PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • rs hlm. 275-hlm. 279
  • Pengakuan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pengakuan
  • Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
  • Bahan Terkait
  • Pengakuan Dosa​—Cara Manusia atau Cara Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Pengakuan Dosa​—Apakah Ada yang Salah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Apakah Allah Menuntut Pengakuan Dosa?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2010
  • Apakah Saudara Benar Di Hadapan Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1985 (s-19)
Lihat Lebih Banyak
Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
rs hlm. 275-hlm. 279

Pengakuan

Definisi: Pernyataan atau pengakuan, di hadapan umum maupun secara pribadi, (1) tentang apa yang seseorang percayai atau (2) tentang dosa-dosanya.

Apakah upacara pendamaian, termasuk pengakuan dosa (pengakuan pribadi di telinga seorang imam), seperti yang diajarkan oleh Gereja Katolik, berdasarkan Alkitab?

Cara imam itu disapa

Rumusan tradisional, yang masih sering digunakan, ialah: ”Berkatilah aku, Bapa, karena aku telah berdosa. Sudah [lamanya waktu] sejak Pengakuanku yang terakhir.”​—Majalah U.S. Catholic, Oktober 1982, hlm. 6.

Mat. 23:1, 9, TB: ”Berkatalah Yesus . . . : ’Janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.”

Dosa-dosa yang dapat diampuni

”Gereja selalu mengajarkan bahwa setiap dosa, tidak soal seberapa serius, dapat diampuni.”—The Catholic Encyclopedia (yang mencantumkan nihil obstat dan imprimatur), R.C. Broderick (Nashville, Tenn.; 1976), hlm. 554.

Ibr. 10:26, TB: ”Jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.”

Mrk. 3:29, TB: ”Apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.”

Bagaimana penintensi (hukuman) dinyatakan

Sering kali, imam yang mendengarkan pengakuan dosa menyuruh orang yang menyesal itu mengucapkan doa ”Bapa Kami” dan ”Salam Maria” berulang kali dalam jumlah yang ditentukan.

Mat. 6:7, TB: ”Dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele [”mengulang-ulangi perkataan”, TL] seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.”

Mat. 6:9-12, TB: ”Berdoalah demikian: ’Bapa kami yang di sorga, . . . ampunilah kami akan kesalahan kami.’” (Alkitab sama sekali tidak pernah memerintahkan agar kita berdoa kepada atau melalui Maria. Lihat Filipi 4:6, juga halaman 214, 215, di bawah judul ”Maria”.)

Rm. 12:9, TB: ”Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.”

Bukankah Yesus memberi rasul-rasulnya wewenang untuk mengampuni dosa-dosa?

Yoh. 20:21-23, TB: ”Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ’Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.’”

Bagaimana rasul-rasul mengartikan dan menerapkan hal ini? Tidak ada catatan dalam Alkitab tentang suatu kasus seorang rasul yang mendengarkan pengakuan dosa pribadi dan kemudian menyatakan penghapusan dosa. Akan tetapi, persyaratan untuk diampuni oleh Allah dinyatakan dalam Alkitab. Rasul-rasul, di bawah bimbingan roh kudus, dapat melihat apakah pribadi itu memenuhi persyaratan demikian dan berdasarkan hal ini dapat menyatakan bahwa Allah telah mengampuni mereka atau tidak mengampuni mereka. Untuk contoh-contoh, lihat Kisah 5:1-11, juga 1 Korintus 5:1-5 dan 2 Korintus 2:6-8.

Lihat juga judul utama ”Pergantian Rasuli”.

Pandangan para pakar tentang asal usul pengakuan dosa secara pribadi kepada seorang imam berbeda-beda

The Catholic Encyclopedia, oleh R.C. Broderick, mengatakan, ”Sejak abad keempat, pengakuan dosa secara pribadi di telinga imam telah menjadi cara yang berterima.”—Hlm. 58.

New Catholic Encyclopedia mengatakan, ”Banyak sejarawan yang sezaman, baik Katolik maupun Protestan, menelusuri asal usul penintensi pribadi dan mendapati bahwa hal itu adalah suatu disiplin yang wajar bagi gereja-gereja Irlandia, Wales, dan Inggris, tempat Sakramen, termasuk Penintensi, biasanya dilaksanakan oleh kepala sebuah biara dan para biarawan-imamnya. Dengan adanya kebiasaan pengakuan dosa dalam biara dan petunjuk-petunjuk rohani di hadapan umum dan secara pribadi sebagai model, pengakuan dosa yang berulang dan pengakuan pengabdian tampaknya sudah diperkenalkan kepada kaum awam. . . . Namun, baru pada abad ke-11 dosa-dosa yang bersifat rahasia dihapuskan pada saat pengakuan dosa dan sebelum dilakukannya penintensi.”—(1967), Jil. XI, hlm. 75.

Sejarawan A.H. Sayce melaporkan, ”Teks-teks upacara memperlihatkan bahwa pengakuan dosa di hadapan umum maupun secara pribadi adalah suatu kebiasaan di Babilonia. Malah, pengakuan dosa secara pribadi tampaknya adalah cara yang lebih kuno dan lebih umum dilakukan.”—The Religions of Ancient Egypt and Babylonia (Edinburgh, 1902), hlm. 497.

Bagaimana kepercayaan Saksi-Saksi Yehuwa berkenaan dengan pengakuan?

Pengakuan iman di hadapan umum

Rm. 10:9, 10: ”Jika engkau menyatakan ’perkataan di dalam mulutmu sendiri’ itu di depan umum, bahwa Yesus adalah Tuan, dan memperlihatkan iman dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan dia dari antara orang mati, engkau akan diselamatkan. Sebab dengan hati, seseorang memperlihatkan iman yang menghasilkan keadilbenaran, tetapi dengan mulut, seseorang membuat pernyataan di hadapan umum yang menghasilkan keselamatan.”

Mat. 10:32, 33: ”Setiap orang yang mengaku bersatu dengan aku [Yesus Kristus] di hadapan manusia, aku juga akan mengaku bersatu dengan dia di hadapan Bapakku yang di surga; tetapi barang siapa menyangkal aku di hadapan manusia, aku juga akan menyangkal dia di hadapan Bapakku yang di surga.”

Jika seseorang berdosa terhadap Allah

Mat. 6:6-12: ”Apabila engkau berdoa, masuklah ke dalam kamar pribadimu dan, setelah menutup pintumu, berdoalah kepada Bapakmu yang ada di tempat yang tersembunyi . . . ’Bapak kami yang di surga, biarlah namamu disucikan . . . dan ampunilah dosa-dosa kami yang disamakan dengan utang, seperti kami juga telah mengampuni orang yang berdosa, yang disamakan dengan orang yang berutang kepada kami.’”

Mz. 32:5: ”Dosaku akhirnya kuakui kepadamu [Allah], dan kesalahanku tidak kututup. Aku mengatakan, ’Aku akan membuat pengakuan kepada Yehuwa atas pelanggaran-pelanggaranku.’ Dan engkau sendiri mengampuni kesalahan dosa-dosaku.”

1 Yoh. 2:1: ”Jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai penolong di hadapan Bapak, yaitu Yesus Kristus, pribadi yang adil-benar.”

Jika seseorang berbuat salah terhadap sesamanya atau jika ia disakiti

Mat. 5:23, 24: ”Jika engkau membawa pemberianmu ke mezbah dan di sana engkau mengingat bahwa ada sesuatu yang membuat saudaramu tidak senang, tinggalkan pemberianmu di sana di depan mezbah, dan pergilah; berdamailah dahulu dengan saudaramu, dan kemudian, pada waktu engkau kembali, persembahkanlah pemberianmu.”

Mat. 18:15: ”Jika saudaramu berbuat dosa, pergilah dan ungkapkan kesalahannya antara engkau dan dia saja.”

Luk. 17:3: ”Jika saudaramu berbuat dosa, hardiklah dia, dan jika dia bertobat, ampunilah dia.”

Ef. 4:32: ”Hendaklah kamu baik hati seorang kepada yang lain, memiliki keibaan hati yang lembut, dengan lapang hati mengampuni satu sama lain sebagaimana Allah juga dengan lapang hati mengampuni kamu melalui Kristus.”

Jika seseorang terlibat dalam perbuatan salah yang serius dan menghendaki bantuan rohani

Yak. 5:14-16: ”Apakah ada yang sakit di antara kamu? Biarlah ia memanggil tua-tua di sidang jemaat, dan biarlah mereka berdoa baginya, mengolesnya dengan minyak dengan nama Yehuwa. Dan doa yang disertai iman akan menyembuhkan orang yang tidak sehat, dan Yehuwa akan membangunkannya. Juga, jika ia telah berbuat dosa, ia akan diampuni. Karena itu, akuilah dosa-dosamu secara terbuka kepada satu sama lain dan berdoalah bagi satu sama lain, agar kamu disembuhkan.”

Ams 28:13: ”Ia yang menutupi pelanggaran-pelanggarannya tidak akan berhasil, tetapi ia yang mengakui dan meninggalkannya akan mendapat belas kasihan.”

Bagaimana jika orang yang berbuat dosa tidak mencari bantuan?

Gal. 6:1: ”Saudara-saudara, meskipun seseorang mengambil langkah yang salah sebelum ia menyadarinya, kamu yang memiliki kecakapan rohani hendaklah mencoba memperbaiki kembali orang tersebut dengan roh kelemahlembutan, seraya kamu masing-masing memperhatikan diri sendiri, agar kamu juga tidak tergoda.”

1 Tim. 5:20: ”Di hadapan semua pengamat [yaitu, mereka yang secara pribadi mengetahui persoalannya], tegurlah orang-orang yang mempraktekkan dosa, agar yang lain juga merasa takut.”

1 Kor. 5:11-13: ’Jangan lagi bergaul dengan siapa saja yang disebut saudara namun adalah orang yang melakukan percabulan atau orang yang tamak atau penyembah berhala atau pencerca atau pemabuk atau pemeras, dan bahkan tidak makan bersama orang demikian. . . . ”Singkirkan orang yang fasik itu dari tengah-tengahmu.”’

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan