PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w92 1/11 hlm. 10-15
  • Pendidikan pada Zaman Alkitab

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pendidikan pada Zaman Alkitab
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pendidikan pada Zaman Patriarkh
  • Sistem Pendidikan di Israel
  • Metode-Metode Pengajaran
  • Kurikulumnya
  • Para Imam, Orang-Orang Lewi, dan para Nabi
  • Pendidikan selama dan Setelah Pembuangan
  • Sekolah-Sekolah Rabi
  • Pendidikan​—Gunakanlah untuk Memuji Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa Memandang Pendidikan
    Saksi-Saksi Yehuwa dan Pendidikan
  • Apa Pandangan Saksi-Saksi Yehuwa tentang Pendidikan?
    Pertanyaan Umum Mengenai Saksi-Saksi Yehuwa
  • Pendidikan yang Bertujuan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
w92 1/11 hlm. 10-15

Pendidikan pada Zaman Alkitab

”Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu.”—ULANGAN 11:19.

1. Apa yang memperlihatkan bahwa Yehuwa berminat akan pendidikan hamba-hamba-Nya?

YEHUWA adalah Pengajar Yang Agung. Ia tidak pernah membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kebodohan. Ia selalu senang membagi pengetahuan kepada mereka. Ia mengajarkan mereka kehendak-Nya dan jalan-jalan-Nya. Selama milenium-milenium yang tak terhitung banyaknya, Putra tunggal-Nya berada di sisi-Nya, senantiasa belajar sebagai ”pekerja ahli” Allah. (Amsal 8:30, NW) Sewaktu berada di bumi Yesus berkata, ”Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepadaKu.” (Yohanes 8:28) Menyebut Allah sebagai Pendidik yang Tak Tertandingi, Elihu bertanya, ”Siapakah guru seperti Dia?” (Ayub 36:22) Nabi Yesaya berbicara tentang Yehuwa sebagai ”Pengajar Agung” dari umat-Nya dan menubuatkan, ”Semua anakmu akan menjadi murid [Yehuwa] dan besarlah kesejahteraan mereka.” (Yesaya 30:20, NW; 54:13) Tak diragukan, Yehuwa ingin makhluk-makhluk-Nya yang cerdas diberi penyuluhan dan dididik dengan baik.

Pendidikan pada Zaman Patriarkh

2, 3. (a) Bagaimana para patriarkh yang setia memandang pendidikan anak-anak mereka, dan instruksi apa yang Yehuwa berikan kepada Abraham? (b) Apa maksud-tujuan agung di balik perintah untuk mendidik keturunan Abraham?

2 Salah satu hak istimewa dasar dari kepala keluarga dalam zaman patriarkh adalah mengajar anak-anaknya dan seisi rumah tangganya. Bagi hamba-hamba Allah pendidikan anak-anak mereka merupakan suatu kewajiban agama. Yehuwa berkata tentang hamba-Nya Abraham, ”Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan [Yehuwa], dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya [Yehuwa] memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikanNya kepadanya.”—Kejadian 18:19.

3 Pernyataan ilahi ini memperlihatkan bahwa Yehuwa memandang pendidikan sebagai hal yang sangat penting. Allah menuntut Abraham, Ishak, dan Yakub untuk mendidik seisi rumah tangga mereka dalam jalan-jalan-Nya yang adil-benar serta penghakiman-Nya sehingga generasi-generasi mendatang akan berada dalam kedudukan untuk memelihara jalan Yehuwa. Dengan demikian, Yehuwa akan menggenapi janji-janji-Nya sehubungan dengan benih Abraham dan berkat bagi ”semua bangsa di bumi”.—Kejadian 18:18; 22:17, 18.

Sistem Pendidikan di Israel

4, 5. (a) Apa yang membedakan sistem pendidikan Israel dari sistem pendidikan bangsa-bangsa lain? (b) Apa perbedaan penting lainnya yang diuraikan dalam Encyclopaedia Judaica, dan apa yang pasti menyumbang kepada perbedaan ini?

4 Encyclopaedia Judaica menulis, ”Alkitab merupakan sumber utama bagi pemahaman dari proses pendidikan pada zaman Israel purba.” Yehuwa menggunakan Musa sebagai guru manusia yang pertama dari bangsa Israel. (Ulangan 1:3, 5; 4:5) Musa menyampaikan kata-kata yang diberikan kepadanya oleh Yehuwa. (Keluaran 24:3) Maka, sebenarnya, Allah adalah Pengajar utama bangsa Israel. Hal ini saja telah membedakan sistem pendidikan Israel dibanding bangsa-bangsa lain.

5 Rujukan yang sama tadi mengatakan, ”Pendidikan yang lebih tinggi atau pengetahuan yang dipelajari di Mesopotamia dan Mesir adalah formal dan terbatas bagi kelas juru tulis, yang tampaknya tidak demikian halnya di Israel. Perbedaannya tidak diragukan disebabkan sistem menulis menurut abjad yang lebih sederhana yang digunakan oleh orang-orang Ibrani. . . . Pentingnya penulisan menurut abjad bagi sejarah pendidikan tidak boleh diabaikan. Ini memperkenalkan suatu pemutusan dengan tradisi kebudayaan menulis dari Mesir, Mesopotamia, dan Kanaan pada milenium kedua. Soal berpendidikan bukan lagi merupakan ciri khas pengenal dan eksklusif dari suatu kelompok ahli kitab dan imam yang profesional, yang ahli dalam tulisan huruf paku dan hieroglif yang sulit dimengerti itu.”

6. Terdapat bukti Alkitab apa bahwa sejak awal mula sejarah mereka, bangsa Israel adalah bangsa yang melek huruf?

6 Alkitab menyediakan bukti bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang melek huruf. Bahkan sebelum mereka memasuki Negeri Perjanjian, mereka diberi tahu untuk menulis hukum-hukum Yehuwa pada tiang pintu rumah mereka dan pintu gerbang mereka. (Ulangan 6:1, 9; 11:20; 27:1-3) Meskipun perintah tersebut tak dapat tidak bersifat simbolis, ini pasti tidak ada artinya bagi seorang Israel biasa jika ia tidak tahu cara membaca dan menulis. Ayat-ayat seperti Yosua 18:9 dan Hakim 8:14 memperlihatkan bahwa orang-orang lain di samping para pemimpin seperti Musa dan Yosua sudah tahu cara menulis, lama sebelum kerajaan didirikan di Israel.—Keluaran 34:27; Yosua 24:26.

Metode-Metode Pengajaran

7. (a) Menurut Kitab-Kitab, siapa yang memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak Israel? (b) Keterangan apa diberikan oleh seorang sarjana Alkitab Perancis?

7 Di Israel, anak-anak diajarkan sejak usia yang sangat dini oleh ayah maupun ibu. (Ulangan 11:18, 19; Amsal 1:8; 31:26) Dalam Dictionnaire de la Bible berbahasa Perancis, sarjana Alkitab E. Mangenot menulis, ”Segera setelah ia dapat berbicara, seorang anak belajar beberapa ayat dari Taurat. Ibunya akan mengulangi satu ayat; bila ia telah menghafalnya, sang ibu akan memberikan ayat yang lain. Selanjutnya, teks tertulis dari ayat-ayat yang sudah dapat mereka ulangi di luar kepala akan ditaruh di tangan anak-anak tersebut. Dengan demikian, mereka diperkenalkan untuk membaca, dan ketika mereka lebih dewasa, mereka dapat melanjutkan pengajaran agama mereka dengan membaca dan merenungkan hukum dari Tuhan.”

8. (a) Metode pengajaran dasar apa digunakan di Israel, namun dengan karakteristik penting apa? (b) Berbagai bantuan mengingat apa digunakan?

8 Ini memperlihatkan bahwa metode pengajaran dasar yang digunakan adalah belajar menghafal di luar kepala. Hal-hal yang dipelajari sehubungan dengan hukum-hukum Yehuwa dan cara Ia berurusan dengan umat-Nya harus meresap ke dalam hati. (Ulangan 6:6, 7) Mereka harus merenungkannya. (Mazmur 77:12, 13) Agar dapat membantu yang muda dan tua untuk menghafal, berbagai bantuan mengingat digunakan. Ini termasuk akrostik menurut abjad, ayat-ayat yang berturut-turut dalam sebuah mazmur dimulai dengan huruf yang berbeda, dalam susunan menurut abjad (seperti di Amsal 31:10-31); aliterasi (kata-kata yang dimulai dengan huruf atau bunyi yang sama); dan penggunaan angka, seperti yang digunakan di separuh bagian belakang dari Amsal pasal 30. Menarik, Kalender Gezer, salah satu contoh tertua dari penulisan Ibrani purba, diperkirakan oleh beberapa sarjana sebagai latihan hafalan seorang murid sekolah.

Kurikulumnya

9. (a) Apa yang merupakan bagian penting dari program pengajaran bagi anak-anak Israel? (b) Apa yang dinyatakan oleh sebuah ensiklopedi Alkitab tentang pengajaran yang dilakukan sehubungan dengan festival-festival tahunan?

9 Pendidikan di Israel tidak terbatas pada belajar membaca dan menulis. Satu mata pelajaran penting yang diajarkan adalah sejarah. Pelajaran tentang perbuatan-perbuatan yang menakjubkan dari Yehuwa demi umat-Nya merupakan bagian yang pokok dari kurikulum. Fakta-fakta sejarah ini harus diajarkan dari generasi ke generasi. (Ulangan 4:9, 10; Mazmur 78:1-7) Perayaan dari festival-festival tahunan menyediakan kesempatan baik bagi kepala keluarga untuk mengajarkan anak-anaknya. (Keluaran 13:14; Imamat 23:37-43) Tentang hal ini, The International Standard Bible Encyclopedia menyatakan, ”Melalui pengajaran ayah di rumah dan penjelasannya tentang pentingnya festival-festival, anak-anak Ibrani diajarkan bagaimana Allah menyatakan diri-Nya kepada mereka di masa lampau, bagaimana mereka harus hidup di masa sekarang, dan apa janji-janji Allah sehubungan dengan masa depan umat-Nya.”

10. Pelatihan praktis apa diberikan kepada anak-anak gadis? kepada anak-anak lelaki?

10 Pendidikan dari orang-tua termasuk pelatihan yang praktis. Anak-anak gadis diajarkan keterampilan rumah tangga. Pasal penutup dari buku Amsal memperlihatkan bahwa hal ini ada banyak dan bervariasi; ini termasuk memintal, merajut, memasak, berdagang, dan pengaturan rumah tangga yang umum. Anak-anak lelaki biasanya diajarkan pekerjaan ayah mereka, dalam bidang pertanian ataupun keterampilan atau pekerjaan tangan. Pada masa belakangan para rabi Yahudi biasa berkata, ”Ia yang tidak mengajarkan keterampilan yang bermanfaat kepada anaknya, membesarkannya untuk menjadi seorang pencuri.”

11. Apa yang memperlihatkan tujuan dasar dari pendidikan di Israel, dan ini mengandung pelajaran apa bagi orang-orang muda dewasa ini?

11 Kedalaman rohani dari metode-metode pengajaran yang digunakan di Israel tampak jelas di seluruh buku Amsal. Ini memperlihatkan bahwa tujuannya adalah untuk mengajarkan ”orang yang tak berpengalaman” hal-hal luhur seperti hikmat, disiplin, pengertian, pemahaman, pertimbangan, ketajaman pikiran, pengetahuan, dan kesanggupan berpikir—semua ini dalam ”takut akan [Yehuwa]”. (Amsal 1:1-7; 2:1-14) Ini menekankan motif yang hendaknya menggerakkan seorang hamba Allah dewasa ini untuk meningkatkan pendidikannya.

Para Imam, Orang-Orang Lewi, dan para Nabi

12. Siapakah selain orang-tua ambil bagian dalam mendidik orang-orang Israel, dan apakah arti dasar dari kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi ”hukum”?

12 Sementara pendidikan dasar disediakan oleh orang-tua, Yehuwa selanjutnya mendidik umat-Nya dengan perantaraan para imam, orang-orang Lewi yang bukan imam, dan para nabi. Dalam kata-kata berkat terakhirnya atas suku Lewi, Musa berkata, ”[Biarlah] mereka mengajarkan peraturan-peraturanMu kepada Yakub, hukumMu kepada Israel.” (Ulangan 33:8, 10) Menarik, kata ”hukum” dalam bahasa Ibrani (toh·rahʹ) berasal dari akar kata yang dalam bentuk kata kerjanya berarti ”memperlihatkan”, ”mengajar”, ”menginstruksikan”. Encyclopaedia Judaica menyatakan, ”Oleh karena itu arti dari kata tersebut [torah] adalah ’pengajaran’, ’doktrin’, atau ’instruksi’.”

13. Mengapa Hukum Israel berbeda dari sistem hukum bangsa-bangsa lain?

13 Ini juga memisahkan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain dan bahkan dari bangsa-bangsa di zaman modern. Bangsa-bangsa politik dewasa ini memiliki seperangkat hukum yang oleh masyarakat pada umumnya hanya diketahui sebagian. Bila orang-orang melanggar hukum, mereka harus membayar biaya yang tinggi kepada pengacara untuk membela mereka. Sekolah-sekolah hukum hanya bagi yang ahli. Namun, di Israel, Taurat merupakan sarana Allah untuk memberi tahu umat-Nya bagaimana Ia ingin mereka untuk beribadat kepada-Nya dan hidup selaras dengan kehendak-Nya. Tidak seperti undang-undang hukum lainnya, ini termasuk kasih kepada Allah dan sesama. (Imamat 19:18; Ulangan 6:5) Taurat tersebut jauh dari sebuah buku undang-undang yang kaku. Ini memuat doktrin, pengajaran, dan instruksi dalam cara hidup yang harus dipelajari.

14. Apa salah satu alasan mengapa Yehuwa menolak keimaman Lewi? (Maleakhi 2:7, 8)

14 Ketika setia, para imam dan orang-orang Lewi melaksanakan tanggung jawab mereka untuk mengajarkan umat itu. Namun lebih sering, para imam melalaikan kewajiban mereka untuk mengajar bangsa tersebut. Kurangnya pendidikan Taurat Allah ini berakibat buruk bagi para imam maupun umat itu. Pada abad kedelapan S.M., Yehuwa menubuatkan, ”UmatKu binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imamKu; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.”—Hosea 4:6.

15. (a) Selain para imam, siapakah yang Yehuwa utus sebagai guru-guru di Israel, dan apa yang ditulis oleh seorang sarjana Alkitab tentang peranan mereka sebagai pendidik? (b) Apa yang akhirnya terjadi atas Israel dan Yehuda karena mereka menolak pengetahuan tentang Yehuwa dan jalan-jalan-Nya?

15 Selain para imam, Yehuwa menampilkan para nabi sebagai pendidik. Kita membaca, ”[Yehuwa] telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik, ’Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapanKu, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hambaKu, para nabi.’” (2 Raja 17:13) Mengenai peranan para nabi sebagai pendidik, sarjana Alkitab Perancis Roland de Vaux menulis, ”Para nabi juga memiliki misi untuk mengajar bangsa itu; ini sekurang-kurangnya bagian dari kewajiban mereka sebagaimana halnya memberi tahu masa depan. Dan pengilhaman nubuat sangat membantu kepada pengabaran mereka akan wewenang atas suatu ucapan dari Allah. Dipastikan bahwa di bawah bentuk kerajaan para nabi adalah guru-guru agama dan moral dari umat tersebut; dan, dapat kita tambahkan, mereka merupakan yang terbaik dari semua guru-guru, bahkan yang senantiasa paling diindahkan.” Karena kurangnya pendidikan yang sepatutnya oleh para imam dan orang-orang Lewi bersama dengan kegagalan untuk memperhatikan nabi-nabi Yehuwa, bangsa Israel meninggalkan jalan-jalan Yehuwa. Samaria jatuh ke tangan orang-orang Asyur pada tahun 740 S.M., dan Yerusalem serta baitnya dibinasakan oleh orang-orang Babel pada tahun 607 S.M.

Pendidikan selama dan Setelah Pembuangan

16, 17. (a) Program pendidikan apa dipaksakan atas diri Daniel dan ketiga temannya? (b) Apa yang memungkinkan mereka untuk menjalani pendidikan Babel ini namun tetap setia kepada Yehuwa?

16 Kira-kira sepuluh tahun sebelum kehancuran Yerusalem, Raja Yoyakhin dan sekelompok pangeran dan bangsawan ditawan ke Babel oleh Raja Nebukadnezar. (2 Raja 24:15) Di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga bangsawan muda lainnya. (Daniel 1:3, 6) Nebukadnezar memerintahkan agar mereka berempat selama tiga tahun mengikuti kursus pelatihan khusus dalam ”tulisan dan bahasa orang Kasdim”. Lebih jauh, mereka disediakan ”pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya.” (Daniel 1:4, 5) Ini merupakan bahaya potensial karena beberapa alasan. Kemungkinan besar, kurikulumnya tidak sekadar kursus bahasa selama tiga tahun. Oleh beberapa orang istilah ”Kasdim” dalam ayat ini dianggap menunjuk, ”bukan kepada orang-orang Babel sebagai suatu bangsa, tetapi golongan terpelajar”. (The Soncino Books of the Bible) Dalam komentarnya atas buku Daniel, C. F. Keil mengatakan, ”Daniel dan teman-temannya harus dididik dalam hikmat dari imam-imam Kasdim dan pria-pria terpelajar, yang diajarkan di sekolah-sekolah di Babel.” Tunjangan makanan kerajaan juga membuka diri mereka kepada pelanggaran pembatasan menu makanan yang ditentukan oleh Taurat Musa. Bagaimana mereka menghadapi keadaan tersebut?

17 Sebagai juru bicara dari keempat bangsawan Yahudi muda ini, sejak permulaan sekali Daniel menjelaskan bahwa mereka tidak akan makan atau minum dengan melanggar hati nurani mereka. (Daniel 1:8, 11-13) Yehuwa memberkati sikap teguh mereka dan melembutkan hati dari pejabat Babel yang bertugas. (Daniel 1:9, 14-16) Sehubungan dengan pelajaran mereka, peristiwa-peristiwa yang menyusul dalam kehidupan keempat pemuda Ibrani ini tanpa keraguan membuktikan bahwa tiga tahun masa pendidikan yang diwajibkan dalam kebudayaan Babel, tidak menyimpangkan mereka dari kasih mereka yang dalam kepada Yehuwa serta ibadat sejati-Nya. (Daniel, pasal 3 dan 6) Yehuwa memungkinkan mereka untuk tampil tanpa tercemar dari tiga tahun berkecimpungnya secara paksa dalam pendidikan tinggi Babel. ”Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.”—Daniel 1:17, 20.

18. Program pendidikan apa diadakan di Yehuda setelah penawanan di Babel?

18 Setelah penawanan di Babel, pekerjaan pendidikan besar-besaran dilaksanakan oleh Ezra, seorang imam yang ”bertekad untuk meneliti Taurat [Yehuwa] dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel”. (Ezra 7:10) Dalam hal ini ia dibantu oleh orang-orang Lewi yang setia, yang ”menjelaskan hukum kepada bangsa tersebut”. (Nehemiah 8:7, NW) Ezra adalah seorang sarjana Alkitab dan ”seorang ahli kitab [”penyalin yang terampil”, NW]”. (Ezra 7:6) Pada zaman dia para ahli kitab menjadi terkemuka sebagai suatu kelompok.

Sekolah-Sekolah Rabi

19. Golongan pendidik apa muncul di Israel menjelang Yesus datang ke bumi, dan untuk alasan-alasan penting apa ia dan murid-muridnya tidak menjalani pendidikan Yahudi yang lebih tinggi ini?

19 Menjelang waktu Yesus muncul di bumi, para ahli kitab menjadi suatu golongan yang elit terdiri dari guru-guru, lebih terikat kepada tradisi-tradisi daripada kepada ajaran-ajaran sejati dari Firman Allah. Mereka senang dipanggil ”Rabi”, yang telah menjadi gelar kehormatan yang berarti ”Yang Mulia”. (Matius 23:6, 7, catatan kaki NW) Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, para ahli kitab sering dihubungkan dengan orang-orang Farisi, beberapa dari antaranya adalah guru-guru Taurat. (Kisah 5:34) Yesus menuduh kedua kelompok ini telah membuat firman Allah tidak berlaku demi tradisi dan mengajarkan ”perintah manusia [sebagai doktrin, NW]”. (Matius 15:1, 6, 9) Tidak mengherankan bahwa Yesus maupun kebanyakan dari murid-muridnya tidak mendapat pendidikan di sekolah-sekolah rabi ini.—Yohanes 7:14, 15; Kisah 4:13; 22:3.

20. Ikhtisar tentang pendidikan pada zaman Alkitab ini memperlihatkan apa kepada kita, dan apa yang memperlihatkan bahwa hamba-hamba Yehuwa dewasa ini membutuhkan pendidikan?

20 Ikhtisar tentang pendidikan pada zaman Alkitab ini memperlihatkan bahwa Yehuwa adalah Pengajar Agung dari umat-Nya. Melalui Musa, Allah mengorganisasi sistem pendidikan yang efisien di Israel. Namun setelah waktu yang lama, suatu sistem pendidikan Yahudi yang lebih tinggi berkembang yang mengajarkan hal-hal berbeda dari Firman Allah. Meskipun Yesus tidak mengikuti sekolah-sekolah Yahudi yang demikian, ia adalah Guru yang tak tertandingi. (Matius 7:28, 29; 23:8; Yohanes 13:13) Ia juga memberi kuasa kepada murid-muridnya untuk mengajar, bahkan sampai akhir sistem perkara ini. (Matius 28:19, 20) Untuk melakukan hal ini, mereka harus menjadi guru-guru yang baik dan oleh karena itu dituntut pendidikan. Maka bagaimana hendaknya umat kristiani sejati memandang pendidikan dewasa ini? Pertanyaan ini akan dibahas dalam artikel berikut.

Tes Daya Ingat

◻ Mengapa kita dapat yakin bahwa Yehuwa berminat akan pendidikan hamba-hamba-Nya?

◻ Dalam hal apa sistem pendidikan bangsa Israel berbeda dari sistem pendidikan bangsa-bangsa lain?

◻ Pendidikan apa diterima oleh anak-anak Israel?

◻ Metode-metode pengajaran apa digunakan di Israel?

◻ Mengapa Yesus dan murid-muridnya tidak mengikuti sekolah Yahudi dengan pendidikan yang lebih tinggi?

[Gambar di hlm. 14]

Pendidikan yang diwajibkan di Babel tidak memalingkan Daniel dan teman-temannya dari Yehuwa

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan