PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Ladang yang Menghasilkan Gandum dan Lalang
    Menara Pengawal—1982 (No. 47) | Menara Pengawal—1982 (No. 47)
    • 9. Apa ”ladang” itu, dan mengapa Yesus menaburkan ”benih yang baik” di dalamnya?

      9 Dengan maksud untuk mengumpulkan dari dunia ”orang-orang kudus” atau ”anak-anak Kerajaan” tersebut dalam jumlah tertentu, maka Yesus, ”tuan ladang” dari perumpamaan itu, menaburkan ”benih yang baik di ladangnya”. ”Ladang” ini adalah ”dunia [bahasa Yunani, koʹsmos]”, dunia umat manusia. Sejak masa pelayanan Yesus di bumi, umat manusia menjadi ”ladang yang sedang dikerjakan”, suatu ladang agama berupa kesempatan untuk menabur dan memupuk ”benih yang baik”, atau ”anak-anak Kerajaan”. (1 Korintus 3:9, BIS) Yesus dengan bergairah mempersiapkan bagian Yahudi dari ”ladang” itu selama pelayanannya di bumi. (Matius 9:35-38) Kemudian, sejak hari Pentakosta tahun 33 M., ia menanam ”benih yang baik”, pertama-tama di antara orang-orang Yahudi, dan akhirnya di seluruh dunia, atau ”ladang”.—Kisah 1:8.

      10. Kemajuan apa yang dicapai oleh pekerjaan menabur di antara orang-orang Yahudi dan proselit?

      10 Dalam menjelaskan ”benih yang baik”, Yesus mengatakan, ”Itu anak-anak Kerajaan.” Yang pertama-tama menjadi ”anak-anak Kerajaan” yang terurap dan diperanakkan dengan roh adalah rasul-rasul Yesus yang setia dan kira-kira seratus murid lainnya, pria dan wanita, yang menerima karunia roh suci pada hari Pentakosta tahun 33 M. di Yerusalem. (Kisah 1:13-15; 2:1-4) Pada hari yang sama itu, kira-kira 3.000 orang lainnya, baik orang Yahudi maupun proselit, ditambahkan kepada sidang Kristen yang baru didirikan itu. (Kisah 2:5-11, 41) Yehuwa memberkati pekerjaan penaburan ini dan ”tiap-tiap hari . . . menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”, sehingga dalam waktu singkat ”jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki [kaum wanita mungkin belum termasuk]”. Tidak lama kemudian, kisah itu menambahkan, ”Makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan [teramatlah banyak, Bode], baik laki-laki maupun perempuan”. (Kisah 2:47; 4:4; 5:14) Pekerjaan menabur maju pesat di antara orang Yahudi dan proselit.

      11. Bagaimana kemajuan dari penaburan ini di antara orang-orang Samaria dan bukan Yahudi?

      11 Setelah mengatur agar benih-benih ditaburkan di antara orang Samaria (Kisah pasal 8), sang Penabur Yesus, melalui roh suci, memperluas pekerjaan menabur kepada orang bukan Yahudi yang tidak bersunat atau orang Kafir. (Kisah pasal 10; 13:1-5, 46, 47) Dalam beberapa puluh tahun sidang-sidang Kristen didirikan dari Afrika Utara sampai Laut Hitam dan dari Babel sampai Itali, bahkan juga mungkin sampai jauh ke sebelah barat. (Kisah 2:5-11; 1 Petrus 5:13; Roma 15:24; Kolose 1:5, 6, 23) Sebagai hasil dari penaburan yang bergairah, ”gandum itu tumbuh dan mulai berbulir [berbuah, Bode]”.—Matius 13:26.

  • Ladang yang Menghasilkan Gandum dan Lalang
    Menara Pengawal—1982 (No. 47) | Menara Pengawal—1982 (No. 47)
    • 16. Perumpamaan tentang ”gandum” dan ”lalang” ada hubungannya dengan sejarah apa?

      16 Jadi, perumpamaan Yesus tentang ”gandum” dan ”lalang” secara luas menjelaskan sejarah Kekristenan sepanjang abad. Fakta-fakta sejarah memperlihatkan bahwa setelah kematian para rasul, Setan memasukkan di antara sidang-sidang orang Kristen sejati banyak ”lalang”, ”serigala-serigala yang ganas” dan ”banyak antikristus”, seperti yang dinubuatkan oleh Yesus, Paulus, Petrus, Yohanes dan Yudas. (Kisah 20:29; 2 Petrus 2:1-3; 1 Yohanes 2:18; Yudas 4) Hal itu tepat seperti dinyatakan Yesus, ”Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.”—Matius 13:26.

      17. Kapan ”lalang” itu secara khusus nampak dengan jelas?

      17 ”Lalang” ini khususnya nampak dengan jelas selama abad-abad kedua dan ketiga, pada waktu ajaran-ajaran yang tidak berdasarkan Alkitab seperti jiwa yang tidak berkematian sejak lahir, api neraka dan Tritunggal, mulai diajarkan oleh mereka yang disebut sebagai bapa-bapa gereja. Kebanyakan dari orang-orang ini adalah ahli-ahli filsafat sebaliknya dari pengawas-pengawas Kristen yang sejati yang setia kepada ajaran-ajaran Alkitab. Puncaknya dicapai di awal abad keempat, ketika Kaisar kafir Konstantin, menggabungkan Kekristenan yang murtad ini dengan agama kafir dari Roma. Kekristenan palsu sedemikian, dalam berbagai-bagai bentuknya berupa Katolik Roma, Ortodoks Rusia, Ortodoks Yunani dan Protestan, telah menghasilkan tuaian ”lalang” yang besar sekali, tidak hanya selama berabad-abad tetapi juga terus sampai jaman sekarang.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan