PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • uw psl. 5 hlm. 38-45
  • Kebebasan yang Dinikmati Para Penyembah Yehuwa

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kebebasan yang Dinikmati Para Penyembah Yehuwa
  • Bersatu dalam Ibadat dari Satu-Satunya Allah yang Benar
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Di Mana Kebebasan Dapat Diperoleh
  • Mendambakan Jenis Kebebasan Lain
  • Di Mana Problem Itu Mulai
  • Kebebasan yang Dinikmati para Penyembah Yehuwa
    Sembahlah Satu-satunya Allah yang Benar
  • Cara agar Benar-Benar Bebas
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2018
  • Umat yang Merdeka tetapi Bertanggung Jawab
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Jangan Sia-siakan Kemerdekaan yang Diberikan Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Lihat Lebih Banyak
Bersatu dalam Ibadat dari Satu-Satunya Allah yang Benar
uw psl. 5 hlm. 38-45

Pasal 5

Kebebasan yang Dinikmati Para Penyembah Yehuwa

1, 2. (a) Kebebasan macam apa yang Allah berikan kepada pasangan manusia pertama? (b) Sebutkan antara lain hukum-hukum yang mengatur kegiatan mereka.

PADA waktu Yehuwa menciptakan pasangan manusia yang pertama, mereka menikmati kebebasan yang jauh melebihi kebebasan apapun yang dimiliki umat manusia dewasa ini. Rumah mereka suatu firdaus. Penyakit tidak merusak kenikmatan hidup mereka. Kematian tidak menantikan mereka. Tetapi respek terhadap hukum-hukum Allah merupakan suatu faktor penting agar mereka dapat terus menikmati kebebasan tersebut.

2 Beberapa dari hukum-hukum itu mungkin tidak dinyatakan dengan kata-kata, tetapi Adam dan Hawa diciptakan sedemikian rupa sehingga secara alamiah mereka akan mentaati hukum-hukum tersebut. Maka nafsu makan menandakan kebutuhan untuk makan; rasa haus, kebutuhan untuk minum. Terbenamnya matahari mendorong mereka untuk beristirahat dan tidur. Yehuwa juga berbicara kepada mereka dan memberikan tugas untuk dikerjakan. Sebenarnya tugas itu suatu hukum, karena hal itu juga mengatur haluan tindakan mereka. Namun hukum itu justru membantu dan bermanfaat! Mereka mendapat pekerjaan yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan mereka untuk menggunakan kecakapan mereka sepenuhnya dengan cara-cara yang bermanfaat. Mereka harus melahirkan anak-anak, berkuasa atas kehidupan binatang di bumi dan sedikit demi sedikit meluaskan batas-batas firdaus sampai meliputi bola bumi ini. (Kej. 1:28; 2:15) Allah tidak membebani mereka dengan perincian yang tidak perlu. Mereka diberi cukup kelonggaran untuk membuat keputusan. Apa lagi yang masih kurang?

3. Bagaimana Adam dapat dibantu dalam menggunakan kebebasan untuk membuat keputusan dengan bijaksana?

3 Tentu, ketika Adam diberi hak kehormatan untuk membuat keputusan, ini tidak berarti bahwa setiap keputusan yang mungkin ia buat, apapun itu, akan menghasilkan kebaikan. Kebebasan untuk membuat keputusan berarti tanggung jawab. Ia dapat belajar dengan mendengarkan kepada Bapa surgawinya dan memperhatikan hasil karyaNya, dan Allah memberi Adam kecerdasan yang memungkinkan dia untuk menerapkan apa yang ia pelajari. Karena Adam diciptakan ”menurut gambar Allah,” kecenderungannya yang wajar adalah untuk mencerminkan sifat-sifat ilahi pada waktu membuat keputusan. Ia pasti akan berhati-hati melakukan hal itu jika ia benar-benar menghargai apa yang telah Allah lakukan bagi dia dan jika ia ingin menyenangkan Allah.—Kej. 1:26, 27; bandingkan Yohanes 8:29.

4. (a) Apakah larangan yang diberikan kepada Adam menghilangkan kebebasan yang ada padanya? (b) Mengapa tuntutan tersebut pantas?

4 Untuk mengingatkan ketergantungan manusia kepada Pencipta dan Pemberi-Hidupnya, Yehuwa memberi perintah ini kepadanya: ”Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej. 2:16, 17) Apakah hukum itu menghilangkan kebebasan manusia? Tentu tidak. Adam bebas untuk taat atau tidak taat. Larangan itu tidak membebankan. Banyak makanan tersedia baginya tanpa menyentuh pohon yang satu itu. Namun, patut sekali jika ia mengakui bahwa bumi di mana ia hidup adalah milik Allah dan bahwa, sebagai Pencipta, Allah adalah Penguasa yang sah dari makhluk-makhlukNya.—Mzm. 24:1, 10.

5. (a) Bagaimana Adam dan Hawa kehilangan kebebasan yang mulia yang mereka miliki? (b) Apa yang menggantikannya, dan bagaimana kita dipengaruhi?

5 Tetapi apa yang terjadi? Digerakkan oleh ambisi yang mementingkan diri, seorang malaikat memperdayakan Hawa dengan berlaku sebagai pembimbing yang benar, meyakinkan Hawa akan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dari pada mentaati Bapanya, Adam bergabung dengan Hawa dalam pelanggaran. Dengan mengambil sesuatu yang bukan milik mereka, Adam dan Hawa kehilangan kebebasan yang mulia itu. Dosa mulai menguasai mereka dan, seperti telah diperingatkan Allah, kematian dengan pasti menantikan mereka. Akibatnya, warisan apa yang diteruskan kepada keturunan mereka? Dosa, yang nyata berupa kecenderungan sejak lahir untuk melakukan hal yang salah, berupa kelemahan yang membuat seseorang mudah kena penyakit dan akhirnya mengalami kemunduran disebabkan usia tua. Juga kematian. Kecenderungan yang diwarisi untuk melakukan apa yang salah, yang diperbesar oleh pengaruh Setan, telah menghasilkan suatu masyarakat di mana kehidupan setiap orang terancam. Betapa bertentangan dengan kebebasan yang diberikan Allah pada mulanya!—Rm. 5:12; Ayb. 14:1; Why. 12:9.

Di Mana Kebebasan Dapat Diperoleh

6. (a) Di mana kebebasan sejati dapat diperoleh? (b) Mengenai kebebasan apa Yesus berbicara di Yohanes 8:31, 32?

6 Mengingat situasi dewasa ini, tidak mengherankan jika orang-orang merindukan kebebasan yang lebih besar dari yang mereka sudah miliki. Namun di mana kebebasan sejati dapat diperoleh? Yesus Kristus mengatakan: ”Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yoh. 8:31, 32) Kebebasan ini bukanlah yang terbatas yang diharapkan bila menolak seorang penguasa politik atau bentuk pemerintahan karena menyukai yang lain. Sebaliknya, hal ini langsung kena pada inti persoalan manusia. Apa yang dibahas Yesus adalah kebebasan dari dosa, dari belenggu perbudakan dosa. (Lihat Yohanes 8:24, 34-36.) Jadi jika seseorang menjadi murid sejati dari Yesus Kristus, akan ada perubahan yang menyolok dalam kehidupannya, suatu kebebasan.

7. (a) Maka, dalam arti apa kita dapat bebas dari dosa sekarang? (b) Untuk mendapatkan kebebasan itu, apa yang harus kita lakukan?

7 Ini tidak berarti bahwa sekarang orang Kristen yang sejati tidak lagi merasakan akibat dari kecenderungan sejak lahir untuk melakukan hal-hal yang berdosa. Sebaliknya, justru itu menuntut perjuangan. (Rm. 7:21-25) Namun jika seseorang benar-benar hidup selaras dengan ajaran Yesus, ia tidak lagi menjadi budak yang hina dari dosa. Dosa tidak lagi berkuasa atasnya seperti raja yang memberi perintah yang harus ia taati. Ia tidak lagi dijerat dalam suatu cara hidup tanpa tujuan dan yang membuat hati nuraninya terganggu. Ia akan menikmati hati nurani yang bersih di hadapan Allah karena dosa-dosa yang telah lampau diampuni atas dasar imannya akan korban Kristus. Kecenderungan berbuat dosa mungkin akan mendesak, tetapi jika ia menolak mengikutinya karena ia mengingat ajaran yang bersih dari Kristus, ia akan memperlihatkan bahwa dosa tidak berkuasa atasnya.—Rm. 6:12-17.

8. (a) Kebebasan apa lebih jauh diberikan oleh Kekristenan sejati kepada kita? (b) Bagaimana seharusnya hal ini mempengaruhi sikap kita terhadap penguasa-penguasa duniawi?

8 Sebagai orang Kristen kita menikmati kebebasan besar. Kita telah dibebaskan dari pengaruh ajaran palsu, dari perbudakan kepada takhyul dan dosa. Kebenaran yang mulia tentang keadaan orang mati dan kebangkitan telah membebaskan kita dari rasa takut yang tidak beralasan terhadap kematian yang kejam yang membuat orang-orang menindas hati nurani mereka. Pengetahuan bahwa pemerintahan manusia yang tidak sempurna akan diganti oleh Kerajaan Allah yang adil-benar membebaskan kita dari rasa putus asa. Tetapi kebebasan itu tidak membenarkan pelanggaran hukum atau sikap tidak respek terhadap pejabat pemerintahan dengan dalih bahwa tidak lama lagi susunan yang tua ini akan lenyap.—1 Ptr. 2:16, 17; Tit. 3:1, 2.

9. (a) Bagaimana Yehuwa dengan penuh kasih membantu kita untuk menikmati kebebasan terbesar yang kini dapat diperoleh umat manusia? (b) Dalam membuat keputusan-keputusan, bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita mengerti dengan jelas apa akibat dari penyalahgunaan kebebasan oleh Adam?

9 Yehuwa tidak membiarkan kita memikirkan sendiri melalui percobaan dan kesalahan apa cara hidup yang terbaik. Ia tahu bagaimana kita diciptakan, apa yang akan menghasilkan kepuasan sejati dan harga diri yang tinggi, dan apa yang menghasilkan manfaat yang paling kekal. Ia juga mengetahui rencana waktuNya sendiri untuk melaksanakan maksud-tujuanNya dan, karena itu, juga kegiatan yang paling berguna untuk kita lakukan. Ia juga mengetahui pikiran dan tingkah laku yang dapat merendahkan seseorang atau merusak hubungannya dengan orang lain, bahkan menghalangi dia mendapatkan berkat dari Kerajaan Allah. Dengan penuh kasih Ia memberitahu kita tentang hal-hal ini melalui Alkitab dan organisasiNya yang kelihatan. (Gal. 5:19-23; Mrk. 13:10; Bandingkan 1 Timotius 1:12, 13.) Maka bergantung pada kita, dengan menggunakan kebebasan memilih yang Allah berikan kepada kita, untuk memutuskan bagaimana kita akan menyambutnya. Jika kita telah menanamkan dalam hati apa yang Alkitab katakan kepada kita tentang bagaimana Adam kehilangan kebebasan yang diberikan kepada umat manusia pada mulanya, kita akan membuat keputusan yang bijaksana. Kita akan memperlihatkan bahwa hubungan yang baik dengan Yehuwa adalah perhatian kita yang utama dalam kehidupan.

Mendambakan Jenis Kebebasan Lain

10. Kebebasan macam apa dicari oleh beberapa orang yang mengaku Kristen?

10 Kadang-kadang, ada anak-anak muda yang dibesarkan sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, maupun yang lain-lain yang tidak begitu muda, merasa bahwa mereka menginginkan jenis kebebasan yang lain. Dunia ini mungkin nampaknya sangat menarik, dan makin mereka memikirkan tentang hal itu makin kuat keinginan mereka untuk melakukan hal-hal yang dilakukan orang-orang duniawi. Mereka mungkin tidak bermaksud untuk mabuk oleh obat-obat bius, minum minuman keras terlalu banyak atau melakukan percabulan. Tetapi mereka mulai menggunakan waktu setelah jam sekolah atau jam kerja untuk bergaul dengan teman duniawi. Lalu, tentu mereka ingin agar diterima oleh teman baru mereka, maka mereka mulai meniru kata-kata dan tingkah laku orang tersebut.—3 Yoh. 11.

11. Dari mana godaan untuk melakukan hal ini kadang-kadang datang?

11 Kadang-kadang godaan untuk memuaskan keinginan dalam tingkah laku duniawi datang dari orang lain yang mengaku melayani Yehuwa. Itulah yang terjadi di Eden ketika Setan merayu Hawa, dan kemudian ketika Hawa mendesak Adam untuk bergabung dengannya. Hal ini juga terjadi di antara orang Kristen yang mula-mula, demikian pula pada jaman kita. Orang-orang semacam itu sering menyukai rangsangan dan terlalu mendambakan hal-hal yang mendatangkan kesenangan yang besar. Mereka mendesak orang lain untuk ”menikmati sedikit kesenangan.” Mereka ’menjanjikan kemerdekaan, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan.’—2 Ptr. 2:18, 19.

12. (a) Apa akibat-akibat yang menyedihkan dari tingkah laku duniawi? (b) Jika mereka yang terlibat mengetahui akibatnya, mengapa mereka terus melakukan perkara-perkara demikian?

12 Buah-buahnya tidak menyenangkan. Seks gelap mengakibatkan goncangan emosi. Hal itu juga dapat mengakibatkan penyakit, kehamilan yang tidak diinginkan dan kemungkinan retaknya perkawinan. (Ams. 6:32-35; 1 Kor. 6:18; 1 Tes. 4:3-8) Penyalahgunaan obat bius dapat mengakibatkan lekas marah, ucapan-ucapan yang tidak jelas, penglihatan yang kabur, rasa pusing, sulit bernapas, halusinasi dan kematian. (Bandingkan Amsal 23:29-35.) Ini dapat mengakibatkan kecanduan, dan dapat menjurus kepada kejahatan demi untuk menunjang kebiasaan tersebut. Orang yang terlibat dalam tingkah laku demikian biasanya tahu apa akibatnya. Namun keinginan mereka untuk kesenangan dan memuaskan hawa nafsu membuat mereka menutup pikiran terhadap akibat-akibatnya. Mereka mengatakan pada diri sendiri bahwa itulah kebebasan, tetapi kemudian ternyata, namun sudah terlambat, mereka menjadi budak dari dosa, dan betapa kejamnya dosa itu! Dengan memikirkan soal itu sekarang kita dibantu agar dilindungi terhadap pengalaman sedemikian.—Gal. 6:7, 8.

Di Mana Problem Itu Mulai

13. (a) Bagaimana keinginan-keinginan yang menjurus kepada problem-problem ini sering dibangkitkan? (b) Untuk mengerti apa ”pergaulan yang buruk” itu, pandangan siapa kita butuhkan? (c) Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada akhir paragraf ini, tekankan pandangan Yehuwa. Komentari pertanyaan satu demi satu.

13 Pikirkan sejenak di mana problem itu sering mulai. Alkitab menjelaskan: ”Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yak. 1:14, 15) Tetapi bagaimana keinginan itu dibangkitkan? Melalui apa yang masuk ke dalam pikiran, dan sering karena pergaulan dengan orang yang tidak menerapkan prinsip Alkitab. Tentu, kita semua tahu perlunya menghindari ”pergaulan yang buruk.” Namun, Pergaulan manakah yang buruk? Bagaimana Yehuwa memandang soal itu? Dengan memikirkan pertanyaan dan ayat-ayat berikut ini seharusnya kita sampai pada kesimpulan yang benar.

Karena orang-orang tertentu nampaknya terhormat, apakah itu berarti bahwa mereka teman bergaul yang baik? (Bandingkan Kejadian 34:1, 2, 18, 19.)

Apakah percakapan mereka, mungkin senda gurau, memperlihatkan pantas tidaknya kita bergaul erat dengan mereka? (Ef. 5:3, 4)

Apakah ada alasan untuk perhatian jika kebetulan mereka tidak percaya apa yang kita percayai tentang maksud-tujuan Allah? (Bandingkan 1 Korintus 15:12, 32, 33.)

Bagaimana perasaan Yehuwa jika kita senang bergaul dengan orang yang tidak mengasihi Dia? (Bandingkan 2 Tawarikh 19:1, 2.)

Meskipun kita mungkin bekerja dengan orang yang tidak beriman atau sekolah bersama mereka, bagaimana dapat diperlihatkan bahwa kita tidak memilih mereka sebagai teman bergaul? (1 Ptr. 4:3, 4)

Menonton televisi dan membaca buku, majalah dan surat kabar juga termasuk cara bergaul dengan orang lain. Terhadap jenis bahan apa dari sumber-sumber ini kita teristimewa perlu waspada di jaman sekarang? (Ams. 3:31; Yes. 8:19; Ef. 4:17-19)

Pilihan teman bergaul kita memperlihatkan apa kepada Yehuwa mengenai pribadi kita? (Mzm. 26:1, 4, 5; 97:10)

14. Kebebasan yang mulia apa terletak di hadapan mereka yang dengan setia menerapkan nasihat Firman Allah sekarang?

14 Susunan Baru Allah sudah begitu dekat. Melalui KerajaanNya umat manusia akan dibebaskan dari pengaruh perbudakan Setan beserta seluruh susunan perkaranya yang jahat. Sedikit demi sedikit semua akibat dosa akan disingkirkan dari umat manusia. Hidup kekal dalam Firdaus akan terbentang di hadapan mereka. Kebebasan yang selaras sepenuhnya dengan ”Roh [Yehuwa]” pada akhirnya akan dinikmati oleh semua makhluk. (2 Kor. 3:17) Apakah sesuai dengan akal sehat jika kita mau kehilangan semuanya itu karena menganggap remeh nasihat Firman Allah sekarang? Melalui cara kita menggunakan kebebasan Kristen kita sekarang, semoga kita semua memperlihatkan dengan jelas bahwa apa yang sebenarnya kita inginkan adalah ”kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.”—Rm. 8:21.

Pembahasan Ulangan

● Kebebasan macam apa dinikmati pasangan manusia yang pertama? Bagaimana hal itu dibandingkan dengan apa yang dialami umat manusia sekarang?

● Bertentangan dengan dunia, kebebasan apa dimiliki orang-orang Kristen sejati? Bagaimana hal itu dimungkinkan?

● Apa akibat yang menimpa orang-orang yang mencari jenis kebebasan yang dimiliki dunia?

● Mengapa begitu penting untuk menghindari ”pergaulan yang buruk”? Tidak seperti Adam, keputusan siapa mengenai apa yang jahat akan kita terima?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan