini di mana para pejabat atau kaum pendeta yang picik menjadi marah karena Saksi-Saksi Yehuwa menolak untuk menjadi bagian dari dunia tua untuk mengendorkan kegiatan Kerajaan Allah yang mereka lakukan. Karena iri akan berkat-berkat Allah atas pekerjaan para Saksi, orang-orang itu mencoba untuk ”menghantam” Saksi-Saksi ini dan untuk menghentikan kegiatan mereka. Para penentang itu mengetahui benar bahwa umat Yehuwa umumnya adalah orang-orang yang paling taat kepada undang-undang dan jujur dalam masyarakat. Jadi mereka mencari-cari persoalan yang menyangkut upacara-upacara dan pemberian hormat yang bersifat berhala, dan seruan slogan-slogan patriotik seperti ”Heil Hitler”, ”Viva Franco”, dan lain-lainnya.

8. Bagaimana para saksi yang setia dewasa ini mengikuti teladan Daniel yang tidak berkompromi itu?

8 Betapa bagusnya teladan yang ditinggalkan Daniel dalam menghadapi persoalan-persoalan sedemikian! Catatan itu menceritakan kepada kita, ”Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” (Dan. 6:10) Ia tidak menghentikan kebiasaannya beribadat kepada Yehuwa. Dengan cara yang sama, saksi-saksi yang setia pada zaman modern tidak menghentikan ibadat mereka kepada Allah disebabkan seorang diktator tertentu melarang atau membatasi kegiatan Kristen mereka. Mereka mungkin perlu mencari jalan yang bijaksana, misalnya melakukan kegiatan dari rumah ke rumah dengan cara berpindah-pindah, atau memberi kesaksian dengan Alkitab saja, atau lebih banyak melakukan pengabaran yang tidak resmi. Tetapi, mereka harus tetap beribadat! Mereka ’tidak mungkin tidak berkata-kata tentang apa yang telah mereka lihat dan dengar’.—Kis. 4:20.

9. Bagaimana Daniel mendapat perlindungan, dan untuk masa sekarang anjuran apakah yang kita peroleh dari kejadian ini?

9 Karena Daniel memelihara integritasnya, ia dilemparkan ke dalam gua singa. Namun apakah itu berarti bahwa Allahnya telah meninggalkan dia? Tidak! Yehuwa juga tidak meninggalkan saksi-saksiNya yang dilemparkan ke dalam penjara-penjara yang kotor pada zaman sekarang. Daniel bahkan tidak ditinggalkan oleh Raja Darius, yang ’berpuasa semalam-malaman’—kemungkinan besar berdoa kepada Allah Daniel. Dan memang, perlindungan Yehuwa ternyata lebih kuat dari pada dekrit yang tak dapat diubah dari hukum Media-Persia. Keesokan harinya, ketika raja bergegas pergi ke gua singa dan menanyakan Daniel apakah Allahnya yang ’disembahnya dengan tekun’ dapat menyelamatkan dia, Daniel dapat menjawab, ”Allahku telah mengutus malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapanNya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.”—Dan. 6:18-22.

10. Bagaimana umat Yehuwa dapat menggagalkan muslihat si Iblis, ”singa yang mengaum-aum” itu”

10 Dewasa ini, doa kepada Yehuwa sama pentingnya seperti pada zaman Daniel dan betapa efektifnya hal itu! Meskipun Saksi-Saksi Yehuwa pada zaman sekarang mungkin tidak dilemparkan ke dalam gua singa secara aksara, mereka hidup dalam suatu dunia di mana ”lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”. Maka apa yang harus dilakukan orang-orang Kristen, bila mereka harus menghadapi penganiayaan dan ujian-ujian lain? Mereka harus berani. Dengan rendah hati mereka harus tunduk kepada keadaan yang menguji dan berdoa, yakin bahwa saudara-saudara mereka di mana-mana juga berdoa dengan sungguh-sungguh demi mereka. Rasul Petrus memberikan nasihat yang bagus, ”Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada [Allah], sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! . . . Lawanlah [si Iblis] dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, . . . akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya!”—1 Ptr. 5:6-11.

11. Teladan-teladan pada zaman modern apakah yang ada mengenai Saksi-Saksi Yehuwa yang selamat dari ”gua singa”?

11 Ada banyak contoh zaman modern mengenai Saksi-Saksi Yehuwa yang seolah-olah dilemparkan ke dalam ”gua singa”. Si Iblis, ”singa yang mengaum-aum” itu, dengan kaki tangannya yang juga seperti singa, terus berusaha untuk menelan umat Allah. Namun Saksi-SaksiNya bertekun dalam doa, menyerahkan kekuatiran mereka kepada Yehuwa, mengambil pendirian ”dengan iman yang teguh”. Misalnya, ada seorang gadis kecil di Rhodesia yang telah dilatih dengan baik oleh orang tuanya dengan prinsip-prinsip Alkitab. Ia ditangkap oleh tentara-tentara gerilya. Orang tuanya kuatir sekali karena gerilya-gerilya itu biasanya memperkosa atau mengindoktrinasi gadis-gadis remaja. Orang tuanya hanya dapat berdoa untuk keselamatannya. Setelah beberapa hari, gadis itu kembali tanpa cedera. ”Apa yang kau alami di sana?” tanya orang tuanya. ”Saya terus memberi kesaksian kepada mereka,” gadis itu menerangkan. Jadi para penangkapnya menyuruhnya pulang. Belakangan, pemimpin gerilya datang ke desa dan mencari orang tua si gadis. Ia mengatakan kepada mereka bahwa ia hanya ingin bertemu dengan orang tua dari gadis kecil yang sangat terlatih itu.

12. Doa yang sungguh-sungguh apa yang harus selalu kita panjatkan kepada Yehuwa, dan dengan keyakinan apa?

12 Maka jelaslah bahwa Yehuwa memelihara dan siap menolong hamba-hambaNya yang selalu berdoa! Dengan yakin, kita selalu dapat berdoa seperti Daud, ”Ya TUHAN [Yehuwa, NW], Allahku, padaMu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku, supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.” Ya, kadang-kadang kita mungkin merasa bahwa kita ”terbaring di tengah-tengah singa”, bahwa kita berada di antara orang-orang ”yang suka menerkam anak-anak manusia, yang giginya laksana tombak dan panah, dan lidahnya laksana pedang tajam”. Tetapi jika kita dengan sungguh-sungguh berdoa kepada Yehuwa, dan berlindung di bawah naungan sayapNya, kita akan selamat melewati ujian-ujian ini sebagai orang-orang yang memelihara integritas. (Mz. 7:2, 3; 57:2-5) Seperti Daniel ”karena iman . . . menutup mulut singa-singa”, kita juga dapat berbuat yang sama.—Ibr. 11:33.

DALAM ”MASA KESUKARAN”

13. (a) Ketika Koresy memerintah, mengapa Daniel membutuhkan kekuatan? (b) Keberanian yang sama manakah dibutuhkan Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini?

13 Kemudian, selama masa pemerintahan Raja Kores, seorang malaikat menampakkan diri kepada Daniel dalam suatu penglihatan dan menguatkan dia, katanya, ”Hai engkau yang dikasihi, janganlah takut, sejahteralah engkau, jadilah kuat, ya, jadilah kuat!” (Dan. 10:1-19) Daniel perlu menunjukkan keberanian untuk menerima dan mencatat nubuat yang menakjubkan yang kemudian diberikan kepadanya oleh malaikat itu, dan yang kita dapati dalam Daniel pasal 11 dan 12. Dan dibutuhkan keberanian bagi Saksi-Saksi Yehuwa untuk tetap menjadi ”bukan dari dunia” selama penggenapan bagian terakhir dari nubuat ini, yang menggambarkan pertentangan antara ”raja negeri Utara” yang Komunis dan ”raja negeri Selatan” yang kapitalis dalam abad nuklir ini.

14. (a) Apa yang mengidentifisir Mikhael sebagai Tuhan Yesus Kristus? (b) Bagaimana kita dapat memperoleh keberanian dari kisah dalam Daniel pasal 12?

14 Dalam buku Daniel beberapa kali disebutkan mengenai Mikhael, yang namanya berarti ”Siapa Seperti Allah?” (Dan. 10:13, 21) Jadi pangeran besar ini diidentifisir sebagai Tuhan Yesus Kristus, yang berjuang untuk pembenaran kedaulatan Yehuwa. Dalam berbicara mengenai ”zaman akhir” ini, malaikat itu mengatakan kepada Daniel, ”Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan [masa kesukaran, Bode] yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.” (Dan. 12:1, 4) Semoga kita sangat berani melakukan segala sesuatu yang dituntut dari kita oleh Allah Daniel, sampai ”masa kesukaran” menyapu bersih dunia Setan yang jahat. Karena pada waktu itulah, hari yang mulia dari pemerintahan seribu tahun dari Yesus akan tiba. ”Banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun” dengan harapan hidup kekal di bumi. Daniel yang berani, juga ”akan bangkit untuk mendapat bagian[nya] pada kesudahan zaman”.—Dan. 12:2, 9, 13.

”KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU”

15, 16. (a) Dalam keadaan apa, pada awal sejarah umat Daniel, Israel, keberanian dibutuhkan? (b) Sebagaimana hanya orang-orang Israel, bagaimanakah keberanian umat Allah dewasa ini dapat dikuatkan?

15 Dewasa ini, umat Allah berada di ambang pintu masa seribu tahun. Keadaannya sama seperti umat Daniel, yaitu Israel, pada awal sejarah mereka. Ini terjadi ketika mereka berkemah di tepi Sungai Yordan, siap untuk menyeberang ke Negeri Perjanjian. Tujuan mereka sudah nampak. Tetapi ujian-ujian dan kesulitan-kesulitan masih harus mereka hadapi. Dibutuhkan keberanian. Karena itu, seorang nabi Yehuwa lain yang terkenal, yaitu Musa yang sudah lanjut usia, mengucapkan kata-kata ini kepada Israel, ”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka [musuh-musuhmu], sebab TUHAN [Yehuwa, NW], Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Dan kepada penggantinya sendiri yang sudah ditetapkan, yaitu Yosua, Musa memberikan nasihat yang sama, ”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu.”—Ul. 31:1-8.

16 Memang, seluruh umat itu perlu menunjukkan keberanian yang sungguh; dan karena itu Musa menginstruksikan para imam, orang-orang Lewi dan orang-orang tua di Israel tentang apa yang harus dilakukan setiap tujuh tahun pada hari raya Pondok Daun yang wajib mereka rayakan, ”Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN [Yehuwa, NW], Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini.” (Ul. 31:9-12) Mendengarkan, belajar dan mentaati hukum Yehuwa penting untuk kesuksesan bangsa itu, dan hal ini juga penting dewasa ini jika umat Allah ingin diperlengkapi dengan keberanian yang memungkinkan mereka hidup melampaui akhir dunia.

17, 18. Apa yang dituntut untuk menjadi ’kuat dan teguh’, dan mengapa para penatua Kristen harus menaruh perhatian khusus dalam hal ini?

17 Pada masa yang kritis itu di Israel, adalah penting bagi Yosua, yang sudah lanjut usia itu, untuk memperlihatkan keberanian yang patut dicontoh, sebagaimana hal ini juga perlu bagi para penatua Kristen dalam sidang jemaah dewasa ini. Jadi, kata-kata Yehuwa yang diucapkan langsung kepada Yosua, dan meneguhkan apa yang sebelumnya diucapkan oleh Musa, hendaknya mendapat perhatian kita yang saksama, ”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu . . . Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh . . . Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.” (Yos. 1:6, 7, 9) Yehuwa mengatakan kepada Yosua apa yang dituntut untuk dapat ’kuat dan teguh’, dan untuk bertindak bijaksana dalam segala keadaan. Dan apakah itu? Biarlah Alkitab menjawabnya,

18 ”Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat [Yehuwa] ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung [bertindak dengan berhikmat, NW].”—Yos. 1:8.

19, 20. Pada akhirnya, apa hasilnya jika kita ’kuat dan teguh’?

19 Pada akhirnya, bagaimana hasil dari tindakan Yosua yang bijaksana disertai ketaatan dan keberanian umat itu? Setelah semua rintangan diatasi, setelah Yehuwa memberikan kemenangan kepada Israel atas segenap musuh-musuh mereka dan ketika umat itu pada akhirnya menetap dalam ”negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya”, Yosua dapat menguatkan mereka dengan mengatakan, ”Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satupun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN [Yehuwa, NW], Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.”—Yos. 5:6; 23:14.

20 Ketika umat Yehuwa yang berani pada zaman modern akhirnya keluar dari ”masa kesukaran” yang penuh bencana ini untuk memasuki masa seribu tahun dari pemerintahan Kristus yang penuh damai, mereka akan mengalami penggenapan dari janji Yehuwa pada tingkat yang jauh lebih besar, ya, yang kekal. Semoga kita semua ’kuat dan teguh’ agar dapat selamat masuk ke dalam masa seribu tahun yang kini sudah dekat!

[Gambar di hlm. 21]

Daniel dilindungi oleh Yehuwa. Para saksi pun Ia lindungi terhadap ”singa-singa” zaman modern

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan