PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w87_s-33 hlm. 17-22
  • Dua Pernyataan Kasih Terbesar yang Pernah Dibuat

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Dua Pernyataan Kasih Terbesar yang Pernah Dibuat
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-33)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Persiapan untuk Pernyataan KasihNya yang Terbesar
  • Pernyataan Kasih yang Terbesar
  • Pernyataan Terbesar Kedua
  • ”Allah Lebih Dulu Mengasihi Kita”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
  • ”Aku Mengasihi Bapak”
    ”Mari Jadilah Pengikutku”
  • Selalu Memperlihatkan Kasih dan Iman
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-26)
  • Apakah Saudara Menyambut Kasih Yesus?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-33)
w87_s-33 hlm. 17-22

Dua Pernyataan Kasih Terbesar yang Pernah Dibuat

”Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya . . . beroleh hidup yang kekal.”—YOHANES 3:16.

1. Apa yang dimaksud dengan pernyataan ”Allah adalah kasih”?

”ALLAH adalah kasih.” Rasul Yohanes menyatakan hal itu dua kali. (1 Yohanes 4:8, 16) Ya, Allah Yehuwa memang pengasih sampai pada tingkat bahwa Ia juga berhikmat, adil, dan berkuasa. Selain itu, Ia ADALAH kasih. Ia adalah perwujudan, personifikasi, dari kasih. Saudara dapat bertanya kepada diri sendiri, ’Apakah saya tahu mengapa hal itu merupakan kebenaran? Apakah saya dapat memberikan keterangan yang jelas kepada orang lain, didukung oleh bukti atau contoh-contoh yang menyatakan bahwa Ia adalah kasih? Dan apa pengaruhnya atas kehidupan dan kegiatan saya?’

2. Allah telah memberikan pernyataan kasih apa yang kelihatan?

2 Betapa besar kasih yang Allah Yehuwa karuniakan kepada makhluk-makhluk manusiaNya di bumi! Renungkan keindahan yang sempurna dan fungsi dari mata kita, betapa menakjubkan tulang-tulang kita yang kokoh, kesanggupan otot-otot kita, dan pekanya sentuhan kita. Kita mempunyai alasan untuk ikut menyatakan perasaan pemazmur, ”Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib.” Pikirkan pula, gunung-gunung yang megah, sungai yang tenang dengan airnya yang jernih, hamparan bunga-bunga musim semi, dan pemandangan yang menakjubkan dari terbenamnya matahari. ”Betapa banyak perbuatanMu, ya [Yehuwa], sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaanMu.”—Mazmur 139:14; 104:24.

3, 4. Contoh-contoh apa yang disebutkan oleh Alkitab Ibrani mengenai pernyataan kasih Allah?

3 Pernyataan kasih Allah tidak berakhir ketika makhluk-makhluk manusiaNya yang pertama memberontak. Contohnya, Yehuwa memperlihatkan kasih dengan mengijinkan pasangan itu mempunyai keturunan yang akan mendapat manfaat dari persediaan Yehuwa melalui ”keturunan” atau benihNya yang dijanjikan. (Kejadian 3:15) Kemudian, Ia menyuruh Nuh mempersiapkan sebuah bahtera untuk menyelamatkan umat manusia dan makhluk-makhluk lain di bumi. (Kejadian 6:13-21) Setelah itu Ia memperlihatkan kasih yang besar kepada Abraham, yang kemudian dikenal sebagai sahabat Yehuwa. (Kejadian 18:19; Yesaya 41:8) Ketika menyelamatkan keturunan Abraham dari perbudakan Mesir, Allah lebih jauh menyatakan kasihNya, seperti kita baca di Ulangan 7:8, ”Karena [Yehuwa] mengasihi kamu . . . maka [Yehuwa] telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat.”

4 Meskipun orang-orang Israel terus memperlihatkan kurangnya penghargaan dan berulang kali memberontak, Allah tidak langsung membuang mereka. Sebaliknya, Ia dengan penuh kasih memohon kepada mereka, ”Bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?” (Yehezkiel 33:11) Namun, meskipun Yehuwa adalah perwujudan dari kasih, Ia juga adil dan berhikmat. Jadi waktunya tiba ketika umatNya yang suka memberontak mencapai batas panjang sabarNya! Mereka bertindak sedemikian rupa sampai ’tidak mungkin lagi dipulihkan’, sehingga Ia membiarkan mereka ditawan di Babel. (2 Tawarikh 36:15, 16) Bahkan setelah itu kasih Allah tidak berakhir untuk selama-lamanya. Ia mengatur agar setelah 70 tahun suatu sisa dari mereka diijinkan untuk kembali ke tanah air mereka. Silakan baca Mazmur 126 dan lihat dari ayat-ayat tersebut bagaimana perasaan orang-orang yang kembali mengenai hal itu.

Persiapan untuk Pernyataan KasihNya yang Terbesar

5. Mengapa dapat dikatakan bahwa dengan mengutus PutraNya ke bumi Allah menyatakan kasihNya?

5 Selanjutnya dalam sejarah, waktunya tiba bagi Yehuwa untuk menyatakan kasihNya yang terbesar. Ini benar-benar kasih yang rela berkorban. Dalam mempersiapkan hal ini, Allah memindahkan kehidupan Putra tunggalNya sebagai makhluk roh di surga ke dalam rahim perawan Yahudi Maria. (Matius 1:20-23; Lukas 1:26-35) Bayangkan keakraban istimewa yang ada antara Yehuwa dan PutraNya. Kita membaca tentang kehidupan Yesus sebelum menjadi manusia yang dilambangkan dengan hikmat yang dipersonifikasikan, ”Aku ada bersama [Allah] sebagai pekerja ahli, setiap hari aku menjadi kesenanganNya, aku senantiasa gembira di hadapanNya.” (Amsal 8:30, 31, NW) Jadi, tidakkah saudara setuju bahwa membiarkan Putra tunggalNya pergi dariNya merupakan pengorbanan bagi Yehuwa?

6. Minat apa sebagai orangtua pasti dimiliki Yehuwa dalam kehidupan Yesus pada mulanya?

6 Pasti Yehuwa mengamati perkembangan PutraNya sejak ia berada dalam rahim sebagai manusia dengan minat yang besar dan sungguh-sungguh. Roh suci Allah melindungi Maria sehingga tidak ada apapun yang dapat mencelakakan janin yang sedang tumbuh itu. Yehuwa mengatur agar Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem untuk sensus agar Yesus dilahirkan di sana sebagai penggenapan dari Mikha 5:1. Melalui malaikat, Allah memperingatkan Yusuf tentang rencana Raja Herodes yang kejam, sehingga Yusuf dan keluarganya melarikan diri ke Mesir sampai Herodes mati. (Matius 2:13-15) Allah pasti memperlihatkan minatNya dalam kemajuan Yesus. Betapa menyenangkan bagi Allah untuk mengamati Yesus yang berumur 12 tahun membangkitkan rasa takjub dari guru-guru dan orang-orang lain di bait dengan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawabannya!—Lukas 2:42-47.

7. Tiga pernyataan apa membuktikan minat Allah kepada pelayanan Yesus?

7 Delapan belas tahun kemudian Yehuwa melihat Yesus datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptis. Kemudian Ia dengan penuh sukacita mengirimkan roh suciNya ke atas Yesus dan mengatakan, ”Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17) Seorang ayah Kristen pasti dapat membayangkan betapa menyenangkan bagi Allah untuk terus mengamati pelayanan Yesus dan melihat cara Yesus memberikan semua pujian kepada Bapa surgawinya. Pada suatu kesempatan Yesus mengajak beberapa rasul ke atas sebuah gunung yang tinggi. Di sana Yehuwa menyebabkan Kristus bercahaya dengan kemuliaan adi-alamiah, dan Bapa mengatakan, ”Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (Matius 17:5) Yehuwa membuat suaraNya terdengar untuk ketiga kalinya sebagai jawaban kepada permohonan Yesus agar Allah memuliakan namaNya sendiri. Yehuwa mengatakan, ”Aku telah memuliakanNya, dan Aku akan memuliakanNya lagi!” Rupanya ini dikatakan terutama untuk kefaedahan Yesus, karena orang-orang yang bersama dia mengira malaikat yang mengatakan hal itu, sedangkan yang lain-lain mengira itu bunyi guntur.—Yohanes 12:28, 29.

8. Bagaimana perasaan saudara terhadap kasih Allah?

8 Apa kesimpulan saudara dari tinjauan singkat ini mengenai tindakan dan minat Allah terhadap PutraNya? Jelas bahwa Yehuwa sangat mengasihi Pura tunggalNya. Dengan mengingat hal itu, dan menghargai bagaimana perasaan hampir semua orang-tua manusia terhadap seorang anak tunggal, pertimbangkan apa yang selanjutnya terjadi—kematian Yesus sebagai korban.

Pernyataan Kasih yang Terbesar

9, 10. Apa pernyataan kasih Allah yang terbesar terhadap umat manusia, yang menandaskan kesaksian Alkitab yang mana?

9 Alkitab memperlihatkan bahwa Bapa surgawi kita mempunyai empati atau tenggang rasa. Kita membaca di Yesaya 63:9 (NW) mengenai umatNya Israel, ”Dalam segala kesusahan mereka Ia ikut merasa susah. Dan utusan pribadiNya sendiri menyelamatkan mereka. Dalam kasihNya dan belas kasihanNya Ia sendiri menebus mereka, lalu Ia mengangkat mereka dan menggendong mereka sepanjang masa dulu kala.” Pasti betapa jauh lebih menyedihkan bagi Yehuwa untuk mendengar dan melihat ”ratap tangis dan keluhan” Yesus. (Ibrani 5:7) Yesus berdoa dengan cara demikian di taman Getsemani. Ia dijadikan tahanan, menghadapi pengadilan pura-pura, dipukuli dan dicambuk, dan sebuah mahkota duri ditancapkan di atas kepalanya. Ingat, BapaNya yang pengasih melihat semua hal itu. Ia juga melihat Yesus tersandung karena beban berat dari tiang penghukuman dan melihat ketika PutraNya akhirnya dipakukan pada tiang itu. Jangan kita lupa bahwa Allah bisa saja mencegah penderitaan PutraNya yang dikasihi. Namun Yehuwa membiarkan Yesus menderita begitu banyak. Karena Allah mempunyai perasaan, menyaksikan peristiwa-peristiwa ini pasti menimbulkan perasaan sedih yang sangat besar yang pernah atau akan Ia rasakan.

10 Mengingat semua hal tadi, kita dapat melihat betapa jauh lebih berartinya kata-kata Yesus kepada Nikodemus, ”Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16) Kata-kata Yohanes, rasul kesayangan Yesus, sama pentingnya, ”Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia, . . . sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”—1 Yohanes 4:9, 10.

11. Bagaimana rasul Paulus menonjolkan pernyataan kasih Allah yang terbesar?

11 Maka, saudara dapat mengerti mengapa rasul Paulus di Roma 5:6-8, menandaskan kasih Allah Yehuwa yang besar dengan kata-kata, ”Waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar—tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati—Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Pasti, dengan menyuruh Putra tunggalNya ke bumi, menderita, dan mati secara sangat tercela, Allah Yehuwa telah menyatakan kasih yang paling besar.

Pernyataan Terbesar Kedua

12, 13. (a) Dalam hal apa pernyataan kasih Yesus unik? (b) Bagaimana Paulus menarik perhatian kepada kasih Yesus yang besar?

12 Saudara mungkin bertanya, ’Apa pernyataan kasih terbesar berikutnya?’ Yesus mengatakan, ”Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15:13) Memang, sepanjang sejarah umat manusia, ada orang-orang yang mengorbankan kehidupan mereka untuk orang-orang lain. Namun kehidupan mereka hanya terbatas sifatnya; cepat atau lambat mereka juga akan mati. Tetapi, Yesus Kristus, adalah seorang manusia sempurna dengan hak untuk hidup. Ia tidak menghadapi kematian warisan seperti semua manusia lain; juga tidak seorang pun dapat mengambil nyawa Yesus dengan paksa jika ia tidak membiarkan hal itu. (Yohanes 10:18; Ibrani 7:26) Ingat kata-katanya, ”Kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat?”—Matius 26:53; Yohanes 10:17, 18.

13 Kita selanjutnya dapat menghargai kasih yang tersangkut dalam apa yang Yesus lakukan dengan memandang segi berikut: Ia telah meninggalkan kehidupan yang mulia sebagai makhluk roh di surga tempat ia hidup sebagai teman yang akrab dan rekan sekerja dari Penguasa universal dan Raja yang kekal. Meskipun demikian, karena kasih yang tidak mementingkan diri, Yesus melakukan apa yang dikatakan rasul Paulus kepada kita, ”Walaupun dalam rupa Allah, [ia] tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib [”tiang siksaan”, NW].”—Filipi 2:6-8.

14. Bagaimana nabi Yesaya memberikan kesaksian tentang pernyataan kasih Yesus yang besar?

14 Bukankah hal itu suatu pernyataan dari kasih? Memang benar—yang hanya diungguli oleh pernyataan kasih dari Allah Yehuwa, Bapa surgawinya. Kata-kata nubuat dari Yesaya pasal 53 membuktikan kepada semua bahwa Yesus telah bertekun, ”Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; . . . sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; . . . oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. . . . Ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut.”—Yesaya 53:3-5, 12.

15, 16. Dari kata-kata Yesus yang mana kita tahu bahwa ia telah berkorban

15 Mengingat semua hal yang akan tersangkut dengan kematiannya, Yesus berdoa di taman. Getsemani, ”Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39) Apa yang diminta Yesus ketika ia mengucapkan kata-kata tersebut? Apakah ia ingin menolak untuk menjadi ”Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia”? (Yohanes 1:29) Tidak mungkin demikian, karena sejak semula Yesus telah memberitahu murid-muridnya bahwa ia akan menderita dan mati, bahkan menyatakan kematian macam apa yang akan ia alami. (Matius 16:21; Yohanes 3:14) Jadi Yesus pasti memikirkan hal lain ketika mengucapkan doa itu.

16 Tanpa diragukan Yesus prihatin mengenai tuduhan sebagai penghujat yang ia sadari akan dilancarkan ke atasnya, kejahatan terburuk yang dapat dilakukan seorang Yahudi. Mengapa prihatin dengan tuduhan palsu? Karena kematiannya di bawah keadaan sedemikian akan mendatangkan celaan ke atas Bapa surgawinya. Ya, Putra Allah yang tidak bernoda, yang begitu mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan dan yang telah datang ke bumi untuk memuliakan nama Bapanya, kini harus dihukum mati oleh umat Allah sendiri sebagai penghujat Allah Yehuwa.—Ibrani 1:9; Yohanes 17:4.

17. Mengapa jenis kematian yang harus dihadapi Yesus ternyata merupakan hal yang sangat berat bagi dia?

17 Sebelum itu dalam pelayanannya Yesus menyatakan, ”Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hatiKu, sebelum hal itu berlangsung!” (Lukas 12:50) Pada waktu itulah puncak dari baptisan ini. Rupanya itulah sebabnya keringatnya menjadi titik-titik darah ketika ia berdoa. (Lukas 22:44) Selain itu, ada beban yang sangat berat di atas bahunya pada malam itu, beban di luar kemampuan kita untuk mengertinya. Ia tahu bahwa ia harus membuktikan diri setia karena jika ia gagal, hal itu benar-benar seperti suatu tamparan bagi Yehuwa! Setan akan menyatakan bahwa ia benar dan Allah Yehuwa salah. Namun benar-benar suatu tamparan bagi Setan si Iblis karena Yesus terbukti setia sampai mati! Dengan demikian ia membuktikan Setan sebagai pendusta ulung yang hina dan keji.—Amsal 27:11.

18. Mengapa Yesus mengalami tekanan yang sangat berat pada malam itu?

18 Allah Yehuwa mempunyai keyakinan sedemikian dalam keloyalan PutraNya sehingga Ia menubuatkan bahwa Yesus akan terbukti setia. (Yesaya 53:9-12) Namun Yesus juga tahu bahwa beban memelihara integritas harus dipikulnya. Ia bisa saja gagal. Ia bisa saja berdosa. (Lukas 12:50) Kehidupan kekalnya sendiri dan dari seluruh umat manusia dipertaruhkan pada malam itu. Hal itu pasti suatu beban yang sangat berat! Jika Yesus menjadi lemah dan berdosa, ia tidak mungkin dapat memohonkan belas kasihan atas dasar korban orang lain, seperti yang dapat kita lakukan sebagai makhluk yang tidak sempurna.

19. Apa yang Yesus laksanakan dengan haluannya yang tidak mementingkan diri?

19 Pasti, ketekunan Yesus pada tanggal 14 Nisan, tahun 33 M., adalah pernyataan terbesar dari kasih yang tidak mementingkan diri yang pernah dibuat oleh seorang manusia, yang hanya diungguli oleh pernyataan kasih Allah Yehuwa. Dan betapa mulia hal-hal yang ia laksanakan untuk kita dengan kematiannya! Dengan kematiannya ia menjadi ”Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia”. (Yohanes 1:29) Ia membuka jalan bagi 144.000 pengikut jejaknya untuk menjadi raja-raja dan imam-imam dan memerintah bersamanya selama seribu tahun. (Wahyu 20:4, 6) Selain itu, ”kumpulan besar” dari ”domba-domba lain” dewasa ini mendapat manfaat dari korban Kristus dan dapat berharap untuk selamat melewati akhir sistem yang tua ini. Merekalah yang pertama akan menikmati berkat firdaus di bumi. Pasti juga akan ada bermilyar-milyar manusia yang akan dibangkitkan sebagai hasil dari apa yang Yesus lakukan. Mereka juga akan mendapat kesempatan untuk menikmati hidup kekal dalam Firdaus di bumi. (Wahyu 7:9-14; Yohanes 10:16; 5:28, 29) Sesungguhnya, ”seberapa banyak perjanjian Allah yang ada, maka di dalam Dia menjadi ’ya’”, yaitu di dalam Yesus Kristus.—2 Korintus 1:20, Bode.

20. Bagaimana seharusnya sambutan kita terhadap dua pernyataan kasih yang terbesar di pihak Allah Yehuwa dan Yesus Kristus?

20 Pasti sangat cocok jika kita memperlihatkan penghargaan untuk segala sesuatu yang telah dilakukan Allah Yehuwa dan Yesus Kristus demi kepentingan kita dengan memberi kita pernyataan kasih yang paling besar ini. Kita berhutang penghargaan sedemikian kepada mereka, dan agar kita benar-benar dapat memperoleh manfaat sepenuhnya, kita harus menyatakan penghargaan tersebut. Artikel berikut akan memperlihatkan beberapa cara terbaik untuk dapat melakukan hal ini.

Apakah Saudara Ingat?

◻ Pernyataan-pernyataan apa dari kasih Allah dapat dilihat seluruh umat manusia?

◻ Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Yehuwa menderita ketika Ia melihat PutraNya menderita?

◻ Bagaimana kematian Yesus demi kepentingan umat manusia berbeda dari orang-orang lain yang mungkin telah mengorbankan kehidupan mereka?

◻ Bagaimana seharusnya pengaruh dari kasih yang diperlihatkan kepada kita oleh Yehuwa dan Yesus atas diri kita?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan