PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w82_No42 hlm. 17-20
  • Menyerukan Peringatan Ilahi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Menyerukan Peringatan Ilahi
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 42)
  • Subjudul
  • KEADAAN SEPERTI SEKARANG DI JAMAN DULU
  • KEHANCURAN SELUAS DUNIA YANG SERUPA SUDAH DEKAT
  • SATU-SATUNYA SUMBER HARAPAN YANG SEJATI
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 42)
w82_No42 hlm. 17-20

Menyerukan Peringatan Ilahi

”Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.”—Matius 24:21, 22.

1, 2. (a) Bagaimana seluruh dunia menjadi sebuah perkampungan besar? (b) Bahaya-bahaya apa yang bisa timbul atas seluruh manusia yang bertetangga dekat?

Dewasa ini seluruh dunia seperti sebuah perkampungan yang besar. Dengan sarana pengangkutan yang paling cepat kita dapat terbang mengelilingi bola bumi pada garis khatulistiwa atau melintasi kutub utara dan selatan dalam waktu kurang dari satu hari. Melalui hubungan telepon internasional atau radio dalam beberapa menit saja kita bisa berbicara dengan seseorang di hampir setiap bagian bumi ini. Kita bisa makan begitu banyak macam makanan luar negeri, dan untuk ini kita semua bergantung pada begitu banyak orang di bagian-bagian bumi yang jauh.

2 Karena kita begitu saling berkaitan, bahaya-bahaya yang mengancam selalu akan melibatkan semua manusia. Baru kira-kira 67 tahun yang lalu, di abad ini juga, manusia di seluruh permukaan bumi menyadari betapa tidak mustahil untuk terjadinya malapetaka berupa perang dunia. Dua puluh satu tahun setelah akhir dari bentrokan seluas dunia yang paling buruk ini, dunia memasuki suatu jaman perang yang mengerikan yang lebih buruk lagi. Dan sekarang, 37 tahun setelah melewati pergolakan dunia itu, kita diancam oleh sesuatu yang bahkan jauh lebih mengejutkan. Sebenarnya tidak seorang pun dapat mengatakan, ’Ah, apa yang terjadi di sana, begitu jauh, tidak akan mempengaruhi saya di sini.’ Cara berpikir dan berbicara seperti itu menipu diri. Sekarang kita semua bertetangga dekat, tetapi tindakan kita yang tidak mencerminkan sikap bertetangga, itulah yang menimbulkan problem, ya, bahaya dunia. Oleh sebab itu di sana sini terdengar suara-suara peringatan yang serius.

3. (a) Mengapa orang-orang yang tajam pengamatannya percaya bahwa dunia berada dalam bahaya maut? (b) Bagaimana sikap orang-orang pintar di dunia mengenai Allah?

3 Karena begitu hebatnya semua hal ini, beberapa orang yang ragu-ragu mungkin bertanya, Apakah seluruh dunia benar-benar menghadapi bahaya maut? Atas pertanyaan ini orang-orang yang tajam pengamatannya, yang sama sekali bukan sekedar menduga-duga adanya malapetaka, akan menjawab Ya! Jawaban mereka yang suram didasarkan bukan hanya atas apa yang umat manusia sendiri dapat lakukan terhadap dirinya. Ada faktor yang jauh lebih penting dari pada itu yang harus kita pertimbangkan. Apakah faktor itu memang mungkin ada? Ya. Mengapa demikian? Oleh karena adanya Pribadi yang berhak atas dunia ini serta seluruh kehidupan binatang dan manusia di atasnya. Memang, dewasa ini sedikit sekali orang yang merasa perlu menghiraukan Dia. Orang-orang pintar di dunia dari abad ilmu pengetahuan yang maju ini menganggap diri sangat bebas untuk berpikir sehingga tidak perlu percaya kepada seorang Pencipta atau untuk menanya diri, Apa yang ada dalam pikiran Pencipta? Namun sang Pencipta tidak kejam sehingga tidak menghiraukan penderitaan manusia. Akan tetapi, mereka mengesampingkan Dia seolah-olah Dia tidak ada atau terlalu jauh untuk dilibatkan atau bahkan untuk diperhatikan.

4. (a) Sebagai pemilik bumi, bagaimana perhatian Yehuwa atas milikNya? (b) Apa yang perlu dilakukan agar bumi ini menjadi tempat yang menyenangkan untuk didiami?

4 Namun, bukankah seorang pemilik harta-benda akan menaruh perhatian atas miliknya? Tentu saja ia ingin memeliharanya dalam keadaan yang terbaik. Terutama jika harta-bendanya itu sangat berharga. Begitulah perasaan sang Pencipta kita. Mengenai keadaan bumi, tidak dapat disangkal bahwa bumi dewasa ini sedang dirusakkan, dan dalam bahaya akan dirusakkan dengan lebih mengerikan lagi. Kelihatannya seakan-akan sudah terlalu lama sebelum Ia melenyapkan semua orang yang bertanggung jawab atas kerusakan milikNya yang pada mulanya sempurna. Maka pasti sudah dekat waktunya untuk melakukan pekerjaan pembersihan ini. Ia telah menyuruh agar sebuah buku ditulis mengenai hal ini. Menurut buku tersebut, Ia bermaksud melakukan apa?

KEADAAN SEPERTI SEKARANG DI JAMAN DULU

5. Kapankah di masa lalu manusia pernah menghadapi situasi seperti sekarang?

5 Banyak orang mungkin terkejut untuk mengetahui bahwa seluruh umat manusia yang hidup di jaman dulu pernah menghadapi situasi yang sama seperti yang dihadapi oleh segenap penduduk bumi sekarang ini. Ketika itu terjadi sesuatu yang meliputi seluruh bumi. Masa itu adalah jaman dari seseorang yang menjadi nenek moyang kita semua yang hidup sekarang. Namanya Nuh, anak dari Lamekh. Mengenai jaman Nuh, Buku terilham dari Pencipta mengatakan, ”Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet. Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.”—Kejadian 6:10-12.

6, 7. (a) Pada jaman Nuh, peringatan apa yang diserukan kepada dunia? (b) Mengapa bumi ini dapat didiami kembali sebagai tempat yang damai?

6 Apa yang terjadi kemudian sehingga bumi ini dapat didiami sebagai suatu tempat yang damai dan aman? Apakah orang-orang jahat yang merusakkan bumi terlibat dalam suatu peperangan seluas dunia dan dengan demikian saling melenyapkan satu sama lain? Apakah peringatan yang diperintahkan kepada Nuh untuk diumumkan merupakan suatu peringatan mengenai malapetaka bikinan manusia sehingga umat manusia tidak mungkin lagi menyelamatkan diri? Tidak! Sebaliknya ia mengumumkan kepada umat manusia suatu peringatan ilahi, suatu peringatan yang Allah perintahkan untuk ia sampaikan. Semua orang diberitahu mengenai maksud Allah Pencipta untuk menjadikan bumi tempat tinggal yang tenang dan aman, bagi orang-orang yang layak. Allah menunjukkan kepada Nuh bahwa orang banyak tidak akan mendengarkan dia, dan karena itu Nuh harus membangun sebuah bahtera atau peti besar yang terapung, untuk dia sendiri dan keluarganya, delapan jiwa manusia. Pada hari yang dinubuatkan tahun 2370 S.M., air bah seluas dunia mulai. Itu adalah ”tindakan Allah”. Umat manusia yang tenggelam menerima hukuman.

7 ”Tindakan Allah” di jaman purbakala itu membawa kebaikan bagi umat manusia. Ini memberikan kepada keturunan manusia suatu permulaan yang baru dari satu keluarga yang saleh dan takut akan Allah, di atas suatu bumi yang untuk sementara waktu penuh damai dan aman.

KEHANCURAN SELUAS DUNIA YANG SERUPA SUDAH DEKAT

8. (a) Bagaimana Yesus Kristus membuat perbandingan antara jaman Nuh dan masa kini? (b) Peristiwa apa yang segera akan terjadi, dan dengan demikian apa yang perlu dilakukan?

8 Itulah peristiwa satu-satunya yang terjadi sebelum jaman kita di mana seluruh umat manusia berada dalam bahaya kemusnahan. Hal itu menggambarkan keadaan jaman kita manakala suatu dunia dengan bermilyar-milyar manusia terancam. Ini bukan cara berpikir manusia yang pesimis atau pendapat yang ekstrim. Ini tidak melebihi pernyataan seorang tokoh kenamaan di dunia, nabi yang lebih besar dari pada Nuh, yakni Yesus Kristus. Seraya menunjuk ke jaman kita, ia mengatakan, ”Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:37-39) Menurut nubuat Yesus sendiri mengenai keadaan dunia selama masa kehadirannya, yang tidak kelihatan di bumi, keadaan dunia kita sejak tahun 1914 sama seperti keadaan di jaman Nuh. Selaras dengan ini, suatu ”tindakan Allah” yang serupa dengan itu pasti segera akan terjadi. Sudah waktunya untuk mengumumkan peringatan yang Allah berikan, kepada seluruh umat manusia yang berada dalam bahaya. Pertanyaan yang cocok bagi setiap orang adalah, Siapa yang akan sama seperti mereka yang memasuki bahtera bersama Nuh?

9. (a) Mengapa cukup beralasan untuk percaya bahwa ’siksaan dahsyat’ yang dinubuatkan sudah dekat? (b) Meskipun ”siksaan yang dahsyat” menimpa Yerusalem pada tahun 70 M., mengapa penggenapan utama dari nubuat Yesus mengenai ”siksaan yang dahsyat” masih akan terjadi di masa depan?

9 Bahkan terlepas dari apa yang Alkitab katakan, Buku yang diilhamkan oleh Pencipta, cukup alasan untuk percaya bahwa susunan perkara sekarang ini berada dalam ”akhir zaman”nya. Hari-hari terakhirnya sudah hampir habis. Kita bisa harapkan akhirnya yang sempurna tiba dengan suatu masa kesukaran, suatu ”siksaan yang dahsyat”, yang lebih hebat dan lebih memusnahkan dari pada air bah di jaman Nuh merupakan bagian dari nubuat terakhir yang ia berikan pada tahun 33 M. Yang ia ramalkan bukan hanya sampai pada kehancuran Yerusalem oleh tentara Roma dalam tahun 70 M., tetapi sampai kepada jaman kita sekarang. Pembinasaan kota suci itu menjadi puncak dari ”siksaan yang dahsyat” bagi orang-orang Yahudi di Propinsi Roma di Yudea, Timur Tengah. Namun demikian, pastilah Yesus memaksudkan sesuatu lebih dari pada pembinasaan Yerusalem waktu itu, ketika ia berkata, ”Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang [tahun 33 M.] dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.”—Matius 24:21, 22; Markus 13:19, 20.

10, 11. (a) Bagaimana rasul Petrus melukiskan pembinasaan sedunia yang akan datang? (b) Bagaimana sikap orang-orang umumnya pada waktu sekarang sehubungan dengan pembinasaan sedunia oleh Allah?

10 Murid Yesus, rasul Petrus, secara nubuat menggabungkan akhir dunia di jaman Nuh dengan akhir susunan perkara dewasa ini pada puncak dari ”akhir zaman”. (Daniel 12:4) Berbeda dengan curahan air hujan di jaman Nuh, Petrus menubuatkan ”api” yang akan menghabisi bukan hanya bumi simbolik tetapi juga langit simbolik. (2 Petrus 3:5-12) Ketika membuat perbandingan ini Petrus tidak menyebut tentang pembinasaan Yerusalem oleh orang-orang Roma, yang terjadi tidak lama setelah ia mati syahid.

11 Di jaman Petrus dulu orang-orang Kristen percaya kepada apa yang biasa disebut ”kesudahan dunia”. (Matius 24:3) Tetapi bagaimana sekarang, 19 abad kemudian, terutama di antara mereka yang mengaku Kristen atau yang menjadi anggota dari gereja-gereja Susunan Kristen? Apakah mereka mempercayai hal seperti itu? Hampir-hampir tidak! Kita cukup melihat cara mereka bertindak dalam mengejar perkara-perkara materi dari dunia yang menuju kebinasaan ini.

12. (a) Bencana sedunia apa yang kini dikuatirkan oleh orang-orang yang bertanggung jawab? (b) Bagaimana manusia bermaksud untuk mencegah terjadinya bencana dunia?

12 Namun, ada orang-orang yang bertanggung jawab dewasa ini yang sama sekali tidak mendasarkan ramalan-ramalan mereka pada Alkitab tetapi meramalkan sesuatu yang serupa dengan ”kesudahan dunia”. Mereka memperingatkan kita mengenai kemungkinan-kemungkinannya. Hal ini nyata sejak peledakan dua bom atom pada akhir Perang Dunia II tahun 1945. Dewasa ini terdapat bom-bom nuklir di tangan bangsa-bangsa yang disebut ”negara-negara nuklir”, dan dalam jumlah yang demikian besar hingga sanggup membunuh seluruh makhluk hidup di atas bumi beberapa kali, seandainya mereka dapat melakukannya. Bahkan terdengar pula berita samar-samar mengenai adanya bom sinar. Bom ini dapat membunuh seluruh umat manusia sedangkan harta-benda mereka yang mati tetap utuh. Tetapi apa gunanya gedung-gedung yang masih tegak berdiri kalau tidak ada manusia yang hidup untuk menempatinya? Semua ini hanya akan menghasilkan ”kota hantu” atau ”dunia hantu”. Dan siapa yang menyukai hal seperti itu? Bahaya ini nyata sekali. Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sekarang mempunyai 153 anggota, diharapkan untuk mencegah pemusnahan demikian. Tetapi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang di dalamnya termasuk semua Negara-Negara Nuklir, tidak dapat diharapkan untuk mencegah pemusnahan umat manusia dengan alat-alat mereka sendiri.

13. (a) Pertanyaan soal hidup-dan-mati apa yang harus dijawab? (b) Mengapa orang-orang yang tak beragama tidak mempunyai jawaban yang memuaskan, dan apakah ada yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan?

13 Siapa sebenarnya yang dapat menyelamatkan umat manusia dari bunuh diri? Orang-orang yang sama sekali tidak beragama sekarang wajib memikirkan pertanyaan itu dengan serius. Karena tidak percaya kepada Alkitab, mereka tidak mungkin memberikan jawaban yang memuaskan. Mereka tidak dapat menunjukkan kepada kita seorang penyelamat. Tetapi apakah ini berarti sama sekali tidak ada juru selamat? Untung saja, Tidak!

SATU-SATUNYA SUMBER HARAPAN YANG SEJATI

14. Mengapa masuk akal untuk percaya bahwa Pencipta mempunyai maksud-tujuan atas bumi ini?

14 Para ilmiawan tidak dapat membuktikan bahwa bumi ini beserta umat manusia di atasnya telah menjadikan diri sendiri. Harus ada Pencipta. Maka apa yang kita ketahui mengenai Dia? Jauh sebelumnya, dalam abad ke-16 Sebelum Masehi, Ia mengilhami seorang pria yang setia bernama Ayub untuk mencatat kebenaran ilmiah bahwa Ia telah menggantungkan bumi pada kehampaan di angkasa. Jadi, apakah Ia menggantungkannya di sana tanpa maksud? (Ayub 26:7) Apakah secara kebetulan kita ada di atasnya dengan jumlah bermilyar-milyar? Apakah ini karena ketidaksengajaan atau tanpa maksud-tujuan di pihakNya? Sampai sekarang Ia telah membiarkan bumi ini sarat dipenuhi makhluk-makhluk hidup. Apakah Ia bermaksud bahwa bermilyar-milyar makhluk manusia yang ada sekarang ini semuanya akan bunuh diri dan membiarkan bumi kita ini melayang-layang di ruang angkasa sebagai suatu planet mati? Kita tidak dapat menuduhNya berlaku begitu bodoh mengingat apa yang Ia beritahukan kepada kita.

15. (a) Apakah maksud-tujuan Allah sehubungan dengan bumi? (b) Jadi kita yakin bahwa Allah akan segera melakukan apa?

15 Ia mengilhami Salomo yang bijaksana, putra Raja Daud, untuk menulis dalam Alkitab, ”Keturunan [manusia] yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada [bahkan sampai waktu yang tidak tertentu, NW].” (Pengkhotbah 1:4) Ia juga mengilhami nabi Yesaya untuk menulis, ”Beginilah firman TUHAN [Yehuwa], . . . yang membentuk bumi dan menjadikannya . . . Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami: ’Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain.’” (Yesaya 45:18) Jadi, Ia berjanji tidak akan pernah membiarkan bumi ini tanpa dihuni manusia. Karena itu, hal yang akan Ia lenyapkan sama sekali dari permukaan bumi adalah susunan perkara ini yang telah didirikan oleh orang-orang jahat di atas milik Allah. Karena alasan ini kita bisa mengucapkan pernyataan ucapan syukur yang tertulis dalam buku terakhir dari Alkitab, ”Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, . . . karena Engkau telah memangku kuasaMu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja dan semua bangsa telah marah, tetapi amarahMu telah datang dan saat . . . untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi.”—Wahyu 11:17, 18.

16. (a) Rencana-rencana apa yang sudah sangat diperkembangkan oleh bangsa-bangsa sekarang, dan, dalam hal ini, peringatan-peringatan apa yang sedang diserukan? (b) Namun, peringatan-peringatan apa yang kita semua akan indahkan dengan bijaksana?

16 Demi kepentingan militer bangsa-bangsa mempunyai rencana-rencana yang sudah sangat diperkembangkan untuk ”membinasakan bumi” ini seluas mungkin dan dengan cara yang paling busuk yang dapat dipikirkan. Kuman-kuman, bahan-bahan kimia, dan bahan-bahan peledak yang paling hebat sudah ada dalam persediaan untuk dapat segera digunakan dengan cara yang paling strategis terhadap setiap musuh. Tidak ada yang dirahasiakan mengenai hal ini. Di sana sini terdengar peringatan-peringatan yang samar-samar mengenai ancaman terhadap kehidupan manusia. Walaupun peringatan-peringatan demikian tepat pada waktunya dan dapat dibenarkan, semuanya ini tidak mendapat dukungan dari Pencipta bumi, Allah Yehuwa. PeringatanNya yang tertulis dalam Alkitab adalah mengenai tindakanNya sendiri untuk ”membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi”, ciptaanNya sendiri. TindakanNya akan terkendali. Ia akan menyelamatkan orang-orang yang diperkenan. Mereka yang mencintai kehidupan, terutama kehidupan kekal dalam Firdaus, ingin termasuk di antaranya.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan