Jalan Orang Benar Memang Terus Bertambah Terang
”Apabila seorang memerintah manusia dengan adil, . . . ia bersinar seperti fajar di waktu pagi.”—2 Samuel 23:3, 4.
1. Dua Samuel 23:3, 4 menuntun kita untuk mengharapkan apa, dan apakah hal ini sudah terwujud?
TERANG pada jalan dari hamba-hamba Yehuwa sejak masa permulaan sampai sekarang ini terus semakin terang. Terutama sekali mulai dari tahun 1914 yang penting itu ketika, sebagaimana perkembangan-perkembangan di atas bumi ini menunjukkan, ”pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita [Yehuwa] dan Dia yang diurapiNya”. (Wahyu 11:15) Terang dari Firman Allah telah bersinar, seperti sinar matahari pada ”pagi yang tak berawan” untuk menerangi lebih jelas lagi jalan yang harus ditempuh oleh hamba-hamba Yehuwa.—2 Samuel 23:3, 4.
2. Bagaimana kita dapat memandang penyesuaian-penyesuaian dalam pandangan pada waktu-waktu tertentu?
2 Namun, bagi beberapa orang kelihatannya jalan tersebut seolah-olah tidak selalu lurus ke depan. Kadang-kadang penjelasan-penjelasan yang telah diberikan oleh organisasi yang kelihatan dari Yehuwa menunjukkan adanya penyesuaian-penyesuaian atas sudut-sudut pandangan sebelumnya. Tetapi sebenarnya bukan demikian halnya. Ini dapat dibandingkan dengan apa yang dikenal di kalangan pelayaran sebagai ”menyesuaikan arah”. Dengan mengatur layar-layar para pelaut bisa membuat kapal berlayar dari kiri ke kanan, maju dan mundur, tetapi terus maju ke tempat tujuan mereka walaupun arah-arah angin berlawanan. Dan tujuan yang ada di hadapan hamba-hamba Yehuwa adalah ”langit yang baru dan bumi yang baru” dari janji Allah.—2 Petrus 3:13.
3. Bukti apa menunjukkan bahwa Yehuwa terus memberkati saksi-saksiNya?
3 Tidak diragukan bahwa Allah Yehuwa terus memberkati kegiatan seluas dunia dari saksi-saksiNya, yang dipimpin oleh ”hamba yang setia dan bijaksana”. Hal ini nyata dari buah-buahnya. Ingatlah, Yesus mengatakan, ”Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” Dan buah-buah yang benar demikian dapat dilihat secara internasional dewasa ini hanya pada satu umat—masyarakat sedunia dari saksi-saksi Yehuwa yang bersatu-padu.—Matius 7:17.
4, 5. Di samping firmanNya yang terilham, alat lain apa Allah Yehuwa gunakan untuk membimbing umatNya?
4 Tidak soal di mana kita tinggal di bumi ini, Firman Allah terus membantu sebagai terang pada jalan kita dan pelita pada kaki kita sehubungan dengan tingkah laku dan keyakinan kita. (Mazmur 119:105) Tetapi Allah Yehuwa juga telah menyediakan organisasiNya yang kelihatan, ’hambaNya yang setia dan bijaksana’, yang terdiri dari orang-orang yang diurapi dengan roh suci, guna membantu orang-orang Kristen dari semua bangsa agar dapat dengan tepat mengerti dan menggunakan Alkitab dalam hidup mereka. Kecuali kita berhubungan dengan saluran komunikasi yang Allah gunakan, kita tidak akan maju pada jalan menuju kehidupan, tidak soal berapa banyak pembacaan Alkitab kita lakukan.—Bandingkan Kisah 8:30-40.
5 Mengenai saluran komunikasi yang Allah gunakan, Yesus mengatakan bahwa ”hamba yang setia dan bijaksana” akan menyediakan makanan rohani tepat pada waktunya bagi pengikut-pengikutnya dan bahwa ia akan mengangkat ”hamba” ini menjadi pengawas atas segala miliknya. (Matius 24:45-47) Juga patut diperhatikan bahwa rasul Paulus di Efesus 4:11-16 menunjukkan bahwa sidang Kristen tidak hanya membutuhkan alat-alat terilham seperti rasul-rasul dan nabi-nabi tetapi juga penginjil-penginjil, gembala-gembala dan guru-guru untuk membantu orang-orang Kristen mencapai kesatuan dalam iman dan pengetahuan yang saksama tentang Putra Allah, dan untuk memperoleh kematangan rohani sepenuhnya.—Lihat juga 1 Korintus 1:10; Filipi 1:9-11.
6. Faktor-faktor apa yang menyebabkan perlunya sewaktu-waktu diadakan penilaian kembali atas pandangan-pandangan?
6 ”Hamba yang setia dan bijaksana” ini, yang dikaitkan dengan Saksi-Saksi Yehuwa, sungguh-sungguh telah digunakan oleh Allah Yehuwa untuk membimbing, menguatkan dan memimpin umatNya. Memang, karena terang itu bersinar secara bertahap, dan terjadinya kesalahan-kesalahan akibat ketidaksempurnaan dan kelemahan manusia, orang-orang Kristen ini sewaktu-waktu harus menilai kembali pandangan-pandangan dan ajaran-ajaran mereka. Tetapi bukankah hal ini telah menghasilkan pemurnian demi kefaedahan mereka? Pertimbangkanlah beberapa contoh.
TEBUSAN DAN NAMA YEHUWA
7. Mengapa dan atas dasar apa ajaran tentang tebusan dijadikan yang paling utama oleh Siswa-Siswa Alkitab?
7 Pada tahun 1878, Charles T. Russell, yang kemudian menjadi presiden pertama dari Lembaga Menara Pengawal, memutuskan hubungan dengan rekan penerbit dari The Herald of the Morning, N. H. Barbour, karena masalah yang menyangkut tebusan. Tuan Barbour menolak kepercayaan kepada kuasa korban Yesus untuk menghapus dosa-dosa. Bertahun-tahun kemudian Siswa-Siswa Alkitab, sebagaimana saksi-saksi Yehuwa ini menyebut diri mereka pada waktu itu, menganggap tebusan sebagai ajaran utama dari Alkitab. Dan tidak dapat disangsikan bahwa keselamatan melalui iman kepada tebusan Kristus ditandaskan dalam Firman Allah. (Yohanes 3:16; Kisah 4:12; Ibrani 5:9; Wahyu 7:10) Korban tebusan Yesus secara nubuat telah dibayangkan ketika Abraham mengorbankan Ishak dan oleh korban-korban di bawah hukum Musa. Hal ini dinubuatkan juga oleh nabi-nabi. Maka Siswa-Siswa Alkitab sangat menekankan apa yang telah Yesus Kristus lakukan bagi umat manusia.—Lukas 24:25-27, 44.
8. (a) Apa yang setelah itu dimengerti sebagai yang lebih penting? (b) Hal ini membimbing kepada apa, tetapi penyesuaian apa dibuat puluhan tahun kemudian?
8 Akan tetapi, Alkitab menunjukkan bahwa ada sesuatu yang jauh lebih penting dari pada keselamatan pribadi. Yakni, sengketa besar yang melibatkan kedaulatan semesta dari Yehuwa, yang ditantang oleh Setan pada waktu pemberontakan di Eden. (Kejadian 3:15; 1 Korintus 15:24, 25; Wahyu 11:15; 12:10) Ini menuntut pembenaran nama Yehuwa. Memang, seluruh tema Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu adalah Kerajaan Mesias. Dengan perantaraan Kerajaan itu, Nama yang mulia ini dibenarkan dan ditinggikan untuk selama-lamanya! Di dalam Alkitab kira-kira 75 kali dapat kita baca pernyataan Allah sendiri: ’Mereka akan mengetahui bahwa Akulah Yehuwa.’a Pada waktunya saksi-saksiNya mendapat pengertian bahwa makhluk-makhluk ciptaan dapat memohon kepada Allah Yehuwa oleh karena namaNya terlibat dan bahwa ”setiap orang yang berseru kepada nama Yehuwa akan diselamatkan”. (Roma 10:13, NW; Yoel 2:32; Zefanya 3:9) Maka untuk beberapa tahun nama Yehuwa dan pembenarannya begitu ditonjolkan sehingga kritik-kritik terhadap Saksi-Saksi menuduh bahwa mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus. Tetapi, hal ini tidak lebih dari pada penandasan yang berlebihan. Sebagaimana disadari betul oleh para pembaca dari The Watchtower puluhan tahun terakhir ini, orang Kristen saksi-saksi dari Yehuwa memang memberikan penghargaan yang layak atas peranan Yesus dalam pelaksanaan maksud-tujuan Allah. Sesungguhnya Firman nubuat Yehuwa mengarahkan perhatian kepada Yesus, yang Allah tetapkan sebagai ’Wakil Utama keselamatan.—Ibrani 2:10; 12:2; Wahyu 19:10.
9. Prinsip apa yang mengatur kemajuan dalma perkembangan ilmiah, berlaku di sini?
9 Penyesuaian-penyesuaian demikian dapat dikatakan mengikuti suatu prinsip yang dikatakan mengatur kemajuan dalam mencapai kebenaran ilmiah. Dengan singkat, cara bekerjanya seperti ini: Pada mulanya diajukan suatu usul yang dapat dipersoalkan. Hal ini memberi banyak kemungkinan untuk penerangan atau penggunaan praktis. Akan tetapi pada waktunya ternyata bahwa usul itu mempunyai cacat atau kelemahan tertentu. Maka akan ada kecenderungan untuk beralih kepada usul yang justru paling berlawanan. Kemudian ternyata bahwa pendirian itu juga tidak mencakup kebenaran yang lengkap, dan dengan demikian pokok-pokok yang benar dalam dua pendirian itu dapat digabungkan. Berkali-kali prinsip ini dikenakan sesuai dengan penggenapan Amsal 4:18.b
TINGKAH LAKU DAN PENGABARAN
10, 11. Dua pendirian mana ditandaskan pada waktunya masing-masing, tetapi dengan hasil akhir yang bagaimana?
10 Pertimbangkan suatu contoh lain mengenai pengertian secara bertahap: Selama kira-kira 40 tahun Siswa-Siswa Alkitab menekankan pentingnya mengembangkan kepribadian Kristen yang baik, pengembangan demikian mereka sebut ”pembinaan watak”. Ini ditandaskan sedemikian tegasnya karena di dalam Susunan Kristen telah dilalaikan. Memang, orang-orang Kristen juga harus memberi kesaksian dengan berbicara kepada orang-orang lain tentang maksud-tujuan Allah, tetapi hal ini kurang lebih menjadi soal kedua. Kemudian, pada waktu umat Allah mulai mengerti pentingnya nama Yehuwa dan bahwa mereka harus memberi kesaksian tentang nama dan kerajaanNya, hal ini ditekankan, dan makin berkurang perhatian diberikan kepada pengembangan kepribadian Kristen. Sebagai alasan dikatakan bahwa Yesus terutama datang untuk memberi kesaksian, dan bahwa pengabaranlah yang benar-benar penting. Kini diperlukan keseimbangan antara dua keadaan ini.—Roma 10:10; Galatia 5:22, 23.
11 Pada waktunya keseimbangan yang menyenangkan ini dicapai. Orang-orang Kristen perlu mengembangkan buah roh Allah dan dengan berani dan setia memberi kesaksian untuk Yehuwa. Kedua tuntutan ini penting. Kita tak dapat melalaikan yang satu dengan alasan melakukan yang lain. Rasul Paulus mengatakan, ”Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” Tetapi ia juga mengatakan, ”Aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”—1 Korintus 9:16, 27.
KETUNDUKAN KEPADA ”PEMERINTAH YANG DI ATASNYA”
12, 13. (a) Pandangan apa pada mulanya dianut sehubungan dengan ’kuasa-kuasa yang di atas’ di Roma 13:1? (b) Ini menimbulkan pengertian yang berlawanan apa, tetapi ternyata apa faedahnya?
12 Dicapainya pengertian yang benar tentang Roma 13:1-7 adalah contoh lain lagi berkenaan ”mengemudi” ke arah pandangan yang tepat. Siswa-Siswa Alkitab yang mula-mula memang mengerti bahwa ”kuasa yang di atasnya itu” atau ”pemerintah yang di atasnya” adalah penguasa-penguasa pemerintah dari dunia ini. (Bandingkan Terjemahan Bode dengan Terjemahan Baru.) Berdasarkan pengertian ini mereka menyimpulkan bahwa jika seorang Kristen dikenakan wajib militer pada masa perang ia harus menjadi tentara, memakai seragam dan pergi ke medan perang. Tetapi, jika ia harus membunuh orang lain, ia dapat menembak ke udara.
13 Namun, cukup jelas bahwa rasul Paulus tidak mungkin menganjurkan cara demikian. Pertanyaan timbul: Mungkinkah ’kuasa-kuasa yang di atas’ itu memaksudkan Allah Yehuwa dan Yesus Kristus? Untuk beberapa waktu umat Allah menganut pandangan ini. Dan selama tahun-tahun yang menyusahkan dari Perang Dunia II, hal ini sedikitnya menguatkan mereka untuk ’lebih mentaati Allah sebagai penguasa dari pada manusia’, seraya mereka membuat catatan yang bagus sekali tentang kenetralan Kristen yang tak kenal gentar di seluruh dunia. (Kisah 5:28, 29) Tidak pernah diragukan bahwa orang-orang Kristen harus memberikan kesetiaan mereka yang utama kepada Yehuwa, Tuhan Yang Berdaulat dan raja MesiasNya, Yesus Kristus. Tetapi apakah Mereka juga yang dimaksudkan dengan ’pemerintah yang di atas’, sehingga kita harus ’membayar pajak, cukai dan hormat’ kepada Mereka?—Roma 13:7.
14. Bagaimana soal ketundukan kepada para penguasa pemerintah duniawi pada akhirnya dimengerti dalam terangnya yang benar?
14 Untung sekali, pada tahun 1962 Yehuwa memimpin umatNya kepada pengertian tentang prinsip ketundukan yang relatif. Mereka mengerti bahwa orang-orang Kristen yang berbakti harus mentaati penguasa-penguasa dunia ini sebagai ”pemerintah yang di atasnya”, dan dengan senang mengakui mereka sebagai ”hamba Allah” atau pelayanNya, untuk kebaikan mereka. (Roma 13:4) Tetapi bagaimana jika ”pemerintah” ini meminta mereka untuk melanggar hukum Allah? Sebegitu jauh orang-orang Kristen telah mentaati perintah di Roma 13:1, ”Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya.” Tetapi hal ini harus disesuaikan dengan kata-kata Yesus di Matius 22:21, ”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Maka bila ”Kaisar” meminta orang-orang Kristen untuk melakukan perkara-perkara yang berlawanan dengan kehendak Allah, mereka harus mengutamakan hukum Allah dari pada hukum Kaisar. Hal ini bertentangan dengan apa yang dipraktekkan dalam Susunan Kristen pada umumnya. Banyak orang yang disebut Kristen tidak keberatan untuk melanggar hukum-hukum Allah bila diperintahkan oleh Kaisar untuk melakukan hal itu. Seorang patriot bahkan menyatakan begini, ”Negeri kita! . . . semoga selalu di pihak yang benar; biarpun begitu selalu negeri kita, benar atau salah.” Tetapi Kristen saksi-saksi Yehuwa tidak demikian! Bila diperintahkan untuk melawan kehendak Allah, mereka mengulangi kata-kata dari rasul-rasul Yesus yang mengatakan, ”Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”—Kisah 5:29.
SIAPAKAH PARA ROHANIWAN?
15, 16. (a) Bagaimana pengertian yang sudah lama dianut tentang siapa yang dimaksud dengan rohaniwan Allah? (b) Penyesuaian-penyesuaian apa yang dibuat dan mengapa? (c) Tetapi cacat-cacat apa yang terdapat dalam penyesuaian ini?
15 Mengutip satu contoh lagi dari penerangan yang makin hari makin terang, adalah pertanyaan tentang apakah semua orang Kristen yang sungguh-sungguh membaktikan diri menjadi rohaniwan (minister), tidak soal umur atau jenis kelamin. Selama bertahun-tahun Saksi-Saksi Yehuwa menganut pendirian bahwa semua orang yang menyesal, bertobat, menaruh iman kepada Allah dan Kristus, membaktikan diri kepada Yehuwa untuk melakukan kehendakNya sebagaimana dinyatakan oleh Kristus, dan dibaptiskan, sungguh-sungguh menjadi rohaniwan-rohaniwan. Tetapi kemudian beberapa orang mengajukan keberatan. Penguasa-penguasa pemerintah sering tidak mengakui kedudukan ini. Sebagai alasan juga dikemukakan bahwa banyak bahasa tidak memiliki kata yang sebanding untuk istilah ’minister’, dan karena itu seharusnya tidak dipakai oleh orang-orang yang memiliki istilah ini dalam bahasa mereka. Alasan lain juga dikemukakan, bahwa baptisan nampaknya bukanlah suatu upacara pentahbisan yang memadai. Tetapi, apakah alasan-alasan ini cukup kuat untuk membatasi pemakaian sebutan ”rohaniwan” bagi mereka yang dilantik untuk kedudukan di dalam sidang, kepada para penatua dan ”diaken-diaken” atau pelayan sidang?
16 Kenyataannya, hukum negara biasanya memberikan hak kepada setiap organisasi agama untuk menentukan apa yang membuat seseorang menjadi salah satu rohaniwan. Tidaklah penting jika orang-orang lain tidak mengakui kedudukan mereka atau tidak setuju. Juga tidak menjadi soal bahwa banyak bahasa tidak memiliki kata yang sebanding untuk istilah ’minister’. Ini seharusnya tidak mencegah mereka yang bahasanya memiliki istilah demikian—Inggris, Italia, Spanyol dan lain-lain—untuk menggunakannya jika memang memenuhi suatu maksud yang benar.
17, 18. Siapa yang sebenarnya dapat disebut ’rohaniwan’, dan bagaimana hendaknya mereka menganggap ’jabatan pelayanan’ mereka?
17 Istilah ”rohaniwan” berguna, karena memaksudkan tugas ”hamba” yang sifatnya istimewa, seorang dengan tugas pelayanan yang istimewa dan mulia. Setiap orang, tidak soal umur atau jenis kelamin, yang dapat membuktikan bahwa ia memiliki pengertian yang baik tentang kehendak dan maksud-tujuan Allah bagi umat manusia, dan yang telah menyesuaikan kehidupannya selaras dengan prinsip-prinsip Alkitab, dan yang juga telah membaktikan diri dan dibaptiskan untuk memenuhi perintah Yesus di Matius 28:19, 20, adalah benar-benar salah seorang rohaniwan Allah. Sebenarnya, dapat dikatakan bahwa orang sedemikian lebih memenuhi syarat untuk berbicara demi Allah dari pada semua orang yang telah mengikuti seminari-seminari teologia tetapi yang tidak mengerti maksud-tujuan Allah dan mungkin belum menyesuaikan kehidupan mereka dengan tuntutan-tuntutan Allah yang benar. Orang-orang yang benar-benar melayani Allah dapat mengatakan bersama dengan rasul Paulus, ”Aku memuliakan jawatanku.”—Roma 11:13, Bode.
18 Perlu ditekankan bahwa istilah ”rohaniwan” bukanlah suatu gelar tetapi suatu gambaran. (Bandingkan dengan Matius 20:28.) Belum cukup jika seseorang hanya mengambil langkah-langkah yang membuat dia memenuhi syarat untuk dibaptiskan sebagai seorang pelayan dari Allah Yehuwa. Orang itu harus menjadikan pelayanannya, ”dinas suci”nya kepada Allah Yehuwa, sebagai tujuan yang utama dalam hidupnya. Jika tidak, berapa banyak pun waktu yang ia mungkin dapat baktikan untuk pelayanannya disebabkan keadaan-keadaan di luar kekuasaannya, ia tak dapat dengan tepat menyebut dirinya seorang rohaniwan, atau dianggap oleh orang-orang lain sebagai salah seorang rohaniwan Allah.—Roma 12:1; 2 Timotius 4:5.
19. (a) Apa yang dihasilkan oleh perkembangan pengertian sedemikian, tetapi bagaimana orang-orang yang loyal diberkati? (b) Apa penyelenggaraan Yehuwa untuk menyalurkan makanan rohani, dan mengapa hendaknya penyelenggaraan itu selalu menjadi pilihan kita?
19 Tentu perkembangan pengertian demikian, yang dapat disebut ”menyesuaikan arah”, sering merupakan ujian keloyalan bagi mereka yang bergabung dengan ”hamba yang setia dan bijaksana”. Tetapi, harus dibuat kemajuan ke arah penghargaan yang lebih besar terhadap ’kabar kesukaan’ dan segala perkara yang tersangkut di dalamnya. Pengalaman dari orang-orang yang tetap erat dengan organisasi Allah menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan dan perkara-perkara yang sulit dimengerti selalu menjadi jelas seraya waktu berlalu. Dan seraya terang itu kian bertambah cerah, jalan itu benar-benar terbukti menggembirakan dan memuaskan! Sebagaimana yang dinyatakan oleh Petrus ketika beberapa murid tersontoh karena pengajaran Yesus, ”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal.” (Yohanes 6:68) Tuhan Yesus Kristus masih tetap memiliki ”perkataan” tersebut, dan hal itu ia salurkan melalui satu-satunya organisasi ”hamba yang setia dan bijaksana” yang ia gunakan di atas bumi dewasa ini. Organisasi itu seperti ”pohon yang baik” yang Yesus gambarkan, yang menghasilkan ”buah yang baik”. (Matius 7:17) Selain dari ini, satu-satunya pilihan lain adalah bergabung dengan ’binatang buas’ politik dari Setan dan ”Babel Besar”, imperium agama palsu sedunia. (Wahyu 13:1, Bode; 17:5) Orang Kristen yang berbakti tidak ingin kembali ke situ!—2 Petrus 2:22; Yohanes 14:6.
20. (a) Mengapa kita sekarang dapat lebih yakin dari sebelumnya tentang ’terang yang bersinar’ itu? (b) Masa depan bahagia apa menjadi harapan dari semua orang yang memilih jalan yang kian bertambah terang itu?
20 Sungguh, ”terang sudah terbit bagi orang benar”. (Mazmur 97:11) Amsal 4:18 telah tergenap, bahwa ”jalan orang benar itu” seperti cahaya yang kian bertambah terang. Jika sewaktu-waktu ada sesuatu perubahan, keadaan yang lebih baik akan selalu dihasilkan. Pemurnian itu tidaklah sia-sia. Setelah Kristus kini memerintah, penerangan yang dinikmati oleh umat Yehuwa ”bersinar seperti fajar di waktu pagi”. (2 Samuel 23:3, 4; Matius 25:31) Sungguh, beruntunglah semua orang yang dengan setia melayani bersama dengan organisasi ”hamba yang setia dan bijaksana”, alat komunikasi yang kelihatan dari Yehuwa! Mereka membuat pilihan yang bijaksana, sebab jalan mereka menuju kepada tujuan yang mulia, yaitu hidup kekal dalam susunan baru yang Yehuwa sedang ciptakan.—Yesaya 65:17, 18; 66:22.
[Catatan Kaki]
a Kira-kira 60 kali dalam buku Yehezkiel saja; juga di Keluaran 6:7; Ulangan 29:6; Yesaya 49:23; Yoel 3:17, dan ayat-ayat lain.
b Hal ini disebut tesis (usul), antitesis (usul yang berlawanan) dan sintesis (penggabungan dari keduanya).
[Kotak di hlm. 14]
Melalui pelajaran dan pengalaman hamba-hamba Yehuwa sekarang memahami keseimbangan yang tepat:
Bahwa pembenaran nama Yehuwa lebih penting dari pada penyelamatan makhluk-makhluk ciptaan.
Bahwa memperlihatkan gairah dalam memberi kesaksian dan mengembangkan buah roh sama pentingnya.
Bahwa ketundukan Kristen kepada penguasa-penguasa dunia adalah ketundukan yang relatif.
Kedudukan mereka yang terhormat sebagai rohaniwan-rohaniwan, yang benar-benar mewakili Yehuwa, tidak soal bagaimana pandangan orang-orang lain terhadap mereka.
[Diagram/Gambar di hlm. 11]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
Menyesuaikan arah dengan Angin