PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w98 15/3 hlm. 3-9
  • Mengenang Kembali Hari-Hari Terakhir Yesus di Bumi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengenang Kembali Hari-Hari Terakhir Yesus di Bumi
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Tanggal 9 Nisan
  • Tanggal 10 Nisan
  • Tanggal 11 Nisan
  • Tanggal 12 dan 13 Nisan
  • Tanggal 14 Nisan, Setelah Matahari Terbenam
  • Kehidupan Yesus dan Saudara
  • ”Jamnya Telah Tiba!”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • Hari Terakhir Kehidupan Yesus sebagai Manusia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Peristiwa-Peristiwa Menjelang Paskah Terakhir Yesus
    Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
  • Paskah Terakhir bagi Yesus Sudah Dekat
    Tokoh Terbesar Sepanjang Masa
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
w98 15/3 hlm. 3-9

Mengenang Kembali Hari-Hari Terakhir Yesus di Bumi

KINI tibalah hari ketujuh pada bulan Nisan menurut penanggalan Yahudi tahun 33 M. Bayangkan saudara sedang mengamati kejadian-kejadian di provinsi Romawi di Yudea. Setelah meninggalkan Yerikho dengan pepohonannya yang rimbun, Yesus Kristus dan murid-muridnya menyusuri jalan yang berdebu dan berkelok-kelok. Banyak orang lain juga mengadakan perjalanan menuju Yerusalem untuk merayakan Paskah tahunan. Akan tetapi, ada hal lain lagi dalam pikiran murid-murid Yesus selain perjalanan mendaki yang melelahkan ini.

Orang-orang Yahudi telah lama mendambakan kedatangan Mesias yang dapat memberikan kelepasan dari belenggu Romawi. Banyak orang percaya bahwa Yesus dari Nazaret adalah Juru Selamat yang telah lama dinanti-nantikan. Selama tiga setengah tahun, ia berbicara tentang Kerajaan Allah. Ia telah menyembuhkan orang sakit dan memberi makan yang lapar. Ya, ia telah mendatangkan penghiburan bagi orang-orang. Namun, para pemimpin agama merasa tersinggung dengan kecaman Yesus yang sangat keras terhadap mereka dan bertekad membunuhnya. Meskipun demikian, Yesus datang juga, melangkah dengan pasti di depan murid-muridnya di jalan yang gersang.​—Markus 10:32.

Seraya matahari terbenam di balik Gunung Zaitun, Yesus dan rekan-rekannya tiba di desa Betani, mereka masih akan menginap di sana enam malam berikutnya. Di sana mereka disambut oleh sahabat-sahabat yang mereka kasihi, Lazarus, Maria, dan Marta. Udara yang sejuk pada malam itu sungguh menyenangkan setelah perjalanan di hari yang panas dan menandai dimulainya Sabat pada tanggal 8 Nisan.​—Yohanes 12:​1, 2.

Tanggal 9 Nisan

Setelah hari Sabat, Yerusalem penuh dengan kegiatan. Ribuan pengunjung telah berdatangan di kota itu untuk merayakan Paskah. Tetapi, hiruk pikuk yang kita dengar kali ini lebih dari biasanya. Kumpulan orang yang penasaran bergegas turun ke jalan-jalan yang sempit menuju ke gerbang-gerbang kota. Seraya mereka menerobos gerbang yang penuh sesak, sungguh menakjubkan apa yang mereka lihat! Banyak orang yang bersukaria turun dari Gunung Zaitun dalam perjalanan dari Betfage. (Lukas 19:37) Apa artinya semua ini?

Lihat! Yesus dari Nazaret datang menunggangi keledai muda. Orang-orang menghamparkan pakaian mereka di jalan di hadapan Yesus. Yang lain-lain melambaikan pelepah-pelepah palem yang baru dipotong dan dengan penuh sukacita berseru, ”Diberkatilah dia yang datang dalam nama Yehuwa, bahkan raja Israel!”​—Yohanes 12:12-15.

Seraya kumpulan orang itu mendekati Yerusalem, Yesus memandang kota itu dan menjadi sangat prihatin. Ia mulai menangis, dan kita mendengarnya bernubuat bahwa kota itu akan dibinasakan. Sewaktu Yesus tiba di bait tidak lama setelah itu, ia mengajar kumpulan orang itu serta menyembuhkan orang-orang buta dan timpang yang datang kepadanya.​—Matius 21:14; Lukas 19:41-44, 47.

Hal ini jelas tidak luput dari pengamatan para imam kepala dan penulis. Betapa kesalnya mereka melihat hal-hal menakjubkan yang Yesus lakukan dan sorak-sorai kumpulan orang! Karena tidak dapat menyembunyikan kemarahan mereka, orang-orang Farisi menuntut, ”Guru, hardiklah murid-muridmu.” ”Aku memberi tahu kamu,” Yesus menjawab, ”Jika mereka tetap diam, batu-batu ini yang akan berteriak.” Sebelum pergi, Yesus mengamati kegiatan perdagangan di bait.​—Lukas 19:39, 40; Matius 21:15, 16; Markus 11:11.

Tanggal 10 Nisan

Yesus tiba di bait pagi-pagi sekali. Sehari sebelumnya, ia sangat marah karena ibadat Bapaknya, Allah Yehuwa, diperdagangkan secara terang-terangan. Oleh karena itu, dengan semangat membara, ia mulai mengusir orang-orang yang menjual dan membeli di bait. Kemudian, ia menjungkirbalikkan meja-meja para penukar uang yang tamak dan bangku-bangku dari mereka yang menjual merpati. ”Ada tertulis,” seru Yesus, ”’Rumahku akan disebut rumah doa’, tetapi kamu menjadikannya gua perampok-perampok.”​—Matius 21:12, 13.

Para imam kepala, para penulis, dan orang-orang terkemuka sangat membenci tindakan dan pengajaran Yesus kepada umum. Mereka ingin sekali membunuhnya! Tetapi, mereka terhalang oleh kumpulan banyak orang yang terpukau oleh ajaran Yesus dan mereka ”terus melekat padanya untuk mendengarkan dia”. (Lukas 19:47, 48) Seraya malam mulai menjelang, Yesus dan rekan-rekannya menikmati perjalanan pulang yang menyenangkan ke Betani untuk tidur malam yang nyenyak.

Tanggal 11 Nisan

Saat itu pagi-pagi sekali, Yesus dan murid-muridnya sudah dalam perjalanan melewati Gunung Zaitun menuju Yerusalem. Sewaktu mereka tiba di bait, imam-imam kepala dan para tua-tua siap menentang Yesus. Tindakannya terhadap para penukar uang dan pedagang di bait masih segar dalam ingatan mereka. Musuh-musuhnya dengan licik bertanya, ”Dengan wewenang apa engkau melakukan perkara-perkara ini? Dan siapa yang memberi engkau wewenang ini?” ”Aku juga akan mengajukan satu hal kepadamu,” jawab Yesus. ”Jika kamu memberi tahu itu kepadaku, aku juga akan memberi tahu kamu dengan wewenang apa aku melakukan perkara-perkara ini: Pembaptisan oleh Yohanes, dari sumber apakah itu? Dari surga atau dari manusia?” Setelah berembuk, para penentang itu bertukar pikiran, ”Jika kita mengatakan, ’Dari surga’, ia akan mengatakan kepada kita, ’Lalu, mengapa kamu tidak percaya kepadanya?’ Akan tetapi, jika kita mengatakan, ’Dari manusia’, kita takut kepada kumpulan orang itu, karena mereka semua menganggap Yohanes sebagai nabi.” Karena bingung, dengan lemah mereka menjawab, ”Kami tidak tahu.” Dengan tenang Yesus menjawab, ”Aku juga tidak akan memberi tahu kamu dengan wewenang apa aku melakukan perkara-perkara ini.”​—Matius 21:23-27.

Musuh-musuh Yesus sekarang berupaya menjebaknya untuk mengucapkan sesuatu yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menangkapnya. ”Apakah selaras dengan hukum,” tanya mereka, ”untuk membayar pajak kepala kepada Kaisar atau tidak?” ”Perlihatkan kepadaku uang logam pajak kepala,” tangkis Yesus. Ia bertanya, ”Gambar dan inskripsi siapakah ini?” ”Kaisar,” jawab mereka. Setelah membingungkan mereka, Yesus dengan jelas menyatakan agar semua orang mendengar, ”Karena itu, bayarlah kembali perkara-perkara Kaisar kepada Kaisar, tetapi perkara-perkara Allah kepada Allah.”​—Matius 22:15-22.

Setelah membungkamkan musuh-musuhnya dengan argumen yang tidak dapat dibantah, sekarang Yesus dengan tegas menyatakan protesnya di hadapan kumpulan orang itu dan murid-muridnya. Dengarkanlah sewaktu ia dengan berani mengecam para penulis dan orang-orang Farisi. ”Jangan lakukan menurut perbuatan mereka,” katanya, ”karena mereka mengatakan tetapi tidak melakukan.” Dengan berani, ia menyatakan serangkaian kecaman pada mereka, mengidentifikasi mereka sebagai penuntun buta dan orang-orang munafik. ”Ular, keturunan ular berbisa,” kata Yesus, ”bagaimana kamu akan melarikan diri dari penghakiman Gehena?”​—Matius 23:​1-​33.

Kecaman yang keras ini tidak mengartikan bahwa Yesus menutup mata terhadap sifat-sifat baik dari orang lain. Belakangan, ia melihat orang-orang memasukkan uang ke dalam peti perbendaharaan. Sungguh mengharukan menyaksikan seorang janda miskin memasukkan seluruh nafkahnya​—dua keping uang logam yang sangat sedikit nilainya! Dengan penghargaan yang dalam, Yesus menunjukkan bahwa, sesungguhnya, janda itu telah memasukkan lebih banyak daripada semua orang yang memberikan sumbangan yang limpah ”dari kelebihan mereka”. Dengan keibaan hatinya yang lembut, Yesus sangat menghargai apa pun yang seseorang sanggup lakukan.​—Lukas 21:​1-4.

Sekarang Yesus meninggalkan bait untuk yang terakhir kalinya. Beberapa muridnya mengomentari kemegahan bait itu, yang ”dihiasi batu-batu yang baik dan barang-barang yang dibaktikan”. Tanpa mereka duga, Yesus menjawab, ”Hari-hari akan datang manakala tidak ada sebuah batu di atas sebuah batu yang akan ditinggalkan di sini dan tidak dirobohkan.” (Lukas 21:​5, 6) Seraya rasul-rasul mengikuti Yesus keluar dari kota yang penuh sesak itu, mereka bertanya-tanya apa yang kira-kira Yesus maksudkan.

Nah, tidak lama setelah itu, Yesus serta rasul-rasulnya duduk dan menikmati kedamaian serta ketenangan Gunung Zaitun. Seraya mereka menyaksikan panorama Yerusalem dan baitnya yang menakjubkan, Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Andreas meminta penjelasan sehubungan dengan ramalan Yesus yang mengejutkan. ”Beri tahu kami,” kata mereka, ”Kapankah hal-hal ini akan terjadi, dan apa yang akan menjadi tanda dari kehadiranmu dan dari penutup sistem perkara?”​—Matius 24:3; Markus 13:​3, 4.

Sebagai jawabannya Guru yang Agung memberikan nubuat yang benar-benar luar biasa. Ia meramalkan adanya peperangan yang hebat, gempa bumi, kekurangan makanan, dan sampar. Yesus juga menubuatkan bahwa kabar baik Kerajaan akan diberitakan di seluruh bumi. ”Kemudian,” demikian ia memperingatkan, ”akan ada kesengsaraan besar seperti yang tidak pernah terjadi sejak awal dunia hingga sekarang, tidak, dan juga tidak akan terjadi lagi.”​—Matius 24:​7, 14, 21; Lukas 21:​10, 11.

Keempat rasul mendengarkan dengan penuh perhatian seraya Yesus membahas aspek-aspek lain dari ’tanda kehadirannya’. Ia menekankan perlunya ’tetap berjaga-jaga’. Mengapa? ”Sebab,” katanya, ”kamu tidak tahu pada hari apa Tuanmu akan datang.”​—Matius 24:42; Markus 13:​33, 35, 37.

Ini adalah hari yang tak terlupakan bagi Yesus dan rasul-rasulnya. Sesungguhnya, ini adalah hari terakhir pelayanan Yesus di hadapan umum sebelum ia ditangkap, disidangkan, dan dieksekusi. Karena hari sudah mulai larut, mereka menempuh jalan pintas melewati bukit untuk pulang ke Betani.

Tanggal 12 dan 13 Nisan

Yesus melewatkan tanggal 12 Nisan dengan tenang bersama murid-muridnya. Ia sadar bahwa para pemimpin agama sangat ingin membunuhnya, dan ia tidak ingin mereka mengganggu perayaan Paskah yang akan ia adakan keesokan petangnya. (Markus 14:​1, 2) Keesokan harinya, tanggal 13 Nisan, orang-orang sibuk membuat persiapan terakhir untuk Paskah. Siangnya, Yesus mengutus Petrus dan Yohanes untuk menyiapkan Paskah bagi mereka di sebuah kamar atas di Yerusalem. (Markus 14:​12-​16; Lukas 22:8) Sesaat sebelum matahari terbenam, Yesus dan kesepuluh rasul lainnya bertemu dengan mereka di sana untuk merayakan Paskah mereka yang terakhir.

Tanggal 14 Nisan, Setelah Matahari Terbenam

Yerusalem diselubungi cahaya senja yang remang-remang seraya bulan purnama muncul dari balik Gunung Zaitun. Di sebuah ruangan besar yang sudah siap diperlengkapi, Yesus dan ke-12 muridnya duduk berbaring pada meja yang telah dipersiapkan. ”Aku sangat berhasrat makan paskah ini bersama kamu sebelum aku menderita,” katanya. (Lukas 22:​14, 15) Setelah beberapa waktu, rasul-rasul terkejut melihat Yesus bangkit berdiri dan meletakkan jubah luarnya ke salah satu sisi. Ia mengambil handuk dan baskom berisi air, lalu mulai mencuci kaki mereka. Sungguh suatu pelajaran yang tak terlupakan berkenaan melayani dengan rendah hati!​—Yohanes 13:2-15.

Akan tetapi, Yesus tahu bahwa salah seorang dari antara pria-pria ini​—Yudas Iskariot​—telah mengatur siasat untuk menyerahkan dia kepada para pemimpin agama. Dapat dimaklumi, ia menjadi sangat menderita. ”Salah seorang dari antara kamu akan mengkhianati aku,” ungkapnya. Rasul-rasul sangat pedih hati. (Matius 26:​21, 22) Setelah merayakan Paskah, Yesus memberi tahu Yudas, ”Apa yang engkau lakukan, lakukanlah dengan lebih cepat.”​—Yohanes 13:27.

Sepeninggal Yudas, Yesus memperkenalkan perjamuan untuk memperingati kematiannya yang sudah semakin dekat. Ia mengambil sebuah roti tidak beragi, mengucapkan syukur dengan berdoa, memecah-mecahkannya, dan menginstruksikan ke-11 muridnya untuk ambil bagian. ”Ini mengartikan tubuhku,” katanya, ”yang diberikan demi kepentinganmu. Teruslah lakukan ini sebagai peringatan akan aku.” Kemudian, ia mengambil sebuah cawan berisi anggur merah. Setelah mengucapkan berkat, ia memberikan cawan itu kepada mereka, menyuruh mereka minum. Yesus menambahkan, ”Ini mengartikan ’darahku sehubungan dengan perjanjian’, yang pasti akan dicurahkan demi kepentingan banyak orang untuk pengampunan dosa.”​—Lukas 22:​19, 20; Matius 26:​26-​28.

Pada malam yang menentukan itu, Yesus memberikan kepada rasul-rasulnya yang setia banyak pelajaran berharga, dan di antaranya adalah pentingnya kasih persaudaraan. (Yohanes 13:​34, 35) Ia meyakinkan mereka bahwa mereka akan menerima ”penolong”, roh kudus. Roh kudus akan mengingatkan mereka berkenaan segala perkara yang telah ia beri tahukan kepada mereka. (Yohanes 14:26) Pada malam itu, mereka pasti sangat dianjurkan mendengar Yesus memanjatkan doa yang sungguh-sungguh demi kepentingan mereka. (Yohanes, pasal 17) Setelah menyanyikan nyanyian pujian, mereka meninggalkan kamar atas dan mengikuti Yesus menembus dinginnya udara malam.

Sewaktu menyeberangi Lembah Kidron, Yesus dan rasul-rasulnya mencari tempat favorit mereka, taman Getsemani. (Yohanes 18:​1, 2) Sementara rasul-rasulnya menunggu, Yesus agak menjauh untuk berdoa. Tekanan emosinya sulit dilukiskan dengan kata-kata sewaktu ia memohon bantuan Allah dengan sungguh-sungguh. (Lukas 22:44) Kekhawatirannya akan celaan yang kelak menimpa Bapak surgawinya yang ia kasihi apabila ia gagal, benar-benar membuatnya menderita.

Yesus belum selesai berdoa ketika Yudas Iskariot tiba dengan sekumpulan orang yang membawa pedang, pentung, dan obor. ”Salam, Rabi!” kata Yudas, sambil mencium Yesus dengan lembut. Ini adalah isyarat bagi pria-pria itu untuk menangkap Yesus. Tiba-tiba, Petrus mencabut pedangnya dan menebas telinga salah seorang budak imam besar. ”Kembalikan pedangmu ke tempatnya,” kata Yesus sambil menyembuhkan telinga budak itu. ”Semua orang yang mengangkat pedang akan binasa oleh pedang.”​—Matius 26:​47-​52.

Segala sesuatu terjadi begitu cepat! Yesus ditangkap dan diikat. Dalam ketakutan dan kebingungan, rasul-rasul meninggalkan Guru mereka dan lari. Yesus dibawa kepada Anas, bekas imam besar. Kemudian ia dibawa ke Kaiafas, sang imam besar, untuk disidangkan. Pagi-pagi sekali, Sanhedrin secara palsu menuduh Yesus menghujah. Kemudian, Kaiafas menyuruh agar ia diserahkan kepada gubernur Roma, Pontius Pilatus. Pilatus membawa Yesus kepada Herodes Antipas, penguasa Galilea, Herodes dan para penjaga mencemooh Yesus. Kemudian ia dikembalikan kepada Pilatus. Pilatus mengakui bahwa Yesus tidak bersalah. Tetapi, para pemimpin agama Yahudi memaksanya untuk menghukum mati Yesus. Setelah dianiaya secara fisik dan verbal, Yesus dibawa ke Golgota tempat ia dipakukan tanpa belas kasihan di tiang siksaan dan mengalami kematian yang penuh penderitaan.​—Markus 14:50–15:39; Lukas 23:​4-​25.

Merupakan tragedi terbesar dalam sejarah jika kematian Yesus mengakhiri kehidupannya secara permanen. Syukurlah, keadaannya tidak demikian. Pada tanggal 16 Nisan 33 M, murid-muridnya terpukau sewaktu mengetahui bahwa ia telah dibangkitkan dari antara orang mati. Belakangan, lebih dari 500 orang dapat meneguhkan bahwa Yesus hidup kembali. Dan 40 hari setelah kebangkitannya, sekelompok pengikut yang setia melihatnya naik ke surga.​—Kisah 1:​9-​11; 1 Korintus 15:​3-8.

Kehidupan Yesus dan Saudara

Bagaimana hal ini mempengaruhi saudara​—sebenarnya, kita semua? Nah, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus mengagungkan Allah Yehuwa dan sangat penting bagi pelaksanaan maksud-tujuan-Nya. (Kolose 1:​18-​20) Hal-hal ini sangat penting bagi kita karena dosa-dosa kita dapat diampuni atas dasar korban Yesus dan dengan demikian memiliki hubungan pribadi dengan Allah Yehuwa.​—Yohanes 14:6; 1 Yohanes 2:​1, 2.

Bahkan, ini pun mempengaruhi orang-orang mati. Kebangkitan Yesus membuka jalan untuk menghidupkan kembali orang-orang mati di bumi Firdaus yang Allah janjikan. (Lukas 23:​39-​43; 1 Korintus 15:​20-​22) Jika saudara ingin mengetahui lebih banyak mengenai hal-hal demikian, kami mengundang saudara untuk menghadiri Peringatan kematian Kristus pada tanggal 11 April 1998, di Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa di daerah saudara.

[Kotak di hlm. 6]

”Gua Perampok-Perampok”

YESUS memiliki alasan yang sangat kuat untuk mengatakan bahwa para pedagang yang tamak telah menjadikan bait Allah ”gua perampok-perampok”. (Matius 21:​12, 13) Untuk membayar pajak bait, orang-orang Yahudi dan proselit dari negeri-negeri lain harus menukar mata uang asing mereka dengan mata uang yang berlaku. Dalam bukunya, The Life and Times of Jesus the Messiah, Alfred Edersheim menjelaskan bahwa para penukar uang biasanya membuka usaha mereka di provinsi-provinsi pada tanggal 15 Adar, satu bulan sebelum Paskah. Pada tanggal 25 Adar, mereka mulai pindah ke wilayah bait di Yerusalem untuk menarik keuntungan dari para pendatang Yahudi dan proselit yang jumlahnya sangat banyak. Para pedagang menjalankan bisnis yang menguntungkan, memasang harga untuk setiap keping uang yang ditukar. Istilah perampok yang Yesus berikan kepada mereka menunjukkan bahwa mereka memasang tarif yang begitu tinggi sehingga, sesungguhnya, mereka melakukan pemerasan terhadap orang miskin.

Beberapa orang tidak dapat membawa hewan-hewan korban mereka sendiri. Siapa pun yang berbuat demikian harus memeriksakan hewan-hewannya ke pengawas di bait​—tentunya dengan membayar sejumlah uang. Karena tidak ingin mengambil risiko bahwa hewan mereka ditolak setelah membawanya dari tempat yang jauh, banyak orang membeli hewan yang ”telah disetujui” oleh orang-orang Lewi dari para pedagang yang korup di bait. ”Sering kali rakyat jelata yang miskin diperas di sana,” kata seorang sarjana.

Terdapat bukti bahwa mantan imam besar Anas dan keluarganya memanfaatkan para pedagang di bait untuk mengeruk keuntungan pribadi. Tulisan para Rabi menyebutkan tentang ”Bazar [bait] putra-putra Anas”. Pendapatan dari penukaran uang dan penjualan hewan-hewan di halaman bait adalah salah satu sumber penghasilan utama mereka. Seorang sarjana mengatakan bahwa tindakan Yesus mengusir para pedagang ”bukan hanya diarahkan pada prestise para imam tetapi juga pendapatan mereka”. Apa pun alasannya, musuh-musuhnya pasti ingin menyingkirkan dia!​—Lukas 19:45-​48.

[Tabel di hlm. 4]

Hari-hari Terakhir Kehidupan Yesus Sebagai Manusia

Bulan Nisan 33 M Peristiwa Tokoh Terbesar*

7 Jumat Yesus dan murid-muridnya 101, par. 1

mengadakan perjalanan dari

Yerikho ke Yerusalem

(Tanggal 7 Nisan sama

dengan Minggu, 5 April 1998,

meskipun hari-hari Ibrani

dihitung mulai senja hingga

senja berikutnya)

8 Jumat malam Yesus dan murid-muridnya tiba 101,

di Betani; Sabat dimulai, par. 2-4

Sabtu Sabat (Senin, 6 April 1998) 101, par. 4

9 Sabtu malam Dijamu oleh Simon penderita 101,

kusta; Maria mengurapi Yesus par. 5-9

dengan minyak narwastu; banyak

orang datang dari Yerusalem untuk

melihat dan mendengarkan Yesus

Minggu Arak-arakan kemenangan memasuki 102

Yerusalem; mengajar di bait

10 Senin Perjalanan pagi-pagi sekali 103, 104

menuju Yerusalem; membersihkan

bait; Yehuwa berbicara dari surga

11 Selasa Di Yerusalem, mengajar di bait 105 sampai

menggunakan ilustrasi; mengecam 112 par. 1

orang-orang Farisi; mengamati

sumbangan seorang janda;

memberikan tanda kehadirannya di

masa depan

12 Rabu Hari yang tenang dengan murid- 112,

murid di Betani; Yudas mengatur par. 2-4

siasat untuk berkhianat

13 Kamis Petrus dan Yohanes mempersiapkan 112,par. 5

Paskah di Yerusalem; Yesus dan sampai

kesepuluh rasul yang lain menyusul 113, par. 1

menjelang senja sampai (Sabtu,

11 April 1998)

14 Kamis malam Perayaan Paskah; Yesus mencuci 113, par. 2

kaki rasul-rasul; Yudas keluar sampai 117

untuk mengkhianati Yesus;

Kristus memulai Peringatan

kematiannya (Setelah matahari

terbenam, Sabtu, 11 April 1998)

Setelah tengah Pengkhianatan dan penangkapan 118 sampai

malam di taman Getsemani; rasul-rasul 120

melarikan diri; persidangan di

hadapan imam-imam besar dan

Sanhedrin; Petrus menyangkal Yesus

Jumat sejak Dihadapkan kembali ke Sanhedrin; 121 sampai

matahari ke Pilatus, kemudian ke Herodes, 127, par. 7

terbit selanjutnya kembali ke Pilatus;

hingga terbenam dihukum mati; dipantek; dikuburkan

15 Sabtu Sabat; Pilatus mengizinkan 127,

kuburan Yesus dijaga par.8-10

16 Minggu Yesus dibangkitkan 128

* Yang tercantum di sini adalah nomor-nomor yang menunjukkan pasal-pasal dalam buku Tokoh Terbesar Sepanjang Masa. Untuk mendapat bagan yang berisi rujukan Alkitab yang terperinci mengenai akhir pelayanan Yesus, lihat ”Segenap Alkitab Diilhamkan Oleh Allah dan Bermanfaat”, halaman 290. Buku-buku ini diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan