PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w96 1/2 hlm. 4-8
  • Apa yang Harus Kita Lakukan untuk Diselamatkan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apa yang Harus Kita Lakukan untuk Diselamatkan?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengikuti Yesus
  • Kepercayaan Mendorong Tindakan
  • Pesan-Pesan Yesus Sendiri
  • Kegairahan Kristen
  • ’Firman Allah Hidup’
  • Apa yang Harus Kita Perbuat untuk Diselamatkan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Yesus Sang Juru Selamat—Apa Artinya?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • Apakah Alkitab Mengajarkan ’Sekali Selamat, Tetap Selamat’?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
  • Apakah Saudara Menghargai Apa yang Allah Telah Lakukan?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
w96 1/2 hlm. 4-8

Apa yang Harus Kita Lakukan untuk Diselamatkan?

SEORANG pria pernah bertanya kepada Yesus, ”Tuan, apakah mereka yang diselamatkan sedikit?” Bagaimana Yesus menjawabnya? Apakah ia mengatakan, ’Hanya dengan menerima saya sebagai Tuan dan Juru Selamatmu, dan kamu akan diselamatkan’? Tidak! Yesus mengatakan, ”Berusahalah sekuat tenagamu untuk masuk melalui pintu yang sempit, karena, aku memberi tahu kamu, banyak orang akan berupaya masuk tetapi tidak akan dapat.”​—Lukas 13:23, 24.

Apakah Yesus keliru menjawab pertanyaan pria ini? Tidak, pria tersebut tidak bertanya tentang seberapa sulit keselamatan dapat diperoleh; ia menanyakan apakah jumlahnya akan sedikit. Maka, Yesus hanya memperlihatkan bahwa orang-orang yang akan berusaha sekuat tenaga untuk menerima berkat yang menakjubkan ini jumlahnya lebih sedikit daripada yang diperkirakan.

’Bukan begitu yang saya dengar,’ mungkin protes beberapa pembaca. Mereka mungkin mengutip Yohanes 3:16 yang mengatakan, ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Terjemahan Baru) Akan tetapi, kami menjawab, ’Kalau begitu, apa yang harus kita percayai? Bahwa Yesus benar-benar pernah hidup? Tentu saja. Bahwa ia adalah Anak Allah? Sudah pasti! Dan karena Alkitab menjuluki Yesus ”Guru” dan ”Tuan”, bukankah kita juga harus mempercayai apa yang ia ajarkan, menaati dia, dan mengikuti dia?’​—Yohanes 13:13; Matius 16:16.

Mengikuti Yesus

Nah, di sinilah letak ketidakberesannya! Banyak orang yang diberi tahu bahwa mereka telah ”diselamatkan” tampaknya memiliki sedikit niat untuk mengikuti ataupun menaati Yesus. Malahan, seorang pendeta Protestan menulis, ”Tentu saja, iman kita akan Kristus hendaknya berkelanjutan. Tetapi pernyataan bahwa iman mutlak harus atau perlu berkelanjutan, sama sekali tidak memiliki dukungan dalam Alkitab.”

Padahal, Alkitab mencantumkan praktek-praktek amoral yang lazim di antara beberapa orang yang berpikir bahwa mereka telah ”diselamatkan”. Sehubungan dengan orang yang terus menempuh jalan-jalan demikian, Alkitab memerintahkan orang-orang Kristen, ”Singkirkan orang yang fasik itu dari antara kamu sendiri.” Tentu saja, Allah tidak ingin orang-orang yang fasik mencemari sidang Kristen-Nya!​—1 Korintus 5:11-13.

Kalau begitu, apa artinya mengikuti Yesus, dan bagaimana kita dapat berbuat demikian? Nah, apa yang Yesus lakukan? Apakah ia amoral? pelaku percabulan? pemabuk? pendusta? Apakah ia tidak jujur dalam bisnis? Tentu saja tidak! ’Tetapi,’ saudara mungkin bertanya, ’apakah kehidupan saya harus bersih dari semua hal tersebut?’ Untuk jawabannya, pertimbangkan Efesus 4:17 sampai 5:5. Di situ tidak dikatakan bahwa Allah akan menerima kita tanpa mempertimbangkan apa pun yang kita lakukan. Sebaliknya, ayat-ayat ini memberi tahu kita untuk berbeda dari bangsa-bangsa dunia ini yang telah ”melampaui semua batas perasaan moral, . . . namun kamu tidak belajar bahwa Kristus seperti itu . . . Menyingkirkan kepribadian lama yang sesuai dengan haluan tingkah lakumu yang dahulu . . . Hendaklah orang yang mencuri jangan mencuri lagi . . . Percabulan dan setiap jenis kenajisan atau ketamakan bahkan disebut pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepantasnya bagi umat yang kudus . . . Karena kamu mengetahui hal ini, menyadarinya bagimu sendiri, bahwa tidak ada orang yang melakukan percabulan atau orang yang najis atau orang yang tamak—yang berarti menjadi penyembah berhala—yang akan memperoleh warisan apa pun dalam kerajaan Kristus dan Allah”.

Apakah kita mengikuti Yesus jika kita sedikit-dikitnya tidak mencoba hidup selaras dengan teladannya? Bukankah kita harus berupaya membuat kehidupan kita seperti Kristus? Pertanyaan penting tersebut jarang, kalaupun pernah, dipertimbangkan oleh orang-orang yang mengatakan, seperti yang dikatakan sebuah risalah agama, ”Datanglah kepada Kristus sekarang​—apa adanya.”

Salah seorang murid Yesus memperingatkan bahwa pria-pria yang tidak saleh yang ”mengubah kebaikan hati Allah kita yang tidak layak diterima menjadi dalih untuk tingkah laku bebas dan yang terbukti tidak setia kepada satu-satunya Pemilik dan Tuan kita, Yesus Kristus”. (Yudas 4) Sebenarnya, bagaimana kita dapat mengubah belas kasihan Allah ”menjadi dalih untuk tingkah laku bebas”? Kita dapat berbuat demikian dengan mengira bahwa korban Kristus menutupi dosa-dosa yang disengaja yang kita ingin terus lakukan sebaliknya daripada dosa karena ketidaksempurnaan manusia yang kita berupaya tinggalkan. Tentu saja kita tidak ingin menyetujui salah seorang penginjil Amerika yang terkenal, yang mengatakan bahwa saudara tidak perlu ”mengubah kehidupan, meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, atau bertobat untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar Alkitab”.​—Pertentangkan Kisah 17:30; Roma 3:25; Yakobus 5:19, 20.

Kepercayaan Mendorong Tindakan

Banyak orang telah diberi tahu bahwa ”percaya kepada Yesus” merupakan suatu tindakan satu kali saja dan bahwa iman kita tidak perlu terlalu kuat untuk mendorong ketaatan. Namun Alkitab tidak sependapat. Yesus tidak berkata bahwa orang-orang yang memulai haluan Kristen diselamatkan. Sebaliknya, ia mengatakan, ”Dia yang telah bertekun sampai ke akhir adalah orang yang akan diselamatkan.” (Matius 10:22) Alkitab menyamakan haluan Kristen kita dengan sebuah perlombaan dengan keselamatan sebagai hadiah pada garis akhirnya. Dan kita didesak, ”Larilah demikian rupa agar kamu dapat memperolehnya.”​—1 Korintus 9:24.

Oleh karena itu, ”menerima Kristus” mencakup jauh lebih banyak daripada sekadar menerima berkat-berkat yang diberikan oleh korban Yesus yang unggul. Ketaatan dituntut. Rasul Petrus mengatakan bahwa penghakiman dimulai ”dengan rumah Allah”, dan menambahkan, ”Jika itu dimulai pertama-tama dengan kita, bagaimanakah kelak akhir dari mereka yang tidak taat kepada kabar baik Allah?” (1 Petrus 4:17) Jadi kita harus melakukan lebih banyak daripada sekadar mendengar dan percaya. Alkitab mengatakan bahwa kita harus ’menjadi pelaku firman, dan bukan pendengar saja, menipu diri [kita] sendiri dengan pertimbangan yang salah’.​—Yakobus 1:22.

Pesan-Pesan Yesus Sendiri

Buku Penyingkapan di dalam Alkitab memuat pesan-pesan dari Yesus, yang disampaikan melalui Yohanes kepada tujuh sidang Kristen masa awal. (Penyingkapan 1:1, 4) Apakah Yesus mengatakan bahwa karena orang-orang di dalam sidang-sidang ini telah ”menerima” dia, hal itu sudah cukup? Tidak. Ia memuji perbuatan-perbuatan mereka, kerja keras mereka dan ketekunan mereka serta berbicara tentang kasih, iman, dan pelayanan mereka. Namun ia mengatakan bahwa si Iblis akan menguji mereka dan bahwa mereka akan diberi upah ”secara perorangan menurut perbuatan-perbuatan [mereka]”.—Penyingkapan 2:2, 10, 19, 23.

Dengan demikian, Yesus melukiskan suatu komitmen yang jauh lebih besar daripada yang telah dipahami kebanyakan orang sewaktu mereka diberi tahu bahwa keselamatan mereka adalah suatu ”pekerjaan yang berakhir” segera setelah mereka ”menerima” dia dalam sebuah kebaktian agama. Yesus mengatakan, ”Jika seseorang ingin datang mengikuti aku, hendaklah dia menyangkal dirinya sendiri dan mengangkat tiang siksaannya dan terus mengikuti aku. Sebab barangsiapa ingin menyelamatkan jiwanya akan kehilangan itu; tetapi barangsiapa kehilangan jiwanya demi aku akan mendapatkannya.”—Matius 16:24, 25.

Menyangkal diri kita sendiri? Terus mengikuti Yesus? Hal ini akan menuntut upaya. Ini akan mengubah kehidupan kita. Namun, apakah Yesus benar-benar mengatakan bahwa beberapa dari kita bahkan harus ’kehilangan jiwa kita’—mati demi dia? Ya, iman semacam itu timbul hanya dengan pengetahuan akan perkara-perkara besar yang dapat saudara pelajari dari menyelidiki Firman Allah. Ini nyata pada hari Stefanus dilempari dengan batu oleh orang-orang beragama yang fanatik yang ”tidak dapat mempertahankan diri menentang hikmat dan roh yang dengannya dia berbicara”. (Kisah 6:8-12; 7:57-60) Dan iman demikian telah dipertunjukkan pada zaman kita oleh ratusan Saksi-Saksi Yehuwa yang mati di kamp-kamp konsentrasi Nazi karena tidak mau melanggar hati nurani mereka yang telah dilatih Alkitab.a

Kegairahan Kristen

Kita harus berpaut erat kepada iman Kristen kita karena, tidak seperti apa yang saudara mungkin dengar di beberapa gereja atau program agama di televisi, Alkitab mengatakan bahwa kita dapat jatuh. Alkitab memberi tahu kita tentang orang-orang Kristen yang meninggalkan ”jalan yang lurus”. (2 Petrus 2:1, 15) Oleh karena itu, kita perlu ’terus mengupayakan keselamatan kita sendiri dengan takut dan gemetar’.—Filipi 2:12; 2 Petrus 2:20.

Demikiankah orang-orang Kristen pada abad pertama, orang-orang yang benar-benar mendengarkan Yesus dan rasul-rasulnya mengajar, memahami soal ini? Ya. Mereka tahu bahwa mereka harus melakukan sesuatu. Yesus mengatakan, ”Karena itu pergilah dan jadikanlah murid-murid dari orang-orang segala bangsa, . . . mengajar mereka untuk menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu.”—Matius 28:19, 20.

Beberapa minggu setelah Yesus mengucapkan hal tersebut, 3.000 orang dibaptis hanya dalam satu hari. Jumlah orang-orang yang percaya berkembang dengan pesat menjadi 5.000 orang. Orang-orang yang percaya mengajar orang-orang lain. Sewaktu penganiayaan menceraiberaikan mereka, ini justru berguna untuk menyebarkan berita mereka. Alkitab mengatakan bahwa tidak hanya beberapa pemimpin namun ”mereka yang telah diceraiberaikan menjelajahi negeri itu sambil menyatakan kabar baik tentang firman itu”. Kira-kira 30 tahun kemudian, rasul Paulus dengan demikian dapat menulis bahwa kabar baik telah ”diberitakan dalam semua ciptaan yang ada di bawah langit”.—Kisah 2:41; 4:4; 8:4; Kolose 1:23.

Paulus tidak menobatkan orang-orang, seperti yang dilakukan beberapa penginjil TV, dengan mengatakan, ’Terimalah Yesus sekarang, dan Saudara akan diselamatkan selama-lamanya.’ Ia juga tidak memiliki keyakinan seperti pendeta Amerika yang menulis, ”Sejak masih remaja, . . . saya telah diselamatkan.” Lebih dari 20 tahun sejak Yesus secara pribadi memilih Paulus untuk membawa berita Kristen kepada orang-orang dari bangsa-bangsa, rasul yang bekerja keras ini menulis, ”Aku memukuli tubuhku dan menguasainya bagaikan budak, agar setelah aku memberitakan kepada orang-orang lain, jangan aku sendiri menjadi tidak diperkenan dengan satu atau lain cara.”—1 Korintus 9:27; Kisah 9:5, 6, 15.

Keselamatan adalah karunia cuma-cuma dari Allah. Ini tidak dapat diperoleh sendiri. Namun, ini menuntut upaya di pihak kita. Jika seseorang menawarkan kepada saudara sebuah pemberian yang sangat berharga dan saudara tidak memperlihatkan cukup penghargaan untuk mengambilnya dan membawanya bersama saudara, kurangnya rasa terima kasih saudara dapat mendorong si pemberi hadiah untuk memberikannya kepada orang lain. Nah, seberapa berhargakah darah kehidupan Yesus Kristus? Ini adalah karunia cuma-cuma, namun kita harus mempertunjukkan penghargaan yang dalam atas hal tersebut.

Orang-orang Kristen yang sejati berada dalam keadaan yang diselamatkan dalam arti bahwa mereka berada dalam kedudukan yang diperkenan di hadapan Allah. Sebagai suatu kelompok, keselamatan mereka sudah pasti. Secara pribadi, mereka harus memenuhi syarat-syarat Allah. Akan tetapi, kita bisa gagal, karena Yesus mengatakan, ”Jika seseorang tidak tetap dalam persatuan dengan aku, ia dilemparkan ke luar sebagai suatu cabang dan menjadi kering.”—Yohanes 15:6.

’Firman Allah Hidup’

Percakapan yang disebutkan pada awal dari artikel sebelumnya terjadi hampir 60 tahun yang lalu. Johnny masih percaya bahwa keselamatan hanya datang melalui Yesus Kristus, namun ia menyadari bahwa kita perlu meraihnya. Ia tetap yakin bahwa Alkitab merujuk kepada satu-satunya sumber harapan yang sesungguhnya bagi umat manusia dan bahwa kita harus mempelajari buku yang menakjubkan tersebut, digerakkan olehnya dan membiarkan hal itu memotivasi kita untuk bertindak berdasarkan kasih, iman, kebaikan, ketaatan, dan ketekunan. Ia telah mengasuh anak-anaknya dengan cara yang sama, dan kini ia merasa senang melihat mereka selanjutnya mengasuh anak-anak mereka dengan cara yang sama. Ia berharap bahwa semua orang memiliki jenis iman yang sama ini, dan ia melakukan sedapat-dapatnya untuk menanamkannya dalam hati dan pikiran orang-orang lain.

Rasul Paulus diilhami untuk menulis bahwa ”firman Allah itu hidup dan mengerahkan kuasa”. (Ibrani 4:12) Hal ini dapat mengubah kehidupan kita. Ini dapat memotivasi saudara kepada perbuatan kasih, iman, dan ketaatan yang bersumber dari hati. Tetapi saudara harus berbuat lebih banyak daripada sekadar secara mental ”menerima” apa yang Alkitab katakan. Pelajarilah dan biarkan hati saudara dimotivasi olehnya. Biarkan hikmat Alkitab membimbing saudara. Kira-kira 5.000.000 Saksi-Saksi dari Yehuwa yang rela dalam lebih dari 230 negeri menawarkan pengajaran Alkitab di rumah secara cuma-cuma. Untuk melihat apa yang saudara dapat pelajari dari pelajaran demikian, tulislah surat kepada penerbit majalah ini. Iman dan kekuatan rohani yang saudara dapatkan akan menyenangkan saudara!

[Catatan Kaki]

a Dalam bukunya The Nazi State and the New Religions: Five Case Studies in Non-Conformity, Dr. Christine E. King melaporkan, ”Satu dari setiap dua Saksi-Saksi [Yehuwa] di Jerman dipenjarakan, satu di antara empat kehilangan nyawa mereka.”

[Kotak di hlm. 7]

Mengapa ”Melakukan Perjuangan Keras demi Iman”?

Buku Yudas di dalam Alkitab ditujukan kepada ”orang-orang terpanggil . . . , dipelihara bagi Yesus Kristus”. Apakah buku ini mengatakan demikian karena mereka telah ’menerima Yesus’, sehingga keselamatan mereka sudah pasti? Tidak, Yudas memberi tahu orang-orang Kristen tersebut untuk ”melakukan perjuangan keras demi iman”. Ia memberi mereka tiga alasan untuk melakukan hal tersebut. Pertama-tama, Allah ”menyelamatkan suatu umat dari tanah Mesir”, namun kebanyakan dari mereka belakangan jatuh. Kedua, bahkan para malaikat memberontak dan menjadi hantu-hantu. Ketiga, Allah membinasakan Sodom dan Gomora karena perbuatan seksual yang amoral yang serius yang dipraktekkan di kota-kota tersebut. Yudas menyampaikan catatan Alkitab ini ”sebagai contoh peringatan”. Ya, bahkan orang-orang percaya yang ”dipelihara bagi Yesus Kristus” harus berhati-hati agar tidak jatuh dari iman yang sejati.—Yudas 1-7.

[Kotak di hlm. 8]

Mana yang Benar?

Alkitab mengatakan, ”Seseorang dinyatakan adil-benar melalui iman terpisah dari perbuatan-perbuatan menurut hukum.” Alkitab juga mengatakan, ”Seseorang akan dinyatakan adil-benar oleh perbuatan-perbuatan, dan bukan oleh iman saja.” Mana yang benar? Apakah kita dinyatakan adil-benar oleh iman atau oleh perbuatan?—Roma 3:28; Yakobus 2:24.

Jawaban yang harmonis dari Alkitab adalah bahwa keduanya benar.

Selama berabad-abad Hukum yang Allah berikan melalui Musa telah menuntut para penyembah yang adalah orang-orang Yahudi untuk membuat korban dan persembahan spesifik, untuk menaati hari-hari festival, dan untuk menyesuaikan diri dengan menu makanan tertentu dan tuntutan lain. ”Perbuatan-perbuatan menurut hukum” demikian, atau sekadar ”perbuatan”, tidak lagi diperlukan setelah Yesus menyediakan korban yang sempurna.—Roma 10:4.

Tetapi fakta bahwa perbuatan-perbuatan yang dibentuk di bawah Hukum Musa ini digantikan oleh korban Yesus yang unggul tidak berarti bahwa kita dapat mengabaikan perintah-perintah Alkitab. Alkitab mengatakan, ”Betapa lebih lagi darah Kristus . . . membersihkan hati nurani kita dari pekerjaan-pekerjaan yang mati agar kita dapat memberikan dinas suci kepada Allah yang hidup?”—Ibrani 9:14.

Bagaimana kita ”memberikan dinas suci kepada Allah yang hidup”? Antara lain, Alkitab memberi tahu kita untuk memerangi perbuatan-perbuatan daging, untuk melawan perbuatan yang amoral dari dunia ini, dan menghindari jerat-jeratnya. Alkitab mengatakan, ”Perjuangkan perjuangan yang baik dari iman”, melepaskan ”dosa yang dengan mudah menjerat kita”, dan ”berlari dengan tekun dalam perlombaan yang ditaruh di hadapan kita, seraya kita memandang dengan perhatian terpusat kepada Wakil Utama dan Penyempurna iman kita, Yesus”. Dan Alkitab mendesak kita untuk tidak ’menjadi lelah dan gugur jiwa kita’.—1 Timotius 6:12; Ibrani 12:1-3; Galatia 5:19-21.

Kita tidak memperoleh sendiri keselamatan dengan melakukan hal-hal ini, karena tidak ada manusia yang telah demikian berjasa sehingga layak memperoleh berkat yang menakjubkan seperti ini. Namun, kita tidak layak menerima pemberian besar ini jika kita gagal mempertunjukkan kasih dan ketaatan kita dengan melakukan perkara-perkara yang Alkitab katakan Allah dan Kristus ingin kita lakukan. Tanpa perbuatan untuk mempertunjukkan iman kita, pengakuan kita untuk mengikuti Yesus akan percuma, karena Alkitab dengan jelas menyatakan, ”Iman, jika tidak disertai perbuatan-perbuatan, iman itu sendiri mati.”—Yakobus 2:17.

[Gambar di hlm. 7]

Pelajari Alkitab dan biarkan diri dimotivasi olehnya

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan