PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w88_s-45 hlm. 22-27
  • ”Semoga Kamu Mendapat Damai Sejahtera”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Semoga Kamu Mendapat Damai Sejahtera”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-45)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Perdamaian Ilahi Dewasa Ini
  • Damai Sejahtera Ilahi Akan Melindungi Saudara
  • Bahaya-Bahaya yang Mengancam Perdamaian Ilahi
  • Hendaklah ”Damai Sejahtera Allah” Menjaga Hati Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Bagaimana Saudara Dapat Menikmati Perdamaian Ilahi dengan Sepenuhnya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-34)
  • Bisakah Anda Menemukan Kedamaian dalam Dunia yang Sarat Masalah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
  • ’Kejarlah Perdamaian dan Berusahalah Mendapatkannya’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-45)
w88_s-45 hlm. 22-27

”Semoga Kamu Mendapat Damai Sejahtera”

”Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ’Semoga kamu mendapat damai sejahtera.’”—YOHANES 20:19, NW.

1. Mengapa usaha-usaha manusia untuk mendatangkan perdamaian dunia telah ditetapkan akan gagal?

”SELURUH dunia berada di bawah kuasa si jahat.” (1 Yohanes 5:19) Memang demikianlah halnya pada jaman Yohanes, dan ini lebih nyata lagi pada jaman sekarang, dengan adanya peningkatan yang mengejutkan dalam kekerasan, terorisme, peperangan, dan kebejatan. Pernyataan Yohanes yang terilham juga menyingkirkan harapan apapun akan tercapainya perdamaian dunia melalui upaya manusia, meskipun segala usaha dari paus, para pemimpin nasional, dan PBB. Mengapa? ”’Tiada damai bagi orang-orang fasik itu,’ firman Allahku.”—Yesaya 57:21.

2. Apa yang dinyatakan oleh kata ”damai,” terutama dalam bahasa Ibrani dan Yunani?

2 Tetapi, kata ”damai” bisa mempunyai arti yang lain daripada sekedar tidak adanya peperangan. Perdamaian juga bisa merupakan ”keadaan mental atau rohani yang ditandai oleh kebebasan dari pikiran-pikiran atau emosi yang menggelisahkan atau menekan: ketenangan pikiran dan hati.” Namun, kata Ibrani untuk ”damai” (sha·lohmʹ) dan kata Yunaninya (ei·reʹne) mempunyai arti yang lebih luas lagi. Hal itu juga menyatakan kesejahteraan, seperti dalam kata-kata perpisahan, ”Pergilah dengan selamat.” (1 Samuel 1:17; 29:7; Lukas 7:50; 8:48) Ini membantu kita untuk memahami perhatian Yesus yang pengasih terhadap murid-muridnya selama masa yang menggoncangkan jiwa itu sehubungan dengan kematiannya.

3. Bagaimana Yesus memperlihatkan perhatian yang besar untuk murid-muridnya setelah ia dibangkitkan, dan dengan pengaruh apa?

3 Yesus mati pada hari Jumat, 14 Nisan, tahun 33 M. Pada hari Minggu, 16 Nisan, ia dibangkitkan. Karena, seperti biasanya, ia selalu sangat memperhatikan kesejahteraan murid-muridnya, ia kemudian mencari mereka. Di mana ia mendapati mereka? Mereka berada di balik pintu-pintu yang terkunci ”karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.” Memang wajar bahwa mereka kuatir dan takut. Tetapi Yesus mengatakan (NW): ”Semoga kamu mendapat damai sejahtera.” (Yohanes 20:19-21, 26) Belakangan, setelah dikuatkan oleh roh suci, keadaan mereka sejahtera. Dengan berani mereka melaksanakan tugas pengabaran mereka, membantu banyak orang mendapatkan perdamaian ilahi.

Perdamaian Ilahi Dewasa Ini

4. Bagaimana umat Yehuwa dapat memelihara kedamaian pikiran dan hati pada masa yang genting ini?

4 Kita hidup pada jaman akhir, pada ”masa yang sukar.” (2 Timotius 3:1) Para penunggang kuda yang dinubuatkan di Wahyu berderap menjelajahi seluruh bumi—seperti dapat saudara saksikan dari peperangan-peperangan, kekurangan makanan, dan kematian karena penyakit. (Wahyu 6:3-8) Umat Yehuwa juga dipengaruhi oleh keadaan-keadaan di sekeliling mereka. Jadi bagaimana saudara dapat memelihara perdamaian ilahi dalam pikiran dan hati? Dengan tetap mendekatkan diri kepada Sumber agung dari penghiburan dan perdamaian. Seperti diperlihatkan dalam artikel sebelumnya, ini menuntut perlunya sering berdoa dan memanjatkan permohonan. Dengan cara demikian ”damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan melindungi hati dan pikiranmu melalui Kristus Yesus.”—Filipi 4:6, 7, NW.

5. Mengapa Paulus yakin bahwa ”damai sejahtera Allah” dapat melindungi hati kita?

5 Rasul Paulus sendiri yang menulis kata-kata tersebut, telah mengalami banyak bahaya dan kesukaran. Ia telah dipenjarakan dan dipukuli oleh orang-orang Yahudi dan Roma. Ia dilempari batu dan dibiarkan supaya mati. Ada banyak risiko melakukan perjalanan pada jaman tersebut; Paulus mengalami karam kapal tiga kali dan ia sering berada dalam bahaya dari para perampok. Banyak kali ia tidak dapat tidur pada malam hari dan sering menderita kedinginan, kelaparan, dan haus. Selain semua itu, tiap hari ia merasa ”cemas juga akan keadaan semua jemaat.” (2 Korintus 11:24-28, BIS) Jadi Paulus, karena telah mengalami sendiri aneka ragam keadaan, mengetahui betapa penting ”damai sejahtera Allah” yang dapat melindungi hati kita.

6. Mengapa penting untuk memastikan dan mempertahankan ikatan yang hangat, intim dengan Pencipta kita?

6 ”Damai sejahtera Allah” dapat dijelaskan sebagai perasaan tenang dan tentram, yang mencerminkan hubungan baik dengan Allah. Ini begitu penting bagi orang-orang Kristen, terutama bila mereka menghadapi penganiayaan atau penderitaan. Mengapa? Ya, kita semua tidak sempurna; jadi, bila di bawah problem-problem, tekanan, perlawanan, atau berbagai macam kemunduran, kita mudah sekali menjadi takut. Akibatnya kita bisa gagal memelihara integritas. Hal tersebut akan mendatangkan celaan atas nama Allah, membuat kita kehilangan perkenan Yehuwa, dan dapat mengakibatkan kita kehilangan hidup kekal. Jadi betapa penting untuk berusaha keras mendapatkan ”damai sejahtera Allah” yang akan membantu kita menghadapi tantangan-tantangan sedemikian dengan berhasil. Perdamaian tersebut pasti salah satu dari ’pemberian baik dan setiap anugerah sempurna’ yang disediakan oleh Bapa surgawi kita. —Yakobus 1:17.

7, 8. (a) Atas apa ”damai sejahtera Allah” didasarkan, dan bagaimana hal itu ”melampaui segala akal”? (b) Bagaimana perdamaian sedemikian terbukti dari pengalaman seorang saudara di Afrika?

7 Saudara mungkin telah melihat bahwa ada orang-orang yang menempuh kehidupan ini dengan tenang dan yakin. Sering ini disebabkan oleh pembawaan, pengaruh keluarga, kekayaan, pendidikan, atau faktor-faktor lain semacam itu. ”Damai sejahtera Allah” sangat berbeda. Ini tidak didasarkan atas keadaan yang menguntungkan, juga bukan hasil dari kesanggupan atau cara berpikir manusia. Ini berasal dari Allah dan ”melampaui segala akal.” Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari untuk Filipi 4:7 ialah ”sejahtera Allah yang tidak mungkin dapat dimengerti manusia.” Orang-orang duniawi sering heran melihat cara orang-orang Kristen menghadapi problem-problem yang serius, kerugian fisik, atau bahkan kematian.

8 Sebuah contoh pada jaman modern mengenai hal ini adalah salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa yang sedang memimpin perhimpunan di sebuah negeri di Afrika. Di negeri itu, Saksi-Saksi, terutama atas hasutan orang-orang Katolik setempat, dituduh sebagai teroris. Tiba-tiba polisi militer dengan bayonet yang terhunus muncul. Mereka menyuruh pulang para wanita dan anak-anak tetapi mulai memukul kaum prianya. Saksi itu mengingat: ”Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan cara kami diperlakukan. Kopral yang sedang bertugas terang-terangan menyatakan bahwa kami akan dipukuli sampai mati. Saya mendapat pukulan dengan tongkat kayu sedemikian keras sehingga belakangan saya muntah darah selama 90 hari. Tetapi saya memikirkan kehidupan rekan-rekan saya. Dalam doa saya memohon agar Yehuwa memelihara kehidupan mereka, domba-dombaNya,” yang semuanya selamat. Benar-benar suatu contoh yang bagus sekali untuk tetap tenang dalam keadaan yang sangat buruk dan dengan pengasih mengingat orang-orang lain! Ya, Bapa surgawi kita memang menjawab permohonan dari hamba-hambaNya yang setia, mengaruniai mereka damai sejahteraNya. Salah seorang dari tentara-tentara yang merasa heran dalam kasus itu menyatakan bahwa Allah dari Saksi-Saksi itu ”pasti Allah yang benar.”

9. Pengaruh apa yang dapat diberikan dengan membaca dan merenungkan Alkitab?

9 Dalam jaman yang sukar ini, banyak orang Kristen mempunyai problem yang membuat mereka merasa frustrasi dan kecil hati. Cara yang baik untuk memelihara perdamaian pikiran ialah membaca Alkitab dan merenungkannya. Hal itu dapat mengisi seseorang dengan kekuatan dan tekad untuk maju terus dan berdiri teguh. ”Firman Allah hidup dan memberikan kekuatan.”—Ibrani 4:12, NW.

10. Bagaimana dapat mengingat ayat-ayat bisa menjadi suatu berkat?

10 Namun, bagaimana jika kemalangan menimpa kita pada waktu kita tidak membawa Alkitab? Misalnya, seorang Kristen bisa jadi tiba-tiba ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara tanpa Alkitab. Dalam keadaan itu, benar-benar suatu berkat untuk dapat mengingat ayat-ayat seperti misalnya Filipi 4:6, 7; Amsal 3:5, 6; 1 Petrus 5:6, 7; dan Mazmur 23. Tidakkah saudara akan sangat menghargai karena ternyata dapat mengingat dan merenungkan ayat-ayat tersebut? Dalam suasana yang suram dari penjara, halnya seolah-olah Yehuwa sendiri sedang berbicara kepada saudara. Firman Allah dapat menyembuhkan pikiran yang terluka, menguatkan hati yang lemah, dan menggantikan kekuatiran mental dengan ketenangan. (Lihat Mazmur 119:165.) Ya, sangat penting untuk menanamkan ayat-ayat dalam pikiran kita sekarang manakala kita masih mempunyai kesempatan untuk berbuat demikian.

11. Bagaimana seorang saudara di negeri Belanda menyatakan kebutuhan untuk makanan rohani?

11 Arthur Winkler adalah salah seorang yang sangat menghargai Alkitab, terutama selama pendudukan Nazi di negeri Belanda, pada masa Saksi-Saksi itu harus melaksanakan kegiatan Kristen mereka di bawah tanah. Gestapo sedang mencari-cari Saudara Winkler. Ketika ia akhirnya tertangkap, mereka mencoba membuatnya berkompromi tetapi gagal. Mereka kemudian memukulnya sampai pingsan. Dengan gigi copot, rahang bawah tergeser, dan tubuh babak belur, ia dimasukkan ke dalam sel yang gelap. Tetapi penjaga selnya simpatik dan ramah. Saudara Winkler memohon bimbingan Yehuwa dalam doa. Ia juga merasakan kebutuhan yang besar untuk makanan rohani dan meminta bantuan kepada penjaga selnya. Kemudian, pintu sel terbuka, dan sebuah Alkitab dilemparkan ke dalam. ”Benar-benar suatu sukacita,” ingat Saudara Winkler, ”untuk tiap hari menikmati firman kebenaran yang menyenangkan . . . saya merasa diri makin lebih kuat secara rohani.”a

Damai Sejahtera Ilahi Akan Melindungi Saudara

12. Mengapa kita teristimewa perlu menjaga hati dan kesanggupan mental kita?

12 Yehuwa berjanji bahwa damai sejahteraNya ”akan melindungi hati dan pikiranmu.” (Filipi 4:7, NW) Hal ini begitu penting! Hati adalah tempat kedudukan dari motif dan emosi. Pada hari-hari terakhir ini, hati kita dengan mudah dapat dilemahkan oleh perasaan takut atau kuatir, atau membujuk kita untuk berbuat salah. Pola kehidupan yang sudah umum merosot dengan cepat. Kita harus terus waspada. Selain membutuhkan hati yang kuat, kita juga harus membiarkan ”pikiran” kita dikuatkan dan dipimpin oleh Allah melalui FirmanNya dan sidangNya.

13. Manfaat-manfaat apa yang dapat diperoleh dengan dilindunginya kesanggupan mental kita?

13 Menurut W. E. Vine, kata Yunani noʹe·ma (diterjemahkan ”pikiran,” atau ”kesanggupan mental” dalam NW) mengandung buah pikiran ”tujuan” atau ”perlengkapan.” (An Expository Dictionary of New Testament Words) Jadi, damai sejahtera Allah dapat menguatkan tujuan Kristen kita dan melindungi kita terhadap kecenderungan apapun untuk melemahkan atau mengubah pikiran kita tanpa alasan yang baik. Perasaan kecil hati atau problem-problem dengan demikian tidak akan menghentikan kita dengan mudah. Misalnya, jika kita telah bermaksud untuk melayani Yehuwa dalam kegiatan khusus, seperti misalnya menjadi rohaniwan perintis sepenuh waktu atau pindah untuk melayani di tempat rohaniwan-rohaniwan sangat dibutuhkan, ”damai sejahtera Allah” akan menjadi bantuan yang besar bagi kita untuk bertekun mencapai tujuan itu. (Bandingkan Lukas 1:3; Kisah 15:36; 19:21; Roma 15:22-24, 28; 1 Tesalonika 2:1, 18.) Agar kesanggupan mental kita lebih diperkuat, baktikan banyak waktu untuk mempelajari Firman Allah dan untuk pergaulan Kristen. Dengan demikian saudara mengisi pikiran dan hati saudara dengan gagasan-gagasan yang bersih dan membina. Apakah saudara dapat membaktikan cukup banyak waktu untuk sibuk dengan ’ucapan’ Allah yang terilham? Apakah saudara harus memberikan lebih banyak perhatian kepada hal-hal tersebut?

14. Nasihat terilham apa harus kita perhatikan baik-baik, dan mengapa?

14 Saudara dapat melihat bahwa baik hati maupun pikiran, atau kesanggupan mental, terlibat dalam memperoleh dan mendapatkan manfaat dari ”damai sejahtera Allah.” Ini dibuktikan dalam nasihat ilahi: ”Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”—Amsal 4:20-23.

15. Apa peranan Yesus dalam hal kita memiliki ”damai sejahtera Allah”?

15 ”Damai sejahtera Allah” yang dihasilkan dari hubungan yang hangat dan intim dengan Yehuwa melindungi hati dan kesanggupan mental kita ”melalui Kristus Yesus.” (Filipi 4:7, NW) Apa peranan Yesus dalam hal ini? Paulus menjelaskan: ”Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.” (Galatia 1:3, 4) Ya, Yesus dengan pengasih menyerahkan kehidupannya agar kita dapat ditebus. (Matius 20:28) Jadi ”melalui Kristus Yesus” kita dapat diterima oleh Yehuwa sebagai hamba-hambaNya yang berbakti dan siap menikmati perdamaian ilahi itu yang dapat menjadi pelindung kita.

Bahaya-Bahaya yang Mengancam Perdamaian Ilahi

16. Nasihat apa yang Paulus berikan yang dapat membantu kita memelihara ”damai sejahtera Allah”?

16 Setelah menerima dan menikmati perdamaian dari Allah, kita harus berhati-hati untuk mempertahankannya. Banyak faktor dapat merampas perdamaian dari orang-orang Kristen. Di antara yang paling umum, dan yang tentu sangat berbahaya, adalah keinginan orang-orang muda. Dalam surat Paulus yang kedua kepada Timotius yang pada waktu itu kemungkinan berumur 30-an, ia memasukkan nasihat ini: ”Jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.”—2 Timotius 2:22.

17. Apa yang sering terjadi sehubungan dengan persediaan Yehuwa akan seks?

17 Keinginan-keinginan tersebut termasuk dorongan seks, yang mempunyai tempat yang terhormat dalam perkawinan. Tetapi, sepanjang sejarah, dorongan ini telah dinyatakan dengan salah dalam hubungan seks sebelum perkawinan atau di luar perkawinan, kedua-duanya tidak diperkenan oleh Pencipta kita yang bijaksana. (Ibrani 13:4; Kejadian 34:1-3) Bahaya dari menyerah kepada imoralitas seks mengancam orang-orang Kristen dewasa ini, tua maupun muda. Pada hari-hari terakhir ini dari suatu dunia yang bejat moralnya, seks bagi banyak orang telah mengartikan sekedar hawa nafsu jasmani, sering dengan praktek-praktek yang umum di kalangan para homoseks, pria dan wanita.—Roma 1:24-27.

18. Mengapa hati dari beberapa orang masih belum mantap, dan ini dapat membawa kepada apa?

18 Kenyataan bahwa kita hidup dalam suasana sedemikian menandaskan betapa penting bagi kita untuk mempunyai hati yang kuat dan teguh, yang dibaktikan kepada Yehuwa. Beberapa orang yang telah menerima berita Kerajaan, percaya kepada kebenaran-kebenaran dasar Alkitab, dan tetap tentu bergaul dengan umat Yehuwa ternyata tidak memperkembangkan penghargaan yang dalam terhadap Yehuwa, FirmanNya, dan jemaatNya di seluruh dunia. Hati mereka masih belum mantap. Mereka dengan mudah dapat disimpangkan oleh ”nafsu orang muda.” Beberapa dari mereka mungkin menolak godaan untuk melakukan percabulan atau perzinahan, tetapi mereka, seperti Paulus peringatkan, ”lebih suka pada kesenangan dunia daripada menuruti Allah.” (2 Timotius 3:4, BIS) Mereka menggunakan jauh lebih banyak waktu untuk menonton TV, membaca novel-novel, atau mendengarkan musik liar daripada untuk pelajaran pribadi, perhimpunan-perhimpunan, atau dinas Kerajaan. Ini dengan mudah dapat menjurus kepada kelemahan rohani dan, akhirnya, kejatuhan ke dalam dosa serius.

19. Apa yang harus kita lakukan untuk menghindar agar tidak hanyut?

19 Orang-orang sedemikian, seperti sebuah kapal tanpa jangkar, hanyut dibawa arus yang mengalir menuju bencana. Apa yang harus mereka lakukan? Paulus menasihati: ”Karena itu kita harus memberikan lebih banyak perhatian daripada biasa kepada apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.” (Ibrani 2:1, NW) Jadi mereka yang berada dalam bahaya hendaknya ”memberikan lebih banyak perhatian daripada biasa” kepada pelajaran dari Firman Allah, persiapan untuk perhimpunan-perhimpunan, dan membagikan kebenaran Kerajaan kepada orang-orang lain. Memang mudah untuk berpikir, ’Itu nasihat yang baik, tetapi saya tidak berada dalam keadaan itu, jadi hal itu tidak berlaku bagi saya.’ Betapa jauh lebih bijaksana jika kita masing-masing memikirkan dengan serius bagaimana kita dapat lebih membersihkan hati, pikiran kita yang paling dalam, dan keinginan kita dan ’mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.’ (2 Timotius 2:22) Yang terutama, kita harus memohon bimbingan kepada Allah dan bantuan yang menguatkan dari rohNya.

20. Apa yang harus dilakukan seseorang yang melakukan dosa serius?

20 Jika ada yang bersalah karena dosa yang serius tetapi menutupinya, mereka jelas akan kehilangan perkenan Yehuwa dan ”damai sejahtera Allah” yang mereka miliki. Mereka juga akan kehilangan kedamaian pikiran mereka sendiri. (Bandingkan 2 Samuel 24:10; Matius 6:22, 23.) Maka saudara dapat melihat, mengapa penting sekali agar setiap orang Kristen yang telah jatuh ke dalam dosa yang serius mengakui hal itu kepada Yehuwa dan kepada para penatua yang pengasih, yang dapat membantu ke arah kesembuhan rohani. (Yesaya 1:18, 19; 32:1, 2; Yakobus 5:14, 15) Bila seseorang yang telah kehilangan keseimbangan rohani pada jalan dosa yang licin meminta bantuan dari saudara-saudara yang matang, ia tidak akan terus mempunyai hati nurani yang terganggu atau tanpa perdamaian ilahi.

21. Apa alasan bagi kita dewasa ini untuk sangat bersyukur kepada Yehuwa, dan apa hendaknya tekad kita?

21 Betapa besar hak istimewa untuk menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi yang berbakti dari Yehuwa dewasa ini! Di sekeliling kita, dunia yang jahat ini sedang berantakan dan akan menjadi puing-puing. Dunia tidak lama lagi akan musnah. Banyak orang ”mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini.” Tetapi kita dapat menengadahkan kepala karena kita tahu bahwa ’keselamatan kita sudah dekat.’ (Lukas 21:25-28) Untuk memperlihatkan betapa bersyukur kita kepada Yehuwa atas ’damai sejahteraNya yang melampaui segala akal,’ marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk dengan setia melayani ”Allah, sumber damai sejahtera.”—Roma 15:33; 1 Korintus 15:58.

[Catatan Kaki]

a Lihat Yearbook of Jehovah’s Witnesses tahun 1986, halaman 154-7.

Pokok-Pokok untuk Ulangan

◻ Bagaimana ”damai sejahtera Allah” membantu kita dewasa ini, dan bagaimana hal itu ”melampaui segala akal”?

◻ Faktor-faktor apa memungkinkan kita untuk memelihara kedamaian pikiran?

◻ Bahaya yang licik apa mengancam banyak orang Kristen dewasa ini, dan hal itu dapat mengarah kepada apa?

◻ Jika seorang Kristen melakukan dosa serius, apa yang harus ia lakukan?

[Kotak/Gambar di hlm. 25]

Ia Mengalami bahwa Hal Itu Benar

Pada Perang Dunia II Nazi mengirim suami Elsa Abt ke kamp konsentrasi Sachsenhausen karena pengabaran Kristen yang ia lakukan. Kemudian pada bulan Mei 1942, Gestapo datang ke rumahnya, mengambil anak perempuannya yang masih kecil, dan menyuruh Elsa bekerja dan menderita di berbagai kamp. Ia memberikan kesaksian pribadi ini:

”Tahun-tahun saya berada dalam kamp-kamp konsentrasi Jerman memberi saya pelajaran yang luar biasa. Yaitu, betapa roh Yehuwa dapat sangat menguatkan saudara pada waktu saudara berada di bawah ujian yang hebat! Sebelum saya ditangkap, saya telah membaca surat seorang saudari yang mengatakan bahwa di bawah ujian yang berat roh Yehuwa menyebabkan perasaan tenang meliputi diri kita. Saya pikir, ia pasti agak melebih-lebihkan hal itu. Tetapi ketika saya mengalami ujian itu sendiri, saya tahu bahwa apa yang ia katakan benar. Hal itu benar-benar terjadi tepat seperti itu. Sulit untuk membayangkannya, jika saudara tidak mengalaminya sendiri. Namun hal itu benar-benar terjadi atas diri saya. Yehuwa membantu.”

[Gambar di hlm. 23]

Paulus mengetahui dari pengalaman bahwa damai sejahtera Allah dapat melindungi hati kita

[Gambar di hlm. 26]

Apakah saudara berada dalam bahaya hanyut secara rohani?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan