PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w94 15/10 hlm. 16-21
  • Apakah Saudara Mengajar Seperti Yesus?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Saudara Mengajar Seperti Yesus?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pengajarannya Mencapai Hati
  • Yesus Bersikap Lentuk Bila Kasih Memungkinkannya
  • Menjadi ”Putra di Bawah Perintah”
  • Yesus Mengasihi dan Memahami Anak-Anak
  • ”Jamnya Telah Tiba!”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • Yesus Kristus​—Utusan Injil Terbesar
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • Yesus Menyingkapkan ”Hikmat Allah”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
  • ”Aku Menetapkan Pola bagimu”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
w94 15/10 hlm. 16-21

Apakah Saudara Mengajar Seperti Yesus?

”Kumpulan orang terpukau atas cara ia mengajar; karena ia mengajar mereka sebagai seorang yang memiliki wewenang, dan tidak seperti para penulis mereka.”​—MATIUS 7:28, 29, ”NW”.

1. Siapa yang mengikuti Yesus seraya ia mengajar di Galilea, dan apa reaksi Yesus?

KE MANA PUN Yesus pergi, kumpulan orang banyak berbondong-bondong kepadanya. ”Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.” Seraya laporan tentang aktivitasnya tersebar luas, ”orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan”. (Matius 4:23, 25) Ketika melihat mereka, ”tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala”. Sewaktu ia mengajar, mereka dapat merasakan belas kasihan atau kasih sayang yang lembut yang ia miliki terhadap mereka; mereka tertarik kepadanya karena hal-hal itu bagaikan salep penawar rasa sakit di atas luka-luka mereka.—Matius 9:35, 36.

2. Selain mukjizat-mukjizat Yesus, apa yang menarik kumpulan orang banyak?

2 Sungguh menakjubkan penyembuhan fisik yang Yesus adakan—membuat penderita kusta menjadi bersih, orang tuli mendengar, orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang mati kembali kepada kehidupan! Pastilah pertunjukan spektakuler dari kuasa Yehuwa yang bekerja melalui Yesus ini menarik kumpulan orang dalam jumlah besar! Namun mukjizat-mukjizat tersebut bukan satu-satunya hal yang menarik mereka; kumpulan besar orang juga datang untuk penyembuhan rohani yang disediakan ketika Yesus sedang mengajar. Misalnya, perhatikan tanggapan mereka setelah mendengar Khotbah di Bukit yang terkenal, ”Ketika Yesus selesai dengan perkataan ini, pengaruhnya adalah bahwa kumpulan orang terpukau atas cara ia mengajar; karena ia mengajar mereka sebagai seorang yang memiliki wewenang, dan tidak seperti para penulis mereka.” (Matius 7:28, 29, NW) Para rabi mereka mengutip tradisi lisan dari rabi-rabi zaman purba sebagai wewenang untuk mendukung ajaran mereka. Yesus mengajar mereka dengan wewenang dari Allah, ”Apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.”—Yohanes 12:50.

Pengajarannya Mencapai Hati

3. Bagaimana cara Yesus menyampaikan beritanya berbeda dari cara para penulis dan orang-orang Farisi?

3 Perbedaan antara pengajaran Yesus dan pengajaran para penulis serta orang-orang Farisi tidak hanya dalam isinya—kebenaran dari Allah bertentangan dengan tradisi lisan yang membebankan dari manusia—namun juga dalam cara penyampaiannya. Para penulis dan orang-orang Farisi bersifat sombong dan kejam, dengan angkuh menuntut gelar-gelar tinggi dan dengan mencemooh memperlakukan rakyat jelata sebagai ”orang-orang yang terkutuk”. Tetapi, Yesus bersifat sabar, lembut, baik hati, simpatik, dan sering kali lentuk, dan ia digerakkan oleh rasa kasihan kepada mereka. Yesus tidak hanya mengajar dengan perkataan yang tepat namun juga dengan perkataan yang menawan yang dicetuskan dari hatinya, yang langsung merasuk hati para pendengarnya. Beritanya yang menggembirakan menarik orang-orang kepadanya, memotivasi mereka untuk datang ke bait pada dini hari untuk mendengarkan dia, dan menyebabkan mereka terus melekat padanya, dan mendengarkan kepadanya dengan senang. Sejumlah besar orang datang untuk mendengarnya, dengan menyatakan, ”Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!”—Yohanes 7:46-49, NW; Markus 12:37; Lukas 4:22; 19:48; 21:38.

4. Dalam pemberitaan Yesus, apa yang khususnya menarik banyak orang?

4 Tentu saja, salah satu alasan orang-orang merasa tertarik kepada pengajarannya adalah digunakannya perumpamaan. Yesus mengamati apa yang orang-orang amati, namun ia memikirkan perkara-perkara yang tidak pernah terlintas di benak mereka. Bunga lili di padang, burung yang membuat sarang, orang yang menabur biji-bijian, gembala membawa domba yang hilang, wanita yang menjahitkan perca di atas pakaian yang lama, anak-anak bermain di pasar, para nelayan menarik jala mereka—hal-hal yang lazim dijumpai yang setiap orang lihat—tidak pernah dianggap biasa-biasa saja di mata Yesus. Ke mana pun ia memandang, ia melihat apa yang ia dapat gunakan untuk mengumpamakan Allah dan Kerajaan-Nya atau untuk membuat pokok pembahasan mengenai masyarakat manusia di sekelilingnya.

5. Atas apa Yesus mendasari perumpamaan-perumpamaannya, dan apa yang membuat perumpamaan-perumpamaannya efektif?

5 Perumpamaan-perumpamaan Yesus didasarkan atas perkara sehari-hari yang sering kali dilihat orang, dan sewaktu kebenaran dikaitkan dengan hal-hal yang lazim ini, perumpamaan-perumpamaan dengan cepat dan dengan dalam terpatri dalam benak orang yang mendengarkan. Kebenaran-kebenaran demikian tidak hanya didengar; namun juga menjadi gambaran mental dan dengan mudah diingat kembali di kemudian hari. Perumpamaan Yesus dicirikan oleh kesederhanaan, tidak dicampuradukkan dengan bahan yang tidak penting yang dapat mengganggu dan menghalangi pemahaman mereka akan kebenaran. Misalnya, pertimbangkan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Saudara dengan jelas dapat melihat bagaimana sesama yang baik itu sebenarnya. (Lukas 10:29-37) Kemudian Yesus memberikan perumpamaan tentang dua putra—seorang mengatakan bahwa ia akan bekerja di kebun anggur namun tidak melakukannya, yang lain mengatakan bahwa ia tidak mau namun melakukannya. Saudara dengan segera melihat apa pokok dasar dari ketaatan yaitu—melakukan pekerjaan yang ditugaskan. (Matius 21:28-31) Tidak ada pikiran yang mengantuk atau melantur selama Yesus mengajar dengan hidup. Pikiran mereka sangat disibukkan dengan mendengarkan dan melihat.

Yesus Bersikap Lentuk Bila Kasih Memungkinkannya

6. Kapan bersikap masuk akal, atau lentuk, khususnya berguna?

6 Sering kali sewaktu Alkitab berbicara tentang bersikap masuk akal, sebuah catatan kaki memperlihatkan bahwa ini berarti bersikap lentuk. Hikmat dari Allah bersikap lentuk bila terdapat keadaan yang meringankan hukuman. Kadang-kadang kita harus bersikap masuk akal, atau lentuk. Para penatua hendaknya bersedia bersikap lentuk sewaktu kasih memungkinkannya dan pertobatan menyediakan dasar untuknya. (1 Timotius 3:3; Yakobus 3:17) Yesus meninggalkan teladan yang luar biasa dalam bersikap lentuk, membuat pengecualian kepada peraturan-peraturan umum sewaktu belas kasihan atau keibaan hati menuntut hal itu.

7. Apa beberapa contoh dari sikap Yesus yang lentuk?

7 Yesus pernah mengatakan, ”Barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” Namun ia tidak menolak Petrus, meskipun Petrus menyangkalnya tiga kali. Terdapat keadaan-keadaan yang meringankan hukuman, yang tampaknya dipertimbangkan oleh Yesus. (Matius 10:33; Lukas 22:54-62) Juga terdapat keadaan-keadaan yang meringankan hukuman sewaktu seorang wanita yang cemar mengalami pendarahan melanggar Hukum Musa dengan masuk dalam kumpulan orang. Yesus juga tidak mengutuknya. Ia mengerti keputusasaannya. (Markus 1:40-42; 5:25-34; lihat juga Lukas 5:12, 13.) Yesus telah memberi tahu murid-muridnya untuk tidak mengidentifikasi dirinya sebagai sang Mesias, namun ia tidak dengan kaku berpaut kepada peraturan itu sewaktu ia mengidentifikasi dirinya sebagai Mesias kepada seorang wanita Samaria di sumur. (Matius 16:20; Yohanes 4:25, 26) Dalam semua kasus ini, kasih, belas kasihan, dan keibaan hati membuat sikap lentuk ini patut.—Yakobus 2:13.

8. Kapan para penulis dan orang-orang Farisi membengkokkan peraturan-peraturan, dan kapan mereka tidak melakukannya?

8 Hal ini berbeda dengan para penulis dan orang-orang Farisi yang tidak lentuk. Bila menyangkut diri mereka sendiri mereka akan melanggar tradisi Sabat mereka untuk membawa lembu jantan mereka ke air. Atau jika lembu mereka atau putra mereka jatuh ke sumur, mereka akan melanggar Sabat demi mengeluarkannya. Namun bagi rakyat jelata, mereka sedikit pun tidak bersikap lentuk! Mereka ”tidak mau menyentuh dengan jari tangan mereka”. (Matius 23:4, NW; Lukas 14:5) Bagi Yesus, orang-orang jauh lebih penting dibanding kebanyakan peraturan; bagi orang-orang Farisi, peraturan jauh lebih penting daripada orang-orang.

Menjadi ”Putra di Bawah Perintah”

9, 10. Setelah kembali ke Yerusalem, di mana orang-tua Yesus menemukannya, dan apa makna Yesus mengajukan pertanyaan-pertanyaan?

9 Beberapa orang mengeluh bahwa hanya satu peristiwa dalam masa kecil Yesus yang dicatat. Namun banyak yang tidak menyadari makna penting dari peristiwa itu. Ini dilaporkan kepada kita di Lukas 2:46, 47, ”Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.” Theological Dictionary of the New Testament dari Kittel mengemukakan gagasan bahwa dalam kasus ini, kata Yunani untuk ”mengajukan pertanyaan-pertanyaan” bukan semata-mata keingintahuan seorang anak kecil. Kata tersebut dapat mengartikan proses bertanya yang digunakan dalam pemeriksaan pengadilan, penyelidikan, dan interogasi, bahkan ”pertanyaan-pertanyaan yang menyelidik dan cerdik dari orang-orang Farisi dan Saduki”, seperti pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan di Markus 10:2 dan 12:18-23.

10 Kamus yang sama melanjutkan, ”Mengingat penggunaan ini, dapat ditanyakan apakah . . . Lukas 2:46 mengartikan, bukan lebih condong kepada keingintahuan seorang anak laki-laki, namun sebaliknya perdebatan-Nya yang sukses. [Ayat] 47 selaras dengan pandangan yang belakangan.”a Terjemahan dari Rotherham berkenaan ayat 47 menyajikannya sebagai suatu konfrontasi yang dramatis, ”Kini semua yang mendengarkan dia sangat takjub, karena pemahaman dan jawaban-jawabannya.” Word Pictures in the New Testament dari Robertson mengatakan bahwa perasaan takjub mereka yang terus-menerus berarti bahwa ”mereka sangat takjub seolah-olah biji mata mereka keluar”.

11. Apa reaksi Maria dan Yusuf terhadap apa yang mereka lihat dan dengar, dan apa yang diperlihatkan oleh sebuah kamus teologi?

11 Sewaktu orang-tua Yesus pada akhirnya datang ke bait, ”mereka terpukau”. (Lukas 2:48, NW) Robertson mengatakan bahwa kata Yunani dalam pernyataan ini berarti ”terhenyak, terjatuh karena suatu pukulan”. Ia menambahkan bahwa Yusuf dan Maria ”terhenyak” oleh apa yang mereka lihat dan dengar. Dalam batas tertentu, Yesus telah menjadi seorang guru yang memukau. Dan mengingat peristiwa di bait ini, karya Kittel ini membuat pernyataan bahwa ”Yesus pada masa kanak-kanak-Nya telah memulai konflik dengan para pemimpin agama yang membuat para penentang-Nya akhirnya harus menyerah.”

12. Apa yang diperlihatkan oleh pembahasan Yesus selanjutnya dengan para pemimpin agama?

12 Dan para penentang Yesus memang menyerah! Bertahun-tahun kemudian, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan demikianlah Yesus mengalahkan orang-orang Farisi sampai mereka tidak ’berani bertanya kepadanya lebih jauh lagi sejak saat itu’. (Matius 22:41-46, NW) Demikian pula orang-orang Saduki dibungkamkan perihal pertanyaan tentang kebangkitan, dan ”mereka tidak lagi mempunyai keberanian untuk mengajukan satu pertanyaan pun kepadanya”. (Lukas 20:27-40, NW) Para penulis tidak lebih berhasil. Setelah salah seorang dari para penulis mengadakan pembahasan bersama Yesus, ”tidak seorang pun mempunyai keberanian lagi untuk bertanya kepadanya”.—Markus 12:28-34, NW.

13. Apa yang membuat peristiwa di bait penting dalam kehidupan Yesus, dan kesadaran apa selanjutnya diperlihatkan hal itu?

13 Mengapa peristiwa yang melibatkan Yesus dan guru-guru di bait ini menjadi peristiwa yang dipilih dari masa kecilnya untuk diceritakan? Ini merupakan titik balik dalam kehidupan Yesus. Sewaktu ia kira-kira berusia 12 tahun, ia menjadi apa yang orang Yahudi sebut sebagai ”putra di bawah perintah”, bertanggung jawab untuk menaati segala perintah. Sewaktu Maria mengeluh kepada Yesus tentang penderitaan mental yang telah ia timbulkan atas dirinya dan Yusuf, jawaban putranya memperlihatkan bahwa ia kemungkinan menyadari kelahirannya yang bersifat nubuat dan masa depannya sebagai Mesias. Hal ini diperlihatkan dengan mengatakan secara langsung, bahwa Allah adalah Bapaknya, ”Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Kebetulan, ini merupakan kata-kata Yesus yang pertama yang dicatat dalam Alkitab, dan kata-kata ini memperlihatkan kesadarannya akan maksud-tujuan Yehuwa untuk mengutusnya ke bumi. Maka, seluruh episode ini menjadi episode yang sangat penting.—Lukas 2:48, 49.

Yesus Mengasihi dan Memahami Anak-Anak

14. Pokok-pokok menarik apa dari kisah Yesus muda di bait dapat mengingatkan kaum muda?

14 Kisah ini hendaknya teristimewa menggetarkan bagi kaum muda. Ini memperlihatkan betapa rajinnya Yesus belajar seraya ia bertumbuh ke arah kedewasaan. Para rabi di bait merasa takjub akan hikmat dari ”putra di bawah perintah” yang berusia 12 tahun ini. Namun, ia masih bekerja bersama Yusuf di bengkel kayunya, ”terus tunduk” kepadanya dan Maria, dan semakin ”diperkenan oleh Allah dan manusia”.—Lukas 2:51, 52, NW.

15. Bagaimana Yesus bersikap mendukung kaum muda selama pelayanannya di bumi, dan apa artinya hal ini bagi kaum muda dewasa ini?

15 Yesus bersikap sangat mendukung kaum muda selama pelayanannya di bumi, ”Ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: ’Hosana bagi Anak Daud!’ hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya: ’Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?’ Kata Yesus kepada mereka: ’Aku dengar; belum pernahkah kamu baca. Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?’” (Matius 21:15, 16; Mazmur 8:3) Demikian pula ia bersikap sangat mendukung ratusan ribu kaum muda dewasa ini yang memelihara integritas mereka dan memberikan puji-pujian, beberapa dari mereka bahkan melakukan hal tersebut dengan mempertaruhkan nyawa mereka!

16. (a) Pelajaran apa Yesus ajarkan kepada para rasulnya dengan menyuruh seorang anak kecil berdiri di tengah-tengah mereka? (b) Pada saat yang sangat genting apa dalam kehidupan Yesus ia masih memiliki waktu untuk anak-anak?

16 Sewaktu para rasul bertengkar mengenai siapa yang terbesar, Yesus mengatakan kepada kedua belas rasul, ”’Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.’ Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: ’Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.’” (Markus 9:35-37) Selanjutnya, sewaktu ia menuju Yerusalem terakhir kali untuk menghadapi siksaan yang menghebohkan dan kematian, ia menyediakan waktu untuk anak-anak, ”Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” Kemudian ia ”memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka”.—Markus 10:13-16.

17. Mengapa mudah bagi Yesus untuk bersahabat dengan anak-anak, dan apa yang harus diingat oleh anak-anak tentang dia?

17 Yesus mengetahui bagaimana rasanya menjadi seorang anak dalam dunia orang dewasa. Ia hidup bersama orang dewasa, bekerja bersama mereka, mengalami harus tunduk kepada mereka, dan juga merasakan kehangatan, perasaan aman karena dikasihi oleh mereka. Anak-anak, Yesus yang sama ini adalah sahabat kalian; ia mati untuk kalian, dan kalian akan hidup kekal jika kalian menaatinya.—Yohanes 15:13, 14.

18. Gagasan yang menakjubkan apa hendaknya kita ingat, khususnya selama masa-masa sulit atau berbahaya?

18 Untuk melakukan seperti yang Yesus perintahkan tidaklah sesulit yang mungkin tampak. Kaum muda, ia siap untuk mendukung kalian dan siapa pun juga, seperti yang kita baca di Matius 11:28-30 (NW), ”Marilah kepadaku, kamu semua yang berjerih lelah dan mempunyai tanggungan berat, dan aku akan menyegarkan kamu. Ambillah kuk aku atas kamu [atau, ”Datanglah ke bawah kuk aku bersama-sama aku”, catatan kaki NW] dan belajarlah dariku, karena aku berwatak lemah lembut dan rendah hati, dan kamu akan menemukan kesegaran bagi jiwamu. Karena kuk aku menyenangkan dan tanggunganku ringan.” Coba bayangkan, seraya saudara berjalan menempuh kehidupan melayani Yehuwa, Yesus berjalan bersama saudara, membuat kuk itu terasa menyenangkan dan tanggungannya pun ringan. Hal ini merupakan gagasan yang menggetarkan bagi kita semua!

19. Pertanyaan-pertanyaan apa tentang cara-cara Yesus mengajar dapat kita tinjau dari waktu ke waktu?

19 Setelah mengulas hanya beberapa dari cara Yesus mengajar, apakah kita mendapati bahwa cara kita mengajar seperti dia? Bila kita melihat orang-orang yang sakit secara jasmani atau kelaparan secara rohani, apakah kita tergerak oleh perasaan kasihan untuk melakukan apa yang dapat kita lakukan guna membantu mereka? Sewaktu kita mengajar orang-orang lain, apakah kita mengajarkan Firman Allah, atau seperti orang-orang Farisi, apakah kita mengajarkan gagasan kita sendiri? Apakah kita tanggap untuk mengamati hal-hal sehari-hari di sekeliling kita yang dapat kita gunakan untuk memperjelas, membayangkan, menjernihkan, dan menambah pemahaman akan kebenaran-kebenaran rohani? Apakah kita menghindari untuk secara kaku berpaut kepada peraturan-peraturan tertentu ketika, karena keadaan, kasih dan belas kasihan dinyatakan dengan lebih tepat dengan bersikap lentuk kepada penerapan dari peraturan-peraturan demikian? Dan bagaimana dengan anak-anak? Apakah kita memperlihatkan kepada mereka perhatian yang sama lembutnya dan dengan kebaikan hati yang penuh kasih sayang seperti yang Yesus lakukan? Apakah saudara menganjurkan anak-anak saudara untuk belajar seperti yang Yesus lakukan sewaktu ia masih kecil? Apakah saudara akan bertindak dengan tegas seperti yang Yesus lakukan namun siap untuk dengan hangat menerima orang-orang yang berminat, sebagaimana induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya?—Matius 23:37.

20. Dengan gagasan yang menyenangkan apa kita dapat menghibur diri kita seraya kita melayani Allah?

20 Jika kita berupaya melakukan yang terbaik untuk mengajar seperti Yesus, tentu saja ia akan mengizinkan kita ’memikul kuknya bersama dia’.—Matius 11:28-30.

[Catatan Kaki]

a Tentu saja, kita memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa Yesus akan mempertunjukkan hormat yang sepatutnya kepada orang-orang yang lebih tua daripadanya, khususnya orang-orang yang beruban dan para imam.—Bandingkan Imamat 19:32; Kisah 23:2-5.

Apakah Saudara Ingat?

◻ Mengapa kumpulan orang banyak berbondong-bondong kepada Yesus?

◻ Mengapa kadang-kadang Yesus bersikap lentuk terhadap beberapa peraturan?

◻ Apa yang dapat kita pelajari dari Yesus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada guru-guru bait?

◻ Pelajaran apa dapat kita tarik dari hubungan Yesus dengan anak-anak?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan