PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g82_No6 hlm. 28-31
  • Dapatkah Gempa Bumi Diramalkan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Dapatkah Gempa Bumi Diramalkan?
  • Sedarlah!—1982 (No. 6)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apa Yang Menyebabkan Gempa Bumi?
  • Dari Sinar Laser sampai Ikan Berkumis
  • Problem-Problem Karena Pengetahuan Yang Tidak Lengkap
  • Ramalan Gempa Bumi Yang Paling Saksama
  • Gempa Bumi yang Besar—Apa Kata Alkitab?
    Topik Menarik Lainnya
  • Anatomi Gempa Bumi
    Sedarlah!—2002
  • Menghadapi Dampak Lanjutannya
    Sedarlah!—2002
  • Lebih Banyak Gempa Besar Diantisipasi
    Sedarlah!—2010
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1982 (No. 6)
g82_No6 hlm. 28-31

Dapatkah Gempa Bumi Diramalkan?

PADA tanggal 28 Juli 1976, bencana alam terburuk dalam abad-abad belakangan ini menimpa kota Tangshan, di daratan Cina. Dalam beberapa menit ratusan bangunan batu bata bertingkat di kota itu rusak kecuali empat buah. Sebagian besar runtuh sama sekali menimpa penduduk yang sedang tidur. Kereta-kereta api keluar dari relnya, jembatan-jembatan pada jalan-jalan raya runtuh, air dan aliran listrik terputus dan 10.000 pekerja tambang terjebak di bawah tanah. Ketika jumlah korban secara resmi diumumkan tiga tahun kemudian, ternyata 242.000 orang meninggal, dan 164.000 lainnya luka parah.

”Departemen seismologi (gempa bumi) tidak memberi peringatan apapun,” kata para pejabat di Cina. Memang, gempa bumi raksasa di Tangshan mengejutkan setiap orang, karena di daerah itu kemungkinan terjadinya gempa bumi hebat dianggap tidak ada.

Ironisnya, kejadian yang menyedihkan ini menimpa Cina hanya satu tahun setelah suatu ramalan gempa bumi yang tepat berhasil menyelamatkan ribuan jiwa di sana. Pada kejadian tersebut para pejabat Cina mengadakan pertunjukan-pertunjukan film di tempat terbuka supaya penduduk daerah Haiching tetap berada di luar pada malam-malam yang dingin dari bulan Pebruari sampai gempa bumi yang diramalkan terjadi, tepat pada waktunya.

Sebagai hasil dari ramalan Haiching tersebut, laporan-laporan pers yang berminat sekali dalam hal ini memberi kesan bahwa ramalan gempa bumi akan segera menjadi rutin seperti ramalan cuaca. Namun, bencana di Tangshan, memperlihatkan sebaliknya. Untuk sementara, jawaban atas pertanyaan, ”Dapatkah para sarjana meramalkan gempa bumi?” adalah, ”Kadang-kadang.”

Apa Yang Menyebabkan Gempa Bumi?

Ramalan gempa bumi didasarkan atas berbagai teori mengenai penyebabnya, dan kesaksamaan dari ramalan-ramalan itu tidak selalu sama. Sebagaimana ada gempa-gempa bumi hebat yang terjadi tanpa diramalkan, demikian pula ada ramalan-ramalan hebat yang tidak menjadi kenyataan. Pada tahun 1976 seorang ahli geofisika Amerika, Dr. Brian Brady, mulai meramalkan suatu gempa bumi raksasa yang akan terjadi di Lima, Peru. Belakangan ia memperkirakan tanggal bencana itu sekitar Agustus 1981. Sampai saat itu belum pernah seorang sarjana berani meramalkan sedemikian jauh dan pasti mengenai tempat, waktu dan kehebatan suatu gempa bumi. Ramalan Dr. Brady tidak dimaksudkan untuk disiarkan kepada umum, namun berita sedemikian sulit dirahasiakan, dan ketika berita itu tersiar,timbul kekuatiran besar di ibukota Peru. Pada bulan Juli Dr. Brady menarik kembali ramalannya, dan bulan Agustus tiba dan berlalu tanpa gempa bumi.

Sementara itu, apa yang terjadi di bawah tanah? Tidak seorang pun tahu. Banyak ilmuwan berpendapat bahwa gempa bumi terjadi apabila tekanan dalam perut bumi bertambah, yang akhirnya menyebabkan jatuhnya lapisan-lapisan batu yang besar sekali, seperti sebuah pinsil yang dibengkokkan sampai patah. Kadang-kadang tekanan itu nampaknya disebabkan oleh ”lempengan-lempengan tektonik” raksasa yang menunjang suatu benua, yang menggilas ke dalam, ke atas dan ke bawah satu sama lain. Celah atau jurang sempit San Andreas yang terkenal di Kalifornia bagian selatan terletak pada perbatasan dari dua lempengan sedemikian. Namun, pada waktu-waktu lain, gempa bumi dapat terjadi jauh di dalam sebuah lempengan dengan alasan-alasan yang tidak dimengerti benar, seperti ketika gempa-gempa bumi raksasa mengubah aliran Sungai Mississippi di Amerika Serikat bagian tengah pada tahun 1811.

Para sarjana sering kali dapat memberi tahu kapan tekanan di bawah tanah bertambah, namun hal itu tidak cukup untuk meramalkan. Seberapa keraskah batu-batu di daerah tertentu? Berapa besar tekanan yang dapat diterima sebelum runtuh? Apakah batu-batu itu akan melepaskan tekanan dengan runtuh sedikit demi sedikit atau hancur sekaligus sehingga menimbulkan bencana? Ramalan Dr. Brady untuk Peru didasarkan atas teori-teorinya mengenai bagaimana batu-batu hancur, tetapi teori-teori sedemikian jelas membutuhkan penelitian lebih jauh.

Diramalkan atau tidak, kemungkinan besar akan terjadi lebih banyak gempa bumi hebat di tempat-tempat seperti Peru, karena tekanan pada batu-batuan di bawah tanah tidak pernah berhenti. Tetapi mengetahui hal itu saja tidak banyak faedahnya. Orang-orang ingin tahu kapan, dan di mana, dan seberapa besar gempa bumi yang akan terjadi nanti. Dapatkah mereka dipersalahkan?

Dari Sinar Laser sampai Ikan Berkumis

Meskipun tidak terduga, bencana Tangshan bukannya sama sekali tanpa peringatan di muka. Selama empat belas bulan sebelumnya balai penelitian (observatorium) di daerah itu ”mencatat adanya goncangan-goncangan yang makin mengancam di sepanjang celah bumi sehingga celah itu menganga,” demikian sebuah laporan dalam The New York Times. ”Namun, karena tidak ada pertanda-pertanda lain, tidak diumumkan peringatan apapun.” Sebaliknya, gempa bumi Haiching didahului oleh berbagai macam tanda peringatan, termasuk tingkah yang aneh dari hewan-hewan, yang dianggap penting oleh orang-orang Cina dalam meramalkan gempa-gempa bumi. Akhirnya, sebelum gempa bumi Haiching terjadi, sejumlah goncangan kecil terjadi pada bulan Desember dan berlangsung sekali lagi hanya beberapa hari sebelum gempa itu. Karena berhentinya goncangan-goncangan pendahuluan ini secara menakutkan, para petugas menjadi yakin pada tanggal 4 Pebruari bahwa suatu gempa besar akan terjadi dalam beberapa jam lagi.

Sayang sekali, patokan bahwa selalu lebih mudah mengenali tanda-tanda peringatan setelah bencana terjadi, berlaku pula untuk banyak gempa bumi. Tetapi sebenarnya, hanya gempa-gempa bumi luar biasa yang memberi banyak sekali tanda-tanda peringatan yang menyolok, yang kemungkinan besar dapat diramalkan dengan tepat. ”Kesulitannya, tidak ada dua gempa bumi yang didahului oleh sejumlah peringatan yang persis sama,” kata seorang penulis, ”dan bahkan gejala-gejala ini dapat menyesatkan.”

Akibatnya, berbagai-bagai petunjuk yang membingungkan mengenai kemungkinan adanya gempa bumi terus-menerus diselidiki di mana-mana di seluruh dunia. Inilah beberapa di antaranya:

Tingkah binatang: Cerita-cerita mengenai ikan berkumis yang melompat-lompat sebelum terjadinya gempa bumi demikian umum sehingga pernah disangka bahwa ”gempa bumi disebabkan karena ikan-ikan ini menggelepar-gelepar dalam aliran di bawah tanah,” demikian laporan Science Digest. Orang-orang Jepang telah mengadakan percobaan dengan sepuluh ikan berkumis di Tokyo dan melaporkan bahwa ikan-ikan itu ”bertingkah abnormal sebelum terjadinya 85 persen dari gempa-gempa bumi yang cukup besar untuk dirasakan oleh manusia, dalam percobaan selama tujuh bulan.” Apakah ikan-ikan tersebut menjadi gelisah oleh sebab ”erangan” yang berfrekwensi tinggi yang ditimbulkan oleh batu-batu yang ditekan sebelum runtuh jauh di bawah tanah? Mungkin. Di antara hewan-hewan lain yang dilaporkan bertingkah aneh sebelum terjadinya gempa bumi termasuk ular, tikus besar, angsa, babi, sapi dan anjing. Semua binatang ini diperhatikan bertingkah aneh sebelum terjadi gempa bumi Haiching.

Perubahan tanah: Metode meramalkan gempa bumi dengan cara ini rupanya lebih ”bersifat ilmiah” dari pada memperhatikan hewan-hewan, karena cara ini menyangkut banyak alat yang rumit dan modern, seperti sinar-sinar laser untuk mencatat perubahan-perubahan pada permukaan tanah, dan tiltmeter untuk menemukan perubahan yang paling kecil pada kemiringan tanah setempat. Alat-alat lain mempelajari medan magnetis dan medan gaya tarik bumi (gravitasi) setempat. Jika tanah itu naik atau longsor atau miring, para sarjana mendapat petunjuk tentang apa yang mungkin sedang terjadi jauh di bawah permukaannya, di mana gempa bumi biasanya terjadi. Tetapi, perangkat keras [peralatan-peralatan fisik] yang hebat tidak secara otomatis berarti ramalan gempa bumi yang lebih baik. Selama bertahun-tahun para sarjana telah memperhatikan naik turunnya tanah di daerah Palmdale, Kalifornia. Mereka masih tidak tahu apa artinya semua itu.

Perubahan air sumur: Pada waktu aliran air dari suatu sumur artesis di Asia Tengah secara menyolok makin sedikit, para sarjana Soviet meramalkan bahwa suatu gempa bumi akan terjadi. Enam jam kemudian sumur itu kering sama sekali dan terjadilah gempa bumi yang besar. Suatu teknik lain yang sangat populer adalah dengan mengukur gas radon dalam air sumur. Gas itu berasal dari atom-atom radium yang keluar dari batu-batu karang di bawah permukaan. Jika batu-batu karang itu bakal hancur disebabkan tekanan yang bertambah, batu-batu itu mula-mula retak sedikit demi sedikit. Air dapat meresap ke dalamnya dan menyerap radon.

Problem-Problem Karena Pengetahuan Yang Tidak Lengkap

Namun meskipun sudah ada metode-metode dan kemajuan baru yang memberi harapan, meramalkan gempa bumi masih sangat sulit dibandingkan dengan meramalkan cuaca. ”Pendapat saya sendiri, dibutuhkan sedikitnya 10 tahun sebelum ramalan cukup dapat dipercaya dan cocok sehingga sangat berguna bagi masyarakat,” kata ahli geologi AS, Clarence Allan. Karena risikonya begitu tinggi dalam hal bencana seperti gempa bumi, banyak ilmuwan merasa kuatir dengan tanggung jawab yang dibebankan atas mereka dan keahlian mereka yang tidak sempurna.

Beberapa dari para ilmuwan ini kuatir bahwa pada suatu hari ”mereka akan meremehkan serangkaian pengukuran-pengukuran, dan pengalaman serta intuisi [daya pengertian seketika] mereka akan memberitahu bahwa suatu gempa bumi besar segera akan terjadi. Tetapi mereka tidak akan memberi peringatan yang dapat menyelamatkan ribuan jiwa,” kata The New York Times. Mengapa tidak? ”Mereka tidak akan mempunyai cukup keyakinan akan bukti-bukti di hadapan mereka yang membenarkan mereka untuk meramalkan suatu gempa bumi kepada suatu bangsa, yang jika ternyata ramalan tersebut salah, celaan akan dilancarkan atas keahlian mereka. Mereka akan mendapat ejekan dari masyarakat dan mungkin ratusan tuntutan hukum.”

Kedudukan para peramal gempa bumi memang tidak menguntungkan. Jika suatu gempa yang diramalkan tidak menjadi kenyataan, maka peringatan yang salah itu dapat mengurangi kepercayaan umum dan menyebabkan tidak diperhatikannya peringatan di kemudian hari dengan akibat yang menyedihkan. Nilai tanah-tanah perumahan (Real estate) mungkin akan turun dan perusahaan-perusahaan bangunan bahkan dapat menuntut para ilmuwan tersebut. Sebaliknya, jika suatu ramalan tidak diumumkan dan gempa bumi benar-benar terjadi, maka para korban dan keluarga mereka dapat mengajukan tuntutan hukum atas kelalaian tersebut.

Lebih banyak yang tersangkut dalam problem ini selain pengetahuan manusia yang tidak sempurna mengenai gempa bumi. Masalah utama menyangkut apa yang harus didahulukan dalam suatu masyarakat yang tamak yang sering kali ternyata rela mengorbankan kehidupan dari pada ekonomi setempat.

Ramalan Gempa Bumi Yang Paling Saksama

Menarik sekali, peramal gempa bumi yang paling saksama, tidak dikenal sebagai seorang ahli geologi. Namun kira-kira 1.900 tahun sebelumnya ia meramalkan bahwa suatu generasi tertentu akan melihat ”bangsa . . . bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan . . . kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.” (Matius 24:7, 34) Peramal kejadian-kejadian ini, Yesus Kristus, selanjutnya mengatakan bahwa orang-orang Kristen yang sejati akan dianiaya dengan hebat pada masa itu, bahwa kejahatan akan bertambah banyak dan kasih menjadi dingin, dan bahwa ’Injil Kerajaan Allah’ akan diberitakan di seluruh dunia, memberi harapan dalam dunia yang makin gelap.—ayat 9-14.

Meskipun berbagai segi dari nubuat Yesus mungkin kelihatannya digenapi pada waktu yang berbeda-beda di masa lampau, dengan menyolok sekali semua segi dari nubuat Yesus telah tergenap pada waktu yang sama di abad kedua puluh mulai tahun 1914, tahun manakala Perang Dunia I mulai. Diperkirakan sembilan puluh juta orang atau lebih tewas dalam peperangan-peperangan di abad kita ini, dan para ahli kesehatan dunia memperkirakan bahwa lima puluh juta orang mati kelaparan setiap tahun. Penindasan atas orang-orang Kristen sejati di negara-negara yang nasionalistis dan fanatik betul-betul terbukti kebenarannya. Kejahatan yang meningkat dikeluhkan dalam hampir semua negara di dunia.

Dan gempa-gempa bumi? Secara istimewa, di abad kita telah terjadi lebih banyak kerusakan disebabkan gempa bumi dari pada abad-abad yang lain. Sejak Yesus memberikan nubuatnya sampai tahun 1914, catatan sejarah mencatat lima gempa bumi yang masing-masing mengambil 100.000 korban atau lebih. Dalam masa sejak 1914 sedikitnya empat gempa bumi raksasa lagi telah terjadi—di Cina pada tahun 1920, di Tokyo tahun 1923, di Cina tahun 1927, dan tentu, gempa Tangshan pada tahun 1976. Sesungguhnya, generasi ini mengalami bukan hanya gempa bumi tetapi ”gempa bumi yang dahsyat,” seperti dinyatakan oleh Injil Lukas.—Lukas 21:11.

Tidak seorang ilmuwan pun, bahkan meskipun diperlengkapi dengan teori-teori yang terbaik, tiltmeter dan seismograf, mau mencoba meramalkan kenaikan yang menyolok dalam gempa-gempa bumi yang menimbulkan kerugian yang besar sekali, 1.900 tahun yang akan datang. Bagaimana Yesus melakukan hal itu? ”Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri,” kata Yesus ”tetapi Bapa, yang diam di dalam [apa yang selalu bersekutu dengan, NW] Aku Dialah yang melakukan pekerjaanNya.” (Yohanes 14:10) Ramalan Yesus bukalah hasil dari suatu latihan dalam geologi tetapi diilhami oleh Bapa surgawinya, Allah Yehuwa. Tidak seperti perkiraan para ilmuwan, ramalan Allah mengenai masa depan terbukti benar setiap waktu!

[Kotak di hlm. 30]

Jika anda hidup di suatu daerah dengan risiko gempa bumi, ingatlah—

Sebelum gempa bumi

● Periksalah rumah anda mengingat bahaya akibat gempa. Matikan alat pemanas air, taruhlah barang-barang yang berat di lantai atau rak-rak yang lebih rendah. Jepitlah atau ikatlah rak-rak dan barang-barang berat yang letaknya tinggi.

● Adakan latihan gempa bumi dengan keluarga. Ajarlah para anggota keluarga bagaimana mematikan listrik, gas dan air.

● Milikilah alat pemadam api yang baik dan kotak PPPK.

● Sediakan sebuah radio transistor dengan baterai yang baik.

Selama terjadinya gempa

● Usahakan agar tetap tenang. Ingat, gempa hanya berlangsung kira-kira satu menit.

● Matikan kompor dan alat pemanas.

● Berdirilah di pintu keluar yang terbuka atau di bawah sebuah meja atau meja tulis.

● Jauhilah jendela, kaca dan cerobong asap. Jangan lari keluar ke tempat di mana anda dapat kejatuhan genteng atap atau bagian depan suatu gedung, dsb.

● Jika berada di luar, jauhilah jalan yang sempit, tembok, tiang listrik, dsb. Usahakan untuk berada di tempat terbuka.

● Jangan memakai lift.

Setelah gempa bumi

● Periksalah apakah ada yang luka-luka atau adanya kebakaran. Padamkan api secepat mungkin.

● Periksalah kebocoran gas atau kerusakan listrik. Matikan gas atau listrik jika perlu.

● Carilah keterangan dari radio. Jangan gunakan telepon kecuali keadaan darurat menuntut hal itu.

● Jangan pergi melihat-lihat sekeliling.

● Siaplah menghadapi kekejutan (shock) setelah gempa bumi.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan