PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • tr psl. 13 hlm. 114-121
  • Gereja yang Sejati dan Dasarnya

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Gereja yang Sejati dan Dasarnya
  • Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • DASAR DARI GEREJA YANG SEJATI
  • “DI ATAS BATU KARANG INI AKU AKAN MENDIRIKAN JEMAATKU”
  • GEREJA YANG BERSATU-PADU
  • MENGHARGAI GEREJA YANG SEJATI DAN DASARNYA
  • Apakah Petrus Itu Paus Pertama?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2015
  • Pergantian Rasuli
    Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
  • Haruskah Orang Kristen Menghadiri Pertemuan Ibadat?
    Sedarlah!—2001
  • Gereja—Perubahan dan Kebingungan
    Sedarlah!—1993
Lihat Lebih Banyak
Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
tr psl. 13 hlm. 114-121

Pasal 13

Gereja yang Sejati dan Dasarnya

1. Mengapa penting untuk mengetahui tanda pengenal dari gereja yang sejati dan dasarnya?

JIKA kita ingin hidup kekal dalam susunan baru Allah, kita harus mengakui gereja yang sejati dan dasarnya. Mengenai ini Yesus berkata: “Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu [gerejaKu, KAT].” (Matius 16:18) Apa sebenarnya gereja ini dan batu karang tempat gereja itu didirikan? Alkitab menyediakan bagi kita jawaban-jawaban yang benar.

2. (a) Pernahkah Alkitab menggunakan kata “gereja” untuk memaksudkan suatu bangunan? (b) Apa arti kata Yunaninya?

2 Walaupun banyak orang menyebut gedung tempat orang-orang berkumpul untuk beribadat sebagai “gereja,” tahukah saudara bahwa Alkitab tidak pernah berkata demikian? Dalam Alkitab kata “gereja” selalu memaksudkan orang-orang, sebenarnya suatu himpunan atau sidang jemaat. (Filemon 2) Kata Yunani ek·kle·siʹa, yang diterjemahkan sebagai “gereja” atau “sidang jemaat,” secara aksara berarti “yang dipanggil.” Kata ini memaksudkan sekumpulan orang yang dipanggil dari antara kelompok-kelompok lain untuk tujuan tertentu; tetapi ini dipakai sebagai persamaan dari kata Ibrani qahalʹ, yang berarti “sidang jemaat” atau ‘perhimpunan.’

3. Mengapa gereja yang sejati diibaratkan dengan (a) tubuh manusia? (b) seorang perawan yang sudah ditunangkan?

3 Gereja atau sidang jemaat yang sejati diibaratkan dengan tubuh manusia, karena sidang jemaat itu mempunyai banyak anggota tetapi hanya satu kepala, seperti halnya tubuh manusia. Alkitab yang terilham di Efesus 1:22, 23 menyatakan bahwa Allah telah menjadikan Kristus ‘kepala segenap gereja, yaitu tubuhnya.’ Gereja ini juga diibaratkan dengan seorang perawan yang ditunangkan kepada Kristus, karena sebagai satu kelompok, anggota-anggota dari gereja yang sejati akan bersatu erat dengan Kristus, seperti istri terhadap suami. Dalam suratnya kepada anggota-anggota tertentu dari gereja itu, rasul Paulus berkata: “Aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” (2 Korintus 11:2; lihat juga Wahyu 21:2, 9, 10.) Jadi kelompok tersebut adalah sidang jemaat yang bersih, bebas dari noda duniawi dan mengabdi kepada Kepalanya, Yesus Kristus.

4. (a) Dapatkah seseorang “masuk” ke dalam gereja yang sejati dengan mencatatkan namanya dalam daftar anggota di bumi? Mengapa? (b) Berapa banyak orang yang membentuk gereja yang sejati akan bersama-sama dengan Kristus di surga?

4 Dapatkah seseorang dari antara kita memutuskan “masuk” ke dalam gereja ini dengan jalan mencatatkan namanya dalam daftar anggota di bumi ini? Tidak; seperti dijelaskan di Ibrani 12:23, ini adalah “jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga.” Allah yang memilih anggota-anggotanya. Ia menempatkan mereka dalam sidang jemaat sebagaimana yang Ia kehendaki. (1 Korintus 12:18) Mereka inilah orang-orang yang akan bersama Kristus di surga. Dan Yesus menyingkapkan bahwa jumlah mereka terbatas sampai 144.000, jadi tidak meliputi semua yang mengaku diri Kristen.—Wahyu 14:1-3; Lukas 12:32.

5. Untuk tujuan istimewa apa anggota-anggota dari gereja yang sejati dipanggil?

5 Memang mereka sekelompok orang yang dipanggil keluar dari kegelapan rohani untuk satu tujuan istimewa. Selama ada di bumi, dengan berani mereka “memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari” Allah, yang memanggil mereka keluar dari kegelapan masuk ke dalam terangNya yang ajaib. (1 Petrus 2:9) Dan, setelah kebangkitan mereka, hak kehormatan yang mulia akan mereka peroleh untuk memerintah dengan Kristus dalam kerajaan surgawinya.—Lukas 22:28-30.

6. (a) Siapakah anggota-anggota pertama dari gereja yang sejati dan bagaimana mereka mendapat kesaksian bahwa mereka adalah putra-putra rohani Allah? (b) Bilamanakah keanggotaan itu terbuka bagi orang-orang bukan-Yahudi?

6 Anggota-anggota pertama dari gereja yang sejati semuanya orang Yahudi (seperti halnya Yesus dan rasul-rasulnya) atau proselit Yahudi yang bersunat. Pada Pentakosta tahun 33 M.—hanya sepuluh hari setelah Yesus naik ke surga dan membuka jalan bagi orang-orang lain untuk mengikut dia pada waktunya—Yehuwa menyatakan pilihanNya atas anggota-anggota ini melalui pencurahan roh suci. Dengan menerima roh pada peristiwa itu, mereka mendapat kesaksian bahwa mereka menjadi putra-putra rohani Allah dan waris-waris kerajaan bersama Kristus. (Kisah 2:1-4, 16-21, 33; Roma 8:16, 17) Tetapi keanggotaan dari gereja yang sejati tidak terbatas pada orang Yahudi saja. Tiga setengah tahun setelah kematian Yesus terbukalah jalan bagi orang Kafir atau bukan-Yahudi untuk dijadikan anggota. (Kisah 10:30-33, 44; Roma 9:23, 24) Maka belakangan, gereja yang sejati mempunyai keanggotaan yang meliputi berbagai bangsa.

DASAR DARI GEREJA YANG SEJATI

7. Bagaimana Yesus dan rasul Paulus mengenali batu sendi atau batu penjuru dari gereja yang sejati?

7 Siapakah dasar dari gereja yang sejati? Yesus Kristus menegaskan bahwa dia sendirilah dasarnya. Ia mengenakan pada dirinya nubuat Mazmur 118:22, bunyinya: “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.” (Matius 21:42-44) Rasul Paulus menambahkan kesaksiannya bahwa Yesus itulah “batu penjuru,” dalam suratnya kepada umat Kristen di Efesus: “Kamu . . . sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” (Efesus 2:19, 20) Rasul itu sangat tegas dalam hal ini, dan sekali lagi mengatakan: “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.”—1 Korintus 3:11.

8. (a) Mengapa tidak mungkin ada dasar yang lebih baik bagi gereja yang sejati dari pada Yesus Kristus? (b) Pertanyaan apa kini timbul?

8 Tidak ada dasar yang lebih baik dan lebih kokoh bagi gereja yang sejati dari pada Yesus Kristus, bukan? Karena ia memberikan hidup manusianya yang sempurna sebagai korban, penyelenggaraan ilahi ini dapat diadakan. Namun, bagaimana kita dapat menyelaraskan kesaksian Yesus dan rasul Paulus ini dengan apa yang Yesus katakan kepada Petrus di Matius 16:18? Tidak mungkin ada pertentangan.

“DI ATAS BATU KARANG INI AKU AKAN MENDIRIKAN JEMAATKU”

9. (a) Bagaimana pengertian sejumlah orang mengenai kata-kata Yesus di Matius 16:18? (b) Apakah kebanyakan dari “bapak-bapak” gereja abad-abad permulaan berpendapat bahwa perkataan “batu karang” yang Yesus pakai memaksudkan Petrus?

9 Petrus baru saja mengakui Yesus sebagai Kristus (atau Mesias), Putra dari Allah yang hidup. Lalu Yesus berkata: “Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu.” Menurut sejumlah orang kata-kata ini berarti bahwa gereja Yesus dibangun di atas Petrus sebagai dasarnya. Ini adalah pendirian resmi dari Gereja Roma Katolik. Tetapi menarik buku An Inside View of the Vatican Council (1870), menunjukkan bahwa dari sekurang-kurangnya delapan puluh enam “bapak-bapak” gereja abad-abad permulaan, hanya tujuh belas orang yang menganggap perkataan Yesus mengenai “batu karang” itu ditujukan kepada Petrus. Sadarkah saudara akan hal ini?

10. Bagaimanakah pengertian Augustinus mengenai perkataan Yesus tentang “batu karang”?

10 Pertimbangkanlah misalnya pandangan Augustinus (354-430 M.), yang biasanya disebut “Santo Augustinus.” Meskipun ia pernah menganggap Petrus sebagai “batu karang” itu, namun belakangan ia menyatakan kembali pendiriannya; katanya di dalam Retractationes yang ditulisnya: “Sejak itu aku sering menjelaskan perkataan Tuhan kita: ‘Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini aku akan mendirikan Gerejaku’ dimaksudkan sebagai ditujukan kepada dia yang kepadanya Petrus membuat pengakuan ketika ia berkata: ‘Engkaulah Kristus, Putra Allah yang hidup.’ . . . Sebab apa yang dikatakan kepada [Petrus] bukannya ‘Engkaulah batu karang,’ melainkan ‘Engkau adalah Petrus.’ Tetapi batu karang itu adalah Kristus.”

11. Siapakah “batu karang” itu menurut pengertian Petrus sendiri?

11 Tetapi yang jauh lebih penting lagi—bagaimana pengertian Petrus sendiri mengenai perkataan Yesus? Perihal Tuhan Yesus, Petrus berkata: “Dan datanglah kepadaNya batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’ Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: ‘Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga batu sentuhan dan suatu batu sandungan.’ Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah.” (1 Petrus 2:4-8) Kata-kata Petrus ini menunjukkan bahwa ia, seperti rasul Paulus, mengerti bahwa Yesuslah “batu penjuru” atau “batu sendi,” yakni “batu karang” tempat gereja itu didirikan. Petrus hanyalah salah satu dari ke-144.000 “batu-batu yang hidup” yang membentuk gereja yang sejati.

12. (a) Bagaimana kita bisa mengetahui apakah Petrus dipandang sebagai kepala yang “tidak mungkin salah” dari gereja pada abad pertama? (b) Siapakah yang tetap menjadi kepala dari gereja yang sejati?

12 Petrus memang mendapat hak-hak kehormatan yang bagus sebagai rasul Yesus Kristus. Tetapi tak pernah ia menyebut bahwa ia menganggap diri sebagai kepala dari para rasul. Juga tidak pernah kita baca bahwa rasul-rasul dan murid-murid yang lain mengakui Petrus sebagai “paus” dan menghormatinya demikian. Rasul Paulus merasa perlu untuk menegur Petrus (Kefas) di muka umum ketika ia menempuh haluan yang tidak sesuai dengan iman Kristen yang sejati. Bahwa Petrus bersalah mengenai soal ini, yang menyangkut iman dan moral dan bahwa Paulus merasa bebas untuk mengoreksi dia di muka umum menunjukkan bahwa Petrus tidak dipandang sebagai kepala yang “tidak mungkin salah” dari rasul-rasul atau dari gereja yang mula-mula. (Galatia 2:11-14) Di dalam gereja yang sejati hanya ada satu Kepala, Yesus Kristus, yang “hidup senantiasa” sejak kebangkitannya, sehingga tidak perlu pengganti.—Ibrani 7:23-25.

GEREJA YANG BERSATU-PADU

13. (a) Perkataan Yesus manakah yang menunjukkan bahwa tidak boleh ada pemisahan dalam sidang jemaat menjadi golongan rohaniwan dan golongan awam? (b) Bagaimana orang-orang yang mengambil pimpinan dalam sidang jemaat sepatutnya membawakan diri?

13 Yesus, kepala itu, tidak memisah-misahkan tubuh yang berupa sidang jemaatnya menjadi golongan rohaniwan dan golongan awam dari “rakyat jelata.” Ia berkata kepada para pengikutnya: “Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.” (Matius 23:8-10) Jadi Yesus menunjukkan bahwa tidak ada pemisahan di antara mereka yang membentuk gereja yang sejati. Akan tetapi, ia memang mengatur supaya orang-orang pria mengambil pimpinan dalam sidang Kristen, untuk melayani kebutuhan rohani dari saudara-saudara mereka dan mengorganisir pekerjaan pemberitaan kabar kesukaan. Kata Yesus, orang-orang ini bukan untuk “menjalankan kuasa” terhadap saudara-saudara mereka, melainkan harus seperti budak atau hamba kepada mereka. (Matius 20:25-28) Apakah rohaniwan yang saudara kenal demikian juga?

14. Mengapa orang-orang yang membentuk gereja yang sejati harus dihimpunkan hanya dalam satu organisasi untuk beribadat?

14 Supaya cocok dengan lukisan Alkitab tentang gereja yang sejati, mereka yang membentuknya harus bersatu-padu dalam ibadat mereka. Dalam hubungan ini rasul Paulus menulis: “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” (1 Korintus 1:10) Maka menurut Alkitab kita tidak dapat mengharap akan menemukan mereka tersebar di antara agama-agama dari Susunan Kristen yang saling bertentangan. Mereka harus dihimpunkan hanya dalam satu organisasi. Efesus 4:4, 5 berkata tentang mereka: “Satu tubuh . . . satu Tuhan, satu iman.” Sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa artinya “satu iman” itu.

MENGHARGAI GEREJA YANG SEJATI DAN DASARNYA

15. (a) Bagaimana Kristus dan sidang jemaatnya memberi faedah kepada semua manusia yang taat? (b) Menurut Yesus, tanggung jawab apa akan ia berikan kepada gerejanya yang sejati pada waktu ia datang dalam kuasa Kerajaan?

15 Anggota-anggota dari gereja yang sejati di bawah Kristus sebagai kepala dikatakan menjadi “keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.” (Galatia 3:29) Janji ini adalah bahwa orang-orang lain dari antara umat manusia akan memberkati diri sendiri melalui Kristus dan sidangnya. (Kejadian 22:18) Alkitab menubuatkan bahwa, pada waktu kerajaan Kristus didirikan, hanya ada satu sisa dari anak-anak “Yerusalem yang di atas” ini, yakni organisasi surgawi Allah, yang tertinggal di bumi. (Galatia 4:26; Wahyu 12:10, 17) Yesus melukiskan anggota-anggota dari gereja di bumi sebagai “hamba yang setia dan bijaksana.” Dan menurut Yesus, orang-orang ini yang ternyata melayani dengan setia pada waktu kedatangannya untuk melakukan pekerjaan pengadilan akan ditetapkan sebagai pengawas atas ”segala miliknya,” artinya, atas segala kepentingan kerajaan Kristus di bumi. Mereka akan mengambil pimpinan dalam pemberitaan kabar kesukaan kepada segala bangsa pada “akhir zaman” mengenai Kerajaan yang sudah didirikan.—Matius 24:14, 45-47; 25:19-23.

16. Berkat-berkat apakah dicurahkan ke atas mereka yang menunjukkan pengakuan yang sepatutnya terhadap penyelenggaraan ini?

16 Dewasa ini, semua yang mengharapkan hidup kekal dalam susunan baru Allah perlu mengakui penyelenggaraan ini. Sebab Yesus berkata bahwa, pada “akhir zaman” ini, ia akan memisahkan orang-orang yang diperkenan karena berbuat baik terhadap sisa dari ‘saudara-saudaranya’ di bumi, sesama warisnya yang akan membentuk sidang Kristen. (Matius 25:31-40) Mereka adalah kaum sisa dari ‘batu-batu hidup’ yang dibangun menjadi rumah atau bait rohani, “tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” (1 Petrus 2:5; Efesus 2:20-22) Mereka yang berbuat baik terhadap anggota-anggota dari golongan bait ini dilukiskan dalam buku Wahyu sebagai “kumpulan besar” orang-orang yang mendapat perlindungan Allah. Perhatikan pula, bahwa mereka dengan senang melayani Allah “siang malam di Bait SuciNya,” artinya, dalam hubungan dengan kaum sisa golongan bait rohani, sidang jemaat Kristen.—Wahyu 7:9, 10, 15.

17. Apa yang sebenarnya dikatakan oleh orang-orang yang bersifat domba kepada kaum sisa dari gereja yang sejati?

17 Orang-orang yang bersifat domba ini sebenarnya sama saja seperti berkata kepada waris-waris dari janji yang diadakan dengan Abraham: “Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Allah menyertai kamu!” (Zakharia 8:23) Sama seperti mereka dari gereja atau sidang jemaat yang sejati dengan setia mengikuti jejak Kristus dan mengumumkan berita Kerajaan, demikian pula orang-orang yang bersifat domba ‘pergi menyertai mereka,’ dan melayani Allah bersama-sama mereka. Apakah saudara berbuat ini? Jika demikian, saudara mempunyai harapan bukan saja untuk mendapat hidup kekal di bumi, tetapi juga berkat-berkat lainnya yang akan mengalir dari Kristus dan sidang jemaatnya yang dimuliakan di surga.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan