PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w81_No30 hlm. 1-4
  • ”Berjuang dan Bekerja Keras”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Berjuang dan Bekerja Keras”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 30)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • PEKERJA-PEKERJA TELADAN
  • BEKERJA KERAS MENYEBAR-LUASKAN BERITA KERAJAAN
  • BERAPA BANYAK YANG DIMINTA OLEH ALLAH?
  • Kita Dapat Melakukan Pekerjaan-Pekerjaan yang Lebih Besar
    Pelayanan Kerajaan Kita—1998
  • Dengan Loyal Bekerja Bersama Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Ia Pulih dari Tikaman Duka
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2014
  • ”Ada Waktu yang Ditetapkan” untuk Bekerja dan untuk Beristirahat
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2019
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 30)
w81_No30 hlm. 1-4

”Berjuang dan Bekerja Keras”

”Kita berjuang dan bekerja keras, sebab kita berharap sepenuh-penuhnya kepada Allah yang hidup; ialah Penyelamat semua orang, terutama sekali orang-orang yang percaya.”—1 Tim. 4:10, BIS.

1-3. Mengapa orang-orang Kristen pada zaman sekarang patut memperhatikan sikap mereka terhadap pekerjaan?

APAKAH saudara senang bekerja keras? Apakah saudara menghargai prestasi dan pekerjaan yang baik? Kalau begitu, saudara tidak seperti kebanyakan orang pada zaman sekarang.

2 Memang, sejak dahulu selalu ada pemalas. Tetapi, seperti mungkin juga saudara perhatikan dewasa ini pekerjaan makin tidak disukai. (Ams. 20:4; 19:24; 2 Tes. 3:11) Sikap enggan ini nyata dari ucapan seperti, ”Alon-alon asal kelakon” (dalam bahasa daerah kurang lebih berarti, jangan terlalu bernafsu melakukan sesuatu, pelan-pelan saja). Sikap enggan untuk melakukan pekerjaan berat, tanpa sadar mudah berkembang menjadi sikap malas mengerjakan segala sesuatu.

3 Sebagai orang Kristen pastilah kita merasa tidak mempunyai sikap seperti itu. Namun, tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa kita kebal bila pada umumnya dunia ini menganut sikap yang demikian kuat dan berpengaruh. Tidak ada salahnya untuk sewaktu-waktu merenungkan sikap kita terhadap pekerjaan, karena sikap kita ini dapat mempengaruhi seberapa jauh kita ikut dalam kegiatan-kegiatan Kristen yang penting bagi Allah.

PEKERJA-PEKERJA TELADAN

4. Betapa pentingkah pekerjaan?

4 Banyak ahli yang telah mempelajari seluk-beluk dan nilai-nilai kehidupan pada umumnya berpendapat bahwa bekerja itu merupakan kebutuhan setiap insan. Karl W. von Humboldt, negarawan berkebangsaan Jerman, mengatakan, ”Manusia perlu bekerja sebagaimana ia perlu makan dan tidur.” Memang itulah sebabnya banyak orang selalu berusaha menyibukkan diri dan melakukan sesuatu yang hasilnya kelihatan. Tetapi mengapa orang Kristen khususnya harus senang bekerja keras? Tidak lain, karena Yehuwa dan Yesus Kristus memberikan teladan yang patut kita tiru.—Ef. 5:1; 1 Kor. 11:1.

5, 6. Teladan apa yang Yehuwa dan Yesus berikan berkenaan pekerjaan?

5 Seluruh jagat raya membuktikan bahwa Allah suka bekerja. Lihat saja ciptaanNya, mulai dari matahari yang menghasilkan tenaga termo-nuklir sampai kepada si kupu-kupu mungil yang cantik jelita. Seluruh ciptaan Allah yang kita lihat disebut sebagai ’pekerjaan-pekerjaanNya’. Perlindungan dan bimbingan terus-menerus yang diberikan kepada para hambaNya adalah juga ’pekerjaanNya’ yang harus kita hargai. (Mzm. 145:4-6, 10; 8:4-9) Putra Allah juga suka bekerja keras. Setelah meninggalkan mata pencahariannya sebagai tukang kayu di sebuah kota kecil di propinsi Galilea, Yesus berjalan kaki sejauh ratusan kilometer, menjelajahi seluruh pedalaman dan menempuh jalan-jalan berdebu di bawah panas terik matahari untuk menolong orang banyak—melakukan penyembuhan, mengabar serta mengajar. (Mat. 4:17, 23-25; Luk. 8:1; 9:57, 58) Walaupun Kristus sempurna, ia jadi lelah dan lapar, karena terus bekerja sampai jauh malam.—Mat. 21:18; Mrk. 1:32, 35; 6:32-34; Yoh. 4:3-6, 34.

6 Jadi, kita dapat yakin bahwa Allah maupun Yesus tidak pernah menganut sikap, ’Santai-santai saja.’ Kristus mengatakan, ”BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yoh. 5:17) Malah ia menerangkan bahwa ”pekerjaan-pekerjaan”nya—hal-hal yang dilakukannya dengan bantuan dan dukungan Allah—itulah yang membuktikan bahwa Allah berkenan kepadanya. (Yoh. 10:25, 38) Semua ini bukan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan kita. Semua harapan kita yang didasarkan atas Alkitab bisa terwujud justru berkat kerja keras Yesus sebagai penyembah Allah.

7. Bagaimana sepatutnya cara kita dalam merenungkan pandangan kita terhadap pekerjaan?

7 Kita semua dapat, dan seharusnya, meninjau kembali bagaimana pandangan maupun kebiasaan kerja kita. Tidak perlu bersikap terlalu kritis atau menuntut terlalu banyak dari diri kita. Kita masing-masing punyai batas kemampuan fisik. Keadaan juga membatasi diri kita. Cara hidup Yesus juga memperlihatkan bahwa sebenarnya tidak salah untuk melepaskan lelah dan bersantai-santai, menikmati pergaulan yang menyenangkan serta menyegarkan diri. (Mrk. 6:31; Luk. 5:29; 7:34; Yoh. 2:2-10; 12:2, 3) Tetapi justru ketidaksempurnaan yang mendesak kita untuk perlu istirahat bisa berakibat terlalu melebih-lebihkan kebutuhan ini. Ini jelas dari peringatan Alkitab terhadap sifat malas. Sebenarnya, bekerja keras itu besar manfaatnya, sebab membuat kita lebih menikmati istirahat, seperti juga lebih enak makan waktu lapar.—Pkh. 2:24; 5:12, 18.

8, 9. Kapan sajakah orang-orang Kristen mesti bekerja keras?

8 Kata ”bekerja” mungkin terutama mengingatkan kita kepada pekerjaan duniawi yang umumnya kita lakukan untuk mencari nafkah. Alkitab pun menasehatkan agar kita rajin dan bertanggung-jawab dalam hal ini. (Ams. 10:4; 22:29) Nasehat ini berlaku juga dalam tugas-tugas di rumah dan bahkan di sekolah, karena dalam segala segi kehidupan dapat kita tunjukkan kemajuan yang kita buat karena menerapkan prinsip-prinsip Kristen. Rasul Paulus menulis, ”Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan [Yehuwa, NW] dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.”—Kol. 3:23, 24.

9 Tetapi, mari kita soroti sekarang satu segi khusus dari kehidupan seorang pengikut Kristus—yaitu pekerjaannya untuk mengabar dan mengajar guna memuji Allah. Pekerjaan ini amat penting, sebab dengan melakukannya ’kita dapat menyelamatkan diri dan orang-orang yang mendengarkan kita’.—1 Tim. 4:16.

10, 11. Alasan-alasan khusus apa yang ada pada kita untuk bekerja keras menyebarluaskan iman Kristen?

10 Perhatikan, rasul Paulus tidak menganjurkan supaya seorang Kristen hanya memikirkan keselamatannya sendiri. Ia harus ingin membantu orang lain untuk menerima Yesus sebagai Kristus dan menjalankan ibadah yang ”mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang”. (1 Tim. 4:8) Sesudah menyebut harapan ini, Paulus menulis,

”Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang [berjuang dan bekerja keras, BIS], karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia [segala macam orang, NW], terutama mereka yang percaya [setia, NW].”—1 Tim. 4:10.

11 Coba saudara pikir. ”Semua manusia,” atau ”segala macam orang” mendapat kesempatan untuk memperoleh keselamatan dari Allah—yaitu hidup bahagia selama-lamanya! Tetapi siapakah yang akhirnya benar-benar selamat? Hanya orang-orang yang ’setia’, mereka yang percaya atau menaruh iman. Mengingat hal ini, rasul Paulus tidak bisa bersikap santai, sekedar hidup agak normal dan sekali-sekali bila ia senang, bicara kepada beberapa orang mengenai kemungkinan untuk memperoleh keselamatan ini. Tidak! Rasul Paulus benar-benar ingin agar orang-orang lain dapat mengetahui kabar baik dari Kristus dan menemukan jalan keselamatan. Maka ia ’berjuang dan bekerja keras’. Demikian jugakah perasaan saudara? Secara pribadi cobalah saudara renungkan kembali apa yang telah saudara kerjakan selama bulan lalu atau setengah tahun yang lalu. Dapatkah saudara benar-benar jujur kepada diri saudara sendiri—dan kepada orang-orang lain, terutama kepada Allah—untuk mengatakan bahwa saudara telah berjuang dan bekerja keras?

BEKERJA KERAS MENYEBAR-LUASKAN BERITA KERAJAAN

12. Apa hubungan pekerjaan dan keselamatan?

12 Orang-orang Kristen mengetahui bahwa mereka tidak diselamatkan hanya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu, seolah-olah dengan cara itu mereka berhak untuk dibenarkan dan diselamatkan. (Rm. 3:28) Tetapi di lain pihak, iman seseorang harus terlihat dari perbuatan-perbuatan yang dihasilkan oleh iman itu. (Yak. 2:18-26) Karena itu sepatutnya dipikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai iman dan perbuatan kita.

13. Menurut Yesus, apa yang akan dilakukan oleh para muridnya setelah kematiannya?

13 Sesungguhnya, dengan ”berjerih lelah dan berjuang” seperti yang Paulus lakukan, kita dapat turut menggenapi nubuat yang Yesus ucapkan. Bayangkan! Saudara dapat berbuat sesuatu, agar kata-kata Yesus menjadi kenyataan! Kata-kata yang mana? Kata-kata yang menjawab permintaan Filipus, ”Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yoh. 14:8) Yesus berkata,

”Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; . . . Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaanNya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.”—Yoh. 14:9, 10, 12.

14, 15. Di Yohanes 14:12, apakah Yesus bermaksud bahwa para pengikutnya akan melakukan mujizat-mujizat yang lebih hebat? Mengapa?

14 Bagaimana mungkin murid-murid Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada yang Yesus lakukan? Apakah saudara akan dapat ikut melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar itu? Menurut Alkitab, dulu Allah memberikan kepada beberapa pengikut Kristus karunia untuk melakukan mujizat-mujizat. Antara lain mengusir roh-roh jahat, menyembuhkan orang sakit dan bahkan membangkitkan orang mati. Dengan cara ini Allah menunjukkan bahwa Ia menyertai dan memberkati sidang jemaat. (Kis. 3:2-8; 5:12-16; 9:36-40; 16:16-18) Tetapi apakah pekerjaan-pekerjaan tersebut lebih besar dari pada yang Yesus lakukan? Yesus menyembuhkan semua orang yang datang kepadanya, bahkan beberapa orang dari jarak jauh. Secara ajaib ia memberi makan ribuan orang, membangkitkan orang mati dan mengendalikan tenaga-tenaga alam. (Mat. 8:5-16, 23-27; 14:14-33; Yoh. 11:39-44) Lagi pula, karunia-karunia roh yang ajaib yang dimiliki oleh beberapa pengikut Kristus akan berhenti atau lenyap. (1 Kor. 13:8-10) Jadi, bagaimana bisa dikatakan bahwa orang-orang Kristen akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada yang Kristus lakukan?

15 Yesus telah mengatakan dengan jelas apa kehendak Bapanya. Pekerjaan Yesus yang terbesar dan mendatangkan manfaat kekal sebenarnya bukanlah mujizat-mujizatnya tetapi ajarannya mengenai Kerajaan.a (Luk. 4:32, 43) Setelah Yesus dibangkitkan, ia menugaskan pengikut-pengikutnya untuk ’menjadikan murid orang-orang dari segala bangsa, dan mengajar mereka’. (Mat. 28:19, 20) Ya, orang-orang Kristen harus melaksanakan pekerjaan kesaksian yang besar. Pekerjaan itu harus dilakukan lebih luas, untuk waktu lebih lama dan kepada jauh lebih banyak orang dari pada yang dijangkau dalam pengabaran Yesus. Demikianlah, mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada yang Yesus lakukan.

16. Apakah pekerjaan Yesus akan berakhir setelah kematian dan kenaikannya ke surga?

16 Maka, setelah Yesus mati dan naik ke surga, tidak berarti bahwa pekerjaannya untuk mengabar dan mengajar mengenai Kerajaan Allah akan berhenti. Dari surga ia akan terus memimpin program pendidikan yang penting. Tentu saja ini dilakukan melalui para pengikutnya. Menurut laporan Lukas selanjutnya, sebelum naik ke surga, Yesus telah berbicara lebih banyak lagi kepada mereka ”tentang Kerajaan Allah”. (Kis. 1:3) Akhirnya ia berpesan kepada mereka, ”Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”—Kis. 1:8.

17, 18. Pada hari Pentakosta 33 M., bagaimana para pengikut Yesus mulai menggenapi ucapannya mengenai pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar?

17 Segera sesudah itu mereka mula melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada yang Yesus lakukan. Pada hari Pentakosta tahun 33 M. Yesus mencurahkan roh suci atas ke-120 orang murid yang sedang menunggu di Yerusalem. Pekerjaan apa yang selanjutnya mereka lakukan? Meningkatkan produksi makanan? Mengajar orang banyak tentang bercocok tanam? Atau menyembuhkan orang-orang yang sakit? Tidak! Mereka mulai bicara, untuk menyatakan ”perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah”. (Kis. 2:1-11) Lalu rasul Petrus memberi kesaksian yang demikian meyakinkan, sehingga ribuan orang yang mendengarnya menerima Kristus.

18 Pastilah bukan pekerjaan kecil untuk membaptiskan dalam sehari saja begitu banyak orang yang baru menaruh iman. Kemungkinan mereka membaptiskan di berbagai kolam air yang tersebar di seluruh kota. Ketika hari itu berakhir, tentunya para murid melaporkan apa yang telah dilakukan, sebab disebutkan bahwa ’yang menerima firman dan dibaptiskan berjumlah tiga ribu orang’. Jumlah murid meningkat dari 120 orang menjadi lebih dari 3.000 dalam waktu sehari (berarti kenaikan lebih dari 2.500 persen). (Kis. 1:15; 2:41) Mereka memang sudah mulai melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada yang Yesus lakukan.

19. Apakah pekerjaan yang dimaksudkan ini hanya untuk para rasul dan para penatua dalam sidang?

19 Tetapi ada orang Kristen sekarang yang boleh jadi mengatakan, ’Saya ’kan bukan Petrus atau Paulus. Bukankah memang orang-orang seperti mereka yang akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada yang Yesus lakukan? Itu pertanyaan yang baik. Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa para rasul, para penginjil yang ditetapkan secara khusus dan orang tua-tua rohani di sidang-sidang pada waktu itu memang ikut mengabarkan Kerajaan. Tetapi perhatikan fakta sejarah yang dikemukakan oleh Lukas, ”Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.” (Kis. 8:1) Lalu, apa yang dilakukan oleh orang-orang Kristen yang tercerai-berai itu, tua maupun muda, pria maupun wanita? ”Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” (Kis. 8:4) Ya, semua murid mengabar.

20. Mengapa, terutama sekarang, penting bagi kita memikirkan sejauh mana kita ikut menggenapi Yohanes 14:12?

20 Orang-orang Kristen sejati pada zaman sekarang melanjutkan kegiatan mengabar dan mengajar yang dimulai oleh Yesus dan saudara-saudara seiman mereka pada abad pertama. Namun peristiwa-peristiwa dunia belakangan ini, yang tepat seperti dinubuatkan dalam Alkitab, menunjukkan bahwa Allah akan segera membinasakan tata-kehidupan masyarakat dunia yang bejat sekarang. Berarti, tak lama lagi kegiatan pengabaran ”Injil Kerajaan” ini akan berakhir. (Mat. 24:14) Maka masing-masing kita dapat menanya diri, ’Apakah saya sekarang ikut sepenuhnya dalam pekerjaan penting yang Yesus sebut dalam Yohanes 14:12? Apakah saya berjuang dan bekerja keras? Pada waktu pekerjaan ini berakhir nanti, apakah saya akan merasa puas karena sepenuhnya ikut melakukannya?

BERAPA BANYAK YANG DIMINTA OLEH ALLAH?

21-23. Bagaimana kita dapat meninjau kembali keadaan diri kita?

21 Dengan ikut melakukan pekerjaan pengabaran Kristen yang mendatangkan kepuasan, tidak berarti bahwa kita boleh mengabaikan tanggung jawab Alkitab terhadap keluarga, kaum kerabat, maupun tanggung jawab sebagai karyawan atau murid sekolah. (1 Tim. 5:8) Allah juga ingin agar kita jangan sampai merasa bersalah, karena lalai menunaikan kewajiban-kewajiban tersebut; kita harus senang melakukannya. Tetapi, sewaktu-waktu ada baiknya untuk meninjau kembali bagaimana pengaturan waktu dan kegiatan kita.

22 Mungkin ada baiknya bagi banyak di antara kita untuk introspeksi dan mendisiplin diri dengan seimbang. Mungkin kita harus menyingkirkan banyak perkara yang sebenarnya tidak mutlak perlu, sebab taraf hidup yang sederhana akan berguna dalam mencapai maksud ini.

23 Dalam hal ini tidak seorangpun patut menghakimi apa yang dilakukan oleh orang lain. Yang penting, kita harus mawas diri apakah secara pribadi masih memiliki penghargaan yang tinggi akan peranan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada yang Yesus lakukan.

24. Seorang janda miskin memberikan teladan yang bagus apa bagi kita?

24 Meskipun apa yang kita lakukan tidak menyamai apa yang dapat dilakukan oleh orang lain, berhubung kesehatan dan situasi-kondisi masing-masing berlainan, mungkin saja kita sudah memberikan segala-galanya. Tetapi yang menjadi ukuran bukanlah kwantitas atau jumlah yang diberikan. Ingatlah bagaimana Yesus memuji janda miskin yang menyumbang ”dua peser” yang hampir tidak ada artinya. Kedua peser (lepta) itu nilainya kurang lebih seper-64 dari upah harian. Berapakah itu, jika diperhitungkan dengan nilai uang di tempat saudara? Namun demikian Yesus memuji wanita itu, karena ia telah ”memberi . . . semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya”. (Mrk. 12:41-44) Kita juga dapat yakin akan memperoleh perkenan seperti itu jika kita memberikan segala-galanya—dengan berjuang dan bekerja keras dalam memberi kesaksian.

25. Apa yang Maria lakukan bagi Yesus tak lama sebelum kematiannya?

25 Kita juga dapat mengingat kembali mengenai Maria, yaitu adik perempuan Lazarus yang mengurapi kepala Yesus dengan menuangkan minyak wangi yang mahal. Ada beberapa murid Yesus yang mengeluh, karena harga minyak wangi itu 300 dinar. Itu kira-kira sama dengan upah setahun untuk seorang pekerja, tidak termasuk hari-hari sabat dan hari-hari raya pada waktu orang Yahudi dilarang bekerja. Berapa banyakkah penghasilan saudara atau salah seorang anggota keluarga dalam setahun? (Yoh. 12:3-8; Mat. 20:2) Mengenai perbuatan Maria ini Yesus berkata,

”Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik padaKu. . . . Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. TubuhKu telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburanKu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.”—Mrk. 14:6-9.

26, 27. Dalam hal apa Maria patut ditiru?

26 Perhatikanlah kata-kata tadi, ”Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya.” Tidak ada keterangan bahwa Maria diberikan kuasa untuk melakukan mujizat. Ia juga tidak mungkin menjadi rasul atau penatua, bila sidang Kristen dibentuk. Dan mungkin ia tidak sanggup melakukan perjalanan jauh untuk membawa ’kabar baik’ itu. Tetapi ”ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya”. Apa artinya kata-kata ini? Memang, dalam beberapa bahasa ungkapan ”lakukan sebisanya” ditafsirkan sebagai, ’tidak perlu bekerja terlalu keras; santai saja’. Tetapi bukan begitu maksud Yesus. Maria benar-benar berusaha. Beberapa terjemahan Alkitab berbunyi, ”Ia telah berbuat semampu-mampunya”, atau ”Ia telah berusaha dengan segala daya”.—Terjemahan C. K. Williams dan terjemahan W. Barclay.

27 Bukan sekali ini saja Maria melakukan sesuatu dengan segala kemampuannya. Sebelum itu Maria menunjukkan bagaimana keadaan hatinya dengan duduk dekat kaki Yesus untuk mendengar apa yang diajarkan olehnya. (Luk. 10:38-42) Kali ini Maria menunjukkan lagi bahwa ia mendukung Yesus, Tokoh Pengabar yang terkemuka ini. Dan menarik sekali bahwa Yesus mengkaitkan perbuatan Maria dengan pekerjaan pengabaran seluas dunia. Ia mengatakan, di mana saja ’kabar baik’ diberitakan, Maria akan diingat. Maria memang menaruh perhatian pada pekerjaan pengabaran. Begitu juga Yesus, hingga saat kematiannya.

28. Agama yang bagaimanakah Kekristenan, dan ini berarti apa bagi kita?

28 Apakah kita seperti kedua wanita itu yang memberikan segala-galanya? Apakah kita benar-benar menaruh perhatian akan pekerjaan pengabaran yang dimulai oleh Yesus ketika ia berada di bumi dan yang kini dilanjutkan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia? Seharusnya begitu. Allah menaruh perhatian besar atas pekerjaan ini. Ketika Kekristenan dilahirkan pada hari Pentakosta tahun 33 M., ia merupakan agama yang rajin memberi kesaksian, dan Allah mendukungnya dengan roh suciNya. Hingga kini Allah tetap mendukung pekerjaan ini, karena Ia tidak berubah. Ia ”Allah yang hidup”, karena Ia hidup dan memberi hidup kepada semua penyembah yang sejati. Maka Kekristenan di zaman sekarang seharusnya tetap merupakan agama yang rajin memberi kesaksian. Dan orang Kristen semestinya dengan penuh semangat ikut dalam pekerjaan Allah, ”Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”.—1 Tim. 4:10.

[Catatan Kaki]

a Pekerjaan-pekerjaan hebat yang Yesus lakukan menggugah minat banyak orang terhadap dirinya. Namun patut diperhatikan bahwa ia tidak dikenal sebagai ”Pembuat-mujizat” atau semacamnya. Ia terutama dikenal sebagai ”Guru”.—Mat. 8:19; 19:16; 26:18; Mrk. 4:38; Yoh. 3:2.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan