PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w82_No44 hlm. 1-5
  • ”Terang Sudah Terbit Bagi Orang Benar”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Terang Sudah Terbit Bagi Orang Benar”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 44)
  • Subjudul
  • TELADAN DARI ABRAHAM
  • DANIEL DAN NABI-NABI LAIN
  • YESUS DAN RASUL-RASULNYA
  • ORANG-ORANG KAFIR DITERIMA
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 44)
w82_No44 hlm. 1-5

”Terang Sudah Terbit Bagi Orang Benar”

”Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.”—Mazmur 97:11.

1. Apa salah satu perbedaan antara orang benar dengan orang jahat?

APA salah satu perbedaan antara orang benar dengan orang jahat, hamba-hamba Allah Yehuwa dengan orang-orang yang dibelenggu oleh musuh Allah, Setan si Iblis? Pasti yang paling menonjol adalah bahwa hamba-hamba yang benar dan sejati dari Allah Yehuwa, menikmati terang. Bagi mereka, sesungguhnya, ”terang sudah terbit”. (Mazmur 97:11) Sedangkan orang jahat, mereka berjalan dalam kegelapan. Ya, ”jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari”. Tetapi, ”jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung”.—Amsal 4:18, 19.

2. Bagaimana bertambahnya terang pada jalan orang benar dapat dilukiskan?

2 Perhatikan bahwa terang pada jalan orang benar bersinar secara bertahap. ”Kian bertambah terang.” Hal ini dapat kita gambarkan dengan seorang yang bangun sebelum fajar menyingsing dan berjalan kaki di pinggiran kota. Dari jauh mungkin ia melihat bentuk kasar dari sebuah bangunan, tetapi pada mulanya ia tidak dapat mengatakan apakah itu sebuah gudang atau rumah. Perlahan-lahan seraya fajar menyingsing ia semakin dekat. Ia dapat melihat, dan ternyata sebuah rumah. Tidak berapa lama kemudian ia dapat mengatakan bahwa rumah itu terbuat dari kayu, bukan rumah batu. Kemudian, warna rumah itu semakin jelas, dan seterusnya.

3. Faktor-faktor mana mempengaruhi bertambahnya terang itu?

3 Demikian pula halnya pengalaman dari hamba-hamba Allah. Bila kita memandang hal-hal tertentu yang masih jauh di masa depan, dan hanya ada sedikit keterangan, kita sering mempunyai pandangan yang tidak lengkap dan bahkan tidak saksama mengenai hal-hal tersebut. Dalam keadaan-keadaan sedemikian bisa jadi kita dipengaruhi oleh pandangan-pandangan yang kita miliki sebelumnya. Tetapi seraya terang itu bertambah terang dan kita semakin mendekati hal-hal tersebut, pengertian kita tentang perkembangan maksud-tujuan Allah semakin jelas. Nubuat-nubuat mulai tersingkap seraya roh suci Yehuwa memberikan terang ke atasnya, dan seraya nubuat-nubuat itu digenapi dalam kejadian-kejadian dunia atau dalam pengalaman-pengalaman dari umat Allah. Bukankah memang begini cara Allah Yehuwa berurusan dengan hamba-hambaNya sejak jaman dahulu? Memang demikian!

TELADAN DARI ABRAHAM

4, 5. Bagaimana Allah secara bertahap menyingkapkan maksud-tujuanNya kepada Abraham?

4 Pertimbangkanlah Abraham, orang beriman yang Allah sebut sebagai sahabatNya. (Yesaya 41:8; Yakobus 2:23) Walaupun ia mempunyai hubungan yang erat dengan Allah Yehuwa, pada mulanya ia tidak memiliki pengertian yang lengkap tentang maksud-tujuan Allah. Kita dapat melihat ini dari sejumlah perkembangan dalam hidup Abraham—setahap demi setahap pengertiannya bertambah. Ia dipanggil Allah supaya meninggalkan negeri asalnya, dan kepadanya diberitahukan bahwa Allah akan menjadikan dia suatu bangsa besar dan melalui dia semua bangsa di bumi akan memberkati dirinya. Tetapi Abraham tidak mengetahui semua detail; kita membaca bahwa ia mentaatinya walaupun ”tidak mengetahui tempat yang ia tujui”. (Ibrani 11:8) Selanjutnya, meskipun Allah berjanji bahwa kepada benihnya akan diberikan sebuah negeri, Abraham tidak tahu cara bagaimana hal itu akan terlaksana. Ia bahkan menyatakan kekuatirannya bahwa bisa jadi Eliezer hambanya yang akan mewarisi rumahnya. Lalu Yehuwa menjelaskan masalahnya kepada Abraham, ”Anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu.” (Kejadian 12:1-3, 7; 15:2-4) Karena Sara, istri Abraham mandul, ia meminta Abraham untuk menghampiri hamba perempuannya, Hagar, yang melahirkan Ismael. Belakangan Allah menerangkan kepada Abraham bahwa ahli waris janji itu akan datang melalui Sara.—Kejadian 17:15-17.

5 Jadi dapat kita pahami bahwa, meskipun segala sesuatu yang Yehuwa singkapkan secara langsung kepada Abraham memang benar terjadi, Abraham tidak mengerti dengan saksama cara bagaimana Allah akan melaksanakan maksud-tujuan ini. Biarpun begitu, ia terus memperlihatkan iman dan bersandar kepada Yehuwa, menerima penerangan lebih lanjut seraya waktu berjalan. Demikian pula, ketika Yehuwa menyuruh dia untuk mempersembahkan Ishak anaknya di Gunung Moria, Abraham tidak mengetahui dengan jelas bagaimana perkembangan selanjutnya. Tetapi ia yakin bahwa Allah akan menerbitkan benih melalui Ishak sekalipun Allah harus membangkitkan Ishak dari kematian.—Ibrani 11:17-19.

DANIEL DAN NABI-NABI LAIN

6, 7. (a) Kata-kata mana dari Daniel menunjukkan bahwa Allah menyingkapkan sesuatu hanya pada waktu yang Ia tetapkan sendiri? (b) Kesaksian apa diberikan oleh rasul Petrus sehubungan dengan hal ini?

6 Di antara banyak nabi Yehuwa yang diperkenan untuk mendapat wahyu-wahyu secara langsung adalah Daniel, ”orang yang dikasihi” oleh Allah. (Daniel 10:11, 19) Yehuwa memberikan banyak keterangan terperinci sehubungan dengan jaman Daniel sendiri dan masa depan; tetapi Daniel tidak mengerti segala sesuatu yang tersangkut dalam hal itu. Tentang beberapa penglihatan yang diberikan kepadanya, ia berkata, ”Memang kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya.” Sewaktu ia meminta keterangan lebih lanjut, kepadanya diberitahukan, ”Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.” (Daniel 12:8, 9) Demikian pula, Allah Yehuwa terus menyingkapkan banyak kebenaran kepada hamba-hambaNya para nabi. Tetapi banyak hal yang tidak dapat mereka mengerti.

7 Itulah sebabnya rasul Petrus dapat menulis, ”Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu.” Ternyata, bahkan para malaikat tidak mendapat pengertian yang menyeluruh dan lengkap tentang perkembangan maksud-tujuan Allah.—1 Petrus 1:10-12.

8. Bagaimana pertanyaan Yohanes Pembaptis menunjukkan bahwa pengertiannya belum lengkap?

8 Yang terakhir dari nabi-nabi itu adalah Yohanes Pembaptis. Allah menggunakan dia untuk mempersiapkan jalan bagi Kristus, yaitu Yesus. (Lukas 1:16, 17, 76-79) Yohanes sangat diperkenan, untuk mendapat dari Allah tanda yang mengidentifisir sang Mesias, dan untuk memperkenalkan dia kepada bangsa Israel. (Yohanes 1:26-36) Sekalipun demikian, Yohanes tidak mengerti jelas semua perincian tentang kedatangan Yesus yang pertama. Buktinya, pada waktu Yohanes berada di penjara ia mengutus murid-muridnya kepada Yesus untuk bertanya, ”Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Pertanyaan Yohanes bukanlah karena kurang iman tetapi keinginan untuk ketegasan yang lebih terperinci. Jawaban Yesus, dengan menunjukkan kepada pekerjaan-pekerjaannya, tanpa diragukan telah membuat Yohanes tidak merasa kuatir lagi.—Matius 11:2-6.

YESUS DAN RASUL-RASULNYA

9. Apa yang menunjukkan bahwa Yesus tidak memiliki pengertian yang lengkap tentang maksud-tujuan Bapanya?

9 Allah menyingkapkan kehendakNya kepada hamba-hambaNya hanya pada waktu yang Ia tetapkan, dan hal ini berlaku juga bagi Yesus Kristus. Tentu Yesus menerima keterangan langsung sewaktu ia berada dengan Bapanya di surga. Tetapi ia sendiri tidak mengetahui kapan akhir dari susunan perkara yang sekarang akan tiba. Karena itu ia mengakui, ”Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.”—Matius 24:36.

10, 11. (a) Kesimpulan keliru mana diambil oleh murid-murid Yesus sehubungan dengan Kerajaan? (b) Mengapa Yesus membatasi apa yang ia katakan kepada rasul-rasulnya mengenai masa depan, dan mengenai hal-hal lain?

10 Yesus sendiri bertindak selaras dengan prinsip yang tercatat di Amsal 4:18 dalam menghadapi murid-muridnya. Ia menceritakan kepada mereka banyak hal tentang Kerajaan itu: bahwa ia akan pergi dan akan kembali setelah suatu masa yang panjang dan membawa mereka bersama dia ke rumahnya di surga. Tetapi, meskipun demikian, rasul-rasulnya masih beranggapan bahwa kerajaan Mesianik itu akan memulihkan kerajaan Daud di Yerusalem. Itulah sebabnya mereka bertanya kepada Yesus yang telah dibangkitkan, ”Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Yesus memberitahukan bahwa ada hal-hal yang masih belum dapat mereka mengerti, dan ia berkata, ”Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya.”—Kisah 1:6, 7.

11 Bahwa ada waktu yang tepat untuk memperoleh pengertian tentang corak-corak tertentu dari maksud-tujuan Allah jelas dari kata-kata Yesus kepada rasul-rasulnya, ”Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.” (Yohanes 16:12) Hal ini menunjukkan bahwa Allah memberikan kepada hamba-hambaNya pengertian tentang kehendakNya menurut kesanggupan mereka untuk memahami dan menggunakan pengertian tersebut. Memang benar, Yesus mengatakan kepada rasul-rasulnya bahwa roh Allah akan memimpin mereka ”ke dalam seluruh kebenaran”. (Yohanes 16:13) Tetapi apakah Yesus memaksudkan bahwa mulai dari saat menerima roh suci mereka akan memahami seluruh kebenaran, tanpa perlu menerima pengertian lebih lanjut di kemudian hari? Fakta-fakta menunjukkan bahwa tidak demikian halnya.

ORANG-ORANG KAFIR DITERIMA

12, 13. (a) Pengertian lebih jelas mana diterima pengikut-pengikut Yesus pada hari Pentakosta, dan apa pengaruhnya atas diri mereka? (b) Walaupun Yesus telah memberi tugas kepada mereka untuk menjadikan murid dari segala bangsa, kapan mereka baru mulai berbuat itu, dan mengapa baru pada waktu itu?

12 Pada hari Pentakosta tahun 33 M. murid-murid telah menerima roh suci dan bersamaan dengan itu pengertian yang makin jelas mengenai kebenaran tentang kebangkitan Yesus, kenaikannya ke surga dan arti dari kerajaan Allah. Pengetahuan ini memberikan mereka semangat untuk menceritakan ’kabar kesukaan’ kepada orang-orang lain. Walaupun Yesus telah mengatakan bahwa mereka harus menjadikan murid dari segala bangsa, pada mulanya mereka membatasi pengabaran mereka kepada orang-orang Yahudi, orang-orang proselit bukan-Yahudi dan kemudian pada waktunya, kepada orang-orang Samaria. Mereka tidak mengerti bahwa mereka harus pergi kepada orang-orang Kafir yang tidak bersunat. (Matius 28:19, 20) Pastilah Yehuwa menahan penerangan ini, karena menurut nubuat Daniel Mesias akan membiarkan perjanjian dengan bangsa Yahudi terus berlaku selama sisa dari minggu yang ke-70 itu.—Daniel 9:24-27.

13 Pada waktu ”minggu” itu berakhir dalam tahun 36 M., Allah Yehuwa bertindak positif dengan mulai menyingkapkan ’kabar kesukaan’ kepada orang-orang dari bangsa-bangsa. Petrus sungguh-sungguh perlu dibantu untuk menyesuaikan cara berpikirnya sebelum ia memasuki rumah orang kafir yang tidak bersunat yang dianggap najis berdasarkan Taurat. Ia harus menerima perintah sewaktu mendapat penglihatan, ”Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Maka Petrus dan rasul-rasul lain harus mengubah pandangan mereka dalam hal ini. Petrus berbuat demikian dan digunakan oleh Allah untuk mengumumkan kepada bangsa-bangsa kafir bahwa jalan kepada kerajaan Allah di surga telah dibuka.—Kisah 10:9-43.

14. Terang apa diterima oleh orang-orang Kristen abad pertama bertahun-tahun kemudian sehubungan dengan tuntutan-tuntutan hukum Musa?

14 Akan tetapi, 13 tahun kemudian, soal sunat masih juga dipertengkarkan di antara beberapa orang Kristen. Paulus dan murid-murid lain terpaksa pergi ke Yerusalem untuk membicarakan hal ini dengan rasul-rasul dan penatua-penatua lain, yang pada waktu itu membentuk badan pimpinan dari sidang Kristen. Badan ini mendengar apa yang Petrus katakan tentang Kornelius yang menjadi orang percaya, dan pernyataan Paulus tentang perkara-perkara besar yang Allah telah lakukan sehubungan dengan pelayanan Paulus kepada bangsa-bangsa kafir. Lalu mereka mempertimbangkan apa yang dikatakan oleh Firman Allah yang terilham tentang soal itu. Dengan bantuan roh suci mereka mengambil kesimpulan yang benar, yakni, bahwa walaupun patokan-patokan tingkah laku tertentu masih dituntut, orang-orang kafir tidak perlu disunat dan berpegang kepada hukum Musa agar dapat menjadi orang Kristen.—Kisah 15:1–16:5.

15, 16. (a) Kata-kata mana dari Paulus yang menunjukkan bahwa ia mengetahui penyingkapan tentang kebenaran berjalan terus? (b) Kesaksian apa yang serupa, diberikan oleh rasul Petrus?

15 Kira-kira enam tahun setelah pertemuan ini, Paulus menulis suratnya yang pertama kepada orang-orang Korintus. Dalam surat itu ia menulis tentang orang-orang Kristen terurap di jamannya, ”Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.” Jadi bahkan hingga saat itu orang-orang Kristen yang terurap, termasuk Paulus sendiri, belum dipimpin oleh roh kudus kepada pengetahuan yang lengkap mengenai seluruh kebenaran. Pengetahuan mereka baru sebagian, sampai kepada batas pengertian yang Allah berikan kepada mereka hingga waktu itu. Tetapi sudah cukup bagi kebutuhan mereka pada masa itu.—1 Korintus 13:9, 10, 12.

16 Kira-kira sembilan tahun setelah Paulus menulis hal tersebut di atas, atau kira-kira pada tahun 64 M., apa yang Petrus tulis kepada rekan-rekan sesama Kristennya? Setelah membahas pengalaman transfigurasi yang meneguhkan bahwa Yesus adalah Putra Allah, ia selanjutnya berkata, ”Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.” (2 Petrus 1:16-21) Jadi orang-orang Kristen masih harus terus menyelidiki Alkitab, dengan memberi banyak perhatian kepada firman nubuat, yang akan menjadi seperti pelita yang bersinar di tempat gelap. Hal ini harus terus mereka lakukan hingga saatnya orang-orang Kristen terurap menikmati upah mereka pada waktu penyingkapan yang mulia dari Yesus Kristus.

17. (a) Dengan diberikannya kitab Wahyu, kebenaran-kebenaran baru apa dapat diketahui oleh orang-orang Kristen abad pertama? (b) Kapan akan ada lebih banyak terang untuk menyinari buku itu?

17 Kira-kira 32 tahun setelah Petrus menulis suratnya yang kedua, atau kira-kira 63 tahun setelah Pentakosta tahun 33 M., rasul Yohanes menerima dan menulis rangkaian penglihatan yang menjadi kitab Wahyu. Dalam penglihatan-penglihatan ini sejumlah kebenaran tentang maksud-tujuan Allah disingkapkan kepada orang-orang Kristen terurap untuk pertama kali. Misalnya mereka baru mengetahui bahwa 144.000 pria dan wanita akan ditebus dari semua bangsa untuk menjadi sesama ahli waris dengan Yesus Kristus di surga dan akan memerintah sebagai raja-raja, imam-imam dan hakim-hakim di dalam kerajaan Mesias yang lamanya 1.000 tahun. (Wahyu pasal 7, 14 dan 20) Jadi bahkan orang-orang Kristen di abad pertama tidak memiliki pengetahuan yang lengkap. Siswa-siswa dari Firman Allah dewasa ini bisa mengerti bahwa penglihatan-penglihatan Wahyu, yang walaupun instruktif dan membina bagi orang-orang Kristen di jaman Yohanes, mempunyai nilai khusus bagi orang-orang yang hidup pada ”hari Tuhan”, di masa kita sekarang. (Wahyu 1:10) Jadi Wahyu 5:1-14 dengan bahasa lambang melukiskan adanya suatu gulungan, dengan meterai-meterai yang harus dilepaskan supaya gulungan itu dapat dibuka. Ini menunjukkan bahwa pada waktu penggenapan dari nubuat di kitab Wahyu, harus ada penyingkapan dari pengetahuan dan pengertian secara bertahap seraya setiap meterai dibuka satu demi satu.

18. Maka, bagaimana Allah Yehuwa menyingkapkan kebenaran-kebenaran kepada hamba-hambaNya di jaman purba dan selama abad pertama?

18 Jadi dapat kita pahami bahwa, hamba-hamba Yehuwa yang setia sebelum jaman Kristen maupun sidang orang-orang Kristen terurap dari abad pertama Masehi, tanpa kecuali semua memiliki pengetahuan dan pengertian yang tidak lengkap. Mereka harus terus membuat kemajuan, menyesuaikan pengertian mereka seraya mereka mengamati dan mengalami pelaksanaan secara bertahap dari maksud-tujuan Yehuwa. Bagi mereka, jalan orang benar itu sungguh-sungguh seperti ’cahaya terang yang kian bertambah terang’. (Amsal 4:18) Seraya terang itu bertambah, mereka bertumbuh dalam pengetahuan, dengan mengerti lebih jelas kebenaran-kebenaran mulia yang Yehuwa terus singkapkan kepada mereka.

19. Apakah yang Allah katakan kepada nabi Daniel sehubungan dengan pengetahuan dan pengertian di ”zaman akhir”?

19 Tetapi bagaimana dengan hamba-hamba Yehuwa di jaman akhir ini? Malaikat berkata kepada Daniel, ”Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah.” (Daniel 12:4) Di ayat 10 dikatakan selanjutnya tentang hamba-hamba Allah, ”Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.” Apakah penerangan ini akan datang semua sekaligus? Sebagai ”orang bijaksana” apakah hal ini berarti bahwa hamba-hamba Allah sudah harus memiliki pengetahuan dan pengertian yang lengkap dan terperinci, sehingga mereka tidak akan perlu mengadakan penyesuaian atau perubahan pandangan pada waktunya, mengenai ajaran-ajaran tertentu atau soal-soal lain? Pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan lain akan dibahas dalam artikel-artikel berikut.

[Kotak di hlm. 4]

Cara Yehuwa berurusan dengan hamba-hambaNya di masa lampau menunjukkan bahwa pengertian tentang maksud-tujuanNya sering datang secara bertahap.

Abraham tidak mengetahui bagaimana sebenarnya janji Allah tentang ’benih’ itu akan dilaksanakan.

Daniel tidak mengerti kesudahan dari nubuat-nubuatnya.

Yohanes Pembaptis, yang memperkenalkan Mesias, belakangan meminta supaya diterangkan apakah yang lain masih akan datang.

Yesus sendiri tidak mengetahui hari dan saat dari ’sengsara besar’.

Rasul-rasul harus belajar secara bertahap bahwa kerajaan itu ada di surga dan bahwa orang-orang kafir juga bisa mewarisinya.

Baru setelah menerima kitab Wahyu orang-orang Kristen abad pertama mengetahui bahwa pemerintahan Kristus akan berlangsung 1.000 tahun lamanya dan bahwa ia akan memiliki 144.000 sesama waris.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan