PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w96 15/10 hlm. 20-24
  • Ayah dan Penatua​—Memenuhi Masing-Masing Peranan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Ayah dan Penatua​—Memenuhi Masing-Masing Peranan
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Ayah dan Penatua
  • ”Mempunyai Anak-Anak yang Percaya”
  • Mempunyai ”Istri yang Tidak Percaya”
  • ”Memimpin Rumah Tangganya Sendiri dengan Cara yang Baik”
  • Pengawasan yang Seimbang
  • Ayah yang Baik serta Penatua yang Baik
  • Penatua-Penatua Kita Hendaknya Berharga bagi Kita
  • Suami dan Penatua​—Berlaku Seimbang dalam Memikul Tanggung Jawab
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • ’Ingatlah Akan Pemimpin-Pemimpin Kamu’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1983 (No. 58)
  • Apakah Saudara Memenuhi Syarat untuk Melayani?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Menggembalakan Kawanan Domba Allah dengan Sukarela
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
w96 15/10 hlm. 20-24

Ayah dan Penatua​—Memenuhi Masing-Masing Peranan

”Jika sesungguhnya seorang pria tidak tahu caranya memimpin rumah tangganya sendiri, bagaimana ia akan mengurus sidang jemaat Allah?”​—1 TIMOTIUS 3:5.

1, 2. (a) Pada abad pertama, bagaimana para pengawas lajang dan para pengawas yang telah menikah namun tanpa anak-anak dapat melayani saudara-saudara mereka? (b) Bagaimana Akuila dan Priskila menjadi teladan bagi banyak pasangan suami-istri dewasa ini?

PARA pengawas dalam sidang Kristen masa awal bisa jadi adalah pria-pria lajang atau pria-pria yang telah menikah tanpa anak atau pria-pria yang berkeluarga yang memiliki anak-anak. Tidak diragukan beberapa dari orang-orang Kristen tersebut dapat mengikuti nasihat rasul Paulus yang diberikan dalam suratnya yang pertama kepada orang-orang Korintus, pasal 7, untuk tetap melajang. Yesus telah menyatakan, ”Ada sida-sida yang menjadikan diri mereka sendiri sida-sida demi kerajaan surga.” (Matius 19:12) Pria-pria lajang demikian, seperti Paulus dan barangkali beberapa rekan seperjalanannya, bebas mengadakan perjalanan guna membantu saudara-saudara mereka.

2 Alkitab tidak mengatakan apakah Barnabas, Markus, Silas, Lukas, Timotius, dan Titus adalah pria-pria lajang. Jika mereka telah menikah, jelaslah mereka cukup bebas dari tanggung jawab keluarga sehingga dapat banyak mengadakan perjalanan dalam berbagai penugasan. (Kisah 13:2; 15:39-41; 2 Korintus 8:16, 17; 2 Timotius 4:9-11; Titus 1:5) Mereka bisa saja disertai oleh istri mereka, seperti Petrus dan ”yang lain-lain dari antara rasul-rasul”, yang tampaknya membawa istri mereka sewaktu pergi dari satu tempat ke tempat lain. (1 Korintus 9:5) Akuila dan Priskila menjadi teladan dari sepasang suami-istri yang bersedia meninggalkan tempat tinggal mereka, mengikuti Paulus dari Korintus ke Efesus, kemudian pindah ke Roma, dan kembali lagi ke Efesus. Alkitab tidak mengatakan bahwa mereka memiliki anak-anak. Dinas mereka yang penuh pengabdian bagi saudara-saudara mereka membuat mereka layak menerima penghargaan dari ”semua sidang jemaat dari bangsa-bangsa”. (Roma 16:3-5; Kisah 18:2, 18; 2 Timotius 4:19) Dewasa ini, tidak diragukan terdapat banyak pasangan suami-istri yang, seperti Akuila dan Priskila, dapat melayani di sidang-sidang lain, barangkali dengan pindah ke tempat yang lebih membutuhkan tenaga.

Ayah dan Penatua

3. Apa yang memperlihatkan bahwa banyak penatua pada abad pertama adalah pria-pria yang telah menikah yang memiliki keluarga?

3 Tampaknya pada abad pertama M, mayoritas penatua Kristen adalah pria-pria yang telah menikah dan memiliki anak-anak. Sewaktu Paulus menjelaskan persyaratan yang dituntut dari seorang pria yang ”berupaya meraih jabatan pengawas”, ia menyatakan bahwa seorang Kristen seperti itu hendaklah ”pria yang memimpin rumah tangganya sendiri dengan cara yang baik, mempunyai anak-anak yang tunduk dengan segala keseriusan”.—1 Timotius 3:1, 4.

4. Apa yang dituntut dari penatua-penatua yang telah menikah dan memiliki anak-anak?

4 Seperti yang telah kita lihat, seorang pengawas tidak diwajibkan untuk memiliki anak-anak, atau bahkan untuk menikah. Namun jika ia telah menikah, untuk memenuhi syarat sebagai penatua atau hamba pelayanan, seorang Kristen harus menjalankan kekepalaan yang patut dan penuh kasih atas istrinya serta memperlihatkan dirinya cakap membuat anak-anaknya tunduk dengan sepatutnya. (1 Korintus 11:3; 1 Timotius 3:12, 13) Kelemahan serius apa pun dalam mengatur rumah tangganya akan membuat seorang saudara tidak memenuhi syarat untuk hak-hak istimewa khusus dalam sidang. Mengapa? Paulus menjelaskan, ”Jika sesungguhnya seorang pria tidak tahu caranya memimpin rumah tangganya sendiri, bagaimana ia akan mengurus sidang jemaat Allah?” (1 Timotius 3:5) Jika anggota keluarganya sendiri tidak bersedia tunduk kepada pengawasannya, bagaimana reaksi orang-orang lain?

”Mempunyai Anak-Anak yang Percaya”

5, 6. (a) Persyaratan apa berkenaan dengan anak-anak disebutkan Paulus kepada Titus? (b) Apa yang diharapkan dari para penatua yang memiliki anak-anak?

5 Sewaktu memerintahkan Titus untuk melantik para pengawas bagi sidang-sidang di Kreta, Paulus menetapkan, ”Jika ada pria yang bebas dari tuduhan, suami dari satu istri, mempunyai anak-anak yang percaya yang tidak di bawah tuduhan mengejar nafsu ataupun sukar dikendalikan. Karena seorang pengawas, sebagai pengurus milik Allah harus bebas dari tuduhan.” Apa sebenarnya yang dimaksud dengan persyaratan ”mempunyai anak-anak yang percaya”?—Titus 1:6, 7.

6 Istilah ”anak-anak yang percaya” memaksudkan remaja-remaja yang telah membaktikan kehidupan mereka kepada Yehuwa dan telah dibaptis, atau kepada para remaja yang telah membuat kemajuan ke arah pembaktian dan pembaptisan. Anggota-anggota sidang mengharap anak-anak penatua untuk secara umum bertingkah laku baik dan taat. Harus tampak bahwa seorang penatua berupaya sebisa-bisanya untuk membangun iman dalam diri anak-anaknya. Raja Salomo menulis, ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6) Namun bagaimana jika seorang remaja yang telah menerima pelatihan demikian menolak untuk melayani Yehuwa atau bahkan melakukan suatu kesalahan yang serius?

7. (a) Mengapa jelas bahwa Amsal 22:6 tidak menyatakan suatu peraturan yang kaku? (b) Jika anak seorang penatua tidak memilih untuk melayani Yehuwa, mengapa sang penatua tidak secara otomatis kehilangan hak-hak istimewanya?

7 Jelaslah bahwa amsal yang dikutip di atas tidak menyatakan suatu peraturan yang kaku. Ini tidak membatalkan prinsip kehendak bebas. (Ulangan 30:15, 16, 19) Sewaktu seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan mencapai usia manakala mereka dapat dituntut pertanggungjawaban, ia harus membuat keputusan pribadi sehubungan dengan pembaktian dan pembaptisan. Jika seorang penatua telah dengan jelas memberikan bantuan rohani yang dibutuhkan, tuntunan, serta disiplin, namun sang remaja tidak memilih untuk melayani Yehuwa, sang ayah tidak secara otomatis menjadi tidak memenuhi syarat untuk melayani sebagai pengawas. Di lain pihak, jika seorang penatua yang memiliki beberapa anak kecil yang tinggal di rumah yang, satu demi satu, menjadi sakit secara rohani dan mengalami masalah, ia mungkin tidak lagi dapat dianggap sebagai ”pria yang memimpin rumah tangganya sendiri dengan cara yang baik”. (1 Timotius 3:4) Intinya adalah, harus nyata terlihat bahwa seorang pengawas berupaya sebisa-bisanya untuk memiliki ”anak-anak yang percaya yang tidak di bawah tuduhan mengejar nafsu ataupun sukar dikendalikan”.a

Mempunyai ”Istri yang Tidak Percaya”

8. Bagaimana hendaknya seorang penatua bertindak terhadap istrinya yang tidak percaya?

8 Sehubungan dengan pria Kristen yang telah menikah dengan seorang yang tidak percaya, Paulus menulis, ”Jika seorang saudara mempunyai istri yang tidak percaya, namun wanita itu setuju tinggal bersamanya, janganlah ia meninggalkan dia . . . Karena . . . istri yang tidak percaya disucikan sehubungan dengan saudara itu; jika tidak, anak-anakmu akan benar-benar najis, namun sekarang mereka kudus. Karena, . . . suami, bagaimana engkau tahu bahwa mungkin engkau akan menyelamatkan istrimu?” (1 Korintus 7:12-14, 16) Kata ”tidak percaya” di sini tidak merujuk kepada seorang istri yang tidak memiliki kepercayaan agama melainkan ini merujuk kepada seorang istri yang tidak berbakti kepada Yehuwa. Ia bisa jadi seorang Yahudi, atau seorang penganut ilah-ilah kafir. Dewasa ini, seorang penatua mungkin mempunyai istri yang mempraktekkan agama yang berbeda, seorang yang bersifat agnostik, atau bahkan ateis. Jika sang istri bersedia tinggal bersamanya, ia tidak boleh meninggalkannya hanya karena kepercayaan yang berbeda. Ia hendaknya terus ’tinggal bersamanya dengan cara yang sama sesuai dengan pengetahuan, menetapkan kehormatan kepada mereka seperti kepada bejana yang lebih lemah, yang feminin’, tinggal bersama dengan harapan untuk menyelamatkannya.—1 Petrus 3:7; Kolose 3:19.

9. Di negeri-negeri tempat hukum memberikan suami maupun istri hak untuk mendekatkan anak-anak mereka kepada kepercayaan agama mereka masing-masing, bagaimana hendaknya seorang penatua bertindak, dan bagaimana ini akan mempengaruhi hak-hak istimewanya?

9 Jika seorang pengawas memiliki anak-anak, ia akan menjalankan kekepalaan yang patut sebagai suami dan ayah untuk membesarkan mereka ”dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa”. (Efesus 6:4) Di banyak negeri, hukum memberikan kepada suami dan istri hak untuk menyediakan instruksi agama kepada anak-anak mereka. Dalam kasus ini, sang istri mungkin menuntut untuk menjalankan haknya untuk mendekatkan anak-anak kepada kepercayaan dan praktek-praktek agamanya, yang mungkin termasuk membawa mereka ke gerejanya.b Tentu saja, anak-anak hendaknya mengikuti hati nurani mereka sendiri yang dilatih Alkitab sehubungan dengan tidak berpartisipasi dalam upacara-upacara agama palsu. Sebagai kepala keluarga, sang ayah akan menjalankan haknya sendiri untuk belajar dengan anak-anaknya dan membawa mereka ke perhimpunan-perhimpunan di Balai Kerajaan bila mungkin. Bila mereka mencapai usia manakala mereka dapat membuat keputusan mereka sendiri, mereka akan memutuskan bagi diri mereka haluan mana yang mereka akan tempuh. (Yosua 24:15) Jika rekan-rekan penatua dan anggota-anggota sidang dapat melihat bahwa ia telah menjalankan semua yang diperbolehkan oleh hukum baginya untuk dilakukan dalam mengajarkan anak-anaknya dengan patut dalam jalan kebenaran, ia tidak akan dianggap tidak memenuhi syarat sebagai pengawas.

”Memimpin Rumah Tangganya Sendiri dengan Cara yang Baik”

10. Jika seorang pria yang berkeluarga adalah seorang penatua, apa tugas utamanya?

10 Bahkan bagi seorang penatua yang adalah seorang ayah dan yang istrinya adalah seorang rekan Kristen, tidaklah mudah untuk dengan sepatutnya membagi waktu dan perhatian antara istrinya, anak-anak, dan tanggung jawab sidang. Alkitab cukup jelas memperlihatkan bahwa seorang ayah Kristen memiliki kewajiban untuk mengurus istri dan anak-anaknya. Paulus menulis, ”Tentu jika seseorang tidak menyediakan kebutuhan bagi mereka yang adalah miliknya, dan teristimewa bagi mereka yang adalah anggota rumah tangganya, ia telah menyangkal iman dan lebih buruk daripada seseorang yang tanpa iman.” (1 Timotius 5:8) Dalam surat yang sama tersebut, Paulus menyatakan bahwa hanya pria-pria yang telah menikah yang telah memperlihatkan diri sebagai suami dan ayah yang baik yang hendaknya direkomendasikan untuk melayani sebagai pengawas.—1 Timotius 3:1-5.

11. (a) Dalam hal apa saja seorang penatua hendaknya ”menyediakan kebutuhan bagi mereka yang adalah miliknya”? (b) Bagaimana hal-hal ini dapat membantu seorang penatua untuk memenuhi tanggung jawab sidangnya?

11 Seorang penatua hendaknya ”menyediakan kebutuhan” bagi mereka yang adalah miliknya bukan hanya secara materi tetapi juga secara rohani dan emosi. Raja Salomo yang bijaksana menulis, ”Selesaikanlah pekerjaanmu di luar, siapkanlah itu di ladang; baru kemudian dirikanlah rumahmu.” (Amsal 24:27) Maka seraya menyediakan kebutuhan materi, emosi, dan rekreasi dari istri dan anak-anaknya, seorang pengawas hendaknya juga membina mereka secara rohani. Ini menuntut waktu—waktu yang tidak dapat ia khususkan bagi urusan-urusan sidang. Namun ini adalah waktu yang dapat memberi banyak keuntungan dalam arti kebahagiaan dan kerohanian keluarga. Dalam jangka panjang, jika keluarganya kuat secara rohani, sang penatua mungkin tidak perlu menggunakan banyak waktu untuk mengurus problem-problem keluarga. Ini akan memberinya lebih banyak kesempatan untuk memperhatikan urusan-urusan sidang. Teladannya sebagai suami dan ayah yang baik akan mendatangkan manfaat rohani bagi sidang.—1 Petrus 5:1-3.

12. Dalam urusan keluarga apa hendaknya para ayah yang adalah penatua menyediakan teladan yang bagus?

12 Memimpin sebuah rumah tangga dengan cara yang baik mencakup menjadwalkan waktu untuk memimpin pelajaran keluarga. Ini khususnya penting agar para penatua menyediakan contoh yang baik dalam bidang ini, karena keluarga-keluarga yang kuat membentuk sidang-sidang yang kuat. Waktu sang pengawas jangan secara rutin terlalu disita dengan hak-hak istimewa dinas yang lain sehingga ia tidak memiliki waktu untuk belajar bersama istri dan anak-anaknya. Jika ini yang terjadi, ia hendaknya memeriksa kembali jadwalnya. Ia mungkin perlu menjadwal ulang atau mengurangi waktu yang ia khususkan untuk urusan-urusan lain, bahkan kadang-kadang menolak hak-hak istimewa tertentu.

Pengawasan yang Seimbang

13, 14. Nasihat apa telah diberikan oleh ”budak yang setia dan bijaksana” kepada para penatua yang adalah pria yang berkeluarga?

13 Nasihat untuk membuat seimbang tanggung jawab keluarga dan sidang bukanlah sesuatu yang baru. Selama bertahun-tahun ”budak yang setia dan bijaksana” telah memberikan nasihat kepada para penatua tentang hal-hal ini. (Matius 24:45) Lebih dari 37 tahun yang lalu, The Watchtower 15 September 1959, halaman 553 dan 554, menasihati, ”Sebenarnya, tidakkah ini semua adalah soal menyeimbangkan semua tuntutan ini dalam waktu kita? Dalam menyeimbangkan hal ini, saudara hendaknya memberikan penekanan yang sepatutnya kepada kepentingan keluarga saudara sendiri. Allah Yehuwa tentu saja tidak menuntut seorang pria menggunakan seluruh waktunya untuk kegiatan sidang, untuk membantu saudara-saudara dan sesamanya memperoleh keselamatan, namun tidak memperhatikan keselamatan rumah tangganya sendiri. Istri dan anak-anak merupakan tanggung jawabnya yang utama.”

14 Menara Pengawal seri 30 halaman 13 menasihati, ”Melaksanakan dinas pengabaran sebagai satu keluarga akan membuat saudara lebih akrab, tetapi untuk dapat memenuhi kebutuhan yang unik dari anak-anak dituntut tanggung jawab dari waktu dan kekuatan emosi saudara. Karena itu, keseimbangan diperlukan untuk menentukan berapa banyak waktu yang dapat saudara gunakan untuk . . . kewajiban-kewajiban sidang seraya saudara juga memperhatikan kebutuhan rohani, emosi, dan materi dari ’mereka yang adalah milikmu’. [Seorang Kristen] harus ’lebih dahulu belajar mempraktekkan pengabdian yang saleh dalam rumah tangga[nya] sendiri’. (1 Timotius 5:4, 8)”

15. Mengapa seorang penatua yang memiliki istri dan anak-anak membutuhkan hikmat dan daya pengamatan?

15 Sebuah amsal Alkitab menyatakan, ”Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian [”daya pengamatan”, NW] itu ditegakkan.” (Amsal 24:3) Ya, agar seorang pengawas memenuhi tugas-tugas teokratisnya dan pada waktu yang sama membangun rumah tangganya, ia sudah pasti membutuhkan hikmat dan daya pengamatan. Dari sudut pandangan Alkitab, ia memiliki lebih dari satu bidang pengawasan. Keluarganya dan tanggung jawab sidangnya terlibat. Ia membutuhkan daya pengamatan untuk mempertahankan keseimbangan antara keduanya. (Filipi 1:9, 10) Ia membutuhkan hikmat untuk menetapkan prioritasnya. (Amsal 2:10, 11) Seberapa besar pun ia merasa bertanggung jawab untuk mengurus hak-hak istimewa sidangnya, ia hendaknya menyadari bahwa sebagai suami dan ayah, tanggung jawab utamanya yang diberikan Allah adalah pengasuhan dan keselamatan keluarganya.

Ayah yang Baik serta Penatua yang Baik

16. Keuntungan apa dimiliki seorang penatua jika ia juga seorang ayah?

16 Seorang penatua yang memiliki anak-anak yang berkelakuan baik dapat benar-benar menjadi aset. Jika ia telah belajar mengurus keluarganya dengan baik, ia akan sanggup membantu keluarga-keluarga lain di sidang. Ia memahami problem-problem mereka dengan lebih baik dan dapat memberikan nasihat yang mencerminkan pengalamannya sendiri. Syukurlah, ribuan penatua di seluruh dunia sedang melakukan pekerjaan yang baik sebagai suami, ayah, dan pengawas.

17. (a) Apa yang hendaknya tidak pernah dilupakan oleh seorang ayah yang juga seorang penatua? (b) Bagaimana anggota-anggota sidang yang lain dapat memperlihatkan empati?

17 Bagi seorang pria berkeluarga untuk menjadi penatua, ia harus menjadi seorang Kristen yang matang yang, seraya mengurus istri dan anak-anaknya, dapat mengorganisasi urusan-urusannya sehingga dapat mengkhususkan waktu dan perhatian bagi orang-orang lain di dalam sidang. Ia hendaknya tidak pernah lupa bahwa pekerjaan penggembalaannya dimulai di rumah. Karena mengetahui bahwa para penatua yang memiliki istri dan anak-anak memiliki tanggung jawab atas keluarga mereka maupun tugas-tugas sidang mereka, anggota-anggota sidang akan berupaya untuk tidak membuat tuntutan yang tidak sepatutnya atas waktu mereka. Misalnya, seorang penatua yang memiliki anak-anak yang harus pergi ke sekolah pada keesokan paginya, mungkin tidak selalu dapat tinggal berlama-lama setelah perhimpunan pada malam hari. Anggota-anggota sidang yang lain hendaknya memaklumi hal ini dan memperlihatkan sikap seperasaan.—Filipi 4:5.

Penatua-Penatua Kita Hendaknya Berharga bagi Kita

18, 19. (a) Penyelidikan kita atas 1 Korintus pasal 7 memungkinkan kita untuk menyadari hal apa? (b) Bagaimana kita hendaknya memandang pria-pria Kristen demikian?

18 Penyelidikan kita atas pasal 7 dari surat Paulus yang pertama kepada orang-orang Korintus memungkinkan kita untuk memahami bahwa, selaras dengan saran Paulus, terdapat banyak pria lajang yang menggunakan kebebasan mereka untuk melayani kepentingan Kerajaan. Juga terdapat ribuan saudara yang telah menikah yang tidak memiliki anak-anak yang, seraya memberikan perhatian yang layak kepada istri mereka, melayani sebagai pengawas yang baik dari distrik, wilayah, sidang, dan kantor-kantor cabang Menara Pengawal, dengan kerja sama yang terpuji dari istri mereka. Akhirnya, dalam hampir 80.000 sidang dari umat Yehuwa, terdapat banyak ayah yang tidak hanya dengan pengasih mengurus istri dan anak-anak mereka namun juga menggunakan waktu melayani saudara-saudara mereka sebagai gembala yang penuh perhatian.—Kisah 20:28.

19 Rasul Paulus menulis, ”Hendaklah para tua-tua yang memimpin dengan cara yang baik dihitung layak untuk dihormati dua kali lipat, teristimewa mereka yang bekerja keras dalam berbicara dan mengajar.” (1 Timotius 5:17) Ya, para penatua yang memimpin dengan cara yang baik dalam rumah mereka dan dalam sidang layak menerima kasih dan respek kita. Kita hendaknya benar-benar ’terus menganggap orang semacam itu berharga’.—Filipi 2:29.

[Catatan Kaki]

a Lihat The Watchtower 1 Februari 1978, halaman 31-2.

b Lihat The Watchtower 1 Desember 1960, halaman 735-6.

Sebagai Tinjauan kembali

◻ Bagaimana kita mengetahui bahwa banyak penatua pada abad pertama M adalah pria-pria yang berkeluarga?

◻ Apa yang dituntut dari penatua-penatua yang telah menikah dan yang memiliki anak-anak, dan mengapa?

◻ Apa yang dimaksud dengan memiliki ”anak-anak yang percaya”, tetapi bagaimana jika anak seorang penatua tidak memilih untuk melayani Yehuwa?

◻ Dalam bidang apa hendaknya seorang penatua ”menyediakan kebutuhan bagi mereka yang adalah miliknya”?

[Gambar di hlm. 23]

Keluarga-keluarga yang kuat membentuk sidang-sidang yang kuat

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan