PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • si hlm. 248-251
  • Buku Alkitab Nomor 59​—Yakobus

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Buku Alkitab Nomor 59​—Yakobus
  • “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ISI BUKU YAKOBUS
  • MENGAPA BERMANFAAT
  • Belajarlah dari Adik Yesus
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
  • ”Pelaku Firman” yang Bersukacita
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Alasan Kita Membutuhkan Iman dan Hikmat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Iman Membuat Kita Sabar dan Saleh
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
Lihat Lebih Banyak
“Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
si hlm. 248-251

Buku Alkitab Nomor 59​—Yakobus

Penulis: Yakobus

Tempat Penulisan: Yerusalem

Selesai Ditulis: Sebelum 62 M.

1. Apa yang menimbulkan pertanyaan berkenaan Yakobus sebagai penulis buku yang memakai nama Yakobus?

”IA TIDAK waras lagi.” Itulah anggapan sanak saudara Yesus tentang dirinya. Selama waktu pelayanannya di bumi, ”saudara-saudaraNya sendiripun tidak percaya kepadaNya,” dan Yakobus, bersama Yusuf, Simon, dan Yudas, tidak terhitung sebagai murid-murid Yesus pada masa awal. (Mrk. 3:21; Yoh. 7:5; Mat. 13:55) Jadi, atas dasar apa dapat dikatakan bahwa Yakobus saudara tiri Yesus menulis buku Alkitab yang memakai nama Yakobus?

2. Apa yang membuktikan bahwa saudara tiri Yesus adalah penulis buku Yakobus?

2 Catatan menunjukkan bahwa Yesus yang dibangkitkan muncul kepada Yakobus, dan ini tidak diragukan meyakinkan dia bahwa Yesus adalah Mesias. (1 Kor. 15:7) Kisah 1:12-14 berkata bahwa bahkan sebelum Pentakosta, Maria dan saudara-saudara Yesus berhimpun untuk berdoa dengan para rasul di ruang atas sebuah rumah di Yerusalem. Tetapi bukankah salah seorang rasul yang bernama Yakobus menulis surat itu? Tidak, karena pada permulaan surat itu penulis memperkenalkan dirinya, bukan sebagai rasul, tetapi sebagai ’hamba Tuhan Yesus Kristus.’ Lagi pula, kata pembukaan Yudas, mirip dengan kata pengantar Yakobus, menyebutkan Yudas juga sebagai ”hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus.” (Yak. 1:1; Yud. 1) Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan yang pasti bahwa Yakobus dan Yudas, saudara tiri jasmani dari Yesus, menulis buku-buku Alkitab yang memakai nama mereka.

3. Apa yang menunjukkan Yakobus memenuhi syarat sebagai penulisnya?

3 Yakobus sangat memenuhi syarat untuk menulis sepucuk surat nasihat kepada sidang Kristen. Ia sangat dihormati sebagai pengawas di sidang Yerusalem. Paulus berbicara tentang ”Yakobus, saudara Tuhan Yesus” sebagai salah seorang ”sokoguru” dalam sidang bersama Kefas dan Yohanes. (Gal. 1:19; 2:9) Kedudukan Yakobus yang terkemuka dinyatakan dengan segera dikirimkannya berita Petrus kepada ”Yakobus dan saudara-saudara” setelah ia dibebaskan dari penjara. Dan bukankah Yakobus yang menjadi juru bicara bagi ”rasul-rasul dan penatua-penatua” ketika Paulus serta Barnabas pergi ke Yerusalem untuk meminta keputusan berkenaan sunat? Secara kebetulan, keputusan ini dan surat Yakobus sama-sama dimulai dengan kata pembukaan, ”Salam!”—bukti lain bahwa penulisnya sama.—Kis. 12:17; 15:13, 22, 23; Yak. 1:1.

4. Apa yang menunjukkan bahwa surat Yakobus ditulis beberapa saat sebelum tahun 62 M.?

4 Sejarawan Josephus menceritakan kepada kita bahwa Imam Besar Ananus (Ananias), seorang Saduki, bertanggung jawab atas kematian Yakobus yang dilempari batu. Ini terjadi sesudah kematian Festus, gubernur Roma, kira-kira tahun 62 M., dan sebelum penggantinya, Albinus, memangku jabatan.a Namun kapan Yakobus menulis suratnya? Yakobus menulis suratnya dari Yerusalem kepada ”kedua belas suku yang tersebar di mana-mana,” secara harfiah, ’yang di perantauan.’ (Yak. 1:1, catatan kaki NW) Dibutuhkan waktu bagi Kekristenan untuk menyebar luas setelah pencurahan roh suci pada tahun 33 M., dan diperlukan waktu juga untuk berkembangnya keadaan bahaya yang disebutkan dalam surat itu. Selanjutnya, surat itu menunjukkan bahwa umat Kristiani tidak lagi merupakan kelompok-kelompok kecil tetapi sudah diorganisasi ke dalam sidang-sidang dengan ”penatua-penatua” matang yang dapat berdoa dan membantu orang-orang lemah. Tambahan pula, telah cukup waktu berlalu sehingga suatu perasaan berpuas diri dan formalisme meresap masuk. (2:1-4; 4:1-3; 5:14; 1:26, 27) Karena itu, kemungkinan besar Yakobus menulis suratnya pada masa belakangan, mungkin beberapa saat sebelum tahun 62 M., jika catatan Josephus tentang kejadian sekitar kematian Festus dan jika sumber-sumber yang menyatakan kematian Festus kira-kira tahun 62 M. benar.

5. Apa yang membuktikan autentisitas buku Yakobus?

5 Mengenai autentisitas buku Yakobus, buku itu terdapat dalam manuskrip-manuskrip Vatikan No. 1209, Sinaitikus dan Aleksandria. Buku itu dimasukkan dalam paling sedikit sepuluh katalog kuno sebelum Konsili Kartago tahun 397 M.b Buku itu banyak dikutip bebas oleh para penulis gereja yang mula-mula. Suatu keselarasan makna isinya dengan sisa Kitab-Kitab terilham lainnya sangat jelas terlihat dalam tulisan Yakobus.

6. (a) Keadaan apa yang mendorong Yakobus menulis suratnya? (b) Sebaliknya daripada bertentangan, bagaimana Yakobus melengkapi argumen Paulus mengenai iman?

6 Mengapa Yakobus menulis surat ini? Suatu penyelidikan saksama dari surat itu menyingkapkan bahwa keadaan intern menimbulkan kesulitan di antara saudara-saudara. Standar-standar Kristen direndahkan, ya, bahkan diabaikan, sehingga beberapa orang menjadi pezinah rohani berkenaan persahabatan dengan dunia. Karena ingin mencari apa yang dianggap pertentangan-pertentangan, beberapa orang mengatakan bahwa surat Yakobus yang menganjurkan iman dengan perbuatan, meniadakan tulisan Paulus berkenaan keselamatan oleh iman dan bukan perbuatan. Namun konteksnya menyingkapkan bahwa Yakobus menyebut tentang iman yang disertai perbuatan, bukan hanya perkataan, sedangkan Paulus dengan jelas memaksudkan perbuatan-perbuatan menurut Taurat. Sesungguhnya, Yakobus melengkapi argumen-argumen Paulus, satu langkah lebih maju dengan menunjukkan bagaimana iman itu dinyatakan. Nasihat Yakobus praktis sekali karena mencakup problem sehari-hari umat Kristiani.

7. Bagaimana Yakobus meniru cara mengajar Yesus, dan dengan hasil apa?

7 Perumpamaan-perumpamaan tentang kehidupan sehari-hari, termasuk binatang, kapal, petani, dan tanaman, membuat hidup argumen Yakobus mengenai iman, kesabaran, serta ketekunan. Dengan meniru cara Yesus yang sukses ini nasihatnya menjadi sangat kuat. Surat ini mengesankan seseorang akan daya pengamatan yang tajam dari Yakobus berkenaan motif yang menggerakkan orang perorangan.

ISI BUKU YAKOBUS

8. Apa hasil dari ketekunan yang penuh kesabaran, tetapi apa akibat dari keinginan yang salah?

8 Ketekunan yang penuh kesabaran sebagai ”pelaku firman” (1:1-27). Yakobus mengawali dengan kata-kata anjuran: ”Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.” Melalui ketekunan yang penuh kesabaran mereka akan disempurnakan. Jika seseorang kekurangan hikmat, hendaklah ia terus memohon kepada Allah, jangan bimbang, seperti gelombang laut yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin, tetapi dengan iman. Orang yang rendah hati akan ditinggikan, tetapi orang kaya akan lenyap seperti bunga rumput. Berbahagialah orang yang bertekun di bawah pencobaan, karena ”ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” Allah tidak mencobai manusia dengan perkara-perkara jahat untuk menjatuhkannya. Adalah keinginan yang salah dari orang itu sendiri yang mulai subur dan berkembang menjadi dosa, dan kemudian melahirkan maut.—1:2, 12, 22.

9. Apa yang termasuk menjadi ”pelaku firman,” dan bentuk ibadat apa yang diperkenan Allah?

9 Dari mana datangnya semua pemberian yang baik? Dari ”Bapa segala terang” yang tidak pernah berubah. ”Atas kehendakNya sendiri,” kata Yakobus, ”Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaanNya.” Maka umat Kristiani harus cepat mendengar, lambat berkata-kata, lambat marah, dan mereka harus membuang semua yang kotor dan kejahatan moral serta menerima firman keselamatan yang tertanam dalam hati. ’Hendaklah menjadi pelaku firman dan bukan pendengar saja.’ Karena barangsiapa yang memperhatikan hukum yang memerdekakan dan berpegang teguh kepadanya, ”akan berbahagia oleh perbuatannya.” Ibadat lahiriah manusia yang tidak mengekang lidahnya sia-sia, tetapi ”ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.”—1:17, 18, 22, 25, 27.

10. (a) Perbedaan apa yang harus dijauhi? (b) Apa hubungan antara perbuatan dan iman?

10 Iman disempurnakan oleh perbuatan yang benar (2:1-26). Saudara-saudara pada waktu itu mengadakan perbedaan, lebih menyukai orang kaya dari yang miskin. Tetapi bukankah benar bahwa ”Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan”? Bukankah orang-orang yang kaya menindas? Saudara-saudara itu harus mempraktikkan hukum utama, ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” dan harus menjauhi sikap pilih kasih. Hendaklah mereka juga menunjukkan belas kasihan, karena menurut Taurat, barangsiapa melanggar satu hukum melanggar semua. Iman tanpa perbuatan sia-sia, seperti mengatakan kepada seorang saudara atau saudari yang kekurangan, ”kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang,” tanpa memberi bantuan praktis. Dapatkah iman dinyatakan tanpa perbuatan? Bukankah iman Abraham disempurnakan oleh perbuatannya dalam mengorbankan Ishak di atas mezbah? Demikian juga, Rahab pelacur itu, ”dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya.” Jadi iman tanpa perbuatan adalah mati.—2:5, 8, 16, 19, 25.

11. (a) Dengan menggunakan perumpamaan apa Yakobus memberi peringatan mengenai lidah? (b) Bagaimana hikmat dan pengertian ditunjukkan?

11 Mengendalikan lidah untuk mengajarkan hikmat (3:1-18). Saudara-saudara harus hati-hati dalam menjadi guru-guru, jika tidak mereka akan menerima penghukuman lebih berat. Setiap orang bersalah dalam banyak hal. Seperti sebuah kekang yang mengendalikan tubuh seekor kuda dan kemudi kecil yang mengendalikan sebuah kapal besar, demikian juga anggota tubuh yang kecil itu, lidah, memiliki kuasa besar. Ia seperti api yang dapat membakar hutan lebat! Binatang liar dapat lebih mudah dijinakkan daripada lidah. Dengan lidah orang memuji Yehuwa, namun mengutuk sesamanya. Hal ini tidak benar. Adakah sumber air memancarkan baik air tawar maupun air pahit? Dapatkah pohon ara menghasilkan buah zaitun? pokok anggur menghasilkan buah ara? mata air asin mengeluarkan air tawar? Yakobus bertanya: ”Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi?” Hendaklah dia menyatakan perbuatannya melalui kelemahlembutan dan menghindari perdebatan, memegahkan diri melawan kebenaran. Karena ”hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.”—3:13, 17.

12. (a) Keadaan salah apa terdapat dalam sidang, dan apa sumbernya? (b) Sikap apa harus dihindari dan sifat apa harus dipupuk untuk memperoleh perkenan Yehuwa?

12 Menjauhkan diri dari hawa nafsu, persahabatan dengan dunia (4:1-17). ”Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu?” Yakobus menjawab pertanyaannya sendiri: ”Dari hawa nafsumu”! Motif dari beberapa orang salah. Mereka yang menjadi sahabat dunia adalah ”orang-orang yang tidak setia,” dan mereka menjadi musuh Allah. Karena itu, ia menasihati: ”Lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” Yehuwa akan meninggikan orang yang rendah hati. Maka saudara-saudara janganlah saling menghakimi. Dan karena tidak seorang pun dapat merasa pasti akan kehidupannya dari hari ke hari, maka patutlah mereka berkata: ”Jika Tuhan [”Yehuwa,” NW] menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” Kecongkakan adalah jahat, dan adalah dosa, jika seseorang mengetahui sesuatu itu baik, namun tidak melakukannya.—4:1, 4, 7, 8, 15.

13. (a) Mengapa dikatakan celaka bagi orang kaya? (b) Bagaimana Yakobus menggambarkan perlunya kesabaran dan ketekunan, dan dengan hasil apa?

13 Berbahagialah mereka yang bertekun dalam kebenaran! (5:1-20) ”Hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!” kata Yakobus. ’Karat dari kekayaanmu akan menjadi saksi terhadap kamu. Tuhan [”Yehuwa,” NW] semesta alam telah mendengar keluhan dari buruh yang menuai hasil ladangmu. Kamu telah hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya di bumi, dan kamu telah menghukum dan membunuh orang yang benar.’ Akan tetapi, mengingat dekatnya kedatangan Tuhan, saudara-saudara harus mempraktikkan kesabaran, seperti seorang petani menunggu panen, dan memperhatikan teladan para nabi, ”yang telah berbicara demi nama Tuhan [”Yehuwa,” NW].” Berbahagialah mereka yang telah bertekun! Saudara-saudara hendaknya mengingat ketekunan Ayub dan hasil akhir yang diberikan Yehuwa, ”karena Tuhan [”Yehuwa,” NW] maha penyayang dan penuh belas kasihan.”—5:1-6, 10, 11.

14. Nasihat apa diberikan pada penutup mengenai pengakuan dosa dan tentang doa?

14 Hendaklah mereka berhenti bersumpah. Sebaliknya, jika ’ya katakan ya,’ dan jika ’tidak katakan tidak.’ Mereka harus terus terang mengaku dosa-dosa mereka dan saling mendoakan. Seperti ditunjukkan oleh doa Elia, ”doa orang yang benar . . . sangat besar kuasanya.” Jika ada orang yang menyimpang dari kebenaran, orang yang membuatnya berbalik ”akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.”—5:12, 16, 20.

MENGAPA BERMANFAAT

15. Bagaimana Yakobus menggunakan penerapan Kitab-Kitab Ibrani? Jelaskan.

15 Meskipun Yakobus hanya dua kali menyebutkan nama Yesus (1:1; 2:1), ia banyak membuat penerapan praktis dari ajaran Tuan itu, seperti disingkapkan oleh perbandingan antara surat Yakobus dan Khotbah di Bukit. Pada saat yang sama, nama Yehuwa muncul 13 kali (New World Translation), dan janji-janji-Nya ditandaskan sebagai pahala bagi umat Kristiani yang setia. (4:10; 5:11) Yakobus sering mengambil perumpamaan dan kutipan yang tepat dari Kitab-Kitab Ibrani untuk memperkembangkan nasihat praktisnya. Ia memperkenalkan sumbernya dengan kata-kata: ”tertulis dalam Kitab Suci,” ”genaplah nas,” dan ’Kitab Suci berkata’; dan ia seterusnya menerapkan ayat-ayat ini kepada kehidupan umat Kristiani. (2:8, 23; 4:5) Untuk menjelaskan pokok-pokok nasihat dan membina iman kepada Firman Allah sebagai keseluruhan yang selaras, Yakobus dengan tepat menyebutkan perbuatan iman dari Abraham, pertunjukan iman Rahab melalui perbuatan, ketekunan Ayub yang setia, dan bersandarnya Elia kepada doa.—Yak. 2:21-25; 5:11, 17, 18; Kej. 22:9-12; Yos. 2:1-21; Ayb. 1:20-22; 42:10; 1 Raj. 17:1; 18:41-45.

16. Nasihat dan peringatan apa diberikan Yakobus, dan dari sumber manakah hikmat praktis seperti itu?

16 Tak ternilai harganya nasihat Yakobus untuk menjadi pelaku firman dan bukan hanya menjadi pendengar saja, untuk terus membuktikan iman dengan perbuatan kebenaran, untuk mendapat keriangan dalam ketekunan di bawah berbagai pencobaan, untuk terus meminta hikmat kepada Allah, selalu mendekati Dia dalam doa, dan untuk mempraktikkan hukum utama, ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Yak. 1:22; 2:24; 1:2, 5; 4:8; 5:13-18; 2:8) Peringatan yang ia berikan terhadap pengajaran palsu, penyalahgunaan lidah, mengadakan perbedaan golongan dalam sidang, menuruti keinginan hawa nafsu, dan bersandar kepada kekayaan yang dapat musnah, memang keras. (3:1, 8; 2:4; 4:3; 5:1, 5) Yakobus menjelaskan bahwa persahabatan dengan dunia akan mengakibatkan perzinahan rohani dan permusuhan dengan Allah, dan ia memberikan definisi bentuk ibadat praktis yang bersih di mata Allah: ”mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” (4:4; 1:27) Semua nasihat ini, yang begitu praktis dan mudah dimengerti, sudah semestinya dapat kita harapkan dari ”sokoguru” sidang Kristen yang mula-mula ini. (Gal. 2:9) Beritanya yang menyenangkan tetap menjadi pembimbing bagi umat Kristiani pada zaman kita yang kacau ini, karena merupakan ”hikmat yang dari atas” yang menghasilkan ”buah yang terdiri dari kebenaran.”—3:17, 18.

17. Alasan kuat apa dikemukakan untuk bertekun dalam perbuatan kesetiaan?

17 Yakobus ingin sekali membantu saudara-saudaranya mencapai cita-cita kehidupan mereka dalam Kerajaan Allah. Maka ia mendesak mereka: ”Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!” Mereka berbahagia jika mereka terus bertekun menghadapi pencobaan karena perkenan Allah berarti menerima ”mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (5:8; 1:12) Jadi janji Allah mengenai mahkota kehidupan—baik kehidupan kekal di surga maupun hidup kekal di bumi—ditandaskan sebagai alasan kuat untuk bertekun dalam perbuatan-perbuatan kesetiaan. Pastilah surat yang menakjubkan ini akan menganjurkan semua orang untuk berusaha mencapai cita-cita kehidupan kekal baik di surga maupun dalam dunia baru Yehuwa yang diperintah oleh Benih Kerajaan, Tuhan kita Kristus Yesus.—2:5.

[Catatan Kaki]

a Jewish Antiquities, XX, 197-200 (ix, 1); Webster’s New Biographical Dictionary, 1983, halaman 350.

b Lihat bagan, halaman 303.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan