PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w80_No25 hlm. 7-10
  • Kepada Siapakah Kami Akan Pergi Kalau Bukan Kepada Yesus Kristus?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kepada Siapakah Kami Akan Pergi Kalau Bukan Kepada Yesus Kristus?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1980 (No. 25)
  • Subjudul
  • ”TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN”
  • MENGHARGAI YEHUWA
  • ”BUKAN DARI DUNIA”
  • MEMANDANG KE MASA DEPAN
  • HALUAN YANG BIJAKSANA
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1980 (No. 25)
w80_No25 hlm. 7-10

Kepada Siapakah Kami Akan Pergi Kalau Bukan Kepada Yesus Kristus?

”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”—Yoh. 6:68, 69.

1, 2. (a) Mengingat apa yang Yesus Kristus katakan, mengapa tidak ada keraguan mengenai kepada siapa orang-orang Kristen harus pergi? (b) Apa yang telah Yesus katakan sebelumnya tentang memperoleh kehidupan, dan ada dua golongan manakah?

PADA masa ini di mana ini di mana banyak keputusan penting harus dibuat, orang Kristen yang berbakti sepenuhnya tidak ragu-ragu kepada siapa mereka akan pergi. Jalannya telah ditunjukkan dengan jelas kepada mereka. Yesus berkata kepada orang-orang yang tetap bersama dia dalam ujian-ujiannya, ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6) Pada kesempatan yang sama, ia selanjutnya berkata, ”Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya. . . . Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”—Yoh. 15:1, 5.

2 Perkataan Yesus itu terbukti benar dalam kehidupan para rasul dan murid-murid mula-mula lainnya! Dan hingga zaman kita, perkataan itu terbukti benar. Meskipun ditujukan kepada orang-orang yang mengharapkan kehidupan dalam kerajaan surgawi Allah, pernyataan tersebut mengandung kebenaran yang dapat dimanfaatkan oleh semua pengikut-pengikut Kristus yang sejati dewasa ini. Yesus menyatakan pada permulaan pelayanannya, ”Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3:16) Dan kata-kata ini juga berlaku bagi domba-domba yang disebutkan Yesus dalam Yohanes 10:16, ”Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.”

3. (a) Cara apa antara lain menunjukkan bahwa Yesus ada bersama para pengikutnya sejak ia naik ke surga? (b) Dengan cara lain manakah ia juga menyertai mereka?

3 Melalui Yesus Kristus, Allah Yehuwa membuat persediaan yang limpah untuk menuntun hamba-hambaNya yang berbakti kepada terang kebenaran yang progresif, dengan harapan hidup kekal. Tak lama sebelum Yesus naik ke surga, ia menguatkan iman dari kira-kira 500 orang muridnya yang berkumpul di Galilea dengan kata-kata, ”Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:20; 1 Kor. 15:6) Cara bagaimana ia menyertai mereka? Melalui roh sucinya; namun ada juga cara lain. Ketika menceritakan tentang kehadirannya dan akhir susunan segala perkara ini, Yesus meyakinkan para pengikutnya bahwa ia akan mengangkat ”hamba yang setia dan bijaksana? yang akan mengurus kepentingannya dan yang tepat pada waktunya akan tetap memberi makan kepada para pengikutnya hingga zaman Kekristenan. Karena terbukti setia, golongan ”hamba” ini akan ditugaskan Yesus pada waktu kehadiran yang kedua untuk menjadi pengawas atas segala miliknya. Ya, juga dengan perantaraan ”hamba yang setia dan bijaksana” ini Yesus menyertai para pengikutnya.—Mat. 24:45-47.

”TIANG PENOPANG DAN DASAR KEBENARAN”

4. (a) Karena Yesus menepati janjinya, apa yang dapat dikatakan tentang sidangnya? (b) Nubuatan yang menganjurkan manakah digenapi atas pengikut-pengikut Yesus yang sejati dewasa ini?

4 Karena Yesus ada bersama pengikutnya yang terurap, seperti dikatakan rasul Paulus, sidang Kristen memang ”suatu tiang penopang dan dasar kebenaran”. (1 Tim. 3:15) Sebagai bukti bahwa sidang ini memiliki roh Allah ia menghasilkan buah. (Gal. 5:22, 23) Dalam hal ini, dan demikian juga dalam begitu banyak segi lainnya, orang-orang Kristen Saksi-Saksi Yehuwa sangat berbeda dengan begitu banyak aliran yang membentuk Susunan Kristen, yaitu Israel rohani dalam nama saja. Karena Yesus Kristus menyertai mereka, kata-kata anjuran yang terdapat dalam Yesaya 65:13, 14, digenapi dalam diri mereka, ”Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH [Yehuwa, NW]: ’Sesungguhnya, hamba-hambaKu akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan; sesungguhnya, hamba-hambaKu akan minum, tetapi kamu akan menderita kehausan; sesungguhnya, hamba-hambaKu akan bersukacita, tetapi kamu akan mendapat malu; sesungguhnya, hamba-hambaKu akan bersorak-sorai karena gembira hatinya, tetapi kamu akan mengerang karena sedih hati, dan kamu akan menangis karena patah semangat.’”

5, 6. (a) Golongan ”hamba” jauh sebelumnya menyatakan iman mereka akan dua kebenaran besar apa? (b) Mengapa mereka yang berada dalam Babel Besar tidak dapat menghargai ajaran-ajaran tentang tebusan? (c) Dengan cara bagaimana ajaran Siswa-Siswa Alkitab mengenai kedatangan Yesus yang kedua adalah unik?

5 Sebenarnya, perbedaan itu mulai nampak sejak awal sejarah modern umat Yehuwa. Sama seperti Yesus Kristus, wakil-wakil dari ”hamba yang setia dan bijaksana” di bawah bimbingan Yesus Kristus menyatakan iman mereka yang teguh pada Alkitab, sebagai Firman Allah Yehuwa yang terilham, termasuk kisah dalam Kejadian mengenai penciptaan. (Mat. 4:4-10; 19:4-6) Yang terutama ditekankan ialah ajaran dasar mengenai tebusan yang disediakan dengan kematian sebagai korban dari Yesus Kristus, Putra Allah. (1 Tim. 2:5, 6) Tak satu golongan pun dari Babel Besar yang dapat menghargai ajaran ini karena mereka menunjang doktrin-doktrin yang tidak berdasarkan Alkitab seperti Tritunggal, jiwa yang tidak berkematian, siksaan kekal, atau karena menyangkal bahwa sebelum menjadi manusia, Yesus telah ada sebagai Logos dan bahwa ia dilahirkan dari seorang perawan.​—⁠Mat. 1:23; Yoh. 1:1.

6 Yang berhubungan erat dengan penghargaan yang tepat akan ajaran mengenai tebusan ialah pengertian yang benar mengenai maksud dan cara kedatangan dan ”kehadiran” kedua dari Kristus. Hanya para Saksilah, yang pada waktu itu dikenal sebagai ”Siswa-Siswa Alkitab” yang rajin, satu-satunya yang mengerti dengan jelas perbedaan antara manusia Yesus Kristus yang menyediakan harga tebusan dan makhluk roh yang sudah dibangkitkan dengan kemuliaan yang datang kembali secara tidak kelihatan untuk memerintah sebagai Raja dalam kerajaan Allah.—Mat. 24:3; 1 Ptr. 3:18.

7. Ayat-ayat dan alasan-alasan apakah yang menunjukkan bahwa ada dua harapan yang berbeda bagi mereka yang mengambil manfaat dari tebusan Kristus?

7 Pada awal sejarah zaman modern mereka, Siswa-Siswa Alkitab tersebut juga mengerti bahwa akan ada dua harapan bagi mereka yang mendapat faedah dari tebusan Kristus, yaitu harapan surgawi dan di bumi. Di bawah bimbingan Yesus Kristus mereka dapat menyelaraskan ayat-ayat Alkitab yang menceritakan tentang suatu pahala surgawi bagi pengikut-pengikut Kristus dan ayat lain yang membicarakan tentang berkat-berkat dari firdaus di bumi. Tidak ada kelompok lain yang mengaku Kristen yang dapat memahami hal ini dengan jelas, namun demikian hal ini jelas sekali bagi mereka yang diajar oleh ”hamba yang setia dan bijaksana” selama 100 tahun belakangan ini! Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa keturunan Abraham akan memberkati—siapa? Bukan diri mereka sendiri tetapi seluruh keluarga umat manusia. (Kej. 22:17, 18; Gal. 3:16, 29) Ke-144.000 yang berdiri bersama dengan Anak Domba, di Gunung Sion akan memerintah bersama Kristus sebagai raja-raja dan imam-imam atas siapa? Bukan atas diri mereka sendiri, tetapi atas sisa dari umat manusia yang akan hidup dalam firdaus di bumi.—Why. 14:1; 20:4, 6; 21:4.

MENGHARGAI YEHUWA

8. Siswa-Siswa Alkitab yang mula-mula, belajar menghargai apa mengenai nama Yehuwa dan sifat-sifat utamaNya?

8 Karena Yesus Kristus menggunakan golongan ”hamba” ini, pengertian mereka akan Firman Allah terus semakin jelas dan semakin saksama. Mereka mulai menghargai bahwa ”Yehuwa” adalah nama yang penuh arti dari satu-satunya Allah yang sejati dan bahwa nama ini hanya berlaku bagi Pencipta Yang Maha Tinggi. (Mzm. 83:19; 100:3) Memang bagi siapapun yang berpegang pada Kredo (ajaran) Athanasia mengenai Tritunggal, sudah jelas tidak mungkin memahami kebenaran tersebut. Dengan ini diperoleh pula suatu pengertian yang unik akan sifat-sifat utama dari Allah Yehuwa: hikmat, kuasa, keadilan dan kasih. Ajaran Susunan Kristen mengenai api penyucian, siksaan kekal dan bahwa Allah sedang mencoba menobatkan dunia, bertentangan dengan Allah yang memiliki sifat-sifat yang luhur tersebut.—Rm. 11:33; Kej. 18:14; Ul. 32:4; 1 Yoh. 4:8.

9. Apa yang telah dipelajari mengenai mengapa Allah mengijinkan kejahatan? (Ayub ps. 1 dan 2; Yeh. 23:49)

9 Mengingat terang Firman Allah semakin bercahaya, sesuai dengan prinsip yang dinyatakan di Amsal 4:18, umat Yehuwa mulai mengerti mengapa Allah Yehuwa mengijinkan segala macam kejahatan dan penderitaan. Tidak ada orang lain yang mengaku sebagai orang Kristen, yang dapat menjelaskan hal ini. Mengapa Allah Yehuwa mengijinkan keadaan ini? Karena pemberontakan Setan telah menimbulkan keragu-raguan apakah kedaulatan universil Yehuwa itu layak dan pantas; juga ada hubungannya dengan hal ini ialah apakah manusia dapat mempertahankan integritas, bila menghadapi segala sesuatu yang dapat dilakukan Setan atas mereka.

”BUKAN DARI DUNIA”

10, 11. (a) Bagaimana Yohanes 17:16 terbukti benar sehubungan dengan umat Allah? (b) Karena sikap mereka yang netral, perkataan Yesus yang manakah berlaku secara unik atas mereka?

10 Bahwa Yesus Kristus senantiasa menyertai golongan ”hamba yang setia dan bijaksana”, terbukti selanjutnya dari pengertian mereka akan perbedaan besar antara organisasi Yehuwa dan organisasi Setan si Iblis. Umat Yehuwa tidak mengenal perpaduan agama! Mereka tidak mengadakan persekutuan dengan agama palsu maupun salah satu bagian lain dari dunia Setan. (2 Kor. 4:4; 6:14-16) Kata-kata Yesus yang terdapat di Yohanes 17:16, hanya berlaku atas mereka, ”Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” Karena itu kenetralan mereka terhadap konflik dan politik dunia, memang membuat Saksi-Saksi Yehuwa dianggap unik. Terutama pada awal Perang Dunia II. Meskipun kenetralan mereka telah dan memang masih menyebabkan banyak saudara kita menderita penganiayaan yang hebat, dipenjarakan dan kadang-kadang bahkan kematian, berulang kali hal ini mendatangkan kebaikan bagi mereka, yang menyelamatkan mereka, seperti di Irlandia Utara, Libanon, Rodesia dan negara-negara lain yang dilanda oleh pertikaian.

11 Kenetralan ini bahkan meneguhkan para Saksi sebagai orang-orang Kristen yang sejati. Bagaimana? Yaitu bahwa di antara mereka dan hanya di antara mereka sajalah kata-kata Yesus yang ditulis di Yohanes 13:34, 35 ternyata benar, ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Karena memiliki kasih ini, mereka dapat menghindari semua tuntutan yang akan melibatkan mereka dalam perselisihan antar suku, bangsa, warna kulit atau partai-partai politik.

12. Prinsip apakah yang memungkinkan orang-orang Kristen menyesuaikan ayat-ayat yang kelihatannya bertentangan mengenai ketundukan kepada Kaisar?

12 Karena bukan dari dunia ini, umat Yehuwa berpegang teguh pada prinsip yang dinyatakan oleh para rasul kepada penguasa-penguasa Yahudi, ”Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (Kis. 5:29) Mereka juga mengindahkan nasehat yang terdapat di Roma pasal 13 mengenai ketundukan kepada penguasa yang lebih tinggi. Bagaimana mereka dapat menyelaraskan tuntutan-tuntutan yang kelihatannya bertentangan ini? Dengan menjalankan prinsip ketundukan yang relatip. Ya, orang-orang Kristen ini mentaati kalangan yang berwenang, baik orang tua dalam hal anak-anak; suami, dalam hal para isteri; maupun majikan atau pejabat pemerintah, asalkan ketaatan mereka tidak melanggar salah satu hukum Allah. Dan karena mentaati, bukan hanya sebab takut tetapi karena perasaan hati, seperti diperintahkan di Roma 13:5, mereka mendapat respek di seluruh dunia sebagai orang-orang yang suka damai, penduduk yang mentaati undang-undang, dan sebagai pembayar pajak yang taat. Sebenarnya, usaha yang sungguh-sungguh, terus-menerus dan tekun, dibuat secara bertahap untuk menanamkan prinsip-prinsip moral yang benar ke dalam pikiran dan hati semua orang yang bergabung dengan orang-orang Kristen ini. Usaha yang dilakukan para saksi yang setia dari Yehuwa adalah unik di antara kelompok-kelompok orang yang mengaku orang Kristen. Yang penting adalah mutu, bukan jumlah.

13. Pendirian apakah yang didasarkan Alkitab mengenai penggunaan darah yang telah diambil oleh mereka yang bergabung dengan golongan ”hamba”?

13 Yang selanjutnya menandai orang-orang Kristen ini sebagai orang-orang yang bukan dari dunia, adalah sikap mereka mengenai penggunaan darah. Dewasa ini hanya orang-orang yang memakai nama Yehuwa yang dengan jelas mengerti dan mentaati perintah Alkitab untuk ”menjauhkan diri dari . . . darah”, perintah yang menyangkut kesucian dari kehidupan. Bagi mereka, kesejahteraan rohani adalah yang utama. (Kej. 9:4-6; Kis. 15:28, 29) Pendirian mereka terhadap darah telah menjadikan mereka tidak populer di mana-mana, karena mereka mentaatinya bahkan meskipun menghadapi risiko kehilangan nyawa sekarang. Namun, sering kali karena pendirian tersebut mereka terhindar dari akibat sampingan yang merugikan yang begitu sering terjadi setelah transfusi darah. Firman Allah menyatakan hal ini dengan tegas dan berulang kali. Namun, selain umat Yehuwa, siapakah yang dengan sepenuh hati mentaatinya? Tak seorang pun!

MEMANDANG KE MASA DEPAN

14. ”Hamba yang setia dan bijaksana” menantikan harapan apa?

14 Sebagai pengawas yang loyal, golongan ”hamba yang setia dan bijaksana” telah dan sedang menantikan terwujudnya rencana Allah Yehuwa. Dari kedudukan mereka yang menguntungkan mereka melihat bukti-bukti yang makin bertambah mengenai mendekatnya sengsara besar yang akan menandai akhir dari susunan perkara-perkara ini sebagai penggenapan nubuatan Yesus yang terdapat di Matius pasal 24 dan 25, Markus 13 dan Lukas 21. Kita dapat yakin bahwa dalam susunan baru, setelah kesusahan itu, berkat-berkat mulia tersedia bagi umat manusia. Suatu firdaus di bumi yang aksara, yang akan didiami oleh umat manusia yang telah ditebus oleh Yesus Kristus! Benar-benar suatu harapan yang mulia! Sesungguhnya, semua orang yang mengasihi kebenaran dan keadilan merindukan datangnya pemerintahan kerajaan Allah yang tidak dapat dihalangi dan terus mendoakannya seperti yang Yesus ajarkan.—Mat. 6:10; Why. 20:6; 21:4.

15. (a) Kenyataan bahwa golongan ”hamba” itu tidak pernah sempurna menyebabkan mereka harus berbuat apa? (b) Sehubungan dengan hal ini, apa yang dituntut dari mereka yang bergabung dengan ”hamba” itu?

15 Karena harapan ini, ”hamba yang setia dan bijaksana” memperingatkan seluruh umat Allah mengenai tanda dari zaman yang menunjukkan mendekatnya pemerintahan Kerajaan Allah. Tetapi dalam hal ini, harus diingat bahwa ”hamba yang setia dan bijaksana” ini tidak pernah diilhami, tidak pernah sempurna. Tulisan-tulisan oleh beberapa anggota dari golongan ”hamba” tersebut yang membentuk bagian Kristen dari Firman Allah, memang terilham dan tidak dapat salah. Namun, tidak demikian halnya dengan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat belakangan. Pokok-pokok yang diterbitkan masih belum sempurna di zaman Charles Taze Russel, presiden pertama dari Lembaga Alkitab dan Risalat Menara Pengawal; tulisan-tulisan tersebut tidak sempurna pada masa J. F. Rutherford, presiden yang menggantikannya. Namun, dengan terangnya cahaya atas Firman Allah maupun fakta-fakta sejarah, maka tiap kali perlu diadakan perubahan atas satu dan lain hal hingga zaman sekarang ini. Tetapi, janganlah kita lupa bahwa motif dari ”hamba” ini selalu murni, tidak mementingkan diri; dan maksudnya selalu baik. Lagi pula, kata-kata yang terdapat di Roma 8:28 juga cocok dalam hal ini, ”Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Sebenarnya, dengan perubahan dalam hal pengertian, maka ada kesempatan bagi mereka yang dilayani oleh ”hamba” ini untuk menunjukkan keloyalan dan kasih, yaitu kasih yang Yesus katakan akan mencirikan pengikut-pengikutnya. (Yoh. 13:34, 35; bandingkan dengan 1 Petrus 4:8.) Bagi mereka yang benar-benar mengasihi hukum Allah, tidak ada batu sandungan.—Mzm. 119:165.

HALUAN YANG BIJAKSANA

16. Mengingat apa yang telah terjadi, kita sampai kepada kesimpulan apakah?

16 Dari tinjauan singkat di atas mengenai sejarah ”hamba yang setia dan bijaksana” dari Yehuwa, dan membandingkannya dengan sejarah Susunan Kristen, kita sampai kepada kesimpulan apakah? Yakni, bahwa Yesus Kristus telah menepati janjinya. Sejak kenaikan ke surga hingga bari ini, ia menyertai sidang Kristennya yang diwakili oleh ”hamba” itu. Roh Yehuwa memang diberikan dengan limpah ke atas ”hamba” itu dan mereka yang bergabung dengannya, seraya mereka terus mentaati perintah untuk mengabarkan kabar baik dari Kerajaan dan menjadikan murid-murid. (Mat. 10:7; 24:14; 28:19, 20) Tetapi tinggal bersama Yesus Kristus berarti tinggal bersama mereka yang ia senang gunakan. Di luar sidang Kristen yang benar, organisasi lain manakah yang ada? Hanya organisasi Setan yang terdiri dari ”binatang buas” politik dan imperium agama palsu Babel miliknya.—Why. 13:1, 14, 15; 17:3-6.

17, 18. (a) Mengapakah bodoh bahwa beberapa orang meninggalkan Yesus disebabkan ucapannya mengenai makan dagingnya dan minum darahnya? (b) Jadi, apakah haluan yang bijaksana bagi kita dewasa ini?

17 Ketika Yesus mengatakan kepada murid-muridnya bahwa mereka tidak akan hidup jika tidak makan dagingnya dan minum darahnya, pastilah semua heran. Banyak dari antara mereka tersinggung dan tidak mau berjalan bersama Yesus lagi. Hanya karena satu pernyataan Yesus yang sulit dimengerti, mereka begitu tersinggung sehingga meninggalkannya. Namun betapa bodohnya! Dengan bertindak demikian, mereka mengabaikan semua kebenaran yang menakjubkan yang telah Yesus ucapkan hingga waktu itu. Dan bagaimana mengenai semua mujizat yang mengherankan yang telah Yesus lakukan yang membuktikan bahwa ia adalah Mesias yang dinubuatkan, Putera Allah?—Bandingkan dengan Lukas 7:20-23.

18 Dengan sepatutnya, Yesus dapat bertanya kepada para rasulnya, ”Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Petrus memberikan jawaban yang benar, ”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” (Yoh. 6:67-69) Dan demikianlah dewasa ini; mengingat segala sesuatu yang telah terjadi, memang bijaksana untuk terus bergabung dengan ”hamba yang setia dan bijaksana”. Di satu pihak ”hamba” itu membuat ”perkataan hidup kekal” dapat dimengerti oleh kita dan di lain pihak, membantu kita mempraktekkan ”perkataan-perkataan itu” dalam kehidupan kita demi kesejahteraan kita sendiri baik sekarang maupun untuk selamanya. Tidakkah kita seharusnya berterima kasih kepada Allah Yehuwa dan Yesus Kristus dengan adanya ”hamba” itu di antara kita?

19. Dengan bermacam-macam cara manakah kita dapat menunjukkan bahwa kita berterima kasih kepada Yehuwa untuk pelayanan dari ”hamba yang setia dan bijaksana”?

19 Bagaimana kita dapat menyatakan terima kasih kita? Dengan kerja sama dengan ’hamba yang setia’ dalam pengabaran dan menjadikan murid. Kita juga dapat memperlihatkan terima kasih kita dengan bersemangat mengambil bagian dalam makanan rohani yang telah disediakan oleh golongan ”hamba” dalam bentuk buku-buku dan majalah, maupun dengan menghadiri perhimpunan-perhimpunan sidang. Yang juga hendaknya jangan diabaikan ialah hak kehormatan kita untuk berdoa agar roh Yehuwa membimbing dan menguatkan golongan ”hamba” itu dalam melakukan pekerjaan yang Ia tugaskan. Dan sesuai dengan kesanggupan kita, ada juga suatu hak kehormatan untuk menyumbang secara materi guna membantu membiayai kegiatan ”hamba” ini di seluruh dunia. Ya, dengan semua cara itu kita dapat menunjukkan bahwa kita menghargai caranya Allah Yehuwa menggunakan dan memberkati ”hamba yang setia dan bijaksana”. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita memiliki iman yang hidup dan aktif yang terbukti dari pekerjaan-pekerjaan kita.—Yak. 2:17, 26.

[Kotak di hlm. 9]

AJARAN DASAR—Ditekankan oleh Saksi-Saksi Yehuwa

● Pembenaran nama dan kedaulatan Yehuwa

● ”Kehadiran” Kristus dalam kuasa Kerajaan pada ”akhir dunia”

● Tebusan Yesus membuka jalan bagi kebangkitan dan kehidupan kekal

● Kepribadian Yesus yang berbeda dari Bapa, Putra dan roh suci; Tritunggal tidak ada

● Penciptaan sebaliknya dari pada evolusi

● Jiwa manusia dapat mati

● Terpisah dari politik dan kekerasan dunia

● Respek terhadap hukum Allah mengenai darah dan moral

● Susunan Kristen adalah bagian utama dari ”Babel Besar”

● Memupuk kasih dan kepribadian Kristen

● Kewajiban orang Kristen untuk mengabar dan menjadikan murid

● Baptisan dengan dicelupkan sama sekali dalam air sebagai lambang pembaktian

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan