PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w88_s-46 hlm. 18-23
  • Percaya kepada Yehuwa Menuntun kepada Pembaktian dan Baptisan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Percaya kepada Yehuwa Menuntun kepada Pembaktian dan Baptisan
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-46)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengapa Percaya kepada Yehuwa?
  • Mengapa Ada yang Tidak Percaya kepada Yehuwa
  • Percaya kepada Yehuwa Menuntun kepada Pembaktian
  • Pembaktian Bukan Sekedar Ikatan Biasa
  • Mengapa Baptisan dalam Air?
  • Dibaptis pada Umur Berapa?
  • Baptisan dan Hubungan Anda dengan Allah
    Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
  • Mengapa Saudara Membaktikan Diri kepada Yehuwa?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
  • Mengapa Perlu Dibaptis?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
  • Apakah Saudara Sudah Siap untuk Dibaptis?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2020
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-46)
w88_s-46 hlm. 18-23

Percaya kepada Yehuwa Menuntun kepada Pembaktian dan Baptisan

”Percayalah kepada [Yehuwa] dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri [”bumi,” Klinkert] dan berlakulah setia.”—Mazmur 37:3.

1. Kesaksian apa dari orang-orang yang berhikmat secara duniawi memperlihatkan bahwa percaya kepada para pemimpin manusia adalah hal yang bodoh?

KEPADA siapakah kita dapat percaya? Kepada para pemimpin manusia? Sejarah mereka menunjukkan bahwa percaya kepada manusia yang tidak sempurna adalah suatu hal yang bodoh. Ya, bahkan orang-orang yang berhikmat secara duniawi mengakui fakta itu! Demikianlah, sebuah majalah bisnis di Eropa, Vision, pernah mengatakan bahwa apa yang ”paling buruk mengenai keadaan dewasa ini ialah tidak seorang pun dapat melihat jalan keluar daripadanya.” Dan sejarawan ekonomi Robert Heilbroner mengatakan: ”Ada hal lain yang terus mengganggu kita. Ini adalah perasaan bahwa tidak ada seorang pun yang sanggup memimpin, bahwa tidak seorang pun yang sanggup untuk mengatasi problem-problem yang menimpa kita.”

2. Apa yang dapat dikatakan mengenai manfaat dari ilmu pengetahuan modern?

2 Manusia memang telah membuat banyak kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Tetapi apakah ini semua bermanfaat? Tidak. Seperti ditunjukkan oleh pengarang Lewis Mumford: ”Gagasan bahwa kemajuan dalam bidang mekanik dan ilmu pengetahuan menjamin adanya manfaat-manfaat yang sebanding bagi umat manusia . . . sekarang sudah sama sekali tidak dapat dipertahankan lagi.” Kasus yang dimaksudkan ialah hujan asam, yang mencemari danau-danau dan sungai-sungai serta ikut memusnahkan pohon-pohon dalam jumlah jutaan. Selain itu, keadaan yang menyedihkan dari dunia—meningkatnya kejahatan, kekerasan, dan terorisme, kecanduan obat-obat bius dan alkohol, penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks, dan keadaan ekonomi yang tidak menentu—semua membuktikan betapa sia-sia untuk menaruh kepercayaan kita kepada para pemimpin manusia.

3. Firman Allah memberikan nasihat apa berkenaan di mana kita hendaknya menaruh kepercayaan kita?

3 Firman Allah dengan tepat menasihati kita: ”Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah, pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.” (Mazmur 146:3, 4) Jika tidak kepada manusia, kepada siapakah kita dapat menaruh kepercayaan? Kita dapat menaruh kepercayaan kita kepada Pencipta langit dan bumi, seperti kita baca: ”Diberkatilah orang yang mengandalkan [Yehuwa], yang menaruh harapannya pada [Yehuwa]!”—Yeremia 17:7.

Mengapa Percaya kepada Yehuwa?

4. Apa sifat-sifat utama dari Yehuwa, dan bagaimana hal itu memberi kita alasan yang kuat untuk menaruh kepercayaan kita kepadaNya?

4 Kita dapat percaya kepada Yehuwa untuk alasan-alasan yang kuat. Pertama-tama, kita dapat menaruh kepercayaan kepada Dia karena sifat-sifatNya yang utama—kasih, hikmat, keadilan, dan kuasa—dan sifat-sifat lain yang menakjubkan. FirmanNya meyakinkan kita bahwa Ia mahakuasa, salah satu gelarnya ialah ”Allah Yang Mahakuasa.” (Kejadian 28:3) Hal itu benar-benar suatu dasar untuk percaya! Tidak seorang pun dapat dengan berhasil menentang Yehuwa, dan tidak seorang pun dapat menggagalkan maksud-tujuanNya. Ia juga Pribadi Yang Mahatahu. Ia tidak hanya mengetahui akhir segala sesuatu sejak awal mula, karena masa depan merupakan sebuah buku yang terbuka bagiNya, tetapi dalam diriNya juga terkandung semua pengetahuan dan hikmat, seperti nampak dari karya ciptaanNya yang menakjubkan. Dalam semua urusanNya Ia tidak pernah membuat satu kesalahan pun. (Yesaya 46:10; Roma 11:33-35) Selain itu, Yehuwa secara sempurna dapat dipercaya, Allah dari kebenaran dan kesetiaan. Ia mustahil berdusta. (Ulangan 32:4; Titus 1:2; Ibrani 6:18) Yang terutama, karena kasih yang tidak mementingkan diri adalah sifatNya yang paling menonjol, dengan cocok dikatakan: ”Allah adalah kasih.”—1 Yohanes 4:8, 16.

5. Catatan apa yang terdapat dalam Firman Allah, yang membuktikan bahwa Ia dapat dipercaya?

5 Cara Yehuwa berurusan dengan umat manusia memberikan bukti lebih lanjut bahwa Ia Allah yang mahakuasa, berhikmat, adil, dan kasih, yang dapat dipercaya. Musa meyakinkan orang-orang Israel bahwa Yehuwa berpegang kepada perjanjian dan kasih kemurahan terhadap mereka yang mengasihi Dia dan mentaati perintah-perintahNya. (Ulangan 7:9) Sebelumnya, Yehuwa telah menyelamatkan Nuh yang takut akan Allah dan keluarganya melewati Air Bah. Allah menyelamatkan Lot yang benar dan kedua putrinya dari pembinasaan Sodom dan Gomora dalam api. Kemudian, Allah membebaskan orang-orang Israel dari Mesir dan memberi mereka negeri Kanaan sesuai dengan janjiNya kepada Abraham. (Kejadian 7:23; 17:8; 19:15-26) Dan tidakkah Yehuwa menyelamatkan ketiga orang Ibrani yang dicampakkan ke dalam dapur api yang menyala-nyala, dan juga Daniel dari gua singa?—Daniel 3:27; 6:23.

6. Bukti apa yang ada pada jaman modern bahwa percaya kepada Yehuwa tidak salah tempat?

6 Bahwa Yehuwa adalah Pribadi kepada siapa kita dapat menaruh kepercayaan kita juga dibuktikan oleh pengalaman dari Saksi-SaksiNya pada jaman modern. Sebagai contoh, Adolf Hitler membual bahwa ia akan memusnahkan ”anak buah” Saksi-Saksi Yehuwa di Jerman. Tetapi sebaliknya Hitler dan partai Nazinya yang dilenyapkan, dan dewasa ini kelompok Saksi-Saksi itu telah berkembang berlipat ganda sampai berjumlah lebih dari 119.000. Selain itu, ratusan pengalaman hidup dari Saksi-Saksi Yehuwa yang telah diterbitkan dalam Menara Pengawal dan majalah rekannya Sedarlah! memberikan bukti yang kuat akan kenyataan bahwa Yehuwa benar-benar Allah yang dapat kita percaya.

Mengapa Ada yang Tidak Percaya kepada Yehuwa

7. Mengapa seseorang mengatakan bahwa ia ”seorang Penonton Yehuwa”?

7 Namun, dewasa ini betapa sedikit yang menaruh kepercayaan kepada Yehuwa! Bahkan banyak orang yang telah belajar tentang sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya yang besar tidak menaruh kepercayaan mereka kepadaNya. Sebuah artikel yang terbit dalam majalah U.S. Catholic (Januari 1979) mengatakan mengenai salah seorang dari orang-orang sedemikian: ”Ketika petugas yang mengumpulkan pendapat bertanya kepada pria itu mengenai agama yang dipilihnya, ia menjawab, ’Saya kira saya seorang Penonton Yehuwa.’ Ketika diminta untuk merinci hal itu ia menjelaskan, ’Saya mempercayai cukup banyak hal yang dipercayai oleh Saksi-Saksi Yehuwa—tetapi saya tidak ingin terlibat.’” Majalah itu memberi komentar: ”Seorang Saksi Yehuwa yang berbakti tidak mempunyai pilihan selain dari benar-benar terlibat di dalamnya.”

8. Ciri-ciri dasar apa yang membuat seseorang ingin terlibat untuk melayani Yehuwa?

8 Mengapa ada beberapa yang tidak ingin terlibat? Karena mereka tidak mempunyai keadaan hati yang benar. Seseorang harus ’mempunyai kecenderungan yang benar kepada kehidupan kekal.’ (Kisah 13:48, NW) Seperti Yesus katakan dalam perumpamaannya mengenai penabur, mereka yang menghasilkan buah menerima firman kebenaran dalam ”hati yang baik.” (Lukas 8:15) Ya, kebenaran tidak menarik bagi orang-orang yang tidak tulus. Suatu tuntutan dasar ialah hati yang jujur. Kebenaran dari Firman Allah juga tidak menarik bagi mereka yang angkuh. Sikap rendah hati diperlukan. (Yakobus 4:6) Selain itu, kebenaran tidak menarik bagi orang-orang yang merasa puas dengan diri sendiri, merasa diri benar. Namun hal itu memang menarik bagi orang-orang yang sadar akan kebutuhan rohani mereka, yang lapar dan haus akan kebenaran, dan yang berkeluh-kesah atas semua hal menjijikkan yang mereka lihat terjadi di dunia dewasa ini.—Matius 5:3, 6, NW; Yehezkiel 9:4.

Percaya kepada Yehuwa Menuntun kepada Pembaktian

9, 10. (a) Apa yang perlu sebelum seseorang dapat menaruh kepercayaan kepada Yehuwa, dan bagaimana sambutan mereka yang mempunyai keadaan hati yang benar? (b) Kepada siapakah orang-orang sedemikian mempraktekkan iman?

9 Sebelum seseorang dapat menaruh kepercayaan kepada Yehuwa, ia harus mendengar tentang Dia. Tetapi ”bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?” (Roma 10:14) Pada waktu hamba-hamba Yehuwa mengabar, orang-orang yang mempunyai keadaan hati yang benar akan menyambut, seperti yang dilakukan banyak orang di Tesalonika jaman purba. Mengenai mereka, Paulus menulis: ”Kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi—dan memang sungguh-sungguh demikian—sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.”—1 Tesalonika 2:13.

10 Dengan belajar tentang Yehuwa, orang-orang yang berhati baik tersebut mempraktekkan iman kepadaNya. Ini penting, karena ”tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6) Juga penting untuk mempraktekkan iman kepada Putra Allah. ”Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”—ya, tidak ada nama lain selain dari nama Yesus Kristus.—Kisah 4:12.

11. Percaya kepada Yehuwa akan membuat seseorang mengikuti nasihat apa yang diberikan oleh rasul Petrus?

11 Percaya kepada Firman Allah, kepada Yehuwa, dan kepada PutraNya Yesus Kristus akan menggerakkan seseorang untuk mentaati nasihat rasul Petrus kepada orang-orang Yahudi pada jamannya: ”Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar [Yehuwa] mendatangkan waktu kelegaan.” (Kisah 3:19) Dengan mendapatkan pengetahuan tentang Yehuwa dan tuntutan-tuntutanNya, seseorang belajar bahwa kehendak Allah ialah agar ia menjadi pengikut dari Yesus Kristus. Seperti Petrus utarakan: ”Untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya.” (1 Petrus 2:21) Yesus menyatakan dengan jelas apa yang tersangkut ketika ia mengatakan: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya [”tiang siksaannya,” NW] dan mengikut Aku.” (Matius 16:24) Itu berarti membaktikan diri kepada Allah Yehuwa untuk melakukan kehendakNya dan mengikuti jejak Yesus Kristus.

Pembaktian Bukan Sekedar Ikatan Biasa

12. Bagaimana kata ”ikatan” sering digunakan dalam Susunan Kristen?

12 Dalam Susunan Kristen istilah ”ikatan” berulang kali digunakan sehubungan dengan menjadi seorang Kristen. Jadi kita diberitahu bahwa para penganut kelompok Evangelical dari Amerika Serikat ”menandaskan ikatan pribadi dengan Yesus.” Seorang pendeta Katolik Roma berbicara tentang ”ikatan yang bersifat agama [dalam agama] Katolik.” Ketika membela keterlibatannya dalam politik, seorang imam Katolik pernah mengatakan: ”Terjun dalam politik merupakan perluasan dari ikatan (keimaman) saya.” Dan perusahaan-perusahaan bisnis memasang iklan ”Ikatan Kami kepada Langganan-Langganan Kami.” Jadi, sebenarnya seseorang bisa mempunyai begitu banyak ikatan pada waktu yang sama: ikatan bisnis, ikatan sosial, ikatan politik, dan ikatan agama.

13. Apa yang terlibat dalam pembaktian kepada Yehuwa?

13 Tetapi, pembaktian kepada Allah Yehuwa bukan sekedar suatu ikatan biasa. Ikatan hanya ”suatu persetujuan atau ikrar untuk melakukan sesuatu di masa depan.” Tetapi membuat pembaktian berarti ’membaktikan diri secara eksklusif kepada dinas atau ibadat dari suatu pribadi ilahi atau kepada pelayanan suci.’ Kebanyakan orang sudah puas dengan membuat suatu ikatan ketimbang pembaktian. Ini pasti disebabkan oleh karena agama mereka hanya seperti musik latar belakang saja. Musik sedemikian enak untuk didengar tetapi tidak mengganggu pekerjaan apapun yang benar-benar ingin dilakukan seseorang.

14. Mengapa sekedar suatu ikatan tidak dapat diterima oleh Allah Yehuwa?

14 Dengan membaktikan diri kepada Allah, maka melakukan kehendakNya menjadi hal yang paling penting dalam kehidupan. Ini menuntut agar seseorang mentaati perintah yang pertama dan terbesar, yang dikutip oleh Yesus ketika ia mengatakan: ”Kasihilah [Yehuwa], Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” Yesus menandaskan sifat eksklusif dari melayani Allah ketika ia menyatakan: ”Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Markus 12:30; Matius 6:24) Maka jelas, sekedar suatu ikatan tidak diterima oleh Yehuwa.

Mengapa Baptisan dalam Air?

15. Teladan apa yang Yesus berikan dalam hal membuat pernyataan iman kepada Allah di depan umum?

15 Mengapa kita harus melambangkan pembaktian kepada Allah dengan dibaptis? Jika seseorang ingin menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa, ia tidak mempunyai pilihan lain. Halnya juga demikian jika ia ingin dikenal sebagai seorang Kristen, seorang pengikut dari Yesus Kristus. ”Saksi yang setia” dari Yehuwa, Yesus, memberikan pola untuk ini, karena ia dibaptis di Sungai Yordan. Karena Yohanes membaptis para pedosa yang bertobat, ia tidak dapat mengerti mengapa Yesus ingin dibaptis, tetapi Yesus mengatakan kepadanya: ”Biarlah hal itu terjadi, kali ini, karena dengan demikianlah kita sepatutnya melaksanakan semua yang benar.” (Wahyu 1:5; Matius 3:13-17, NW) Putra Allah dengan demikian membuat pernyataan mengenai imannya di depan umum dengan mempersembahkan dirinya kepada Yehuwa, memberikan teladan bagi semua yang ingin melakukan kehendak ilahi.

16. Perintah apa yang Yesus berikan kepada para pengikutnya berkenaan baptisan, dan apa yang menunjukkan bahwa murid-muridnya mentaati perintah itu?

16 Selain itu, tidak lama sebelum kembali kepada Bapanya di surga, Yesus memerintahkan para pengikutnya: ”Karena itu pergilah dan jadikanlah orang-orang dari segala bangsa muridku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan roh kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu.” (Matius 28:19, 20, NW) Catatan dalam buku Kisah menunjukkan bahwa murid-murid Yesus dengan bergairah mentaati perintah itu.—Kisah 2:40, 41; 8:12; 9:17, 18; 19:5.

17. Mengapa sekedar dipercik tidak dapat disebut baptisan yang sah?

17 Bagaimana cara mereka dibaptis? Hanya dipercik dengan air, seperti kebiasaan dalam kebanyakan gereja Susunan Kristen? Sama sekali tidak! Yesus ”keluar dari air” setelah dibaptis. Ini jelas menunjukkan bahwa ia dicelup dalam air. (Markus 1:9, 10) Sebenarnya, cara lain apapun tidak dapat disebut baptisan, karena kata Yunani yang diterjemahkan ”membaptis” berarti ”mencelup, membenamkan.”—Kisah 8:36-39.

18. Mengapa pencelupan adalah lambang yang sangat cocok dari pembaktian seseorang kepada Allah?

18 Baptisan sedemikian adalah lambang yang paling cocok dari pembaktian. Masuk ke dalam air dengan tepat menggambarkan seseorang mati sehubungan dengan haluan tingkah lakunya sebelum itu. Ia diangkat dari air menggambarkan ia dibangkitkan kepada jalan hidup yang baru. Sama seperti upacara perkawinan, yang membantu mencamkan dalam diri pengantin wanita dan pengantin pria bahwa mereka kini sudah menikah, demikian pula baptisan air di hadapan saksi-saksi kemungkinan besar akan menanamkan kesan yang tahan lama pada calon yang akan dibaptis itu. Tidak ada keraguan mengenai hal itu: Dengan tindakan dibaptis, pembaktian seseorang kepada Yehuwa harus tertanam dengan kuat dalam pikiran dan ingatan seseorang sebagai peristiwa yang paling penting dalam kehidupannya. Ini menandai titik balik dari melayani diri sendiri kepada melayani Allah Yehuwa.

19. Apa alasan lebih lanjut untuk dibaptis?

19 Jangan kita mengabaikan kenyataan bahwa baptisan air adalah prasyarat untuk mendapatkan hati nurani yang baik di hadapan Yehuwa. Hal ini dinyatakan dengan jelas di 1 Petrus 3:21, yang berbunyi: ”Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan—maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah—oleh kebangkitan Yesus Kristus.”

Dibaptis pada Umur Berapa?

20. Mengapa bayi-bayi tidak mungkin memenuhi syarat untuk dibaptis?

20 Kata-kata Yesus di Matius 28:19, 20 memperlihatkan bahwa mereka yang sudah dijadikan muridnya itulah yang hendaknya dibaptis. Jadi, masuk akal bahwa tidak ada bayi atau anak kecil yang dapat memenuhi tuntutan Alkitab untuk dibaptis. Seorang bayi tidak dapat mempraktekkan iman dalam Firman Allah, dalam Allah sang Pencipta, dan dalam PutraNya Yesus Kristus. Seorang bayi tidak dapat mengerti bahwa roh kudus adalah tenaga aktif Allah; ia juga tidak dapat bertobat dari dosa-dosa di masa lampau dan membuat nazar yang khidmat untuk melakukan kehendak Allah.

21. Apakah kaum remaja layak dibaptis?

21 Tetapi tampaknya ada di kalangan umat Yehuwa yang telah mengambil haluan yang sebaliknya. Banyak orangtua Kristen membiarkan anak-anak mereka menunggu sampai menjelang umur dua puluh tahun sebelum mulai membicarakan masalah baptisan. Berkali-kali kita mendengar tentang remaja-remaja yang membuat pembaktian yang sah, semata-mata atas dasar prakarsa mereka sendiri. Misalnya, seorang anak laki-laki praremaja dari seorang penatua sungguh-sungguh ingin dibaptis. Jadi ayahnya meminta tiga penatua lain untuk membahas bersama remaja itu pertanyaan-pertanyaan yang disusun bagi mereka yang bermaksud dibaptis.a Kesimpulan mereka ialah, walaupun masih sangat muda, ia memenuhi syarat untuk dibaptis sebagai rohaniwan yang terlantik dari Allah Yehuwa. Bahkan dalam Sekolah Dinas Perintis di Bahama baru-baru ini, hadir seorang anak perempuan berumur sepuluh tahun yang sudah dibaptis, putri dua rohaniwan sepenuh waktu!

22. Bila orangtua membina kepribadian Kristen dalam diri anak-anak mereka, apa yang dapat mereka harapkan dari anak-anak mereka?

22 Berkenaan hal ini, nampaknya ada orangtua yang gagal. Sejauh manakah mereka menggunakan ’bahan-bahan yang tahan api’ untuk membina kepribadian Kristen dalam diri anak-anak mereka? (1 Korintus 3:10-15) Pertama-tama, untuk dapat melakukan hal itu dituntut agar ibadat yang murni dari Yehuwa menjadi perkara yang paling penting dalam kehidupan para orangtua. Selain itu, orangtua harus mentaati nasihat bagus yang diberikan di Ulangan 6:6, 7 dan Efesus 6:4. Hasil dari ini bisa jadi para orangtua perlu menahan anak-anak mereka agar tidak dibaptis terlalu muda, sebaliknya dari harus melatih mereka di kemudian hari.

23. Setelah seseorang mencapai titik pembaktian dan baptisan, apa lagi yang dituntut?

23 Setelah seseorang memperlihatkan percaya kepada Yehuwa melalui pembaktian dan baptisan air, ia harus terus memperlihatkan percaya itu. Artikel berikut, ”Melayani sebagai Kawan Sekerja Yehuwa yang Percaya,” akan membantu kita memahami apa yang tersangkut di dalamnya.

[Catatan Kaki]

a Serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh semua yang ingin dibaptis sebagai Saksi-Saksi Yehuwa terdapat dalam buku Diorganisir untuk Pelayanan Kita. Ini disediakan bagi mereka yang mempersiapkan diri untuk dibaptis.

Bagaimana Saudara Akan Menjawab?

◻ Fakta-fakta apa menonjolkan betapa bodoh untuk menaruh kepercayaan kita kepada manusia?

◻ Mengapa sifat-sifat dan cara Yehuwa berurusan memberi kita alasan yang kuat untuk percaya kepadaNya?

◻ Mengapa menaruh kepercayaan kepada Yehuwa menuntut pembaktian dan bukan hanya ikatan?

◻ Bagaimana para orangtua dapat menanamkan dalam diri anak-anak mereka keinginan untuk membaktikan diri kepada Yehuwa pada usia muda?

[Gambar di hlm. 18]

Kita dapat menaruh kepercayaan kita kepada Yehuwa sebagai Penyelamat Agung

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan