PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w97 15/6 hlm. 20-25
  • Kejarlah Perdamaian Ilahi dalam Kehidupan Keluarga

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kejarlah Perdamaian Ilahi dalam Kehidupan Keluarga
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kehidupan Keluarga Terancam
  • Mengapa Keluarga Dilanda Krisis?
  • Empat Prinsip yang Vital
  • Teruslah Mengejar Perdamaian Ilahi
  • Kukuhkanlah Masa Depan yang Bertahan Lama bagi Keluarga Saudara
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
  • Apakah Ada Rahasia untuk Kebahagiaan Keluarga?
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
  • Apakah Rumah Saudara Tempat yang Tenang dan Tenteram?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-54)
  • Nikmati Kehidupan Keluarga
    Nikmati Kehidupan Keluarga
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
w97 15/6 hlm. 20-25

Kejarlah Perdamaian Ilahi dalam Kehidupan Keluarga

”Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa [”keluarga bangsa-bangsa”, ”NW”], kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!”​—MAZMUR 96:7.

1. Yehuwa memberikan permulaan macam apa kepada kehidupan keluarga?

YEHUWA memberikan permulaan yang penuh damai dan bahagia kepada kehidupan keluarga ketika Ia mempersatukan pria dan wanita pertama dalam perkawinan. Nyatanya, Adam begitu bahagia sehingga ia mengungkapkan sukacitanya dalam puisi yang paling awal dicatat, ”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.”​—Kejadian 2:23.

2. Apa lagi yang Allah maksudkan selain mendatangkan kebahagiaan kepada anak-anak manusia-Nya?

2 Pada waktu Allah memprakarsai perkawinan dan penyelenggaraan keluarga, Ia bermaksud lebih daripada sekadar mendatangkan kebahagiaan kepada anak-anak manusia-Nya. Ia ingin agar mereka melakukan kehendak-Nya. Allah memberi tahu pasangan pertama itu, ”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:28) Benar-benar suatu penugasan yang mendatangkan berkat. Betapa bahagianya Adam, Hawa, dan anak-anak yang akan mereka miliki andaikata pasangan suami-istri yang pertama ini melakukan kehendak Yehuwa dengan taat!

3. Apa yang dituntut dari keluarga-keluarga untuk hidup dengan pengabdian yang saleh?

3 Meskipun demikian, bahkan dewasa ini, keluarga-keluarga akan sangat berbahagia apabila mereka bekerja sama untuk melakukan kehendak Allah. Dan alangkah menakjubkannya prospek bagi keluarga-keluarga yang taat demikian! Rasul Paulus menulis, ”Pengabdian yang saleh bermanfaat untuk segala hal, sebab hal itu mengandung janji untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang.” (1 Timotius 4:8) Keluarga-keluarga yang hidup dengan pengabdian saleh yang sejati mengikuti prinsip-prinsip dari Firman Yehuwa dan melakukan kehendak-Nya. Mereka mengejar perdamaian ilahi dan dengan demikian menemukan kebahagiaan dalam ”kehidupan sekarang”.

Kehidupan Keluarga Terancam

4, 5. Mengapa dapat dikatakan bahwa kehidupan keluarga di seputar dunia sekarang terancam?

4 Tentu saja, kita tidak menemukan perdamaian dan kebahagiaan dalam setiap keluarga. Ketika mengutip suatu penelitian yang diadakan oleh sebuah badan kependudukan yang disebut Lembaga Populasi, The New York Times menyatakan, ”Baik di negara kaya maupun miskin, struktur kehidupan keluarga sedang mengalami perubahan besar.” Seorang penulis dari penelitian ini melaporkan, ”Gagasan bahwa keluarga adalah unit yang stabil dan bersatu yang di dalamnya ayah berfungsi sebagai pencari nafkah dan ibu berfungsi sebagai pengasuh secara emosi merupakan suatu mitos. Kenyataannya ialah bahwa kecenderungan seperti menjadi ibu tanpa menikah, angka perceraian yang meningkat, [dan] rumah tangga yang lebih kecil . . . terjadi di seluas dunia.” Karena kecenderungan demikian, jutaan keluarga bukan hanya kurang memiliki stabilitas, perdamaian, dan kebahagiaan namun juga terpecah-belah. Di Spanyol, angka perceraian meningkat menjadi 1 dari antara 8 pernikahan pada awal dasawarsa terakhir dari abad ke-20—suatu lonjakan besar dibandingkan dengan 1 dari antara 100 hanya 25 tahun sebelumnya. Inggris dilaporkan memiliki angka perceraian tertinggi di Eropa​—4 dari antara 10 pernikahan gagal. Negeri itu juga mengalami lonjakan jumlah keluarga dengan orang-tua tunggal.

5 Tampaknya beberapa orang tidak sabar lagi untuk bercerai. Banyak orang berduyun-duyun menuju ”Kuil Pemutus Ikatan” dekat Tokyo, Jepang. Kuil Shinto ini menerima permohonan untuk bercerai dan untuk pemutusan ikatan lainnya yang tidak dikehendaki. Setiap orang yang beribadat di sana menuliskan permohonannya pada sebuah papan tipis, menggantungkannya di halaman kuil itu, dan berdoa meminta jawaban. Sebuah surat kabar Tokyo mengatakan bahwa pada waktu kuil itu didirikan kira-kira seabad yang lalu, ”istri saudagar-saudagar kaya setempat menuliskan doa yang memohon agar suami mereka meninggalkan kekasihnya dan kembali kepada mereka”. Akan tetapi, dewasa ini, kebanyakan permohonan adalah untuk bercerai, bukan untuk rujuk. Tidak diragukan, kehidupan keluarga terancam di seputar dunia. Apakah ini mengejutkan orang-orang Kristen? Tidak, karena Alkitab memberi kita pemahaman mengenai krisis keluarga di zaman sekarang.

Mengapa Keluarga Dilanda Krisis?

6. Apa hubungan antara 1 Yohanes 5:19 dengan krisis keluarga dewasa ini?

6 Salah satu alasan adanya krisis keluarga dewasa ini yaitu, ”Seluruh dunia terletak dalam kuasa si fasik.” (1 Yohanes 5:19) Apa yang dapat kita harapkan dari si fasik, Setan si Iblis? Ia adalah pendusta yang jahat dan tidak bermoral. (Yohanes 8:44) Tidak heran jika dunianya bergelimang tipu daya dan perbuatan amoral, yang sangat menghancurkan kehidupan keluarga! Di luar organisasi Allah, pengaruh-pengaruh setan mengancam untuk menghancurkan lembaga perkawinan buatan Yehuwa dan mengakhiri kehidupan keluarga yang penuh damai.

7. Bagaimana keluarga-keluarga dapat dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ditunjukkan oleh banyak orang pada hari-hari terakhir ini?

7 Alasan lain berkenaan timbulnya problem keluarga yang kini menghantui umat manusia ditunjukkan di 2 Timotius 3:1-5. Kata-kata nubuat Paulus yang dicatat di sana memperlihatkan bahwa kita sedang hidup pada ”hari-hari terakhir”. Keluarga tidak dapat menjadi penuh damai dan bahagia jika anggota-anggotanya adalah ”pencinta diri sendiri, pencinta uang, congkak, angkuh, penghujah, tidak taat kepada orang-tua, tidak berterima kasih, tidak loyal, tidak memiliki kasih sayang alami, tidak mau bersepakat, pemfitnah, tanpa pengendalian diri, garang, tanpa kasih akan kebaikan, pengkhianat, keras kepala, besar kepala karena sombong, pencinta kesenangan sebaliknya daripada pencinta Allah, mempunyai suatu bentuk pengabdian yang saleh tetapi terbukti mengingkari kuasanya”. Suatu keluarga tidak dapat sepenuhnya bahagia jika ada satu saja dari antara anggota-anggotanya yang tidak memiliki kasih sayang alami atau tidak loyal. Seberapa jauh kehidupan keluarga dapat penuh damai jika seseorang dalam rumah tangga itu garang dan tidak mau bersepakat? Yang bahkan lebih buruk, bagaimana mungkin ada perdamaian dan kebahagiaan apabila anggota-anggota keluarga adalah pencinta kesenangan sebaliknya daripada pencinta Allah? Ini adalah sifat-sifat dari orang-orang di dunia ini, yang dikuasai oleh Setan. Tidak heran kebahagiaan keluarga sulit dicapai pada hari-hari terakhir ini!

8, 9. Apa pengaruh perilaku anak-anak terhadap kebahagiaan keluarga?

8 Masih ada alasan lain mengapa banyak keluarga kurang memiliki perdamaian dan kebahagiaan, itu adalah tingkah laku yang buruk dari anak-anak. Sewaktu Paulus menubuatkan keadaan-keadaan pada hari-hari terakhir, ia menubuatkan bahwa banyak anak akan tidak taat kepada orang-tua. Jika saudara adalah seorang muda, apakah kelakuan saudara turut membuat keluarga saudara penuh damai dan bahagia?

9 Perilaku anak-anak tertentu tidak patut diteladani. Misalnya, seorang bocah lelaki menulis surat yang kurang ajar berikut ini kepada ayahnya, ”Kalau Ayah tidak mau mengajak saya ke Aleksandria, jangan harap saya akan menulis surat kepada Ayah, atau berbicara kepada Ayah, atau mengucapkan selamat jalan kepada Ayah, dan kalau Ayah pergi ke Aleksandria tanpa saya, jangan harap saya akan memegang tangan Ayah atau menyapa Ayah lagi. Inilah yang akan terjadi kalau Ayah tidak mau mengajak saya . . . Tetapi tolong kirimkan [harpa] untuk saya. Kalau tidak, saya tidak akan mau makan dan minum. Titik!” Itu kedengaran seperti keadaan zaman modern ini, bukan? Nah, surat dari anak kepada ayahnya ini ditulis di Mesir purba lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

10. Bagaimana anak-anak muda dapat membantu keluarga mereka mengejar perdamaian ilahi?

10 Sikap anak muda Mesir itu tidak memajukan perdamaian keluarga. Tentu saja, hal-hal yang jauh lebih serius terjadi dalam keluarga pada hari-hari terakhir ini. Namun, kalian orang-orang muda dapat membantu keluarga kalian mengejar perdamaian ilahi. Bagaimana? Dengan menaati nasihat Alkitab ini, ”Kamu anak-anak, taatilah orang-tuamu dalam segala hal, karena inilah yang benar-benar menyenangkan dalam Tuan.”​—Kolose 3:20.

11. Bagaimana para orang-tua dapat membantu anak-anak mereka menjadi hamba-hamba Yehuwa yang setia?

11 Bagaimana dengan saudara sebagai orang-tua? Dengan pengasih bantulah anak-anak saudara untuk menjadi hamba-hamba Yehuwa yang setia. ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,” kata Amsal 22:6. ”Maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Dengan pengajaran yang bagus berdasarkan Alkitab serta teladan yang baik dari orang-tua, banyak anak lelaki dan perempuan tidak menyimpang dari jalan yang patut ketika mereka bertambah besar. Tetapi, itu pun banyak bergantung pada mutu dan jangkauan pelatihan Alkitab serta pada hati orang muda tersebut.

12. Mengapa rumah seorang Kristen seharusnya penuh damai?

12 Jika semua anggota keluarga kita berupaya melakukan kehendak Yehuwa, kita akan menikmati perdamaian ilahi. Rumah seorang Kristen hendaknya penuh dengan ’sahabat-sahabat kedamaian’. Lukas 10:1-6 memperlihatkan bahwa Yesus mengingat orang-orang seperti itu pada waktu ia mengutus 70 murid sebagai pelayan dan memberi tahu mereka, ”Di mana pun kamu masuk ke dalam sebuah rumah katakan lebih dahulu, ’Semoga ada kedamaian di rumah ini.’ Dan jika sahabat kedamaian ada di sana, kedamaianmu akan tinggal padanya.” Sebagai hamba-hamba Yehuwa yang dengan penuh damai pergi dari rumah ke rumah dengan ”kabar baik tentang perdamaian”, mereka mencari sahabat-sahabat kedamaian. (Kisah 10:34-36; Efesus 2:13-18) Tentunya, rumah tangga Kristen yang terdiri dari sahabat-sahabat kedamaian seharusnya penuh damai.

13, 14. (a) Apa yang Naomi harapkan bagi Rut dan Orpa? (b) Rumah seorang Kristen hendaknya menjadi ”tempat peristirahatan” macam apa?

13 Rumah seharusnya menjadi tempat yang damai dan tenang. Naomi, seorang janda yang lanjut usia, berharap agar Allah mengaruniakan kepada menantu-menantunya yang menjanda, Rut dan Orpa yang masih muda, ketenangan dan kenyamanan yang diperoleh karena mendapat suami yang baik dan mempunyai rumah. Naomi mengatakan, ”Kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan [”tempat peristirahatan”, NW], masing-masing di rumah suaminya.” (Rut 1:⁠9) Sehubungan dengan harapan Naomi, seorang sarjana menulis bahwa di dalam rumah demikian, Rut dan Orpa ”akan dibebaskan dari ketidaktenangan dan kekhawatiran. Mereka akan menemukan ketenangan. Itu akan menjadi tempat mereka dapat tinggal, dan tempat perasaan-perasaan mereka yang paling halus dan keinginan-keinginan mereka yang paling mulia akan mendapatkan kepuasan dan ketenteraman. Kekuatan khas dari kata Ibrani . . . tertentu ini dengan baik dipertunjukkan oleh sifat dari ungkapan yang berkaitan di [Yesaya 32:17, 18]”.

14 Perhatikanlah acuan ke Yesaya 32:17, 18 ini. Di sana kita membaca, ”Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman.” Rumah seorang Kristen seharusnya menjadi tempat peristirahatan tempat terdapat keadilbenaran, ketenangan, ketenteraman, dan perdamaian ilahi. Tetapi bagaimana jika pencobaan, perselisihan, atau problem lain muncul? Maka kita khususnya perlu mengetahui rahasia kebahagiaan keluarga.

Empat Prinsip yang Vital

15. Bagaimana saudara akan mendefinisikan rahasia kebahagiaan keluarga?

15 Setiap keluarga di bumi berutang nama kepada Allah Yehuwa, Pencipta keluarga. (Efesus 3:14, 15) Maka mereka yang menginginkan kebahagiaan keluarga hendaknya mencari bimbingan-Nya dan memuji Dia, seperti yang dilakukan sang pemazmur, ”Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa [”keluarga bangsa-bangsa”, NW], kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!” (Mazmur 96:7) Rahasia kebahagiaan keluarga terdapat pada halaman-halaman Firman Allah, Alkitab, dan pada penerapan prinsip-prinsipnya. Keluarga yang menerapkan prinsip-prinsip ini akan berbahagia dan menikmati perdamaian ilahi. Maka, marilah kita melihat empat dari antara prinsip-prinsip yang penting ini.

16. Peranan apa yang hendaknya dimainkan oleh pengendalian diri dalam kehidupan keluarga?

16 Salah satu di antara prinsip-prinsip tersebut berpusat pada hal ini: Pengendalian diri sangat penting bagi perdamaian ilahi dalam kehidupan keluarga. Raja Salomo mengatakan, ”Orang yang tidak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.” (Amsal 25:28) Mengendalikan emosi kita​—menjalankan pengendalian diri—​sangat penting jika kita ingin memiliki keluarga yang penuh damai dan bahagia. Meskipun kita tidak sempurna, kita perlu menjalankan pengendalian diri, yang adalah buah dari roh kudus Allah. (Roma 7:21, 22; Galatia 5:22, 23) Roh tersebut akan menghasilkan pengendalian diri dalam diri kita jika kita berdoa memohonkan sifat ini, menerapkan nasihat Alkitab tentangnya, dan bergaul dengan orang-orang lain yang mempertunjukkannya. Haluan ini akan membantu kita ’lari dari percabulan’. (1 Korintus 6:18) Pengendalian diri juga akan membantu kita menolak kekerasan, menghindari atau menaklukkan alkoholisme, dan menangani keadaan-keadaan sulit dengan lebih tenang.

17, 18. (a) Bagaimana 1 Korintus 11:3 diterapkan dalam kehidupan keluarga Kristen? (b) Bagaimana mengakui kekepalaan memajukan perdamaian ilahi dalam keluarga?

17 Prinsip penting lain dapat dinyatakan demikian: Mengakui kekepalaan akan membantu kita mengejar perdamaian ilahi dalam keluarga kita. Paulus menulis, ”Aku ingin kamu mengetahui bahwa kepala dari setiap pria adalah Kristus; selanjutnya kepala dari seorang wanita adalah pria; selanjutnya kepala dari Kristus adalah Allah.” (1 Korintus 11:⁠3) Ini berarti bahwa pria mengambil pimpinan dalam keluarga, istrinya dengan loyal mendukung, dan anak-anak berlaku taat. (Efesus 5:22-25, 28-33; 6:1-4) Tingkah laku demikian akan memajukan perdamaian ilahi dalam kehidupan keluarga.

18 Seorang suami Kristen perlu mengingat bahwa kekepalaan yang berdasarkan Alkitab bukan berarti kediktatoran. Ia harus meniru Yesus, Kepalanya. Meskipun ia menjadi ”kepala atas segala perkara”, Yesus ”datang, bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani”. (Efesus 1:22; Matius 20:28) Dengan cara yang serupa, seorang pria Kristen menjalankan kekepalaan dengan cara pengasih yang memungkinkan dia mengurus kepentingan keluarganya dengan baik. Dan pastilah seorang istri Kristen senang untuk bekerja sama dengan suaminya. Sebagai ”penolong” dan ”pelengkap”, ia menyediakan sifat-sifat yang tidak dimiliki suaminya dan dengan demikian memberinya dukungan yang dibutuhkan. (Kejadian 2:20, NW; Amsal 31:10-31) Kekepalaan yang dijalankan dengan patut akan membantu suami dan istri untuk memperlakukan satu sama lain dengan respek dan menggerakkan anak-anak untuk taat. Ya, mengakui kekepalaan memajukan perdamaian ilahi dalam kehidupan keluarga.

19. Mengapa komunikasi yang baik sangat penting bagi perdamaian dan kebahagiaan keluarga?

19 Prinsip penting ketiga dapat dinyatakan dalam kata-kata ini: Komunikasi yang baik penting untuk perdamaian dan kebahagiaan keluarga. Yakobus 1:19 memberi tahu kita, ”Setiap orang harus cepat mendengar, lambat berbicara, lambat murka.” Anggota-anggota keluarga perlu saling mendengarkan dan saling berbicara karena komunikasi keluarga adalah percakapan dua arah. Akan tetapi, sekalipun apa yang kita katakan benar, jika itu dikatakan dengan cara yang kasar, sombong, atau tanpa perasaan, kemungkinan besar itu akan lebih banyak mengakibatkan kerugian daripada kebaikan. Tutur kata kita hendaknya sedap didengar, ”dibumbui dengan garam”. (Kolose 4:⁠6) Keluarga yang mengikuti prinsip-prinsip Alkitab dan berkomunikasi dengan baik, mengejar perdamaian ilahi.

20. Mengapa saudara dapat mengatakan bahwa kasih sangat penting bagi perdamaian keluarga?

20 Prinsip keempat ialah ini: Kasih penting untuk perdamaian dan kebahagiaan keluarga. Kasih asmara memainkan bagian penting dalam perkawinan, dan kasih sayang yang dalam dapat berkembang di antara anggota-anggota suatu keluarga. Tetapi yang bahkan lebih penting lagi adalah kasih yang dinyatakan oleh kata Yunani a·gaʹpe. Ini adalah kasih yang kita perkembangkan bagi Yehuwa, Yesus, dan sesama kita. (Matius 22:37-39) Allah memperlihatkan kasih ini terhadap umat manusia dengan memberikan ”Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang menjalankan iman kepada dia tidak akan dibinasakan melainkan memiliki kehidupan abadi”. (Yohanes 3:16) Betapa indahnya bahwa kita dapat memperlihatkan jenis kasih yang sama bagi anggota-anggota keluarga kita! Kasih yang luhur ini adalah ”ikatan pemersatu yang sempurna”. (Kolose 3:14) Ini mengikat pasangan suami-istri menjadi satu dan memotivasi mereka untuk melakukan apa yang terbaik bagi satu sama lain dan bagi anak-anak mereka. Pada waktu situasi-situasi sulit berkembang, kasih membantu mereka menangani masalahnya secara terpadu. Kita dapat yakin akan hal ini karena ”kasih . . . tidak mencari kepentingan diri sendiri . . . Ia menahan segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, bertekun menahan segala sesuatu. Kasih tidak pernah berkesudahan”. (1 Korintus 13:4-8) Betapa bahagianya keluarga-keluarga yang kasihnya kepada satu sama lain diperkuat dengan kasih terhadap Yehuwa!

Teruslah Mengejar Perdamaian Ilahi

21. Apa yang dapat meningkatkan perdamaian dan kebahagiaan dalam keluarga saudara?

21 Prinsip-prinsip yang disebutkan tadi dan prinsip-prinsip lain yang diambil dari Alkitab dibahas dalam publikasi-publikasi yang telah Yehuwa sediakan dengan murah hati melalui ”budak yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:45) Sebagai contoh, informasi demikian terdapat dalam buku 192 halaman berjudul Rahasia Kebahagiaan Keluarga, yang dikeluarkan pada Kebaktian Distrik ”Para Utusan Perdamaian Ilahi” yang diadakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa di seluas dunia pada tahun 1996/97. Mempelajari Alkitab secara pribadi dan keluarga dengan bantuan publikasi semacam itu dapat menghasilkan banyak manfaat. (Yesaya 48:17, 18) Ya, menerapkan nasihat Alkitab dapat meningkatkan perdamaian dan kebahagiaan keluarga saudara.

22. Pada hal apa kehidupan keluarga kita hendaknya dipusatkan?

22 Yehuwa telah menyediakan hal-hal menakjubkan bagi keluarga-keluarga yang melakukan kehendak-Nya, dan Ia patut mendapat pujian dan pelayanan kita. (Penyingkapan 21:1-4) Oleh karena itu, semoga keluarga saudara memusatkan kehidupan pada ibadat kepada Allah yang benar. Dan semoga Bapak surgawi kita yang pengasih, Yehuwa, memberkati saudara dengan kebahagiaan seraya saudara mengejar perdamaian ilahi dalam kehidupan keluarga saudara!

Bagaimana Saudara Akan Menjawab?

◻ Apa yang dituntut jika keluarga-keluarga ingin hidup dengan pengabdian ilahi?

◻ Mengapa terdapat krisis keluarga dewasa ini?

◻ Apa rahasia kebahagiaan keluarga?

◻ Apa beberapa prinsip yang akan membantu kita memajukan perdamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan keluarga?

[Gambar di hlm. 24]

Komunikasi yang baik membantu kita mengejar perdamaian ilahi dalam kehidupan keluarga

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan