PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • tp psl. 2 hlm. 10-21
  • Manusia Mewujudkan Perdamaian dan Keamanan Abadi?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Manusia Mewujudkan Perdamaian dan Keamanan Abadi?
  • Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Dunia Tanpa Perang atas Usaha Manusia?
  • Manusia Sanggup Mengatasi Ledakan Penduduk?
  • Manusia Dapat Berdamai dengan Bumi?
  • Keamanan dengan Mengakhiri Kejahatan
  • Problem-Problem Terbesar
  • Di mana Harapan Saudara?
  • Dapatkah Tokoh2 Manusia Mendatangkan Perdamaian dan Keamanan yang Abadi?
    Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
  • Pilihan yang Kita Semua Hadapi
    Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
  • Perdamaian dan Keamanan Sejati Sudah Dekat!
    Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
  • Kapan Terjadinya Kebinasaan Dunia yang Dinubuatkan Itu?
    Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
Lihat Lebih Banyak
Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
tp psl. 2 hlm. 10-21

Pasal 2

Manusia Mewujudkan Perdamaian dan Keamanan Abadi?

1. Pertanyaan-pertanyaan apa perlu kita ajukan, dan mengapa?

SUPAYA punya arti, suatu harapan harus didasarkan atas kenyataan, atas kebenaran. Harapan-harapan palsu hanya akan membutakan manusia terhadap kenyataan. Maka, perlu kita tanyakan: Apakah kita menyadari seberapa besar sebenarnya problem-problem yang harus ditanggulangi demi mewujudkan perdamaian dan keamanan yang sejati? Apakah kita menginsafi betapa mendesak keadaan sekarang? Apakah ada fakta bahwa jalan keluar yang dicoba manusia mampu mengimbangi tugas yang amat besar ini?

2, 3. (a) Mengapa usaha mencari perdamaian dan keamanan bahkan lebih mendesak dewasa ini? (b) Apa saja lagi yang mengancam kehidupan di bumi?

2 Ribuan tahun manusia telah mencari perdamaian dan keamanan yang abadi, tanpa hasil. Tetapi kini keadaan sangat mendesak karena ancaman perang nuklir. Laporan dari Kanada memperingatkan, ”Tidak ada kemenangan dalam perang nuklir sebab keadaan sesudahnya akan begitu mengerikan sehingga yang masih hidup akan iri kepada yang sudah mati.”3 Alasannya, ahli astronomi Carl Sagan menjelaskan, ”Kini ada lebih dari 50.000 senjata nuklir, . . . cukup untuk melenyapkan sejuta Hiroshima.” Ia menambahkan, ”Kecil kemungkinan bahwa peradaban kita tidak akan hancur secara global.”4

3 Di samping itu, ancaman-ancaman lain turut membahayakan kehidupan di atas bumi. Salah satunya, polusi tanah, udara, dan air di seluruh dunia. Juga ledakan penduduk yang tidak lepas dari kelaparan, penyakit, dan keresahan.

4. Bagaimana situasi umat manusia dewasa ini dilukiskan?

4 Mengenai berbagai ancaman yang kini dihadapi umat manusia, sebuah lembaga perdamaian di Norwegia mengatakan, ”Situasi internasional dewasa ini dicirikan oleh krisis mendalam yang meliputi hampir semua ruang lingkup kegiatan manusia: ekonomi dan sosial, politik dan militer, rohani dan moral.” Ditambahkan, ”Kekerasan meningkat dan penggunaan kekuatan sebagai alat kebijaksanaan dan diplomasi makin meluas. . . . Keseimbangan antara damai dan perang menjadi semakin berbahaya.”5 Apa akhir semuanya ini? Sekretaris jendral PBB memperingatkan, ”Kita sudah mendekati anarki internasional baru yang penuh bahaya.”6

Dunia Tanpa Perang atas Usaha Manusia?

5. Menurut fakta sejarah, bagaimana kesanggupan manusia untuk menghentikan perang?

5 Apakah ada dasar keyakinan bahwa manusia sanggup melenyapkan perang? Dalam sejarah, keadaan bumi yang benar-benar bebas perang hanya berlangsung beberapa tahun. Dan jangka waktu ini berserak di sana sini. Di abad ke-20 ini saja, kira-kira 100 juga orang telah terbunuh dalam perang! Liga Bangsa Bangsa di masa lalu, maupun Perserikatan Bangsa Bangsa di masa kini, ternyata tak sanggup menghentikan pembantaian ini.

6. Apakah rasa takut akan perang nuklir dasar yang kuat untuk perdamaian?

6 Tetapi, karena orang takut binasa oleh senjata nuklir, apakah keadaan akan berubah? Bukankah orang sudah cukup takut akan senjata nuklir sejak tahun 1945 ketika bom atom memusnahkan dua kota di Jepang? Justru sejak itu penumpukan senjata nuklir yang benar-benar jauh lebih dahsyat telah menjadi seribu kali lipat. Dan sejak 1945 saja sekitar 3​5.0​0​0.0​0​0 orang terbunuh dalam perang serta pemberontakan yang melibatkan lebih dari 100 negara. Dalam satu tahun belum lama ini 45 bangsa terlibat konflik!7 Jelas, walaupun orang takut senjata nuklir, perang belum juga berhenti.

7. Apakah penandatanganan pakta perlucutan senjata atau perjanjian perdamaian menjamin perdamaian yang kekal?

7 Memang, bangsa-bangsa telah dan barangkali akan terus menandatangani pakta perlucutan senjata atau perjanjian perdamaian. Selama berabad-abad beribu-ribu telah ditandatangani. Namun, apabila perasaan untuk berperang menjadi cukup kuat, perjanjian menjadi secarik kertas yang tak berharga. Perserikatan Bangsa Bangsa pun tidak dapat menghentikan perang, sebab walaupun hampir semua negara dewasa ini menjadi bagian dari PBB, dengan sengaja mereka tidak mempedulikannya. Maka apakah realistis untuk mengharap bahwa calon-calon pemimpin dunia akan menepati janji, sehingga mereka berbeda dengan para pendahulu mereka?

8. Bagaimana Alkitab menyingkapkan kebenaran tentang kegagalan manusia mencapai perdamaian yang kekal?

8 Di pihak lain, sikap Alkitab selaras dengan pelajaran yang kita dapatkan dari sejarah. Ia tidak menganjurkan kita mengharapkan usaha-usaha manusia untuk mewujudkan perdamaian. Justru sebaliknya, buku ini meramalkan lama berselang bahwa usaha manusia tidak mungkin mewujudkan perdamaian yang kekal. Diperingatkan terlebih dahulu bahwa tepat sebelum akhir sistem ini, perang dan kekacauan akan memuncak di seluruh dunia, dan ’bangsa akan bangkit melawan bangsa serta kerajaan melawan kerajaan’. (Lukas 21:9, 10, 31; Wahyu 6:1-4) Peristiwa-peristiwa dunia sejak 1914 ternyata menggenapi nubuat-nubuat tersebut. Jadi, dari pada membangkitkan harapan-harapan semu, Alkitab dengan jujur menyatakan, ”Manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”—Yeremia 10:23.

Manusia Sanggup Mengatasi Ledakan Penduduk?

9-11. (a) Seberapa pesatkah pertambahan penduduk bumi? (b) Karena kondisi yang bagaimana banyak orang menderita?

9 Penduduk bumi mencapai satu milyar di abad ke-19. Sekarang kira-kira lima milyar,8 dan tiap milyarnya datang semakin cepat. Tiap tahun, sekitar 90 juta manusia bertambah! Dan pertumbuhan ini umumnya hanya menambah penderitaan di daerah-daerah yang tadinya telah dilanda kemiskinan, kelaparan, dan penyakit. Tidak berlebihan bahwa pertambahan penduduk ini telah disebut ledakan atau bom penduduk. The New York Times berkomentar, ”Tidak mustahil bahwa wilayah yang luas dari bumi ini akan diubah menjadi gurun pasir oleh tekanan penduduk dan kemiskinan yang tidak terkendali, sama seperti akibat bencana nuklir.”9

10 Mengenai luasnya kelaparan di dunia, majalah Time mengatakan, ”Problem kelaparan dewasa ini sangat berbeda dengan problem di masa lampau . . . Sekarang makanan sangat sedikit di banyak bagian dunia, tahun demi tahun, sehingga tidak kurang dari 25% penduduk bumi kelaparan atau kekurangan gizi.”10 Salah satu sumber memperkirakan bahwa tiap tahun 11 juta bayi mati sebelum ulang tahunnya yang pertama akibat salah gizi dan penyakit.

11 Laporan yang sama menyatakan, ”Setidaknya satu dari tiap lima orang terjebak dalam kemiskinan total, kemelaratan yang tidak tanggung-tanggung sehingga sebenarnya merupakan kepunahan tersembunyi.”11 Dan Toronto Star menyebut, bahwa keadaan ini timbul setelah konperensi pangan sedunia di Roma lebih dari sepuluh tahun lalu ”yang diikat dengan ikrar bahwa, sepuluh tahun lagi, tak seorang anak pun akan pergi tidur sebelum kenyang, tak satu keluarga pun perlu kuatir apa yang bakal dimakan esok harinya dan tak seorang manusia pun terhambat perkembangan pribadinya di masa depan karena salah gizi”.12 Betapa dangkal janji-janji tersebut! Kenyataannya seperti dikomentari oleh Guardian dari Inggris, ”Dunia kini di tepi jurang malapetaka manusia. . . . Harapan seluruh benua untuk masa depan telah sirna.”13

12. Andai kata perbelanjaan militer dikurangi, apakah problemnya akan benar-benar teratasi?

12 Kebanyakan problem ini timbul bukan karena buminya, tetapi karena para penguasa dan rakyat serta sikap-sikap mereka. Misalnya, bangsa-bangsa kini membelanjakan kira-kira satu trilyun (ribu milyar) dollar untuk alat-alat senjata setiap tahun sementara berjuta-juta orang mati kelaparan. Tetapi sekalipun penambahan peralatan militer yang begitu banyak dihentikan, sistem-sistem ekonomi yang terpecah-belah masih akan menghambat setiap jalan keluar bagi problem tersebut. Sering kali, apabila tersedia makanan, keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar menghambat distribusinya kepada yang membutuhkannya. Di beberapa tempat, pemerintah membayar para petani agar tidak menanam jenis tumbuhan pangan tertentu sebab bila produksi berlebih, harga bisa terlalu jatuh. Sangat banyak makanan sengaja dirusakkan akibat surplus.

13. Apakah Alkitab saksama dalam ramalannya tentang kondisi-kondisi yang ada pada akhir dunia?

13 Maka, walaupun adanya segala kemajuan ilmiah, masyarakat modern belum sanggup menghindari kondisi-kondisi yang justru telah diramalkan dalam Alkitab. Dengan saksama diberitahu sebelumnya tentang ”kelaparan” hebat yang akan terjadi selama ”kesudahan dunia” ini.—Matius 24:3, 7; Wahyu 6:5-8.

Manusia Dapat Berdamai dengan Bumi?

14-16. Seberapa seriuskah problem polusi?

14 Dasawarsa demi dasawarsa manusia justru telah berperang dengan bumi yang mereka tinggali. Akibat tindakan manusia, sampah-sampah beracun kembali masuk ke dalam air, udara, dan tanah. Kepala berita dalam sebuah terbitan Toronto Star menyatakan, ”Polusi Membahayakan Bumi.” Artikel tersebut mengatakan, ”Planit Bumi mengalami serangan memautkan. Dan agresornya manusia.” Disebutkan bahwa ”racun-racun kemajuan manusia” kini mengancam kehidupannya sendiri, dan juga dikomentari, ”Para ilmuwan menilai perusakan lingkungan persis sama seriusnya seperti ancaman perang nuklir.”14

15 Misalnya, mengenai Amerika Serikat, majalah Discover mengatakan, ”Zat-zat kimia dan logam-logam berbahaya yang merembes ke bumi mengancam persediaan air bagi bangsa ini. Beberapa ahli ilmu tata air menguatirkan bahwa mungkin sudah tidak sempat untuk menyelamatkan seperempat pun dari persediaan air tersebut.”15 Di Inggris The Observer mengatakan bahwa polusi zat kimia telah mencemarkan ”sebagian besar air minum di Inggris”.16 Dan New Scientist melaporkan, ”Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa penyakit-penyakit yang berkaitan dengan air kotor membunuh 50.000 orang setiap hari.”17

16 Di Amerika Serikat suatu penelitian oleh parlemen menyingkapkan bahwa bahan-bahan beracun di udara telah mencapai kadar yang tinggi. The New York Times melaporkan, ”Ribuan ton zat penyebab kanker dan bahan-bahan lain yang sangat berbahaya terus-menerus dilepaskan ke angkasa dari ratusan pabrik.”18 Ditambah lagi dengan zat-zat kimia yang berbahaya yang dimasukkan ke dalam tanah, seperti pestisida, dan ke dalam rantai makanan berupa makanan ternak.

17. Mungkinkah teknologi mengatasi problem ini?

17 Dapatkah teknologi bertindak sebagai penyelamat? Mungkinkah, sedangkan ia sendiri telah menciptakan banyak dari problem ini? Buku Environmental Ethics mencatat, ”Teknologi menjadi pelayan hanya untuk kegunaan yang terbatas, dan sangat sulit diandalkan. Bila ia dapat mengatasi suatu problem, sering kali dua problem baru diciptakan—dan akibat-akibat sampingan biasanya sulit diramalkan.”19

18. Dalam menghadapi polusi, pengetahuan apa yang sangat penting tetapi tidak ada pada manusia, namun siapa yang memilikinya?

18 Sekali lagi Alkitab meramalkan betapa kurangnya hikmat manusia dalam menggunakan persediaan yang limpah di bumi. Suatu nubuat di Wahyu 11:18 menyebut tentang saatnya Allah akan bertindak ”untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi”. Semua mengakui, manusia tidak sepenuhnya memahami ekologi bumi yang begitu rumit. Tetapi Allah memahaminya, sebab Ia yang menciptanya. Bukankah sebaiknya Sumber ini yang memecahkan problem-problem tersebut?

Keamanan dengan Mengakhiri Kejahatan

19. Apa yang ditakuti banyak orang dewasa ini, dan mengapa?

19 Polusi membahayakan justru dasar-dasar penentu kehidupan manusia. Tetapi bertambahnya kejahatan, itulah yang menyebabkan lebih banyak orang ketakutan. Karena kejahatan, semakin banyak orang merasa diri tidak aman bukan saja di kota-kota besar tapi juga di kota-kota kecil dan di pedesaan. Yang terancam bukan saja harga benda, tetapi sering justru tubuh dan kehidupan seseorang.

20, 21. (a) Mengapa pengesahan undang-undang baru tidak akan melenyapkan kejahatan? (b) Andai kata kemakmuran bertambah atau metode-metode baru muncul dalam memerangi kejahatan, apakah problemnya akan teratasi?

20 Dapatkah manusia mewujudkan keamanan terhadap bahaya-bahaya ini, barangkali dengan perundang-undangan baru? Beribu-ribu hukum telah ditulis dalam kitab-kitab hukum dunia. Tapi, toh kejahatan belum lenyap. Juga kebobrokan yang telah berurat berakar sering berkembang di dalam badan-badan penegak hukum sendiri. Karena ketidakjujuran di kalangan atas, kejujuran dalam usaha menegakkan hukum bisa sia-sia.

21 Apakah jawabannya metode-metode baru untuk mengawasi dan menggagalkan kejahatan? Setiap metode baru muncul, para penjahat menemukan cara-cara baru yang lebih unggul. Kalau begitu, apakah problemnya akan teratasi dengan meningkatkan kemakmuran? Keliru bila dikatakan bahwa kejahatan hanya terdapat di kalangan masyarakat berpendapatan rendah. Kejahatan juga membubung di kalangan karyawan kelas atas. Misalnya, Di Amerika Serikat tiap tahun sedikitnya $80 milyar lenyap akibat kejahatan sedemikian. Sekitar 30 persen perusahaan gagal karenanya. Afrika Selatan melaporkan bahwa pencurian oleh karyawan membangkrutkan sekitar 1.500 perusahaan setiap tahun.20

22. Apa bukti bahwa usaha manusia saja tak dapat mengatasi kejahatan?

22 Meningkatnya kejahatan tidak terbatas pada beberapa bangsa. Ada di mana-mana. Perhatikan beberapa kepala berita di seputar dunia. Brasil: ”Angka Kejahatan Membubung.” Kanada: ”Angka Kejahatan Kaum Wanita Membubung.” Inggris: ”Kejahatan Anak-Anak Terus Meningkat.” India: ”Kejahatan Yang Diorganisasi, Industri Yang Berkembang.” Uni Soviet: ”Kegelisahan Di Soviet Akibat Bertambahnya Kejahatan.”21 Majalah Maclean’s menyatakan, ”Kekerasan di Detroit begitu umum, bahkan pembunuhan kadang-kadang hanya disebut dengan singkat di halaman belakang suratkabar.”22 Maka, meningkatnya kejahatan memang suatu problem internasional, dan usaha manusia saja tidak dapat mengatasinya. Kalau memang dapat, maka dengan semua waktu serta tenaga yang telah dikerahkan, mestinya kejahatan tidak menjadi masalah lagi.

23. Apakah ramalan Alkitab tentang kondisi-kondisi di jaman kita telah tergenap?

23 Yang terjadi sekarang tepat apa yang Alkitab ramalkan lama berselang, ”Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri . . . tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, . . . lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.” (2 Timotius 3:1-4) Yesus juga meramalkan bahwa ”bertambahnya kedurhakaan” akan mencirikan jangka waktu tepat sebelum Kerajaan Allah bertindak. Sesudah itu, bumi akan dihuni hanya oleh ’orang-orang yang lembut’. ”Bertambahnya kedurhakaan” memang suatu kenyataan dalam kehidupan di jaman kita ini.—Matius 24:12; 5:5; Mazmur 37:29.

Problem-Problem Terbesar

24. Sekalipun manusia dapat mengatasi segala problem tersebut, musuh-musuh yang mana tetap tak terkalahkan?

24 Taruhlah manusia dapat mengatasi problem perang, kemiskinan, kelaparan, polusi dan kejahatan. Maka, apakah saudara akan merasa sudah benar-benar damai dan aman? Tidak, masih ada yang kurang. Penyakit dan kematian masih belum terkalahkan. Sekalipun saudara merasa lega karena problem-problem tersebut telah lenyap, tapi apa artinya kalau saudara menyaksikan orang yang dicintai sekarat dan mati, atau tubuh saudara sendiri diserang penyakit yang memautkan?

25, 26. Apa harapan para peneliti kedokteran dalam usaha menaklukkan penyakit?

25 Memang ada kemajuan kedokteran. Tetapi apakah kita sudah bebas dari penyakit dan kematian? Seorang yang berwenang dalam bidang kedokteran menjawab, ”Penyakit-penyakit menular belum dapat ditaklukkan. Masih tetap penyebab utama kematian di dunia, dan di sini [di Amerika Serikat] penyebab utama orang jatuh sakit.”23 Di Afrika sebuah laporan menyatakan bahwa penyakit begitu merajalela ”sehingga dari 1.000 anak yang lahir, kira-kira 500 akan mati sebelum usia 5 tahun”.24 Di seluruh dunia ratusan juta menderita malaria, penyakit tidur, kolera, lepra, dan penyakit-penyakit lain. Di beberapa negara maju, kira-kira separuh dari jumlah semua kematian disebabkan kelemahan jantung, satu dari lima kematian disebabkan kanker. Dan The Lancet, jurnal kedokteran Inggris, menyatakan, ”Di seluruh dunia ada sekitar 250 juta kasus baru gonorea dan 50 juta kasus baru sipilis setiap tahun. Penyakit-penyakit lain yang ditularkan secara seksual bahkan mungkin meluas lagi.”25

26 Seorang ilmuwan mengatakan bahwa andai kata kanker, penyakit jantung dan penyakit ginjal dapat disembuhkan, penyakit-penyakit lain akan menjadi pembunuh-pembunuh yang lebih hebat. Ia mengomentari, ”Kecil kemungkinan kita dapat secara nyata meningkatkan umur hidup yang diharapkan atau menunda proses tua di masa depan yang dekat.”26 Dan para dokter di Uni Soviet mengatakan, ”Sekalipun adanya segala sukses kedokteran, dalam sejarah yang tercatat jangka hidup biologis manusia masih belum berubah.”27

27. (a) Komentar apa dalam Alkitab tentang umur hidup manusia tetap benar dewasa ini? (b) Di mana dapat kita pelajari mengapa kehidupan manusia begitu singkat dan penuh dengan problem?

27 Betapa benarnya kata-kata Alkitab di Ayub 14:1, 2 sampai hari ini, ”Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan. Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan.” Alkitab juga memperlihatkan alasannya. Penyebab semua problem manusia pun diberitahukan, seperti yang akan kita lihat nanti.

Di mana Harapan Saudara?

28-30. Untuk mengatasi problem-problem umat manusia, mengapa lebih sesuai dengan kenyataan bila kita percaya kepada Allah, bukan kepada manusia?

28 Dengan segala kejujuran, apakah sesuai dengan kenyataan bila kita mengharapkan manusia untuk mengatasi problem-problem yang dihadapi umat manusia? Ataukah lebih sesuai dengan kenyataan bila kita mengharapkan jalan keluar yang ditunjukkan oleh Alkitab, yakni, tindakan Allah sendiri melalui suatu pemerintahan yang adil dari surga?

29 Lama berselang penulis mazmur mencatat kata-kata ini, ”Janganlah percaya kepada anak bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu lenyaplah maksud-maksudnya. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada [Yehuwa] Allahnya: Dia yang menjadikan langit dan bumi.”—Mazmur 146:3-6.

30 Jangan sekali-kali lupa bahwa betapapun jujurnya manusia atau betapapun besarnya pengaruh atau kuasa para pemimpin dunia, mereka semua hanyalah makhluk-makhluk yang akan mati. Sedangkan mereka sendiri tak mampu menyelamatkan diri, bagaimana mereka dapat menyelamatkan orang-orang lain? Mustahil. Hanya Allah yang dapat menyelamatkan, melalui pemerintahan KerajaanNya.

[Gambar di hlm. 13]

Sepanjang sejarah, manusia dengan membabi buta sempoyongan menghadapi bencana demi bencana—perang, meningkatnya kejahatan, polusi, kemiskinan, dan banyak lagi. Sebagaimana dengan tepat dinyatakan Alkitab, ”Orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”

[Gambar di hlm. 21]

”Jangan percaya . . . kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan